Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN

“Implementasi Dan Masalah Pembiayaan Di Puskesmas Kamonji”

KELOMPOK 5:

BELLA NOFRIYANTI (P 101 18 045)

DEWI SALSYAH (P 101 18 051)

FUJI ANANDA JAMAL (P 101 18 087 )

MUKRIMIN (P 101 18 069)

PUTU FEBRIYANTI (P 101 18 273 )

VIVI ANDRA SARI (P 101 18 153)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga, makalah yang bertemakan Manusia “Kesehatan
Reproduksi” ini dapat diselesaikan dengan baik. Selanjutnya penulis sampaikan shalawat
serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, pada keluarganya,
sahabatnya, dan kita sebagai umatnya.
Makalah ini secara khusus mendeskripsikan tentang definisi pembiayaan kesehatan,
macam – macam pembiayaan kesehatan, definisi penganggaran kesehatan, implementasi
serta pembiayaan dan penganggran puskesmas Kamonji, sumber pembiayaan kesehatan di
puskesmas , masalah pembiayaan dan penganggaran kesehatan di puskesmas, serta solusi
permasalahan pembiayaan dan penganggaran kesehatan di puskesmas kamonji.

Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Pembiayaan dan Penganggaran
kesehatan sebagai pengetahuan untuk kita semua dan sebagai langkah untuk mengetahui dan
mempelajari tentang implementasi serta pembiayaan dan penganggaran kesehatan.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah pembiayaan dan
penganggran kesehatan yang telah banyak memberikan petunjuk dalam pembuatan makalah
ini, Selanjutnya kepada orang tua dan teman-teman yang telah memberikan dukungan materil
maupun moril.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam mencari ilmu dan untuk para
pembaca semua dalam menambah pengetahuan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.

29, Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1
C. TUJUAN...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. DEFINISI PEMBIAYAAN KESEHATAN...............................................................................3
B. MACAM- MACAM PEMBIAYAN KESEHATAN..............................................................................5
C. SYARAT POKOK DAN FUNGSI PEMBIAYAAN KESEHATAN........................................5
1. Syarat Pokok pembiayaan kesehatan.....................................................................................5
2. Fungsi Pembiayaan Kesehatan...............................................................................................7
D. DEFINISI PENGANGGARAN KESEHATAN....................................................................................8
E. IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN DAN PENGANGGRAN KESEHATAN DI
PUSKESMAS KAMONJI.................................................................................................................9
F. SUMBER PEMBIAYAAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KAMONJI................................................11
G. MASALAH PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KAMONJI........13
H. SOLUSI UNTUK PERMASALAHAN PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN DI PUSKESMAS
KAMONJI..........................................................................................................................................14
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................16
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................16
B. SARAN...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan investasi untukmendukung pembangunan ekonomi serta


memiliki peran penting dalam penanggulangan kemiskinan. Pembenagunan kesehatan harus
dipandang sebagai suatau investasi untukmeningkatkan sumberdaya manusia. Dalam
pengukuran indeks pembangunan manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen
utama selain pendidikan dan pendapatan dalamundang-undang no.23 tahun 1992 tentang
kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kesehatan adalah unsur vital yang merupakan elemen konstitutif dalamproses


kehidupan seseorang. Tanpaadanya kesehatan, yang baikmaka tidak akan ada masyarakat
yang produktif. Dalamkehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan merupakan suatu
halyang bernilai sangat insentif. Nilaiinfestasinya terletak pada tersedianya sumberdaya yang
senantiasa “siap pakai” dan terhindar dari ancaman penyakit.

Di Indonesia tidak bisa di pungkiri bahwa tern pembangunan kesehatan bergulir


mengitu pola rezim penguasa. Ketika pemerintah negeri ini hanya memandang sebelah mata
pada pembangunan kesehatan maka kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat akan
menjadi sangat memprihatinkan.

Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah sub sistem pembiayaan kesehatan.
Jka ditinjau dari definisi sehat sebagaimana yang dimaksud oleh WHO, maka pembiayaan
pembangunan perumahan dan pembiayaan pengadaan pangan, yang karena juga memiliki
dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula dipertimbangkan. Pada akhir ini,
dengan mamin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin langkahnya sumber dana yang
tersedia,makaperhatian terhadap sub sistem pembiayaan kesehatan makin meningkat.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan pembiayaan kesehatan?
2) Apa saja macam-macam pembiayaan kesehatan?
3) Apa saja syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan?
4) Apa yang dimaksud dengan penganggaran kesehatan?

1
5) Bagaimana implementasi pembiayaan dan penganggaran kesehatan di puskesmas
kamonji?
6) Dari mana saja sumber pembiayaan kesehatan di puskesmas kamonji?
7) Apa saja masalah pembiayaan dan penganggaran kesehatan di puskesmas kamonji?
8) Bagaimana solusi permasalahan pembiayaan dan penganggaran kesehatan di
puskesmas kamonji?

C. TUJUAN
1) Untuk dapat mengetahui definisi dari pembiayaan kesehatan
2) Untuk dapat mengetahui macam-macam pembiayaan kesehatan
3) Untuk mengetahui syarat dan fungsi pembiayaan kesehatan
4) Untuk dapat mengetahui definisi dari penganggaran kesehatan
5) Untuk mengetahui implementasi pembiayaan dan penganggaran kesehatan
dipuskesmas kamonji
6) Untuk mengetahui sumber pembiayaan kesehatan di puskesmas kamonji
7) Untuk mengetahui apa saja masalah pembiayaan dan penganggaran kesehatan di
puskesmas kamonji
8) Untuk dapat mengetahui solusi permasalahan pembiayaan dan penganggaran
kesehatan di puskesmas kamonji

2
BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI PEMBIAYAAN KESEHATAN


Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan
oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Azrul A, 1996).
Sub system pembiayaan kesehatan Adalah tatanan yang menghimpun berbagai
upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan sumber daya keuangan secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya kesehatan setinggi-
tingginya.
Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari
ekonomi kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah
besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Dari batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan
dapat ditinjau dari dua sudut yakni :
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan
(health provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak
bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama
pemerintah dan atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan
menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai Jasa Pelayanan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan
(health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya
kesehatan di sini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam
batas-batas tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam rangka
terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
membutuhkannya.

3
Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa
pengertian biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan kesehatan
(health provider) dengan pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer).
Bagi penyedia pelayanan kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih
menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya
kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, pengertian biaya
kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya perbedaan pengertian
yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana yang dihitung
sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai jasa pelayanan dengan
penyedia pelayanan kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih
menunjuk padaa seluruh biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya
operasional (operational cost) yang harus disediakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan. Sedangkan besarnnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih
menunjuk pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat
memanfaatka suatu upaya kesehatan.
Secara umum disebutkan apabila total dana yang dikeluarkan oleh seluruh
pemakai jasa pelayanan, dan arena itu merupakan pemasukan bagi penyedia
pelayan kesehatan (income) adalah lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh
penyedia pelayanan kesehatan (expenses), maka berarti penyelenggaraan upaya
kesehatan tersebut mengalami keuntungan (profit). Tetapi apabila sebaliknya,
maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut mengalami kerugian (loss).
Perhitungan total biaya kesehatan satu negara sangat tergantung dari besarnya
dana yang dikeluarkan oleh kedua belah pihakk tersebut. Hanya saja, karena pada
umumnya pihak penyedia pelayanan kesehatan terutama yang diselenggrakan oleh
ihak swasta tidak ingin mengalami kerugian, dan karena itu setiap pengeluaran
telah diperhitungkan terhadap jasa pelayanan yang akan diselenggarakan, maka
perhitungan total biaya kesehatan akhirnya lebih banyak didasarkan pada jumlah
dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan kesehatan saja.
Di samping itu, karena di setiap negara selalu ditemukan peranan pemerintah,
maka dalam memperhitungkan jumlah dana yang beredar di sektor pemerintah.
Tetapi karena pada upaya kesehatan pemerintah selalu ditemukan adanya subsidi,
maka cara perhitungan yang dipergunakan tidaklah sama. Total biaya kesehatan
dari sektor pemerintah tidak dihitung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh

4
para pemakai jasa, dan karena itu merupakan pendapatan (income) pemerintah,
melainkan dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah (expenses) untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Dari uraian ini menjadi jelaslah untuk dapat menghitung besarnya total biaya
kesehatan yang berlaku di suatu negara, ada dua pedoman yang dipakai. Pertama,
besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan untuk sektor
swasta. Kedua, besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan
kesehatan untuk sektor pemerintah. Total biaya kesehatan adalah hasil dari
penjumlahan dari kedua pengeluaran tersebut..

B. MACAM- MACAM PEMBIAYAN KESEHATAN


Biaya kesehatan banyak ragamnya, tergantung pada kompleksitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Secara umum
biaya kesehatan dibedakan atas dua macam:

1. Biaya pelayanan kedokteran


Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan dan
atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan utamanya untuk
mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan
atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat, yakn dengan tujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

C. SYARAT POKOK DAN FUNGSI PEMBIAYAAN KESEHATAN


1. Syarat Pokok pembiayaan kesehatan
Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni:
a. Jumlah
Tersedianya dana dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat membiayai
penyelenggaraan seluruh upaya kesehatan yang dibutuhkan serta tidak
menyulitkan masyarakat yang memanfaatkannya.
b. Penyebaran
Mobilisasi dana kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan.
c. Pemanfaatan

5
Alokasi dana pelayanan disesuaikan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan.

Upaya yang dilakukan untuk rnengatur penyebaran dan pemanfaatan dana


banyak macamnya, yang umumnya berkisar pada:

1) Peningkatan efektivitas
Peningkatan efektivitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau
alokasi penggunaari sumber dana. Berdasarkan pengalarnan yang dimiliki,
maka alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang
menghasilkan dampak vang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya
pencegahan, bukan pengobatan penvakit.
2) Peningkatan efisiensi
Peningkatan efisiensi dikaitkan dengan memperkenalkan berbagai
mekanisme pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud
antara lain:
a. Standar minimal pelayanan
Dengan disusunnya standar minimal pelayanan (minimum stein
clard) akan dapat dihindari pemborosan. Pada dasarnya ada dua
macam standar minimal yang sering dipergunakan yakni:
1) Standar minimal sarana
Contoh standar minimal sarana ialah standar minimal
rumah sakit dan standar minimal laboratorium.
2) Standar minimal tindakan
Contoh standar minimal tindakan ialah tata cara
pengobatan dan perawatan penderita, dan daftar obat-obat
esensial.Dengan adanya standard minimal pelayanan ini,
bukan saja pemborosan dapat dihindari dan dengan
demikian akan dapat ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga
sekaligus dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam
menilai mutu pelayanan.
Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah
memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana
pelayanan kesehatan. Sebagaimana telah disebutkan, ada dua
benttjk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:

6
a. Kerjasama institusi
Misalnya sepakat secara bersama-sama membeli peralatan
kedokteran yang mahal (cost sharing) dan jarang dipergunakan.
Dengan pembelian dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan
dana yang tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan Peralatan
yang rendah (under utilization). Dengan demikian. Efisiensi juga
akan meningkat.
b. Kerjasama sistem
Bentuk kerjasama sistem Yang Paling Populer ialah
sistem rujukan, Yakni adanya hubungan kerja sama timbal
balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan
lainnya. 
2. Fungsi Pembiayaan Kesehatan
Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain :
a. Penggalian dana
1) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
Sumber dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah
baik pusat maupun daerah, melalui pajak umum, pajak khusus,
bantuan dan pinjaman serta berbagai sumber lainnya.
Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat
adalah swasta serta masyarakat. Sumber dari swasta dihimpun
dengan menerapkan prinsip public-private patnership yang
didukung dengan pemberian insentif, misalnya keringanan
pajak untuk setiap dana yang disumbangkan. Sumber dana dari
masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri
guna membiayai upaya kesehatan masyarakat, misalnya dalam
bentuk dana sehat atau dilakukan secara pasif yakni
menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran
dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat, contohnya
dana sosial keagamaan.
2) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
berasal dari masing-masing individu dalam satu kesatuan
keluarga. Bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber

7
dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib.

b. Pengalokasian dana
1)  Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal
dari pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja baik pusat maupun
daerah sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total
anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.
2)  Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari
masyarakat untuk UKM dilaksanakan berdasarkan asas gotong
royong sesuai dengan kemampuan. Sedangkan untuk UKP
dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.

D. DEFINISI PENGANGGARAN KESEHATAN


Penganggaran Kesehatan adalah suatu rencana yang disusun secara sistematik
yang meliputi seluruh kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit moneter dan
berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Anggaran juga dimaksudkan
sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran adalah suatu
pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen
didalam perencanaan koordinasi dan pengawasan. (Winarno, 2013)

Anggaran dapat diinterprestasikan sebagai paket pernyataan perkiraan


penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa
periode mendatang. Anggaran ini merupakan cerminan dari apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah, termasuk didalamnya adalah kebijakan. Karena didalam anggaran
terdiri dari pos penerimaan dan pengeluaran yang berpengaruh terhadap masyarakat.
(Trisugiarto, 2016)
Dalam pengelolaan perusahaan, terlebih dahulu manajemen menetapkan
tujuan dan sasaran, dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat

8
dari rencana kerja tersebut, kemudian disusun dan dievaluasi melalui proses
penyusunan anggaran. (Widodo, 2012)
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat
membantu mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan
merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih
baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan diantara diantara para manajer dan
bawahannya. (Widodo, 2012)
Menurut Mulyadi, anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu
tahun untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan
anggaran, manajemen mengarahkan jalannya kondisi perusahaan. Tanpa anggaran,
dalam jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah, dengan pengorbanan
sumber daya yang tidak terkendali.
Munandar, mengungkapkan pengertian anggaran adalah sebagai berikut :
“Suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka
waktu (periode) tertentu yang akan datang.” (Widodo, 2012)

E. IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN DAN PENGANGGRAN KESEHATAN DI


PUSKESMAS KAMONJI
Puskesmas Kamonji melakukan 2 implementasi / perencanaan :
1. RUK (Rencana Usulan Kegiatan)
Rencana Usulan Kegiatan yang meliputi Usulan Kegiatan Wajib dan Usulan
Kegiatan Pengembangan. Rencana Usulan Kegiatan yang disusun merupakan
Rencana Usulan Kegiatan tahun mendatang (H+1). Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan tersebut disusun pada bulan Januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil
kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1).
Rencana Usulan Kegiatan yang telah disusun dibahas di Dinas Kesehatan
kabupaten/kota, diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui Dinas
Kesehatan kabupaten/kota. Selanjutnya Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas yang
terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD
untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis. Setelah mendapat
persetujuan dari DPRD, selanjutnya diserahkan ke puskesmas melalui Dinas
Kesehatan kabupaten/kota.

9
Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan, dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk mempertahankan kegiatan
yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang
masih bermasalah.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di
wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yaitu analisa masalah dan penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan.

1) Analisa Masalah
Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok Tim
Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas dan Konsil Kesehatan Kecamatan/
Badan Penyantun Puskesmas melalui tahapan :
a) Identifikasi masalah
b) Menetapkan urutan prioritas masalah
c) Merumuskan masalah
d) Mencari akar penyebab masalah
e) Menetapkan cara-cara pemecahan masalah

2) Penyusunan Rencana
a) Usulan Kegiatan Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya
kesehatan penunjang, yang meliputi Kegiatan tahun yang akan datang
(meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional dan program
hasil analisis (masalah)
b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang
ada pada tahun sekarang
c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang
dibutuhkan ke dalam format Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas
Rencana Usulan Kegiatan disusun dalam bentuk matriks dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan
global, nasional, maupun daerah sesuai dengan masalah yang ada

10
sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di
puskesmas.
2. RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan)
Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui tersebut (dari Rencana Usulan
Kegiatan), puskesmas menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
1) Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik untuk
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, upaya
kesehatan penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan secara
bersama, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas
penyelenggaraan puskesmas yaitu keterpaduan. Langkah-langkah
penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan adalah sebagai berikut :
a) Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.
b) Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana
Usulan Kegiatan yang diusulkan dan situasi pada saat penyusunan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
c) Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan
dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan.
d) Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahas kesepakatan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
e) Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah disusun dalam
bentuk matriks (Depkes RI, 2006).

F. SUMBER PEMBIAYAAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KAMONJI


1. Dana BOK
BOK adalah Bantuan Biaya Operasional Kesehatan non gaji untuk Puskesmas
dan jaringannya serta UKBM dalam menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Promotif dan Preventif KIA-KB, Gizi, Imunisasi, Kesehatan Lingkungan, Promosi
Kesehatan, dan Pengendalian Penyakit untuk mempercepat pencapaian tujuan MDGs.
Tujuan BOK yaitu meningkatnya kinerja Puskesmas dan jaringannya, serta
UKBM untuk memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif dalam upaya
pencapaian target SPM Kabupaten/Kota guna percepatan pencapaian MDG’s tahun
2015.

11
Dana BOK yang ada di puskesmas kamonji yaitu 834.000.000, yang
digunakan untuk promotif dan preventif yang didalamnya terdapat KIA-KB,
Imunisasi, Gizi, Promkes, Kesling, dan Pengendalian penyakit.
2. Dana BPJS
BPJS Kesehatan merupakan penyelenggara program jaminan sosial di bidang
kesehatan yang merupakan salah satu dari lima program dalam Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN), yaitu Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari
Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek )
merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai
beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai
beroperasi sejak 1 Juli 2014.
“BPJS Kesehatan melakukan pembayaran Dana Kapitasi kepada FKTP milik
Pemerintah Daerah, didasarkan pada jumlah peserta BPJS yang terdaftar di
Puskesmas . Dana Kapitasi ini dibayarkan langsung oleh BPJS Kesehatan kepada
Bendaharawan Dana Kapitasi JKN pada Puskesmas. Perpres ini mengatur agar jasa
dokter dan tenaga kesehatan lain serta dukungan operasional pelayanan dapat
langsung digunakan di Puskesmas Non Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Ini
sesuai dengan Perintah Presiden SBY yang menginginkan adanya insentif bagi tenaga
kesehatan dapat disalurkan tepat alamat, tepat jumlah dan tepat waktu di era BPJS
Kesehatan. Dengan demikian mutu layanan kepada masyarakat dapat lebih meningkat
lagi ” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris saat meresmikan Launching
Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik Pemerintah
Daerah di Puskesmas Sukajadi Banyuasin-Palembang (09/05) besama Menteri
Kesehatan RI.
3. Dana Dari Swasta
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan
agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan
maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-
alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya
oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut. Contohnya CSR atau Corporate

12
Social Reponsibility) dan pengeluaran rumah tangga baik yang dibayarkan tunai atau
melalui sistem asuransi.
4. DAK (Dana Alokasi Khusus)
Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana perimbangan
dan bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu de
ngan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
a) Anggaran tersebut digunakan rata-rata digunakan untuk pengadaan infrastruktur
kesehatan, danobat dan perbekalan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
obat dan perbekalan kesehatan pada pelayanan kesehatan primer. Pengadaan
infrastruktur kesehatan, meliputi:
 Pembangunan Puskesmas;

- Pembangunan Puskesmas Perawatan;

- Pembangunan Pos Kesehatan Desa;

- Pengadaan Puskesmas Keliling Perairan;

- Pengadaan Kendaraan roda dua untuk Bidan Desa.

b) Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, dapat dimanfaatkan untuk peningkatan


fasilitas ruma sakit provinsi, kabupaten/kota, antara lain:
a. peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS
b. pemenuhan peralatan unit transfusi darah RS dan bank darah RS
c. peningkatan fasilitas instalasi gawat darurat RS
d. peningkatan sarana prasarana dan pengadaan peralatan kesehatan untuk
program pelayanan obstetric neonatal emergency komprehensif (PONEK)
di RS

e. pengadaan peralatan pemerksaan kultur M.tuberculosis di BLK provinsi.

c) Untuk kabupaten/kota, alokasi DAK 2010 ditujukan 2 (dua) kegiatan, yaitu:


pemenuhan pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Pelayanan dasar berupa
pemenuhan kesehatan dasar dan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan. Untuk

13
pemenuhan kesehatan dasar, DAK diberikan kepada 405 kabupaten/kota dengan
total anggaran sebesar Rp1,22 triliun, sementara untuk obat dan perbekalan
kesehatan diberikan kepada 378 kabupaten/kota dengan total anggaran sebesar Rp
1 triliun.

G. MASALAH PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN DI


PUSKESMAS KAMONJI
1. Dana yang terlambat di cairkan
Masalah yang dihadapi yaitu dana yang masuk terkadang terlambat karena
adanya keterlambatan pengumpulan dan pembuatan SPJ (surat pertanggung
jawaban) suatu program kegiatan dikumpul sehingga mempengaruhi dana yang
dibutuhkan untuk dicairkan.

H. SOLUSI UNTUK PERMASALAHAN PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN DI


PUSKESMAS KAMONJI
1. Ketika akan dilaksanakan suatu kegiatan atau program kerja diharapkan agar petugas
atau pelayanan kesehatan yang memiliki kewajiban tersebut untuk segera membuat SPJ
atau surat pertanggungjawaban agar dana yang dibutuhkan dapat segera dicairkan.

14
15
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sub sistem pembiayaan kesehatan Adalah tatanan yang menghimpun berbagai
upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan sumber daya keuangan secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya kesehatan setinggi-
tingginya.

Biaya kesehatan banyak ragamnya, tergantung pada kompleksitas pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Secara umum
biaya kesehatan dibedakan atas dua macam yaitu Biaya pelayanan kedokteran dan
Biaya pelayanan kesehatan masyarakat.

Syarat Pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan yaitu dimana Suatu biaya
kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yaitu Jumlah,
Penyebaran, Pemanfaatan. Sedangkan Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain yaitu
Penggalian dana, Pengalokasian danadan Pembelanjaan.
Penganggaran Kesehatan adalah suatu rencana yang disusun secara sistematik
yang meliputi seluruh kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit moneter dan
berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Anggaran juga dimaksudkan
sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran adalah suatu
pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen
didalam perencanaan koordinasi dan pengawasan. (Winarno, 2013)
Sumber Pembiayaan Kesehatan Di Puskesmas Kamonji yaitu Dana
BOK( biaya operasional kesehatan), Dana BPJS (badan penyelenggara jaminan
social), Dana Dari Swasta dan dana DAK (Dana Alokasi Khusus).
Masalah Pembiayaan Dan Penganggaran Kesehatan Di Puskesmas Kamonji
yaitu Dana yang terlambat karena pengumpulan SPJ (surat pertanggung jawaban)
suatu program kegiatan yang terlambat dikumpul sehingga dana yang dibutuhkan itu
juga terlambat untuk dicairkan dan masalah lainnya yaitu Dana BPJS dari DINKES
tidak menentu sehingga di puskesmas kamonji biasa terjadi permasalahan pembiayaan
pada pengguna JKN.

16
Beberapa Solusi untuk permasalahan pembiayaan dan penganggaran di
puskesmas Kamonji yaitu misalnya Ketika akan dilaksanakan suatu kegiatan atau
program kerja diharapkan agar petugas atau pelayanan kesehatan yang memiliki
kewajiban tersebut untuk segera membuat SPJ atau surat pertanggungjawaban agar
dana yang dibutuhkan dapat segera dicairkan. Dan solusi untuk permasalahan lainnya
yaitu Kepala puskesmas atau kepala bidang yang mengurusi masalah dana BPJS agar
menindaklanjuti perihal dana yang tidak menentu dari DINKES sehingga dana BPJS
dapat digunakan semestinya misalnya dengan membuat surat pernyataan ke dinkes
perihal dana yang tidak menentu diterima tersebut.
B. SARAN
Banyak hal kecil yang tidak diperhatikan oleh petugas kesehatan di puskesmas
seperti halnya pembiayaan dan penganggaran sehingga diharapkan agar petugas yang
berwenang lebih memperhatikan hal tersebut agar dapat menghindari masalah
pembiayaan kesehatan dipuskesmas tersebut. Pembuatan makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang kami peroleh, oleh karena itu kami
mengharapkan agar pembaca dapat memberikan saran dan kritikan yang sifat
membangun, guna mengoreksi bila terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anrul, Azwar.2010.Pengantar Administrasi Kesehatan.Tanggerang: Binarupa Aksara.


Supriyanto, Stefanus.2018.Sistem Pembiyaan Dan Ansurasi Kesehatan.Sidoarjo: Zifatama
Jawara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50932/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y128022020/14.35
https://www.google.com/amp/s/delfistefani.wordpress.com/2013/06/19/makalah-
pembiayaan-kesehatan/amp/29022020/11.00
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/07/pembiayaan-kesehatan.html?m=129022020/11.22

18

Anda mungkin juga menyukai