Gas merupakan suatu keadaan / suatu bahan yang dapat dinampakkan serta mampu
mengembang tanpa batas dan bebas bergerak sekehendaknya. Gas yang mengikuti Hukum Boyle
dan Hukum Charles, yakni gas ideal. Namun, didapatkan bahwa gas yang kita jumpai tidak
mengikuti hukum gas ideal yang disebut gas tidak ideal (nyata).
Gas tidak ideal memperlihatkan penyimpangan dari hukum gas ideal karena molekul-
molekulnya berinteraksi satu sama lain sehingga gaya tolak antar molekul membantu pemuatan
dan gaya tarik membantu pemampatan.
a. Molekul-molekul gas ideal dipandang sebagai titik massa yang tak bervolume. Jika kedalam
ruangan dimasukkan gas, maka seolah-olah partikel gas tidak membutuhkan ruangan. Itulah
sebabnya maka volume gas tidak ideal lebih besar daripada gas ideal. Jika penyimpanan volume
ini disebut b maka hubungan V gas tidak ideal dan V gas ideal :
b. Pada molekul gasideal tidak terdapat gaya sama sekali. Padahal kenyataannya untuk molekul-
molekul yang berada didekat dinding, masih bekerja pengabaian gaya yang besarnya berbanding
a
terbalik dengan kuadrat volume atau . Inilah yang mengakibatkan pengecilan tekanan gas
v2
tidak ideal dibandingkan gas ideal dalam reaksi :
a
Pid = P +
v2
Karena persamaan Van der Waals adalah persamaan gas ideal yang dimodifikasi dengan
memperhitungkan volume partikel serta atraksi antar molekul. Sehingga :
Pid V id = RT
a
(P+ ) ( V – b) = RT
v2
Atau
RT a
P= - 2
V (−b) V
Dimana :
P = tekanan absolut gas (atm)
V = volume spesifik gas (liter)
R = Konstanta gas (0,082 L atm/mol / 8,314 J/kmol)
T = suhu (K)
n = jumlah mol
ab = konstanta van der waals
V
Z=
V id
Untuk gas ideal Z = 1, untuk gas nyata Z = f (T P). Jika harga P dimasukkan maka:
RT a V
Z=( - 2)
V −b V RT
Pada persamaan Z sebagai fungsi volume, sedang lazimnya Z dinyatakan sebagai fungsi volume.
Untuk itu V harus dinyatakan dalam P. Seharusnya relasi yang digunakan harus relasi Van der
Waals, maka menggunakan relasi gas ideal untuk mengubah V dalam P yaitu :
P
V=
RT
1 a b 2 2 b 3 3
Z=1+ (b- )P + ( ) P+( ) P + ...
RT RT RT RT
Keadaan dimana PV pada gas nyata mendekati harga PV untuk gas ideal, ternyata sangat
terbatas, yaitu pada keadaan P mendekati nol. Keadaan ini disebut titik-titik Boyle. Kebanyakan
gas menyimpang sekali dari sifat ideal. Pada gas-gas poliatomik penyimpangannya bertambah
rumit, yaitu timbulnya penyimpangan negatif dan penyimpangan positif.
Sebenarnya kedua bentuk penyimpangan yang ditimbulkan oleh gas nyata, dalam hal ini
gas He dan H2 di satu pihak dan gas CO dan CH4 di lain pihak, merupakan satu pola kelakuan
yang ditunjukkan oleh semua gas nyata.
Gambar 1.6. memperlihatkan aluran nilai Z sebagai fungsi tekanan pada temperatur 0°C
untuk beberapa gas. Dari gambar terlihat bahwa untuk gas hidrogen, nilai Z ternyata lebih besar
daripada zat lain pada semua rentang tekanan. Pada rentang tekanan rendah nilai Z untuk gas
nitrogen, lebih kecil daripada satu, tetapi ternyata lebih besar daripada satu pada tekanan tinggi.
Untuk gas metana dan gas karbondioksida jauh lebih menyimpang lagi.
Dari Gambar 1.6. terlihat bahwa pada tekanan rendah nilai Z untuk sebagian besar gas
mendekati satu. Hal ini dapat juga dikatakan bahwa pada tekanan mendekati nol nilai Z untuk
semua gas nyata akan sama dengan nilai Z untuk gas ideal, secara matematik dinyatakan dengan
persamaan berikut :
PV
Z=( )P→0 = 1
RT
Pengaruh T terhadap Z
T < 1000 K maka Z < 1. Jika Z < 1 maka slope kurva negatif
Jika T naik maka Z juga akan naik
Pada suhu saat Z mencapai harga 1 dan seterusnya menjadi > 1
Saat mencapai suatu T tertentu maka Z = 1 maka T disebut dengan temperatur Boyle