Praktikum Patologi Anatomi PDF
Praktikum Patologi Anatomi PDF
PTERYGIUM
KERATITIS AKUT
KATARAK
Kekeruhan* pada lensa
Keratitis merupakan peradangan kornea. Radang kornea biasanya Nuclear Sclerotic Cataract
diklasifikasi dalam lapis kornea yang terkena, seperti keratitis superfisial dan
interstisial atau profunda. Keratitis disebabkan oleh virus, bakteri
(pneumococci, streptococci, atau staphylococci), jamur, dan protozoa.
Keratitis pada umumnya didahului: defisiensi vitamin A, reaksi
konjungtivitis menahun, trauma dan kerusakan epitel, lensa kontak dapat
mengakibatkan infeksi sekunder dan non infeksi keratitis, daya imunitas yang
berkurang, musim panas dan daerah yang lembab, pemakai kortikosteroid,
dan herpes genital.
Gejala keratitis sakit ringan sampai berat, silau, mata berair dan kotor, Artifactitious cleft memisahkan nukleus sklerotik padat dengan korteks yang
lesi di kornea disertai penglihatan berkurang. Pengobatan keratitis dapat mengalami degenerasi. Nukleus tampak homogen.
Cortical Cataract B. Menggunakan mikroskop elektron terlihat globulus morgagnian di
celah katarak kortikal
Katarak Morgagni
POLIP NASAL
• Dapat karena rinitis berulang (biasanya pada orang-orang yang memiliki
riwayat rhinitis alergi, sehingga memicu perbesaran mukosa)
• Panjang 3- 4 cm in length.
• Polip : mukosa edema, stroma longgar, sering ada kelenjar mukus
hiperplastik atau kista, infiltrasi sel radang (netrofil, eosinofil, sel plasma
dan terkadang limfosit).
• Mukosanya intak jika tidak ada infeksi bakteri, dapat ulserasi atau
terinfeksi.
• Dapat menyumbat jalan napas dan mengganggu drainase sinus.
Keterangan gambar :
A. Polip multipel diidentifikasi dalam rongga hidung dan di kedua sinus
maksilaris. Ada juga penebalan mukosa yang luas dari sinusitis kronis. , B. A, Polip nasal. Massa edema diselimuti mukosa. B, edema, disertai infiltrat
Endoskopi menunjukkan multiple(beberapa), mengkilap dalam rongga eosinofil
hidung.
Popip Sinonasal. Polip ini memiliki infiltrat sel-sel radang dan stroma
jaringan ikat longgar.
Edema stroma yang terdiri dari kapiler dan infiltrasi sel-sel inflamasi dengan
eosinofil yang menonjol/dominan.
Papilloma Schneiderian exophytic dengan atypia koilocytic, hiperkeratosis, A dan B, Inverted Schneiderian papilloma dengan sarang sel dalam di stroma.
dan parakeratosis.
Transformasi maligna dari inverted papilloma Schneiderian menunjukkan (A)
jumlah sel meningkat dan belum matur/matang, (B) Pleomorfisme nuklear
dan banyak mitosis atipikal.
atas pharynx (tengorokan), di belakang hidung. Pharynx merupakan sebuah
lembah yang berbentuk tabung dengan panjang 5 inchi dimulai dari belakang
hidung dan berakhir di atas trakea dan esofagus. Udara dan makanan
melawati pharynx. Karsinoma nasofaring paling sering bermula pada sel
skuamos yang melapisi nasofaring (National Cancer Institute, 2011).
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas karsinoma berasal dari
epitel nasofaring. Biasanya tumor ganas ini tumbuh dari fossa
rosenmuller dan dapat meluas ke hidung, tenggorok, serta dasar tengkorak
(Munir, 2010). Tumor yang tumbuh di fossa Rosenmuller juga dapat
menyebabkan gangguan pada saraf kranial jika meluas
Manifestasi Klinis
Sekitar 3 dari 4 pasien mengeluh benjolan atau massa di leher ketika
pertama kali datang ke dokter. Hal ini di sebabkan oleh karena kanker telah
menyebar ke kelenjar getah bening di leher, menyebabkan mereka menjadi
A dan B, berlapis-lapis epitel oncocytic berbentuk "trem-track". Silia banyak lebih besar dari normal (kelenjar getah bening yang seukuran kacang
di permukaan pertumbuhan papiler kompleks ini, menunjukkan pertumbuhan mengumpuli sel sistem imun di seluruh tubuh). Gejala karsinoma nasofaring
“endofit”. dapat dibagi atas 4 kelompok (Roezin, 2010, American Cancer Society, 2011,
Mansjoer, 2003, Herawati, 2002, dan Soetjipto, 1989) yaitu :
1. Gejala nasofaring: berupa epistaksis ringan atau sumbatan hidung, dan
KARSINOMA NASOFARING pilek.
2. Gejala telinga: gejala dini yang timbul karena tempat asal tumor dekat
dengan muara tuba eustachius ( fossa roodden muller). Gangguan dapat
Karsinoma nasofaring merupakan sebuah kanker yang bermula tumbuh pada
berupa tinitus, rasa tidak nyaman di telinga (otalgia) hingga nyeri dan
sel epitelial- batas permukaan badan internal dan external sel di daerah
infeksi telinga yang berulang.
nasofaring. Ada tiga tipe karsinoma nasofaring (American Cancer Society,
3. Gejala mata dan saraf: gangguan saraf otak dapat terjadi sebagai gejala
2011):
lanjut karsinoma ini. Penjalaran melalui foramen laserum akan mengenai
a. Karsinoma sel skuamos keratinisasi. saraf otak ke III, 1V,VI dan dapat pula ke V, sehingga tidak jarang
b. Karsinoma berdiferensiasi non-keratinisasi. diplopialah yang membawa pasien dahulu ke dokter mata. Neuralgia
c. Karsinoma tidak berdiferensiasi. merupakan gejala yang sering ditemukan oleh ahli saraf jika belum
Karsinoma nasofaring merupakan penyakit keganasan (kanker) sel terdapat keluhan lain yang berarti. Proses karsinoma yang lanjut dapat
yang terbentuk di jaringan nasofaring, yang merupakan bagian mengenai saraf ke IX, X, XI, dan XII manifestasi kerusakannya ialah:
N IX: gangguan pengecapan yang terjadi pada sepertiga belakang lidah
dan terjadi kesulitan menelan karena hemiparesis otot konstriktor
superior.
N X: hiper/hipo/anastesi pada mukosa palatum mole, faring dan laring
diikuti gangguan respirasi dan salivasi.
N XI: kelumpuhan dan atrofi pada otot-otot trapezius,
sternokleidomastoideus, serta hemiparesis palatum mole.
N XII: terjadi hemiparalisis dan atrofi pada sebelah lidah.
Jika penjalaran melewati foramen jugulare yang disebut sindrom
jackson, dan jika mengenai seluruh saraf otak disebut sindrom unilateral
serta dapat terjadi destruksi tulang tengkorak dengan prognosis yang
buruk.
4. Gejala atau metastasis di leher: dalam bentuk benjolan di leher yang
mendorong pasien untuk berobat, karena sebelumnya tidak ada keluhan
lain.
5. Gejala metastasis jauh: ke hati, paru, ginjal, limpa, tulang, dsb
RINITIS KRONIK
Karsinoma sel skuamosa lidah (SCC of Tongue)