Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “PENGKAJIAN SPMSQ DAN MMSE” tepat pada
waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
sakah satu tugas pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah, serta merupakan
bentuk tanggung jawab penulis pada tugas yang telah diberikan. Pada kesempatan
ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemukan
hambatan dan kesulitan. Namun, berkat bimbingan, arahan serta bantuan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih
sempurnanya makalah ini.
Penulis berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan
penyusunan makalah ini akan ditemukan sesuatu yang dapat memeberikan
manfaat bahkan hikmah bagi penulis maupun pembaca. Aamiin Yaa Rabbal
‘Alamiin.

Cilacap, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. SPMSQ................................................................................................. 3
B. MMSE .................................................................................................. 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai
kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi
kebutuhan dasar yang holistik, salah satunya dalam pemenuhan kebutuhan
keselamatan dan keamanan. Keperawatan gerontik secara holistik
menggabungkan aspek pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam
disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental,
sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia
ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan
pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik
dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa
aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian.
Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek
pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam
mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual
lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah
perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada
pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam
kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman,
nyaman, terutama dalam menghadapi kematian.Hal yang pertama perawat
lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia adalah
pengkajian. Menurut Potter & Perry, (2005), pengkajian keperawatan
adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data
tentang klien. Proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu
pengumpulan data dari sumber primer (kliaen) dan sumber skunder

1
(keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk
diagnosa keperawatan.
Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang
kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik
kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien.
Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan terutama
dengan masalah kesehatan utama yang dimiliki pasien, sehingga data yang
didapatkan relevan dengan asuhan keperawatan yang akan dijalankan pada
pasien tersebut. Penggunaan format pengkajian standarisasi dianjurkan,
karena dapat memberikan tanggung gugat minimal dari profesi
keperawatan. Penggunaan format pun memastikan pengkajian pada tingkat
yang komprehensif (Potter & Perry, 2005).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah “Bagaimana
pengkajian SPMSQ dan MMSE pada lansia ?”.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah "Mengetahui Bagaimana
pengkajian SPMSQ dan MMSE”
.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Short Portable Mental Status Quesioner ( SPMSQ)


Kuisioner menunjukan bahwa pendidikan dan suku
mempengaruhi kinerja pada kuestioner status mental dan ini harus
dengan sesuai dilakukan dalam mengevaluasi nilai yang dicapai
individu.
Pada pemeriksaan dengan cara SPMSQ ini pertanyaan yang
diberikan pada lansia meliputi :
1) Tanggal berapa hari ini ?
2) Apa nama tempat ini ?
3) Berapa umur anda ?
4) Kapan anda lahir ?
5) Dimana tempat anda lahir ?
6) Berapa saudara yang anda miliki ?
7) Hari apa sekarang ?
8) Kapan anda masuk tempat ini ?
9) Apa pekerjaan anda sebelumnya ?
10) Kurangi 1 dan 10 seterusnya ?
Interpretasi hasil dari pertanyaan diatas sebagai berikut :
Salah 0-3 : Fungsi Intelektual Utuh
Salah 4-5 : Kerusakan Intelektual Ringan
Salah 6-8 : Kerusakan Intelektual Sedang
Salah 9-10 : Kerusakan Intelektual Berat

B. Pemeriksaan Status Mental Mini ( MMSE)


1) Tujuan
MMSE dirancang sebagai media pemeriksaan status mental
singkat serta standarisasi yang memungkinkan untuk
membedakan antara gangguan organik dan fungsional pada pasien
psikiatri.Mini-mental state exam(MMSE) menguji aspek kognitif

3
dari fungsi mental: orientasi,regristrasi, perhatian dan kalkulasi,
mengingat kembali, dan bahasa. Nilai kemungkinan adalah 30,
dengan nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut. Pemeriksaan
memerlukan hanya beberapa menit untuk melengkapi dan dengan
mudah dinilai, tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk tujuan
dianostik, karena pemeriksaan mini mental mengukur beratnya
kerusakan kognitif dan mendemonstrasikan perubahan kognitif
pada waktu dan dengan tindakan, ini suatu alat yang berguna
untuk mengkaji kemajuan klien yang berhibungan dengan
intervensi. Alat pengukur status afektif digunakan untuk
membedakan jenis depresi serius yang mempengaruhi fungsi-
fungsi dari suasana hati rendah umum pada banyak orang.
Instrumen yang digunakan yaitu lembar wawancara.
2) Pelaksanaan MMSE
MMSE dapat dilaksanakan selama kurang lebih 5-10
menit. Tes ini dirancang agar dapat dilaksanakan dengan mudah
oleh semua profesi kesehatan atau tenaga terlatih manapun
yang telah menerima instruksi untuk penggunaannya.
3) Penggunaan Klinis
MMSE merupakan pemeriksaan status mental singkat dan
mudah diaplikasikan yang telah dibuktikan sebagai instrumen
yang dapat dipercaya serta valid untuk mendeteksi dan
mengikuti perkembangan gangguan kognitif yang berkaitan
dengan penyakit neurodegeneratif. Hasilnya, MMSE menjadi
suatu metode pemeriksaan status mental yang digunakan paling
banyak di dunia. Tes ini telah diterjemahkan ke beberapa bahasa
dan telah digunakan sebagai instrumen skrining kognitif primer
pada beberapa studi epidemiologi skala besar demensia. Tes ini
juga digunakan secara luas pada praktik klinis dan
kecermelangannya sebagai instrumen skrining kognitif telah
dibukt ikan dengan pencatuman bersama dengan Diagnostic

4
Interview Schedule (DIS), dalam studi National Institute of
Mental Health ECA dan oleh daftarnya yang menyebutkan MMSE
sebagai penilai fungsi kognitif yang direkomendasikan untuk
kriteria diagnosis penyakit Alzheimer dikembangkan oleh
konsorsium National Institute of Neurological and
Communication Disorders and Stroke and the Alzheimer’s
Disease and Related Disorders Association (McKhann dkk,
1984).
Data psikometri luas MMSE menunjukkkan bahwa tes ini
memiliki tes retest dan reliabilitas serta validitas sangat baik
berdasarkan diagnosis klinis independen demensia dan penyakit
Alzheimer. Karena performance pada MMSE dapat dibiaskan
oleh pengaruh status pendidikan rendah pada pasien yang sehat,
beberapa pemeriksa merekomendasikan untuk menggunakan
ambang skor berdasarkan umur dan status pendidikan untuk
mendeteksi demensia.
Kelemahan terbesar MMSE yang banyak disebutkan ialah
batasannya atau ketidakmampuannya untuk menilai beberapa
kemampuan kognitif yang terganggu di awal penyakit Alzheimer
atau gangguan demensia lain (misalnya terbatasnya item verbal
dan memori dan tidak adanya penyelesaian masalah atau
judgment), MMSE juga relatif tak sensitif terhadap penurunan
kognitif yang sangat ringan (terutama pada individual dengan
status pendidikan tinggi). Walaupun batasan- batasan ini
mengurangi manfaat MMSE, tes ini tetap menjadi instrumen yang
sangat berharga untuk penilaian penurunan kognitif (Rush, 2000).
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. ORIENTASI
a) Sekarang (tahun),( musim),( bulan),( tanggal) dan (hari) apa
?
b) Kita berada dimana ? ( negara), ( provinsi), (kota)
c) (rumah sakit ), (lantai/kamar).

5
 Normal : Berorientasi terhadap orang tempat, dan waktu.
 Penyimpangan : Tidak mampu memberikan data biografi
akurat (nama, alamat, tanggal lahir), tidak mampu
mengidentifikasi tahun musi, tanggal.
(catatan : bila tidak mampu mengingat tanggal, tentukan
petunjuk yang secara normal ada apa pada lingkungan klien
untuk orientasi).

2. REGISTRASI
a) Sebutkan 3 buah nama benda ( apel, meja, koin ) tiap benda
1detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda
tersebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan.

3. ATENSI DAN KALKULASI


a) Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang
benar. Hentikan setelah 5 jawaban atau suruh mengeja
terbalik”WAHYU” ( nilai diberikan pada huruf yang benar
sebelum kesalahan, misalnya nyahw = 2 nilai.
4. MENGINGAT KEMBALI
a) Pasien disuruh mengingat kembalai 3 nama benda diatas.
5. BAHASA
a) Pasien disuruh menyebutkan nama benda ditunjukkan
( pensil, buku).
b) Pasien disuruh mengulang kata-kata : “namun”, “tanpa”,
“bila”.
c) Pasien disuruh melakukan perintah : “Ambil kertas ini
dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan
dilantai”.
d) Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah
“pejamkan mata anda”.
e) Pasien disuruh menulis dengan spontan.
f) Pasien disuruh menggambarkan sesuatu bentuk.

6
7
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Nama Pasien : (L / P)
Umur :
Tanggal :
Nama
:
Pewawancara

Benar Salah Nomor Pertanyaan


1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apa sekarang ?
3 Apa nama tempat ini ?
4 Dimana alamat anda ?
5 Berapa umur anda ?
6 Kapan anda lahir ?
7 Siapa Presiden Indonesia ?
8 Siapa nama Presiden Indonesia sebelumnya ?
9 Siapa nama ibu anda ?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
10
angka yang baru , semua secara menurun.
Jumlah

Interpretasi
Salah 0-3 : Fungsi Intelektual Utuh
Salah 4-5 : Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Salah 6-8 : Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Salah 9-10 : Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
Mini-Mental State Exam ( MMSE )
Nama (Initial) : (L / P)
Umur :

Ite Nilai Nilai


m Tes maks.

ORIENTASI
---
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5
---
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5
REGISTRASI
---
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap benda 1 detik, 3
pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama
benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar
dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
---
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan 5
setelah 5 jawaban.
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
---
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3
BAHASA
---
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, arloji) 2
---
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau dan atau tetapi ” 1
---
8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan 3
kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”.
---
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah tangan kiri 1
anda”
---
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1
---
11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1
---
Skor Total 30
Skor Nilai 24-30 : Normal
Nilai 17-23 : Probable Gangguan Kognitif
Nilai 0-16 : Definitif Gangguan Kognitif
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawatan profesional
harus menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan ini
adalah proses pemecahan masalah yang mengarahkan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pengkajian adalah langkah pertama
pada proses keperawatan, meliputi pengumpilan data, analisis data,
dan menghasilkan diagnosis keperawatan. Tujuan pengkajian yaitu :
a) Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri
sendiri.
b) Melengkapi dasar rencana perawatan individu.
c) Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
d) Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.

B. Saran
Kita sebagai mahasiswa keperawatan sebaiknya mempelajari
mengenai pengkajian gerontik karena saat kita akan melakukan asuhan
keperawatan gerontik maka kita harus mengetahui cara pengkajian
pada pasien lanjut usia dan akan memudahkan kita dalam melakukan
asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi


ke-6. Jakarta :EGC

Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2.


Jakarta: EGC

Maryam Siti, dkk. (2008).  Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.  Jakarta ;


Salemba Medika.

Nugroho, Wahyudi. (2002). Keperawatan Gerontik,edisi ke 2. Jakarta ; EGC

Anda mungkin juga menyukai