Dalam kaitan ini tentu guru pun ingin mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai
pengalaman belajar yang ditentukan dan seberapa besar efektivitas bimbingan yang telah
diberikan kepada siswa. Dalam konteks inilah evaluasi pengalaman belajar menjadi sangat
penting karena evaluasi pengalaman belajar merupakan proses pengumpulan dan
penginterpretasian informasi atau data yang dilakukan secara kontinyu dan sistematis untuk
menentukan tingkat pencapaian hasil belajar siswa.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial pada mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti dan
mata pelajaran PPKn, dicapai melalui pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak
langsung (indirect teaching) sementara untuk mata pelajaran lainya, dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu lewat keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Pendekatan saintifik memberikan pengalaman
belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] www.unesa.ac.id/doc.pdf
Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Dikdasmen. 2017. Model Pengembangan RPP. Jakarta:
Kemdikbud.