Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah atau paper ini dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi yang berjudul “Persepsi dan
Pembelajaran: Memahami dan Beradaptasi dengan Lingkungan Kerja”. Makalah ini
disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses internet. Tulisan ini
sebagian besar hanyalah kutipan – kutipan dari beberapa sumber sebagaimana yang
tercantum dalam daftar pustaka.

Walaupun dengan penuh semangat kami membuat makalah ini, tapi kami menyadari
bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Semoga karya yang sederhana ini bisa
memberikan manfaat, terutama untuk kami pribadi dan teman-teman yang telah membaca
makalah ini.

Yogyakarta, 19 September 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................………………... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................……………...….. 2

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................…………….…. 3

A. Latar Belakang ......................................................................………………... 3


B. Rumusan Masalah .................................................................………………... 4
C. Tujuan dan Manfaat ..............................................................…………….…. 4

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................………….…. 6

A. Konsep Persepsi Sosial dan Identitas Sosial …………………………….…... 6


B. Proses Atribusi dan Sumber Bias Dalam Persepsi Sosial …………….……... 7
C. Persepsi Sosial Dalam Konteks Penilaian Kinerja, Wawancara Kerja, dan
Penanaman Citra Perusahaan …………………………………………..…….. 9
D. Pembelajaran yang Paling Berlaku untuk OB: Pengkondisian Operan dan
Pembelajaran Observasional ………………………………………………..… 10
E. Prinsip Pembelajaran dalam Pelatihan Organisasi dan Sistem Penghargaan yang
Inovatif ……………………………………………………………………….. 10
F. Cara Organisasi Penggunaan Hadiah dalam Manajemen Perilaku Organisasi dan
Bagaimana Mereka Menggunakan Hukuman Paling Efektif Ketika Mengelola
Disiplin............................................................………………………………… 11

BAB III KESIMPULAN........................................................……………….................... 12

BAB IV PERTANYAAN DAN JAWABAN…………………..…………....................... 13

BAB V DAFTAR PUSAKA ……………………………………………………………... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karakteristik yang dimiliki setiap individu berbeda-beda. Tiap individu pun memiliki
nilai positif dan negatif dalam dirinya masing-masing. Kita semua harus mengetahui siapa
diri kita sebenarnya. Selain itu, kita juga harus mengetahui siapa diri orang lain sebenarnya.
Agar kita dapat mengetahui di mana seharusnya kita. Akan tetapi sebelum kita mengenal
siapa mereka dan bagaimana mereka, kita harus bisa beradaptasi dengan mereka dan
lingkungannya terlebih dahulu. Karena individu merupakan organisme tunggal, tanpa
bantuan dari orang lain kita tidak bisa hidup sempurna.

Adaptasi merupakan bentuk penyesuaian yang dilakukan makhluk hidup agar bisa
betahan hidup dalam lingkungannya, terlebih dalam lingkungan yang baru mereka tinggali,
demi kelangsungan hidup atau mempertahankan hidup.

Adapun adaptasi yang dilakukan oleh para karyawan baru ketika mereka memasuki
lingkungan kerja yang baru. Ada yang demi terlihat baik di depan para staff agar kepercayaan
para staff kepada mereka bisa terbangun serta dapat menumbuhkan motivasi ke dalam diri
karyawan sehingga mereka dapat berkinerja dengan baik.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat kita rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa perbedaan antara konsep persepsi sosial dan identitas sosial?


2. Bagaimana proses atribusi bekerja? Dan jelaskan berbagai sumber bias dalam persepsi
sosial?
3. Bagaimana proses persepsi sosial beroperasi dalam konteks penilaian kinerja,
wawancara kerja, dan penanaman citra perusahaan?
4. Apa itu pembelajaran? Dan jelaskan dua jenis pembelajaran yang paling berlaku untuk
OB: pengkondisian operan dan pembelajaran observasional?
5. Bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran dilibatkan dalam pelatihan organisasi dan
sistem penghargaan yang inovatif?
6. Bandingkanlah cara organisasi menggunakan hadiah dalam program manajemen
perilaku organisasi dan bagaimana mereka dapat menggunakan hukuman paling efektif
ketika mengelola disiplin?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan:

1. Untuk mengetahui perbedaan antara konsep sosial dan identitas sosial


2. Untuk mengetahui bagaimana proses atribusi bekerja dan untuk mengetahui berbagai
sumber bias dalam persepsi sosial
3. Untuk mengetahui bagaimana proses persepsi sosial beroperasi dalam konteks penilaian
kinerja, wawancara kerja, dan penanaman citra perusahaan
4. Untuk mengetahui apa itu pembelajaran dan untuk mengetahui dua jenis pembelajaran
yang paling berlaku untuk OB: pengkondisian operan dan pembelajaran observasional
5. Untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran dilibatkan dalam pelatihan
organisasi dan sistem penghargaan apa yang inovatif

4
6. Untuk mengetahui perbandingan cara organisasi menggunakan hadiah dalam program
manajemen perilaku organisasi dan bagaimana mereka dapat menggunakan hukuman
paling efektif ketika mengelola disiplin

Manfaat:

1. Menambah dan memperdalam wawasan tentang persepsi diri mengenai diri sendiri dan
orang lain
2. Memahami aspek-aspek dalam beradaptasi di lingkungan kerja

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Persepsi Sosial dan Identitas Sosial

Persepsi Sosial

Persepsi sosial adalah proses melalui di mana orang memilih, mengatur, dan
menafsirkan informasi tentang orang lain untuk mendapatkan pemahaman yang akurat
tentang mereka. Misalkan anda bertemu bos baru anda. Anda tahu reputasi umumnya sebagai
manajer, anda melihat penampilannya, mendengar kata-katanya, dan membaca memo yang ia
tulis. Dalam waktu singkat, anda mencoba mencari tahu. Apakah dia akan mudah diajak
bekerja sama? Apakah dia akan menyukaimu? Akankah dia melakukan pekerjaan dengan
baik untuk perusahaan? Atas dasar informasi apa pun yang tersedia untuk anda, walaupun
sangat sedikit, anda akan mencoba memahaminya dan bagaimana anda akan terpengaruh
olehnya. Dengan kata lain, anda akan mencoba untuk menggabungkan berbagai hal yang
anda pelajari tentang dia menjadi gambar yang bermakna. Proses ini dikenal sebagai persepsi
sosial.
Proses persepsi sosial begitu otomatis sehingga kita hampir tidak pernah menyadari
bahwa proses itu akan terjadi. Namun itu berlangsung sepanjang waktu dalam organisasi.
Untuk memahami orang-orang di sekitar kita, untuk mencari tahu siapa mereka, dan mengapa
mereka melakukan apa yang mereka lakukan, mungkin sangat membantu. Lagipula,
karyawan tidak ingin meminta kenaikan gaji dari atasannya saat mereka yakin atasannya
sedang dalam mood yang buruk.
Adapun aspek dari proses persepsi sosial, yaitu proses atribusi (cara orang menilai
kesalahan penyebab perilaku orang lain). Kemudian kita akan mencatat berbagai
ketidaksempurnaan dari proses ini, kesalahan dan sumber bias yang berkontribusi pada
penilaian orang lain yang tidak akurat juga cara untuk mengatasinya. Akhirnya, kami akan
menyoroti cara-cara spesifik di mana proses atribusi digunakan dalam organisasi. Namun,
sebelum membahas hal ini, pertama-tama kita mengalihkan perhatian ke masalah yang lebih
mendasar, yaitu untuk memahami siapa diri kita sendiri.

6
Identitas Sosial

Menurut teori identitas sosial, cara kita mengidentifikasi diri cenderung didasarkan
pada keunikan kita dalam suatu kelompok. Misalnya, bahwa anda adalah satu-satunya
jurusan bisnis di kelas bahasa Inggris. Dalam situasi ini, anda akan cenderung
mengidentifikasi diri anda sebagai “pemimpin bisnis,” dan demikian juga orang lain akan
mengenali anda sebagai orang yang demikian. Dengan kata lain, itu akan menjadi identitas
anda dalam situasi khusus ini. Karena kita termasuk dalam banyak kelompok, kita cenderung
memiliki beberapa aspek unik dari diri kita untuk digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
identitas kita. Bagaimana kita tahu basis tertentu mana untuk mendefinisikan identitas pribadi
kita yang akan dipilih orang? Mengingat keinginan alami untuk mempersepsikan diri kita
secara positif dan membuat orang lain melihat kita secara positif juga.
Untuk menjelaskan bagaimana kita memandang diri kita sendiri, teori identitas sosial
juga menjelaskan bagaimana kita memahami orang lain. Secara khusus, teori menjelaskan
bahwa kita fokus pada perbedaan antara diri kita sendiri dan individu lain serta anggota
kelompok lain. Dalam melakukan hal itu, kita cenderung menyederhanakan hal-hal dengan
mengasumsikan bahwa orang-orang dalam kelompok yang berbeda memiliki kualitas-
kualitas tertentu yang membuat mereka berbeda dari kita, bahkan jika mereka sebenarnya
tidak begitu berbeda sama sekali.

B. Proses Atribusi: Menilai Penyebab Perilaku Orang Lain

Proses atribusi merupakan teori yang memiliki argumentasi tentang perilaku seseorang.
Beberapa penilaian didasarkan pada kesimpulan yang dibuat berdasarkan pengamatan
perilaku orang lain. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi mengapa seseorang melakukan
apa yang mereka lakukan, yaitu:

1. Penyebab perilaku internal — penjelasan berdasarkan tindakan yang menjadi tanggung


jawab individu
2. Penyebab perilaku eksternal — penjelasan berdasarkan situasi di mana individu tidak
memiliki kendali

7
Teori atribusi kausalitas Kelley

Terdapat pertanyaan yang menarik, bagaimana orang lain menilai tindakan seseorang
jika disebabkan oleh penyebab internal atau eksternal? Jawaban atas pertanyaan ini
disediakan oleh teori atribusi kausalitas Kelley. menjelaskan bahwa penilaian tersebut akan
didasarkan pada 3 jenis informasi:

1. Konsensus (apakah orang lain bertindak dengan cara yang sama dengan orang yang kita
nilai),
2. Konsistensi (apakah individu yang kita nilai bertindak seperti ini di waktu lain), dan
3. Kekhasan (apakah orang yang kita nilai ini bertindak sama dalam konteks yang
berbeda).

Bias Perseptual: Kesalahan Sistematis dalam Mempersepsi Orang Lain

Ada beberapa bias sistematis yang mengganggu pembuatan penilaian yang benar-benar
akurat dari orang lain. Ini mencerminkan bias sistematis dalam hal yang kita pikirkan tentang
orang lain secara umum. Secara kolektif, bias ini disebut bias persepsi. Ini termasuk:

 Kesalahan atribusi mendasar (kecenderungan untuk mengaitkan reaksi orang lain


dengan penyebab internal (misal, sifatnya) sementara sebagian besar mengabaikan
faktor eksternal yang juga mungkin memengaruhi perilaku)
 Efek halo (kecenderungan untuk mempersepsikan orang lain baik secara positif atau
negatif)
 Efek similiar to me (kecenderungan untuk mempersepsikan serupa)
 Persepsi selektif (kecenderungan orang untuk fokus hanya pada aspek-aspek tertentu
dari lingkungan).
 Efek first impression error (kecenderungan untuk mendasarkan penilaian kita terhadap
orang lain pada kesan kita sebelumnya terhadap mereka)
Bias persepsi dapat menghasilkan ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya
(kecenderungan harapan seseorang tentang orang lain yang menyebabkan individu
berperilaku sesuai dengan harapan itu). Ini bisa positif, seperti ketika mengharapkan kinerja
seseorang menjadi baik (dikenal sebagai efek Pygmalion). Mereka juga bisa negatif, seperti
ketika kinerja seseorang buruk karena diharapkan buruk (dikenal sebagai efek Golem).

8
C. Persepsi Sosial Dalam Konteks Penilaian Kinerja, Wawancara Kerja, dan Penanaman
Citra Perusahaan

Penilaian berdasarkan orang lain kadang-kadang terjadi selama proses penilaian


kinerja. Dalam konteks ini, orang menilai sebagai individu yang unggul yang kinerjanya
sesuai dengan harapan mereka, dan mereka yang kinerjanya baik dikaitkan dengan sumber
internal dan yang kinerjanya buruk dikaitkan dengan sumber eksternal.

Orang-orang pada umumnya tertarik untuk membuat orang lain memandang mereka
dengan baik, dan upaya mereka dalam hal ini disebut sebagai manajemen kesan. Proses ini
sangat penting dalam wawancara kerja, meskipun kadang-kadang mengganggu keakuratan
informasi yang disajikan tentang individu atau perusahaan. Kesan keseluruhan organisasi
pada orang, citra perusahaannya, adalah penentu kemampuannya untuk menarik pelamar
kerja yang berkualifikasi

9
D. Pembelajaran yang Paling Berlaku untuk OB: Pengkondisian Operan dan Pembelajaran
Observasional

Dalam organisasi, pembelajaran umumnya berbentuk pengkondisian operan dan


pembelajaran observasional. Dalam pengkondisian operan, individu belajar berperilaku
dengan cara tertentu berdasarkan konsekuensi dari tindakan tersebut. Stimuli yang
meningkatkan perilaku sebelumnya dikenal sebagai penguat. Penguatan bisa positif, jika
didasarkan pada penyajian hasil yang diinginkan, atau negatif, jika didasarkan pada penarikan
hasil yang tidak diinginkan.

Pembelajaran observasional melibatkan pembelajaran dengan memodelkan perilaku


orang lain dengan memperhatikan dan melatih perilaku orang lain, kita dapat belajar secara
perwakilan yaitu melalui pengalaman model.

E. Prinsip Pembelajaran dalam Pelatihan Organisasi dan Sistem Penghargaan yang Inovatif

Belajar terlibat langsung dalam upaya untuk mengajarkan orang untuk memperoleh
keterampilan kerja baru, proses yang dikenal sebagai pelatihan. Pelatihan paling efektif
adalah ketika orang berpartisipasi dalam pembelajaran, mengulangi perilaku yang diinginkan,
menerima umpan balik tentang kinerja mereka, dan belajar dalam kondisi yang sangat mirip
dengan yang ditemukan dalam pekerjaan.

Saat ini, perusahaan sedang bereksperimen dengan sistem penghargaan inovatif yang
mencakup pembayaran berbasis keterampilan (yaitu, membayar orang untuk berbagai
keterampilan yang telah mereka tunjukkan pada pekerjaan) dan imbalan berbasis tim (yaitu,
membayar orang atas kontribusi mereka ke tim dapat secara efektif berkinerja).

10
F. Penggunaan Hadiah dalam Manajemen Perilaku Organisasi dan Bagaimana Mereka
Menggunakan Hukuman Paling Efektif Ketika Mengelola Disiplin

Manajemen perilaku organisasi adalah upaya sistematis untuk menerapkan prinsip-


prinsip penguatan ke tempat kerja sehingga dapat meningkatkan fungsi organisasi.
Memperkuat perilaku yang diinginkan dapat sangat meningkatkan fungsi organisasi. Berbeda
dengan penerapan penguatan, disiplin adalah aplikasi sistematis hukuman untuk
meminimalkan perilaku organisasi yang tidak diinginkan. Efek disiplin paling efektif ketika
hukuman diterapkan segera setelah kegiatan yang tidak diinginkan, berfokus pada aktivitas
individu, diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu, untuk semua karyawan, dijelaskan
dan dikomunikasikan dengan jelas, dan tidak dilemahkan oleh penggunaan hadiah yang tidak
disengaja.

11
BAB III

KESIMPULAN

Sifat yang dimiliki setiap individu berbeda-beda. Setiap individu pun memiliki sisi
positif dan sisi negatif. Kita harus mengetahui siapa diri kita. Kita juga harus mengetahui
siapa diri orang lain. Karena itu dapat berpengaruh ketika kita ingin ditempatkan atau
dikerjakan di suatu tempat atau di suatu perusahaan.

Teori persepsi sosial dan identitas sosial membantu kita untuk mencari tahu siapa diri
kita. Adanya proses atribusi juga dapat membantu kita untuk mengetahui bagaimana perilaku
yang dimiliki seseorang. Teori atribusi kausalitas Kelley menjelaskan bahwa penilaian
individu bertanggung jawab atas tindakannya sendiri dan seseorang atau sesuatu yang
bertanggung jawab didasarkan pada 3 jenis informasi: Konsensus (apakah orang lain
bertindak dengan cara yang sama), konsistensi (apakah individu sebelumnya bertindak seperti
ini dalam situasi yang sama), dan kekhasan (apakah orang ini bertindak sama dalam situasi
yang berbeda).

Beberapa jenis kesalahan sistematis, yang dikenal sebagai bias persepsi, membatasi
keakuratan persepsi sosial. Bias persepsi dapat menghasilkan ramalan yang terpenuhi dengan
sendirinya (kecenderungan harapan seseorang tentang orang lain yang menyebabkan individu
berperilaku sesuai dengan harapan itu). Ini bisa positif, seperti ketika mengharapkan kinerja
seseorang menjadi baik (dikenal sebagai efek Pygmalion). Mereka juga bisa negatif, seperti
ketika kinerja seseorang buruk karena diharapkan buruk (dikenal sebagai efek Golem).

Manajemen kesan memberi tahu bahwa seseorang cenderung seringkali berperilaku


menarik agar mereka bisa mendapatkan kesan yang baik dari orang lain. Banyak dari
karyawan yang menerapkan manajemen kesan agar mereka dapat diterima di suatu
perusahaan. Selain itu, dampaknya bagi perusahaan akan menaikkan citra perusahaan di mata
masyarakat akibat perilaku karyawannya.

12
BAB IV

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Bondan (17311037): Bagaimana tanggapan kalian tentang dampak pemberian reward


terhadap karyawan?

Jawaban: Menurut kami dengan adanya pemberian reward terhadap karyawan dapat
meningkatkan kinerja mereka. Semakin besar atau menarik reward yang diberikan oleh
suatu perusahaan terhadap karyawan, semakin termotivasi karyawan untuk berkinerja.

2. Prananda (18311448): Berikan contoh dari tiga teori atribusi kausalitas kelley?

Jawaban:

 Konsensus: Apakah Budi selalu membuang sampah jika melihat sampah seperti
yang dilakukan oleh Andi
 Konsisten: Apakah Andi selalu membuang sampah jika ia melihat sampah
 Kekhasan: Apakah Andi bisa selalu hidup bersih, seperti jika melihat ada yang
berantakan maka ia bereskan

3. Farah (18311202): Pelatihan apa yang paling efektif dan apa alasannya?

Jawaban: Program pemagangan, karena kebanyakan orang dapat cepat memahami isi
latihan jika mereka langsung mempraktekannya di lapangan (on the job trainin)

4. Salfa (18311206): Berikan contoh tentang efek Golem dan efek Pygmalion?

Jawaban: efek Golem: orang tua berbicara hal-hal yang negatif kepada anaknya seperti
ketika nilainya jelek, maka anaknya juga akan terbawa malas dalam proses
pembelajarannya. Efek Pygmalion: seorang manajer mengharapkan karyawannya untuk
berkinerja dengan baik, memberinya motovasi agar semangat dalam bekerja, maka
karyawannya juga akan berperilaku sesuai apa yang diharapkan oleh manajernya.

5. Hilmy (18311205): Apa dasar dari pembelajaran dan apa pengaruhnya ke organisasi?

Jawaban: Dasar dari pembelajaran adalah pelatihan (training). Pengaruhnya, karyawan


yang mengetahui dasar dari pembelajaran adalah dengan cara mengikuti program
pelatihan (training), mereka akan menjadi karyawan yang terampil. Ke depannya

13
mereka juga bisa menjadi keunggulan kompetitif dari suatu perusahaan sehingga
membuat citra perusahaan dapat meningkat.

6. Hisyam (18311131): Apakah ada sisi negatif dari pemberian reward terhadap
karyawan? (ridha: 18311405)

Jawaban: Ada. Yaitu, bisa menimbulkan kecemburuan sosial. Karena adanya


kecemburuan sosial antar satu karyawan dengan karyawan yang lainnya, maka akan
menciptakan lingkungan yang kompetitif sehingga tidak ada kerukunan atau
kekompakan antar karyawan.

7. Nisa (18311166): Apa kaitannya persepsi sosial dengan perilaku organisasi?

Jawaban: Dalam persepsi sosial kita bisa mengetahui bagaimana sifat atau pun
karakteristik yang dimiliki seseorang. Dalam ilmu perilaku organisasi kita mempelajari
perilaku orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi. Kaitannya ketika proses
seleksi, agar perilaku para calon karyawan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
suatu organisasi.

14
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Buku Behavior In Organizations edition 10 , penulis: Jerald Greenberg (2014)

15

Anda mungkin juga menyukai