Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepaada kita. Karena atas ridho-Nya segala hambatan yang
merintangi proses penulisan karya ilmiah ini dapat teratasi. Keberhasilan penulisan karya
ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Moh. Kodri, S. Pd. selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati, yang
telah membantu kelancaran penulis karya ilmiah ini.
2. Ibu Dra. Hj. Hermin Werdhiningtyas selaku wali kelas XII MIA 4 yang senantiasa
memberikan dukungan.
3. Bapak Muhammad Ichwan Anshori, S. Pd., M.Pd.I. selaku pembimbing I yang
senantiasa memberikan bimbingan secara intensif.
4. Bapak dan ibu guru di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri 1 Pati yang namanya
tidak dapat disebutkan satu per satu.
5. Semua pihak yang terkait dan berkenan bantuan baik berupa moral dan material
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada nama-nama di
atas. Amin.
Penulis menyadari bahwa hasil penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Harapan
penulis semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat.

Pati, Maret 2019

Penulis

1
MOTTO
 Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan
ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)
 Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang
mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian. (Kata Motivasi
kehidupan (Francis Bacon)
 Sejarah manusia merupakan tanah pemakaman dari kebudayaan-kebudayaan yang
tinggi, yang rontok karena mereka tidak mampu melakukan reaksi sukarela yang
terencana dan rasional untuk menghadapi tantangan. (Erich Fromm)
 Kemajuan merupakan kata yang merdu. Tetapi perubahanlah penggeraknya dan
perubahan mempunyai banyak musuh. (Robert F. Kennedy Quote)
 Kalau manusia berangsur menjadi tua, umumnya ia cenderung menetang perubahan,
terutama perubahan ke arah perbaikan. (John Steinbeck)
 Harapan adalah tiang yang menyangga dunia.  (Pliny the Elder)

2
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar................................................................................................................... 1
2. Motto.................................................................................................................................. 2
3. Daftar Isi............................................................................................................................. 3
4. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................
4
B. Batasan Masalah............................................................................................................
4
C. Rumusan Masalah.........................................................................................................
4
D. Tujuan Penelitian...........................................................................................................
4
E. Manfaat Penelitian.........................................................................................................
4
5. BAB II LANDASAN TEORI
A. Iklim............................................................................................................................. 5
6. BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tanggal Penelitian..................................................................................... 6
B. Jenis Penelitian............................................................................................................ 6
C. Variabel Penelitian....................................................................................................... 6
D. Alat dan Bahan............................................................................................................ 6
E. Langkah Kerja............................................................................................................. 6
7. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh curah hujan terhadap pertumbuhan tanaman buah.........................................7
B. Pengaruh ketersediaan air tanah terhadap kualitas tanaman buah................................ 8
C. Pengaruh fotoperiodisitas terhadap pertumbuhan tanaman buah ................................. 9
8. BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................
10
B. Saran............................................................................................................................
10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam dunia pertanian banyak sekali aspek-aspek penting yang harus diperhatikan supaya
hasil pertanian bisa maksimal, diantaranya adalah tanah, pengendalian hama penyakit, faktor
cuaca dan iklim, serta ketersediaan air tanah. Faktor penyebab rendahnya produktivitas buah-
buahan, antara lain : kesuburan tanah rendah, kurang sinar matahari, iklim tidak cocok,
pertumbuhan vegetatif yang dominan dan air tanah yang berlebihan (sukulen). Kekurangan
sinar matahari dapat mempengaruhi terhambatnya pembungaan. Kekurangan cahaya matahari
menyebabkan pohon tumbuhnya lebat dan dahan-dahan serta ranting-ranting terlalu rapat,
sehingga bunga tidak muncul .
Berdasarkan alasan-alasan di atas kelompok kami akan mengangkat judul karya ilmiah “
pengaruh kondisi iklim pancaroba terhadap tanaman buah “
B. Batasan Masalah
Berdasarkan pemilihan judul karya ilmiah dan alasan yang mendasarinya serta
terbatasnya kemampuan penulis, maka permasalahan yang akan dibahas adalah:
1. Pengaruh fotoperiodisitas terhadap pertumbuhan tanaman buah.
2. Pengaruh ketersediaan air tanah terhadap kualitas tanaman buah.
3. Pengaruh curah hujan terhadap pertumbuhan tanaman buah.

C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembahasan masalah di atas rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana pengaruh fotoperiodisitas terhadap pertumbuhan tanaman buah ?
2. Bagaimana pengaruh ketersediaan air tanah terhadap kualitas tanaman buah ?
3. Bagaimana pengaruh curah hujan terhadap pertumbuhan tanaman buah ?
D. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan atas sejumlah masalah yang telah dirumuskan.
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh fotoperiodisitas terhadap pertumbuhan tanaman buah.
2. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan air tanah terhadap kualitas tanaman buah.
3. Untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap pertumbuhan tanaman buah.
E. Manfaat Penelitian

4
Usaha untuk memperdalam pengetahuan tentang pengaruh perubahan iklim pancaroba
terhadap pada tanaman buah yang dilakukan penulis setidaknya memperoleh manfaat yang
dipetik dari usaha tersebut.
1. Mengetahui pengaruh fotoperiodisitas terhadap pertumbuhan tanaman buah.
2. Memahami pengaruh ketersediaan air tanah terhadap kualitas tanaman buah.
3. Memperoleh pemahaman pengaruh curah hujan terhadap pertumbuhan tanaman buah.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Iklim
Iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam, sehingga kehidupan manusia
sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik
dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Belakangan ini isu tetang
perubahan iklim semakin menghangat seiring dengan semakin seringnya terjadi cuaca
ekstrim akibat anomali iklim. Salah satu anomali iklim yang sering berhubungan dengan
cuaca ekstrim di Indonesia adalah Anomali El Nino dan La Nina. Salah satu cara untuk
mendeteksi kejadian El Nino dan La Nina ini adalah dengan melihat Nilai SOI. Nilai SOI
(Southern Oscillation Index) atau Indeks Osilasi Selatan merupakan nilai perbedaan antara
tekanan atmosfer di atas permukaan laut di Tahiti (Pasifik timur) dengan tekanan atmosfer di
Darwin (pasafik barat) akibat dari perbedaan temperatur pemukaan laut di kedua wilayah
tersebut. Nilai SOI dapat dijadikan patokan terjadinya fenomena El Nino dan La Nina. Suatu
keadaan dapat dikatakan telah terjadi El Nino apabila nilai SOI berada dalam posisi minus
dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan dan begitu sebaliknya untuk menyatakan telah terjadi
kejadian La Nina. Semakin negatif nilai SOI berarti semakin kuat kejadian panas
(warmevent), sebaliknya semakin positif nilai SOI semakin kuat kejadian dingin (coldevent).
El-Nino adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan munculnya arus air laut
yang panas dari waktu ke waktu di kawasan Laut Pasifik bagian timur equator sampai
kawasan pantai Peru dan Ekuador. Istilah La-Nina merujuk kepada munculnya arus laut
dingin (lebih dingin dari kondisi ratarata) di bagian tengah dan timur ekuator Laut Pasifik
(kebalikan dari El-Nino).
Perubahan Iklim yang cepat efeknya pada tetumbuhan, diantaranya:
 Konsentrasi CO2 atmosfir meningkat
 Kenaikan suhu
 Kekacauan siklus hidrologi
 Konsentrasi O3 atau ozon troposfer naik.

5
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tanggal Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh kondisi iklim pancaroba
terhadap tanaman buah. Alasan dipilihnya tanaman buah sebagai variabel penelitian
karena Indonesia merupakan negara agraris dehingga tanaman buah banyak ditanam di
Indonesia. Waktu penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 10 Februari sampai 24
Maret 2019.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan sebab akibat dari satu atau lebih terikat dengan melakukan
manipulasi variabel bebas pada suatu keadaan yang terkendali (Variabel kontrol).
C. Variabel Penelitian
1. Objek penelitian : Tanaman buah jeruk.
2. Variabel Kontrol : Buah jeruk.
3. Parameter : Penggaris
D. Alat dan Bahan
1. Tanaman buah
2. Air
3. Penggaris
E. Langkah kerja
Menentukan tanaman buah yang berada di polybag diletakkan pada alam terbuka.
Penulis kali ini meggunakan tanaman buah jeruk sebagai objek penelitian. Pengukuran
dilakukan 3 minggu sekali selama 6 minggu. Mengukur tebal kulit dan diameter buah
dengan menggunakan penggaris.

6
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Curah Hujan
Hujan merupakan faktor penting dalam dunia pertanian, karena dari hujan ini dapa t
menyediakan air di dalam tanah. Selain itu dengan mengetahui curah hujan dapat diketahui
kapan waktu terbaik menanam bibit tanaman buah dan kapan waktu terbaik memanen buah
sehingga didapat hasil yang maksimal dalam produksi buah baik dalam segi kualitas maupun
kuantitas. Disamping itu dapat mendatangkan bencana bila terlalu besar. Dampak curah hujan
yang terlalu besar adalah terjadinya pembusukan pada buah-buahan, rasa buah yang kurang
manis karena kurangnya cahaya matahari yang diterima oleh tanaman dan air yang berlebihan
sehingga komposisi buah didominasi oleh unsur air sedangkan unsur gula pada daging buah
kurang. Oleh karenanya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari curah
hujan antara lain: jumlah curah hujan, hari hujan dan intensitas atau kekuatan tetesan hujan.
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah selama periode tertentu
yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan horisontal apabila tidak terjadi proses
penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan. Tinggi air hujan pada bidang
seluas 1m² berisi 1 liter atau 100 x 100 x 0,1 = 1 liter.
2. Kelembaban Udara
Kelembaban nisbi udara adalah nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya
kandung maksimum uap air di udara pada suhu dan tekanan tertentu, dinyatakan dalam
persen. Kelembaban nisbi berubah dengan tempat dan waktu, menjelang tengah hari
kelembaban nisbi berangsur turun kemudian pada siang hari sampai menjelang pagi
kelembaban nisbi berubah besar. Untuk buah jeruk daerah yang cocok ditanami adalah
daerah yang memiliki kadar kelembaban udara rata-rata 70%-80% dalam satu tahunnya.
Daerah yang mempunyai udara kering dan kadar kelembaban udaranya rata-rata hanya
mencapai 38,5%, masih dapat ditanami jeruk dengan hasil yang cukup baik pula. Sebagian
besar kadar kelembaban udara di Indonesia rata-rata 50%-85%, sehingga hal ini tidak akan
menimbulkan kendala bagi mereka yang ingin mengembangkan tanaman jeruk secara besar-
besaran. Keadaan kelembaban udara sangat berpengaruh besar terhadap kualitas buah jeruk.
Pengaruh yang dapat dirasakan dari kelembaban udara adalah:
Buah jeruk akan berkulit tipis
A. Dagingnya halus
B. Air buahnya lebih banyak
C. Rasanya lebih segar
D. Aroma khas jeruk lebih kuat

7
Daerah–daerah yang mempunyai kadar kelembaban udara rendah dan laju penguapan air
tanah melalui tanaman cukup kuat, ternyata tanaman jeruk masih dapat menghasilkan buah
dengan baik, asalkan keadaan tanah cukup mengandung air.
3. Suhu
Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap jenis
tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum dan maksimum yang berbeda-beda
untuk setiap tingkat pertumbuhannya. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu
rendah dalam menahan pertumbuahan tanaman asal persediaan air memadai dan tanaman
dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim. Dalam kondisi suhu yang sangat tinggi,
pertumbuhan terhambat bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan air, dan
kemungkinan keguguran daun atau buah sebelum waktunya. Bencana terhadap tanaman
pangan biasanya berasal dari keadaan kering yang sangat panas dan angin yang mempercepat
penguapan dan mengakibatkan dehidrasi jaringan tanaman.
Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang penting karena berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada semua proses pertumbuhan. Suhu udara
merupakan faktor pentinga dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok,
bahkan suhu udara dapat juga sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman,
misalnya kentang di daerah bersuhu rendah sebaliknya padi di daereah bersuhu tinggi.
4. Ketersediaan air tanah
Pembangunan sektor pertanian dewasa ini diarahkan untuk menuju pertanian yang efisien
dan tangguh, mengingat kebutuhan hasil-hasil pertanian yang terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Pertanian lahan kering merupakan kegiatan budidaya yang
banyak mengalami hambatan. Salah satu faktor penghambatnya adalah terbatasnya air. Kepas
(1988) menyatakan bahwa, lahan kering merupakan sebidang tanah yang dapat dapat
digunakan untuk usaha pertanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya
hanya mengharapkan dari curah hujan. Lebih lanjut Suarna (1990) mengemukakan bahwa
lahan kering dengan hanya 4-5 bulan basah dikategorikan cukup riskan untuk pengembangan
palawija maupun untuk hortikultura, walau lahan tersebut potensial untuk pengembangan
peternakan. Keberhasilan peningkatan produksi tanaman hortikultura di Indonesia tidak
terlepas dari peran irigasi yang merupakan salah satu faktor produksi penting. Usaha untuk
mencapai target produksi di satu sisi, dan teknologi tepat dan murah di sisi lain telah
mendorong penggunaan air secara berlebihan tanpa mempertimbangkan efisiensi penggunaan
sumber daya yang tersedia. Teknologi di bidang irigasi merupakan salah satu faktor penentu
dalam upaya meningkatkan produksi pertanian, khususnya pada pertanian lahan kering. Oleh
karena itu, sejalan dengan perkembangan dan kemajuan di bidang irigasi, maka 25 teknologi
irigasi yang umum dilakukan oleh petani perlu disempurnakan berdasarkan penelitian dan
pengkajian yang terbaru.
Irigasi tetes (Drip Irrigation) merupakan salah satu teknologi mutakhir dalam bidang
irigasi yang telah berkembang hampir di seluruh dunia. Merit (1990) melaporkan bahwa
irigasi tetes pada tanaman tomat memberikan keuntungan yang sangat nyata
dimanadisamping efisiensi penggunaan air dapat ditingkatkan, kualitas hasil tomat ternyata
juga meningkat. Pada tanaman hortikultura jeruk, Grieve (1988) melaporkan bahwa dengan
irigasi tetes produksi jeruk meningkat antara 30 – 40 % dan air irigasi dapat dihemat sampai
lebih dari 50 %. Kecenderungan yang sama juga dilaporkan oleh Chalmers (1988) bahwa
8
kesinambungan produksi buah peach dan pear dapat dipertahankan dengan mengatur defisit
air di dalam tanah melalui irigasi tetes.
5. Angin
Angin secara tidak langsung mempunyai efek penting pada produksi tanaman pangan.
Energi angin merupakan perantara dalam penyebaran tepung sari pada penyerbukan alamiah,
tetapi angin juda dapat menyebarkan benih rumput liar dan melakukan penyerbuka silang
yang tidak diinginkan. Angin yang terlalu kencang juga akan menggangu penyerbukan oleh
serangga.
Angin dapat membantu dalam menyediakan karbon dioksida yang membantu
pertumbuhan tanaman, selain itu juga mempengaruhi suhu dan kelembaban tanah. Namun
pada saat musim kemarau di beberapa daerah di Indonesia bertiup angan fohn yang dapat
merusak karena bersifat kering dan panas. Pada siang hari didaerah sekitar pantai, angin laut
dapat menyebabkan masalah karena angin ini membawa butiran garam yang dapat merusak
daun.
6. Fotoperiodisitas
Fotoperiodisitas atau panjang hari didefinisikan sebagai panjang atau lamanya siang hari
dihitung mulai dari matahari terbit sampai terbenam ditambah lamanya keadaan remang-
remang (selang waktu sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam pada saat
matahari berada pada posisi 60 di bawah cakrawala).  Panjang hari tidak terpengaruh oleh
keadaan awan seperti pada lama penyinaran yang bisa berkurang bila matahari tertutup awan,
sedang panjang hari tetap.
Panjang hari berubah beraturan sepanjang tahun sesuai dengan deklinasi matahari dan
berbeda pada setiap tempat menurut garis lintang.  Pada daerah equator panjang hari sekitar
12 jam per harinya, semakin jauh dari equator panjang hari dapat lebih atau kurang sesuai
dengan pergerakan matahari.  Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin lama tanaman
mendapatkan pencahayaan matahari, semakin intensif proses fotosintesis, sehingga hasil akan
tinggi.  Akan tetapi fenomena ini tidak sepenuhnya benar karena beberapa tanaman
memerlukan lama penyinaran yang berbeda untuk mendorong fase pembungaan. 
Fotoperiodisitas tidak hanya berpengaruh terhadap jumlah makanan yang dihasilkan oleh
suatu tanaman, tetapi juga menentukan waktu pembungaan pada banyak tanaman. 
Berdasarkan respon tanaman terhadap panjang hari (fotoperiodisme) maka tanaman dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok :
a) Golongan tanaman hari panjang (long day plants).
b) Tanaman hari pendek (short day plants).
c) Tanaman hari netral (neutral day plants).
Disamping itu dikenal pula panjang hari kritis yaitu panjang hari maksimum (untuk
tanaman hari pendek) dan minimum (untuk tanaman hari panjang) dimana inisiasi
pembungaan masih terjadi.  Panjang hari kritis berbeda-beda menurut jenis tanaman dan
bahkan varietas.
Apabila tanaman hari pendek ditumbuhkan pada hari panjang, akan menghasilkan banyak
karbohidrat dan protein yang digunakan untuk perkembangan batang dan daun.  Oleh

9
karenanya tanaman hari pendek yang ditumbuhkan pada hari panjang secara ekstrim akan
tumbuh vegetatif, tidak mampu membentuk bunga dan buah.  Sebaliknya apabila tanaman
hari panjang ditumbuhkan pada hari pendek akan menghasilkan sedikit karbohidrat dan
protein sehingga pertumbuhan vegetatifnya lemah dan tidak berbunga.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan 
Dari penjelasan kami tentang tulisan ilmiah yang mencakup pengaruh kondisi iklim
pancaroba terhadap tanaman buah, ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik. Di antaranya
sebagai berikut:
1. Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan
sulit dikendalikan dan diduga terutama suhu, oleh karena itu pendekatan yang paling
baik dalam rangka pembangunan pertanian adalah menyesuaikan sistem usahatani
dengan keadaan iklim setempat.
2. Faktor suhu mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan dan sistem
produksi pertanian karena seluruh unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai proses
fisiologis, pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
B. Saran
1. Sebaiknya diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar instasi pengelola dan
pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.
2. Pemerintah seharusnya melakukan peningkatan peralatan atau stasiun informasi iklim
untuk pengamatan serta penyediaan dan pembinaan SDM dalam meningkatkan mutu
pengamatan dan kemampuan analisis, karena sangat terbatasnya informasi iklim yang
efektif dan aplikatif (berdayaguna) untuk bidang atau kegiatan pertanian.

10
Daftar Pustaka

AAK. 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Kanisius: Yogyakarta. 

Effendy, Sobri. 2001. Urgensi Prediksi Cuaca Dan Iklim Di Bursa Komoditas Unggulan
Pertanian. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana/S3. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

11

Anda mungkin juga menyukai