Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI BAHAYA

Disusun Oleh :

PUTRI ANGGITHA 171000205


SELLY THERESIA 171000217
GITA CHRISTRIA 171000229

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar belakang

Setiap kecelakaan kerja disebabkan adanya paparan bahaya di area kerja


yang kontak terhadap pekerja. Dengan kondisi ini berbagai upaya kita untuk
mengidentifikasi, mengkomunikasikan dan mengendalikan potensi bahaya
menjadi bagian yang penting untuk mencegah dan mengurangi tingkat kecelakaan
yang terjadi.

Komunikasi bahaya atau hazard communication adalah suatu cara untuk


menunjukkan bahwa suatu benda atau area mengandung bahaya atau jenis bahaya
tertentu. Dengan adanya petunjuk terhadap bahaya tersebut maka setiap orang
yang akan melakukan pekerjaan dengan alat atau bahan yang berbahaya tersebut
atau bekerja pada area berbahaya tersebut dapat mengantisipasi dengan langkah-
langkah pencegahan atau preventif seperti alat perlindungan diri yang sesuai.

Dalam makalah ini masih banyak dari segala kekurangan dan


kesalahan. Maka kami penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar
dalam penulisan makalah jauh lebh baik lagi. Dan kami sangat
berterimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah K3

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi komunikasi bahaya?

2. Bagaimana label dan bentuk peringatan?

3. Bagaimana Mmaterial Safety Data Sheet (MSDS) ?

4. Bagaimana pelatihan tenaga kerja terhadap komunikasi bahaya?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Bahaya

2
 Komunikasi bahaya atau hazard communication adalah suatu cara untuk
menunjukkan bahwa suatu benda atau area mengandung bahaya atau jenis bahaya
tertentu. Dengan adanya petunjuk terhadap bahaya tersebut maka setiap orang
yang akan melakukan pekerjaan dengan alat atau bahan yang berbahaya tersebut
atau bekerja pada area berbahaya tersebut dapat mengantisipasi dengan langkah-
langkah pencegahan atau preventif seperti alat perlindungan diri yang sesuai.

2.2 Dasar Hukum

Dasar hukum dari komunikasi bahaya atau hazard communication terdapat


pada UU No. 1/1970 pasal 9 ayat 1 yang menyatakan telah menjdi syarat dan
kewajiban perusahaan untuk mengkomunikasikan bahaya ditempat kerja kepada
pekerja/karyawan. Komunikasi ini mencakup: 1) kondisi-kondisi dan bahaya-
bahaya yang dapat timbul pada tempat kerja;  Alat-alat perlindungan diri bagi
tenaga kerja yang bersangkutan; 4) Cara-cara dan sikap yang aman dalam
melaksanakan pekerjaannya.

Lebih jauh di syaratkan dalam standar sistem manajemen K3 (OHSAS


18001), pasal 4.4.2 selain apa yang disyaratkan di UU no.1/1970, juga komunikasi
ini mencakup awareness atau kesadaran dari pekerja terhadap kebijakan K3
perusahaan dan konsekuensi jika tidak menjalankan prosedur kerja yang ada
termasuk apa yang harus dilakukan dalam kondisi darurat.

2.3 Manfaat Penerapan Komunikasi Bahaya

Manfaat yang bisa di rasakan adalah :

a. Memudahkan mengetahui kandungan bahaya dalam satu bahan atau area

b. Penanganan bahan berbahaya tersebut dapat di lakukan dengan tepat


sesuai dengan jenis bahan yang bersangkutan.

c. Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai.

d. Dapat dengan cepat mengetahui langkah-langkah pengobatan jika terkena


berlebihan.

e. Penggunaan media yang sesuai dengan bahan.

2.4 Cara komunikasi bahaya

Ada beberapa cara dalam komunikasi bahaya, diantaranya yaitu :

3
1. Lisan dengan cara training atau pemberitahuan, kelemahannya adalah
kurangefektif karena orang mudah lupa.
2. Tulisan, dapat berupa MSDS serta Poster.
3. Visual, berupa Label, tanda, serta rambu.
2.5 MSDS (Material Safety Data Sheet)
MSDS adalah suatu sumber informasi yang komprehensif yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan serta karyawan yang bersangkutan dalam
menangani atau mengelola material tersebut.

Bagian – Bagian Dalam MSDS Informasi apa yang terdapat dalam MSDS :

 Informasi perusahaan

 Kandungan bahaya

 Data fasik

 Data bahaya api dan ledakan

 Data bahaya kesehatan

 Reaktivitas

 Prosedur kebocoran atau tumpahan

 Informasi pencemarankhusu

 Petunjuk khusus

MSDS secara standar internasional harus menggunakan bahasa Inggris dan


mengandungsection-section sebagai berikut:

A. Section I. Indentitas Bahan (Chemical Identity).

o Nama umum serta nama lain dan struktur kimia.


o Identitas dalam harus sama dengan identitas yang ada dalam label
pada kemasan bahan.

B. Section II. Kandungan bahaya (Hazardous Ingredients)

o Untuk bahan berbahaya campuran yang telah dites sebagai satu


campuran yang berbahaya maka nama kandungannya komposisi
bahan yang diasosiasikan dengan bahaya harus tercantum.

4
o jika bahan campuran belum dites secara keseluruhan makan nama ba
hankandungan berbahaya dengan kadar 1% atau lebih  dicantumkan.
Nama bahan yang karsinogen dan kadarnya yang lebih dari 0.1 %
harus tercantum.
o Semua komponen yang menghasilkan bahaya fisik dicantumkan.
o Semua bahan yang kadarnya dibawah 1% (0.1% untuk karsinogen)
harus dicantumkan jika kadar tersebut melebihi dari
standard Permissible Exposure Limit (PEL) atau Threshold Limit
Value (TLV) atau standard lain.

C. Section III. Karakteristik fisik dan kimia (Physical and Chemical Char.)

Karakteristik fisik dan kimia yang terkandung dalam bahan tersebut


harus dicantumkan. Karakteristik tersebut anatara lain: boiling and
freezing points, density, vapor pressure, specific gravity, solubility,
volatility, dan warna dan bau. Karakteristik ini sangat penting untuk
desain alat yang aman pada tempat kerja.

D. Section IV. Data Bahaya Api dan Ledakan (Fire and Explosion


Hazard Data)

Kandungan yang mengakibatkan bahaya api dicantumkan. Juga


keadaan yang memungkinkan timbulnya bahaya api serta ledakan
dicantumkan. Rekomendasi mengenai jenis Extinguisher dan jenis
pemadaman juga dicantumkan.

E. Section V. Data Reaktivitas (Reactivity Data)

Section ini menunjukkan informasi tentang bahan kimia lain yang bereaksi


dengan bahan ini yang dapat mengakibatkan bahaya. Begitu juga jika
terjadi reaksi dekomposisi.

F. Section VI. Bahaya bagi Kesehatan (Health Hazard)


1. Bahaya akut yang dapat ditimbulkan, batasan swerta akibat yang dapat
dideritaharus dicantumkan. Juga ditambahkan kegiatan medisyang
harus dilakukan untuk mengurangi akibatnya. Bahaya-bahaya khusus
seperti : carcinogens, corrosives,toxins, irritants, sensitizers, mutagens,
teratogens, dan efek terhadap organ (i.e.,liver, systemsaraf, darah,
reproduksi, kulit, mata, paru-paru, dll.).
2. Ada tiga jalur bahan kimia masuk ke tubuh: pernafasan, kulit, dan
mulut.
3. Dicantumkan pula standard bahaya serta level berdasarkan OSHA 
PEL, the ACGIH TLV, dan batas standard lain yang
direkomendasikan.

5
G. Section VII. Petunjuk untuk pengelolaan dan penggunaan secara
aman (Precautionsfor Safe Handling and Use).

Rekomendasi dari institusi kesehatan mengenai peringatan dan


prosedur dalam perbaikan alat serta saat pembersihan jika terjadi
tumpahan. Dapat pula dicantumkan cara pengelolaan limbahnya
atauperaturan daerah yang ada.

H. Section VIII. Kontrol (Control Measures)

Pada section ini terdiri dari engineering control, prosedur pena
ngan secaraaman, serta alat pencegahan Informasi ini menjelaskan
penggunaan goggles, gloves, bodysuits, respirators, and face
shields dalam penanganan bahan.

2.6. Pelatihan Tenaga Keja

Pelatihan mengenai penaganan bahaya kimia kepada pekerja merupakan satu


hal yang perlu dilakukan sebagai bentuk pencegahan. Program pelatihan yang
secara teratur diberikan kepada tenaga kerja betujuan agar pekerja mampu
mengidentifikasi bahaya dan risiko bahan kimia, bekerja dengan selamat dan
menggunakan bahan kimia secara bijaksana tanpa menciderai dirinya, rekan
kerjanya maupun tidak mempengaruhi perubahan lingkungan.

Hal-hal yang perlu ditekankan dalam pelatihan komunikasi bahaya adalah :

1. Penjelasan secara mendasar tentang standart bahan kimia. Termasuk


didalamnya label yang harus ada di setiap bahan kimia, dokumen-
dokumen yang diperlukan dalam penggunaan bahan kimia.
2. Area kerja dimana bahaya risiko tersebut berada.
3. Pengetahuan mengenai bahaya fisik dan kesehatan bahan kimia yang
ditangani.
4. Cara atau metode untuk mengetahui atau mengindentifikasi adanya
bahaya bahan kimia.
5. Tersedianya metode perlindungan dari bahaya bahan kimiamulai dari
pengendalian bahaya, cara kerja selamat, alat pelindung diri, dan
pelaporan keadaan gawat darurat.

BAB III

PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan
1. Komunikasi Bahaya (hazard communication) adalah suatu cara untuk
menunjukkan bahwa suatu benda atau area mengandung bahaya atau jenis
bahaya tertentu. Dengan adanya petunjuk terhadap bahaya tersebut maka
setiap orang yang akan melakukan pekerjaan dengan alat atau bahan
berbahaya tersebut atau bekerja pada area berbahaya tersebut dapat
mengantisipasi dengan langkah-langkah pencegahan atau preventif, seperti
alat perlindungan diri yangsesuai.
2. MSDS adalah suatu sumber informasi yang komprehensif yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan serta karyawan yang bersangkutan dalam
menangani atau mengelola material tersebut. Pada umumnya informasi
mengenai bahaya dan pencegahannya harus lebih difokuskan.

7
DAFTAR PUSAKA
Tarwaka. 2012.Dasar dasar keselamatan kerja serta pencegahan kecelakaan di
tempat kerja. Surakarta : Harapan offset.

ILO. 2013.Keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja sarana untuk


produktivitas.Jakarta : International Labour Office.

British Standard Institutions. 2007. Occupational Health and Safety System


Requirements.

Anda mungkin juga menyukai