Anda di halaman 1dari 3

Penggolongan Obat

 β2 agonis

β2 agonis adalah bronkodilator yang sangat efektif yang bekerja dengan


meningkatkan aktifitas adenyl cyclase sehingga meningkatkan produksi intraseluler siklik
AMP (adenosine mono fosfat). Peningkatan siklik AMP menyebabkan relaksasi otot polos,
stabilisasi sel mast dan stimulasi otot rangka. Pemberian β2 agonis melalui aerosol akan
meningkatkan bronkoselektivitas, mempercepat efek yang timbul serta mengurangi efek
samping sistemiknya. Beberapa β2 agonis (terutama yang kurang selektiv) dapat merangsang
reseptor β1 yang berakibat peningkatan kontraksi dan frekuensi denyut jantung (Priyanto,
2009).

a. Agonis Reseptor β-Adrenergik Kerja Singkat

Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini antara lain albuterol, levalbuterol,
metaproterenol, terbutalin dan pributeril. Mekanisme kerja agonis reseptor β-adrenergik
kerja singkat sebagai anti asma berkaitan dengan relaksasi langsung otot polos saluran
napas dan bronkodilatasi yang diakibatkannnya (Goodman dan Gilman, 2008). Albuterol
dan β2 agonis selektif inhalasi short acting diindikasikan untuk terapi intermiten
bronkospasme dan pilihan pertama untuk asma akut (Priyanto, 2009). Agonis β2 dapat
meningkatkan kadar gula darah, penderita diabetes yang memakai obat agonis β2 harus
dianjurkan untuk memantau kadar gula serumnya secaracermat.

b. Agonis Reseptor β-Adrenergik Kerja Lama


Formoterol dan salmoterol suatu β2 agonis long acting diindikasikan sebagai terapi tambahan
pada pasien yang telah mendapatkan kortikosteroid untuk mengontrol asma jangka panjang.
Agonis reseptor β- Adrenergik kerja lama merelaksasi otot polos saluran napas dan
menyebabkan bronkodilatasi melalui mekanisme yang sama dengan agonis durasi singkat.
Stimulasi reseptor β-adrenergik menghambat fungsi banyak sel radang, termasuk sel mast,
basofil, eosinofil, netrofil dan limfosit. Pengobatan jangka panjang menggunakan agonis reseptor
β-adrenergik kerja lama telah menunjukkan adanya perbaikan fungsi paru-paru, penurunan gejala
asma, berkurangnya penggunaan agonis β2 adrenergik inhalasi kerja singkat dan berkurangnya
asma nokturnal.
 Metilxantin
Golongan bronkodilator kedua yang dipakai untuk asma adalah
derivat metilxantin yang mencakup teofillin, aminofillin dan kafein. Obat golongan metilxantin
bekerja dengan menghambat enzim fosfodiesterase sehingga mencegah peruraian siklik AMP,
sehingga kadar siklik AMP intrasel meningkat. Hal ini akan merelaksasi otot polos bronkus dan
mencegah pelepasan mediator alergi seperti histamin dan leukotrien dari sel mast. Selain itu
metilxantin juga mengantagonis bronkokontriksi yang disebabkan oleh prostaglandin dan
memblok reseptor adenosin (Ikawati, 2006). Obat golongan metilxantin memiliki efek pada
sistem syaraf pusat dan stimulasi jantung. Mereka meningkatkan curah jantung dan menurunkan
tekanan pembuluh vena sehingga menimbulkan berbagai reaksi samping yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai