Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BIOLOGI MOLEKULER

Nama : Nabilah Delia Noviana

Nim : 22018025

Mata Kuliah : Biologi Molekuler

Dosen Pengampu : Jumriah Nur., M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PRIMA INDONESIA

Jurusan D3 Teknologi Laboratorium Medik (TLM)

Jl. Raya Babelan KM 9,6, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Bekasi Utara 17610

Telp.: (021) 89134420 dan website: www.stikesprimaindonesia.ac.id


Contoh Difusi Osmosis

1. Osmosis Pada Kentang

Peristiwa ini terjadi pada saat kentang direndam dalam larutan gula 30% dan 5%.
Perpindahan air secara osmosis terjadi dari sel-sel kentang (hipotonis) keluar menuju ke larutan
(hipertonis). Sehingga terjadi perubahan kentang.
Pada larutan gula 30% dan 5%, sel-sel kentang mengalami kekurangan air, akibatnya
terjadi plasmolisis. Kondisi ini mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Menurunnya
tekanan turgor mengakibatkan kentang menjadi lebih empuk dan lembek.

Sedangkan penurunan berat kentang terjadi akibat perpindahan air dari sel-sel kentang
ke larutan. Semakin tinggi larutan yang digunakan (hipertonis), maka akan semakin lembek
kentangnya. Kondisi sebanding juga terjadi pada penurunan berat kentang.

Kondidi sebaliknya terjadi pada kentang yang direndam pada larutan air suling biasa.
Perpindahan air secara osmosis terjadi air suling (hipotonis) menuju sel-sel kentang
(hipertonis). Mengingat larutan dalam kentang lebih pekat dari air suling, masuklah air suling
ke dalam sel-sel kentang. Akibat masuknya air pada sel kentang membuat sel dalam keadaan
turgid (tekanan turgor tinggi). Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras. Alasan inilah
yang juga membuat kentang menjadi lebih berat.

2. Difusi Pada Penyemprotan Parfum

Peristiwa penyemprotan atau penetesan parfum merupakan difusi zat cair dalam medium
gas, difusi terjdi dari konsentrasi tinggi yaitu pada sudut ruangan yang diberi tetesan atau
semprotan parfum akan mengalir menuju konsentrasi rendah yaitu pada sisa ruang yang tidak
diberi parfum maka harum parfum akan menyebar dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
dan mengakibatkan tidak hanya satu sudut ruangan saja yang harum tapi seluruh ruangan juga
akan menjadi harum. Tiap molekul parfum bergerak secara lurus dan bertabrakan dengan
molekul parfum lainnya, maupun molekul-molekul yang ada dalam udara. Pada setiap tabrakan
molekul terpental dan menuju ke arah yang lain, hal inilah yang menyebabakan gerakan acak
dari molekul tersebut. Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi yaitu :

 Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel parfum, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area ruangan tersebut, semakin cepat kecepatan
difusinya.
 Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.

3. Osmosis Pada Sistem Ekskresi Pada Ikan Sidat


Ikan sidat dikelompokkan dalam spesies diadromous yang bersifat katadromous,yakni
bermigrasi dari habitat air tawar ke air laut. Pada saat bereproduksi ikan sidat akan menuju ke
laut, disana telur akan menetas dan berkembang. Tetapi ketika beranjak dewasa ikan-ikan sidat
akan kembali ke hulu sungai. Stadia glass eel (larva) ikan sidat lebih menyukai air laut dan
bersifat osmoregulator kuat. Sedangkan elver (benih sidat) yang sudah mengalami pigmentasi
penuh lebih menyukai perairan tawar. Ikan sidat ketika berada di laut akan meminum banyak
sekali air laut, lalu memompa kelebihan garam dengan insang dan mengekskresikan urin dalam
jumlah yang relatif sedikit. Hal ini dilakukan untuk mengkompensasikan kehilangan air yang
terjadi secara osmosis. Sedangkan ketika berada di air tawar ikan sidat akan sedikit minum dan
banyak mengeluarkan urin yang hipoosmotik dengan cairan tubuhnya untuk menyeimbangkan
perolehan air.

4. Difusi Pada Besi yang di Panaskan

Perpindahan kalor secara konduksi ialah perpindahan kalor secara hantaran yaitu
perpindahan kalor tanpa memindahkan zat perantaranya. Pada peristiwa perpindahan kalor
secara konduksi yang berpindah hanya energi kalornya saja. Umumnya perpindahan kalor
secara konduksi terjadi pada zat padat.

Ketika memegang salah satu ujung batang besi dan ujung lain dipanaskan, lama
kelamaan ujung yang dipegang juga akan terasa panas. Peristiwa tersebut merupakan salah satu
contoh perpindahan kalor secara konduksi. Pada perpindahan kalor secara konduksi kalor akan
berpindah dari benda bersuhu tinggi menuju benda yang suhunya lebih rendah. Partikel-
partikel pada benda yang dikenai panas akan bergetar dan bergerak saling menumbuk dengan
partikel disebelahnya lagi, sehingga partikel disebelahnya akan mendapat energi panas dan ikut
bergetar, begitulah seterusnya hingga ujung yang lain juga ikut menjadi panas.

Anda mungkin juga menyukai