Anda di halaman 1dari 4

Nama : Johan Kristian Sitanggang

NIM : 2182151014

DOLOROSA SINAGA

Dolorosa yang berarti jalan salib atau jalan penderitaan.


Dolo, begitu dia dipanggil teman-teman. Dalam dunia
seni dia dikenal sebagai pematung perempuan yang
handal. Karya-karya banyak menelisik, menggugah hati
nurani karena menampilkan masalah-masalah keimanan,
krisis, solidaritas, multikulturalisme, dan perjuangan
wanita.
Lahir di Sibolga, Sumatera Utara pada tanggal 31
Oktober 1953. Di masa kanak-kanaknya dilewatinya di Kota Medan dan Palembang. Setelah
remaja baru pindah ke Jakarta bersama orangtuanya.

Dolorosa adalah anak keempat dari delapan bersaudara, putri Karel Mompang Sinaga,
pengusaha dan pendiri Bumi Asih Group, itu. Memulai debutnya dengan menimba pendidikan di
Institut Kesenian Jakarta pada tahun 1977 dan kemudian meneruskan studinya ke St. Martin’s
School of Art, London, Karnarija Lubliyana, Yugoslavia, dan San Francisco Art Institute serta
Universitas Maryland, Amerika Serikat.

Tahun 2002, dalam sebuah pameran Dolo menampilkan karyanya berjudul ”Solidaritas.”
Karya berupa para perempuan yang menggalang kebersamaan dengan simbol saling merengkuh
tangan itu, memperlihatkan” jiwa pergerakan kaum perempuan” dalam diri sang pematung itu.
KARYA DOLOROSA SINAGA

“General, Have You Read the Book of Love?”

 Sintaksis
Pada karya Dolorosa ini terdapat seorang anak gadis yang sedang duduk berdua
sambil bercakap-cakap dengan seorang pria dewasa yang menggunakan seragam lengkap
dengan helm nya.

 Semantik
Pada karya ini terdapat seorang anak remaja perempuan sedang berbicara kepada
seorang jenderal prajurit, di dalam karya tersebut mereka terlihat seperti memiliki
hubungan yang sangat dekat karena mereka duduk sangat rapat.

 Pragmatik
Dari segi pragmatik karya ini sepertinya menceritakan tengtang situasi pada saat
sebelum atau setelah peperangan, karna dalam karya tersebut terdapat seorang jenderal
yang masih menggunakan pakaian lengkapnya, dan di samping jenderal tersebut terdapat
seorang gadis yang terlihat memiliki hubungan sangat dekat dengan jenderal tersebut,
mereka terlihat sedang saling berbicara.

“Patung Gus Dur” 

 Sintaksis
Pada karya patung ini terdapat seorang lelaki tua yang sedang berbaring, lelaki tua
tersebut menggunakan kacamata, peci, dan sarung.

 Semantik
Pada karya ini terdapat seorang lelaki tua yang sedang bahagia yang dapat dilihat
dari ekspresi tertawa lepas di raut wajahnya, lelaki tersebut sedang berbaring di lantai
tanpa menggunakan pakaian, dia hanya menggunakan sarung, peci, dan kacamta saja.
 Pragmatik
Karya patung di atas merupakan patung Gus Dur yang sedang berbaring seperti
patung Buddha, pada karya itu dapat kita lihat bahwa dia sedang bahagia karena dia
sedang tertawa sambil salah satu tangannya menopang kepala dan yang sebelahnya lagi
seperti membuka telapak tangan yang menggambarkan dia sedang merasa senang karena
suatu hal.

Anda mungkin juga menyukai