Ketan hitam (Oryzae sativa glutinosa L) merupakan salah satu jenis beras yang
bewarna ungu pekat mendekati hitam mengandung senyawa fenolik yang tinggi terutama
Antosianin. Beras ketan hitam merupan varietas beras yang patinya mengandung Amilopektin
sebesar 92 – 98%. Hal ini mengakibatkan ketan hitam memiliki karakteristik lekat atau
lengket setelah dikukus.
Ketan hitam merupakan salah satu komoditas pangan yang sangat potensial sebagai
sumber karbohidrat, antioksidan, senyawa bioktif dan serat yang penting bagi kesehatan. Pati
merupakan karbohidrat utama pada ketan. Butir pada beras ketan hitam tersusun atas aleuro,
endosperm dan embrio. Dalam aleuron dan embrio terdapat komponen gizi yaitu vitamin,
lemak, protein dan mineral, sedangkan pada bagian endosperm hampir seluruhnya adalah
pati. Ketan hitam juga mengandung Karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu sekitar 80%.
Ketan merupakan salah satu varietas padi yang memiliki helaian daun berbentuk garis
dengan panjang 15 sampai 50 cm. Pada waktu masak, buahnya yang berwarna ada yang
rontok dan ada yang tidak. Buah yang dihasilakan dari tanaman ini berbeda, ada yang kaya
akan pati yang disebut dengan beras, sedangkan kaya akan perekat disebut ketan.
Kandungan Gizi Beras Ketan per 100 gram
Ketan hitam (Oryza sativa. Var. glutinosa) mempunyai zat warna antosianin yang
dapat digunakan sebagai pewarna alami pada makanan. Warna beras ketan hitam disebabkan
oleh sel-sel pada kulit ari yang mengandung antosianin.
B. Penentuan Mutu
Berdasarkan hasil analisis kadar amilosa, 50 galur padi gogo beras ketan memiliki kadar
amilosa < 10%, dan 14 galur memiliki mutu fisik beras yang baik. Dari analisis ukuran
panjang beras, lima galur memiliki beras tipe sedang (M) dan 45 galur lainnya termasuk
tipe panjang (L).
Bahan
Rasio
185 % 200% 166,67 % 115, 3 % 109,1 %
pengembangan (%)
Kesimpulan mutu Baik Kurang Baik Baik Kurang Baik Kurang Baik
(Sumber: http://sisni.bsn.go.id/)
C. Penanganan pasca panen
Untuk menghasilkan beras ketan yang bermutu dan bercita rasa tinggi diperlukan
penanganan pascapanen yang baik terutama dalam pengeringan gabah. Pengeringan ini
bertujuan untuk menurunkan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat
memperlambat laju kerusakan gabah akibat aktivitas biologi dan kimia sebelum gabah
diolah/digunakan. Pengeringan lapisan tipis merupakan langkah mendasar dalam
memahami perilaku pengeringan bahan pangan hasil pertanian, termasuk gabah.
Penelitian ini menggunakan gabah padi ketan varietas Setail (ketan hitam) dan
varietas Ciasem (ketan putih).
Dengan alat tray drier gabah dikeringkan menggunakan tiga level suhu (50, 55 dan
o
60 C) dan kecepatan aliran udara 1.0 m/s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin
tinggi suhu pengeringan maka semakin cepat gabah mendekati kadar air kesetimbangan.
Ketan hitam memiliki laju penguapan air yang lebih besar dibandingkan dengan ketan
putih di ketiga level suhu pengeringan.
Daftar pustaka
http://repository.wima.ac.id/10659/2/Bab%201.pdf
https://eprints.uny.ac.id/9312/3/BAB%202%20-09512134014.pdf
http://repository.ump.ac.id/9583/3/Halim%20Hilmy_BAB%20II.pdf
https://www.andrafarm.com/_andra.php?_i=daftar-
tkpi&jobs=ketan&perhal=10&urut=1&asc=0000000000&sby=&no1=2&knama=
http://agritech.unhas.ac.id/ojs/index.php/at/article/view/75