1
Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran, (Bandung: Alfabeta CV, 2009),hlm.75
2
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
hlm.307
1
PEMBAHASAN
2. Terjemahan
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW masuk kemasjid,
kemudian ada seorang laki-laki masuk juga melaksakan shalat. Setelah
shalat memberi salam kepada Nabi SAW, Nabi pun menjawab dan
bersabda : “Ulangi, maka shalatlah sesungguhnya engkau belum shalat”.
Laki-laki itu mengulangi shalat sebagaimana yang telah dilaksanakan.
Kemudian datang memberi salam kepada Nabi, beliau bersabda lagi :
“Ulangi shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat” sampai tiga kali.
Laki-laki itu berkata : “Demi dzat yang mengutus engkau dengan
membawa kebenaran aku tidak dapat memperbaiki shalat selainya, maka
ajarkanlah aku. Beliau bersabda : “Jika kamu berdiri akan shalat maka
bertakbirlah kemudia bacalah apa yang mudah bersamamu daripada Al-
Qur’an, kemudia Rukuklah sehingga tenang sebagai orang yang ruku
beneran (thumakninah). Kemudian bangunlah dari ruku sehingga tegak
berdiri (Itidal). Kemudia sujudlah sehingga tenang sebagai orang yang
sujud beneran (thumakninah). Kemudia bangunlah dari sujud sehingga
2
tenang sebagai orang yang duduk (thumakninah). Dan kerjakanlah
demikian itu diseluruh Shalatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
3
Zuhairini et al. Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro ilmiah fak.tarbiyah IAIN Sunan
Ampel Malang, 1981), h.83 dan 95
3
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dan satu masalah yang dipertanyakan
(Sanjaya, 2009: 196).
Oleh karena itulah pendidik dianjurkan untuk meneladani salah
satu metode yang rasulullah ajarkan,agar peserta didik mampu mengoreksi
dan mampu untuk membenarkan kesalahannya.
4
d. Shalat tahiyyatul masjid didahulukan daripada memberi salam dengan
sesamanya, karena hak Allah didahulukan daripada hak manusia.
1. Terjemahan
Dari Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang
kepada Rasulallah SAW lalu bertanya, “Ya Rasulallah, siapa orang yang
paling berhak (pantas) mendapat perlakuan baikku?” Rasulallah
menjawab “ibumu”. Laki-laki itu berkata lagi, “siapa lagi” Rasulallah
menjawab “kemudian ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi, kemudian siapa
lagi?”Rasulallah menjawab, “ibumu”. Laki-laki itu berkata lagi (untuk
kali yang keempat), “kemudian siapa lagi?”Rasulullah menjawab,
“sesudah itu ayahmu.” (HR. Al-Bukhari).6
2. Kosa Kata
َر ُج ٌل : Seorang laki-laki
ُّ َم ْن أَ َح
ق : Siapa yang berhak atau pantas
َأُ ُّمك : Ibumu
َأَبُوْ ك : Ayahmu
6
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Jakarta:Amzah,2014),
hlm.128
5
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa di dalam hadist tersebut
terdapat anjuran untuk berbuat baik kepada kerabat dekat, ibu adalah yang
paling berhak mendapatkan itu, baru kemudian ayah dan kemudian kerabat
yang paling dekat. Para ulama mengatakan bahwa sebab didahulukannya
ibu adalah karena kelelahan, beban berat dan pengorbanannya di saat
mengandung, melahirkan, menyusui, perawatan pendidikan dan lain
sebagainya.
Imam Al-Qurthubi menjelaskan “Hadits tersebut menunjukkan
bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali
lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu
‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata
ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa
menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi
masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui
dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk
kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak
memilikinya.
Kemudian dari penjelasan diatas, Rasulullah menggunakan metode
tanya jawab sebagai strategi pembelajarannya. Beliau sering menjawab
pertanyaan dari sahabatnya ataupun sebaliknya. Metode tanya jawab
adalah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya komunikasi
langsung antara pendidik dan peserta didik. Sehingga komunikasi ini
terlihat adanya timbal balik antara guru dengan siswa.
6
3. Mengetahui perbedaan pedapat antar siswa dan guru yang dapat
membawa ke arah diskusi yang positif.
4. Membangkitkan semangat belajar dan daya saing yang sehat di antara
siswa.
5. Dapat mengukur batas kemampuan dan penguasaan siswa terhadap
pelajaran yang telah diberikan.
Kelemahannya antara lain :
1. Bila terjadi perbedaan pendapat, akan banyak menyita waktu untuk
menyelesaikanya. Bahkan perbedaan pendapat antar guru dan siswa
akan menjurus kepada negatif, dimana siswa menyalahkan guru, dan ini
besar risikonya.
2. Tanya Jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok
persoalan/materi pelajaran, hal ini terjadi jika guru tidak dapat
mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan siswanya.
3. Tidak cepat merangkum bahan pelajaran.
4. Tanya jawab akan dapat membosankan jika yang ditanyakan tidak ada
variasi.
PENUTUP
7
A. Kesimpulan
Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut
wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya berada di dalam Al
Qur’an dan Al Hadits. Pada dasarnya metode pandidikan Islam sangat
efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka
sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin
dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-
konsep pendepan Islam.
Seorang guru dituntut agar mempelajari berbagai metode yang
digunakan dalam mengajarkan suatu mata pelajaran. seperti bercerita,
mendemostrasikan, mencobakan, memecahkan masalah mendiskusikan
yang digunakan oleh ahli pendidikan Islam dari zaman dahulu sampai
sekarang dan mempelajari prinsip-prinsip metodologi dalam ayat-ayat Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Pengajaran agama Islam adalah
suatu tugas yang setelah itu barulah kita mengetahui garis temu antara
kedua lingkaran tersebut mempunyai permasalahan yang berkembang,
karena obyeknya, situasinya dan tugasnya berkembang pula
DAFTAR PUSTAKA
8
Nizar Samsul, Hasibuan Zainal Efendi. 2011. Hadis Tarbawi. Jakarta: Kalam
Mulia.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Abdul Majid Khon. 2018. Hadis Tarbawi Hadis-Hadis Pendidikan.
PRENAMEDIA GROUP: Jakarta.
Umar Bukhari.2014. Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis. Jakarta:
Amzah.
Zakiah Daradjat.1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.