Anda di halaman 1dari 14

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN REUMATOID ATRITIS

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang
tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada umumnya pasien mengeluh nyeri pada tulang.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya pasien mengeluh nyeri pada tulang.
c. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Apakah pasien pernah di rawat di rumah
sakit.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit keturunan di dalam keluarga.
3. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan dan pemeliharaan kesehatan pasien sebelum sakit dan saat sakit.
b. Pola nutrisi dan metabolic
Nutrisi dan metabolic sebelum dan sakat sakit
c. Pola aktivitas dan latihan
Pola aktivitas dan latihan sebelum sakit dan saat sakit
d. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat sebelum sakit dan saat sakit
e. Pola eliminasi
Pola eliminasi yaitu BAK dan BAB sebelum dan sesudah sakit
f. Pola reproduksi dan seksual
Mengkaji apakah klien sudah memiliki keturunan atau tidak.
g. Pola kognitif dan perseptual
Fungsi panca indra apakah baik atau tidak
h. Pola persepsi dan konsep diri
Mengkaji penilaian diri pasien terhadap dirinya.
i. Pola koping dan toleransi
Mengkaji bagaimanakah pemecahan masalah dalam keluarga
j. Pola hubungan dan peran
Mengkaji bagaimana interaksi pasien dengan orang lain dan perannya dalam
keluarga atau masyarakat
k. Pola nilai dan kepercayaan
Mengkaji kepercayaan yang di anut dalam keluarga.

4. Pemeriksaan Fisik Head To Toe


a. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala mesosepal. Tidak ada lesi.Penyebaran rambut merata.
tidak ada pendarahan
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyerii tekan
b. Rambut
Inspeksi : rambut bewarna hitam pendek, tidak ada kutu, ketombe, penyebaran
rambut merata dan tidak ada lesi.
Palpasi : rambut teraba halus dan tidak rontok
c. Mata
Inspeksi : bentuk simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva tidak anemis, tidak
buta warna, lapang pandang (+) pergerakan bola mata (+) vissus 6/6 dan tidak
adanya kantung mata.
Palpasi : tidak teraba benjolan , tidak ada nyeri tekan dan tekanan bola mata (+)
d. Hidung
Inspeksi : warna kulit hidung merata, tidak ada secret , tidak ada perdarahan ,
tidak ada penyumbatan, tidak ada pembengkakan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan di sinus maksilaris, frontalis dan etmoidailis, tidak
ada nyeri tekan sputum.
e. Telinga
Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada
lesi , dan tidak ada massa.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, uji pendengaran tes rinne (+) tes webber (+)
f. Mulut dan gigi
Inspeksi : warna bibir merah , tidah ada bibir sumbing , tidak ada lesi , tidak ada
massa, tidak terdapat bau mulut, warna gigi putih, tidak ada karies gigi, posisi gigi
simetris, tidak ada peradangan, tidak ada perdarahan, dan tidak ada stomatitis.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan di pipi
g. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, warna kulit merata, tidak ada hiperpegmentasi,
tidak terdapat pembengkakan, tidak ada jaringan parut dan tidak ada massa.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan pada
kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan pada trakea.
h. Thorax
1. Paru – paru
Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit merata, tidak ada lesi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat massa, kesimetrisan
ekspensi dada (+), taktil fremitus (+)
Perkusi : suara resonan
Auskultasi : suara vesikuler

2. Kardiovaskuler
Inspeksi : tidak ada sianosis, tidak ada edema, tidak ada lesi
Palpasi : tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : suara pekak, tidak ada kardiomegali
Auskultasi : S1,S2 tidak terdengar mur mur

i. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat hiperpigmentasi, tidak terlihat ada lesi, tidak terlihat
edema
Auskultasi : suara bising usus 18x/menit
Perkusi : terdapat suara timpani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen

j. Exstermitas
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak terdapat kelaian gerak
Palpasi : terdapat pembengkakan pada sendi pergelangan tangan
Kekuatan otot :
3333 3333
5555 5555

k. Genetalia
Inspeksi : tidak terkaji
Palpasi : tidak terkaji

l. Kulit
Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, tidak ada jaringan parut, tidak
ada hiperpigmentasi
Palpasi : suhu kulit teraba hangat, tidak ada nyeri tekan, turgor kulit elastis
(Asmadi, 2008).

B. Data Fokus
No Tanggal Data subjektif Data objektif
1 23-11-2017 - Pasien mengatakan nyeri pada - Pasien tampak gelisah dan
sendi tangan menahan nyeri pada daerah sendi
P : berhubungan dengan penyakit tangan
Q : seperti tertusuk-tusuk - Pasien tampak pucat
R : bagian sendi tangan
S:6
T : nyeri saat tertentu
- Pasien mengatakan lemas

2 23-11-2017 - Pasien mengatakan kurang - Pasien tampak cemas


mengatuhi tentang penyakitnya - Pasien tampak bingung
- Pasien mengatakan kurang
mengetahui penyebab
penyakitnya
3 23-11-2017 - Pasien mengatakan sulit - Terdapat pembengkakan pada
menggerakkan tangannya pergelangan tangan pasien
- Pasien mengatakan kaku pada - Pasien tampak gelisah
sendi

C. Analisa Data

No Tanggal / jam Data fokus Masalah Penyebab


1 23-11-2017 Ds : Nyeri akut Reaksi faktor R
09.00 wita - Pasien mengatakan dengan antibody,
nyeri pada sendi faktor metabolic,
tangan infeksi dengan
P : berhubungan kecenderungan
dengan penyakit virus
Q : seperti tertusuk-
tusuk
R : bagian sendi Reaksi peradangan
tangan
S:6
T : nyeri saat tertentu Nyeri akut
- Pasien mengatakan
lemas

Do :
- Pasien tampak gelisah
dan menahan nyeri
pada daerah sendi
tangan
- Pasien tampak pucat

2 23-11-2017 Ds : Difisiensi pengetahuan Reaksi faktor R


09.00 wita - Pasien mengatakan ansietas dengan antibody,
kurang mengatuhi faktor metabolic,
tentang penyakitnya infeksi dengan
- Pasien mengatakan kecenderungan
kurang mengetahui virus
penyebab penyakitnya

Do : Reaksi peradangan
- Pasien tampak cemas
- Pasien tampak
bingung Kurangnya
informasi tentang
proses penyakit

Defisiensi
pengetahuan

3 23-11-2017 Ds : Hambatan mobilitas Reaksi faktor R


09.00 wita - Pasien mengatakan fisik dengan antibody,
sulit menggerakkan faktor metabolic,
tangannya infeksi dengan
- Pasien mengatakan kecenderungan
kaku pada sendi virus

Do :
- Terdapat Reaksi peradangan
pembengkakan
pada pergelangan
tangan pasien Kekuatan sendi
- Pasien tampak
gelisah
Hambatan
mobilitas fisik

D. Diagnosa Keperawatan Prioritas

1. Nyeri akut b/d perubahan patologis oleh artritis rheumathoid d/d Pasien mengatakan nyeri
pada sendi tangan P : berhubungan dengan penyakit Q : seperti tertusuk-tusuk R : bagian
sendi tangan S : 6 T : nyeri saat tertentu, Pasien mengatakan lemas , Pasien tampak
gelisah dan menahan nyeri pada daerah sendi tangan, Pasien tampak pucat.
2. Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas struktur tulang, kekakuan sendi d/d
Pasien mengatakan sulit menggerakkan tangannya, Pasien mengatakan kaku pada sendi
Terdapat pembengkakan pada pergelangan tangan pasien, Pasien tampak gelisah.
3. Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya informasi d/d Pasien mengatakan kurang
mengatuhi tentang penyakitnya, Pasien mengatakan kurang mengetahui penyebab
penyakitnya, Pasien tampak cemas, Pasien tampak bingung (Nurarif A.H & Kusuma H,
2015).

E. Intervensi Keperawatan

Sumber intervensi dari NIC&NOC (2013)


No Diagnosa Noc Nic Rasional
keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk
asuhan keperawatan secara komprehensif, mengetahui
selaman 3x24 jam onset/durasi, frekuensi, secara
harapkan : kualitas, intensitas atau komprefensif
1. Mengenali kapan beratnya nyeri dan nyeri pasien.
nyeri terjadi factor pencetus. 2. agar pasien
dipertahankan pada 2. Berikan informasi mengetahui
skala 2 ditingkatan mengenai nyeri, seperti informasi
ke skala 5 penyebab nyeri, berapa tentang
2. Menggambarkan lama nyeri akan nyerinya.
faktor penyebab dirasakan, dan 3. untuk
dipertahankan pada antisipasi dari mengurangi
skala 3 ditingkatkan ketidaknyamanan faktor nyeri.
ke skala 5 akibat prosedur. 4. agar pasien
3. Melaporkan nyeri 3. Pilih dan dan keluarga
yang terkontrol implementasikan pasien
dipertahankan pada tindakan yang beragam mengetahui
skala 3 ditingkatkan (misalnya farmakologi, implementasi
ke skala 5 nonfarmakologi, yang cocok
4. Melaporkan gejala interpersonal) untuk untuk
yang tidak terkontrol memfasilitasi menurunkan
pada professional penurunan nyeri. nyerinya
kesehatan 4. Kolaborasi dengan 5. untuk
pasien , orang terdekat mendapatkan
dan tim kesehatan informasi
lainnya untuk memilih yang tepat
dan pada pasien.
mengimplementasikan 6. untuk
tindakan penururunan mengetahui
nyeri yang optimal. kecemasan
5. Gunakan teknik pada pasien.
komunikasi terapeutik 7. untuk
untuk mengetahui mengetahui
pengalaman nyeri ketidaknyama
pasien. nan pada
6. Observasi reaksi lingkungan.
nonverbal dari 8. agar pasien
ketidaknyamanan. mendapatkan
7. kontrol lingkungan penanganan
yang dapat yang lebih
mempengaruhi nyeri lanjut.
seperti suhu ruangan, 9. untuk
pencahayaan, dan mengetahui
kebisingan. seberapa
8. kolaborasi dengan efektif kontrol
dokter jika ada keluhan nyeri yang
dan tindakannya yang dilakukan
tidak berhasil. 10. agar
9. Evaluasi keefektifan mengetahui
control nyeri. penyebab
10. Kaji kultur yang respon nyeri
mempengaruhi nyeri. pasien.

2 Hambatan Setelah dilakukan Terapi latihan : mobilitas 1. Dapat


mobilitas asuhan keperawatan (pergerakan) sendi meningkatkan
fisik selaman 3x24 jam 1. Tentukan batasan pergerakan
harapkan : pergerakan sendi dan sendi dan
1. Deviasi radial 20 efeknya terhadap efeknya
derajat fungsi sendi terhadap
dipertahankan pada 2. Jelaskan pada pasien fungsi sendi
skala 3 ditingkatkan atau keluarga manfaat 2. pasien dan
ke skala 5. dan tujuan melakukan keluarga dapat
2. Deviasi ulnar 35 latihan sendi mengetahui
derajat 3. Lindungi pasien dari tujuan
dipertahankan pada trauma selama latihan melakuakn
skala 3 ditingkatkan 4. Dukung latihan ROM latihan sendi
ke skala 5. aktif, sesuai jadwal 3. untuk
3. Fleksi 90 derajat yang teratur dan mencegah
dipertahankan pada terencana terjadinya
skala 2 di tingkatkan 5. Lakukan latihan trauma selama
ke skala 5. ROM pasif atau ROM latihan
dengan bantuan, 4. pasien dapat
sesuai indikasi melakukan
6. Instruksikan ROM pasif
pasien/keluarga cara dengn bantuan
melakukan latihan 5. pasien/
ROM pasif, ROM keluarga dapat
dengan bantuan atau mengetahui
ROM aktif cara
7. Dukung pasien untuk melakukan
melihat gerakan tubuh latihan ROM
sebelum memulai 6. Agar pasien
latihan dapat
8. Bantu untuk mengikuti
melakuakn latihan secara
pergerakan sendi teratur dan
yang ritmis dan terencana
teratur sesuai kadar 7. agar pasien
nyeri yang bisa mampu
ditoleransi, ketahanan melihat
dan pergerakan sendi gerakan tubuh
9. Tentukan 8. agar pasien
prkembangan dapat
terhadap pencapaian melakukan
tujuan pergerakan
10. Sediakan dukungan sendi secra
positif dalam ritmis
melakukan latihan 9. pasien dapat
sendi mencapai
tujuannya
10. agar pasien
lebih
bersemangat
untuk
melakukan
latihan sendi

3 Defisiensi Setelah dilakukan Pengurangan kecemasan 1. agar pasien


pengetahuan asuhan keperawatan 1. Gunakan pendekatan merasa
selaman 3x24 jam yang tenang dan nyaman
harapkan : meyakinkan 2. utuk
1. Faktor faktor 2. Nyatakan dengan meningkatkan
penyebab dan jelas harapan terhadap harapan
faktor yang prilaku klien terhadap
berkontribusi 3. Jelaskan semua prilaku klien
dipertahankan pada prosedur termasuk 3. agar pasien
skala 3 sensasi yang akan mengetahui
ditingkatkan ke dirasakan yang prosedur yang
skala 5 mungkin akan dialami mungkin akan
2. Perjalanan penyakit klien selama prosedur dialami
biasanya dilakukan 4. agar pasien
dipertahankan pada 4. Berikan informasi mengetahui
skala 3 factual terkait informasi
ditingkatkan ke diagnosis, perawatan yang actual
skala 5 dan prognosis 5. agar pasien
3. Tanda dan gejala 5. Dorong keluarga merasa tenang
awal penyakit untuk mendampingi dan aman
dipertahankan pada klien dengan cara 6. untuk
skala 3 yang tepat mengetahui
ditingkatkan ke 6. Beri objek yang perasaan
skala 5 menunjukkan pasien
4. Tanda dan gejala perasaan aman 7. agar pasien
memburuknya 7. Instruksikan klien dapat
penyakit untuk menggunakan menggunakan
dipertahankan pada teknik relaksasi teknik
skla 3 ditingkatkan 8. Atur penggunaan obat relaksasi
ke skala 5 obatan untuk 8. untuk
mengurangi mengurangi
kecemasan secara tingkat
tepat kecemaan
9. Kaji untuk tanda pasien
verbal dan non verbal 9. untuk
kecemasan mengetahui
10. Berikan aktivitas tanda verbal
pengganti yang dan non
bertujuan untuk verbal
mengurangi tekanan kecemasan
10. untuk
mengurangi
tekanan pasien
F. Implementasi

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori dari


perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan di selesaikan (Potter &
Perry, 2005).

G. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya
tujuam dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya,
klien akan masuk kembbali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang
(reassesment). Secara umum, evaluasi ditujukan untuk:
1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan
2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
3) Mengkaji peneyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai (Asmadi, 2008).

Anda mungkin juga menyukai