Anda di halaman 1dari 2

Nama : Abdul Aziz Fakhruddin

NIM : 201710570311010
UTS EVALUASI
1. Pada hakikatnya evaluasi pembelajaran adalah proses pengukuran dan penilaian terhadap
suatu pembelajaran dimana seorang pendidik mengukur atau menilai peserta didik dengan
menggunakan alat tes. Tujuan evaluasi sendiri adalah untuk melacak proses belajar peserta
didik apakah sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah diterapkan,
mengecek hasil belajar peserta didik apakah ada kekurangan atau tidak dalam proses
pembelajaran, mencari solusi dari kekurangan yang peserta didik alami dan menyimpulkan
seberapa menguasainya peserta didik dalam kompetensi yang diterapkan. Perlukah
pembelajaran bahasa Arab dilakukan evaluasi? Menurut saya evaluasi pembelajaran bahasa
Arab sangat perlu dilakukan untuk mengatahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan
ini sesuai dengan tujuan dan dapat dikatakan berhasil atau tidak.
Jadi, evaluasi pembelajaran bahasa Arab sangatlah penting dilakukan untuk
mengetahui efektif atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga
pendidik. Karena bila seorang pendidik tidak melakukan Evaluasi, sama saja tenaga pendidik
tersebut tidak ada perkembangan dalam merancang sistem pembelajaran. Sehingga peserta
didik bisa saja merasa bosan dengan sistem belajar bahasa Arab yang terus menerus sama.
Tenaga pendidik harus menciptakan Inovasi baru untuk memperbaharui sistem pembelajaran
bahasa Arab yang akan ia terapkan di dalam kelas, mulai dari materi, metode, media, sumber
belajar, lingkungan dan sistem penilaian.
2. Validitas isi suatu tes mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat
penguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan
pengajaran. Dengan kata lain, tes yang mempunyai validitas isi yang baik ialah tes yang
benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan konten
pengajaran yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Sedangkan validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh
item-item tes mampu mengukur apa-apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan
konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.

Sebagai ilustrasi, terdapat kisi-kisi soal bahasa Arab sebagai berikut:


Kisi-kisi : Siswa mampu menentukan isim Fa’il dari suatu kata bahasa Arab.

Soal : Isim fa’il dari kata ‫ نصر‬adalah ?


a. ‫ ناصر‬b. ‫ منصور‬c. ‫ نصرا‬d. ‫ينصر‬

Soal tersebut lulus uji validitas isi dikarenakan instrumen/soal tersebut dapat mengukur
apa yang hendak diukur, karena yang hendak diukur adalah pengetahuan dan
pemahaman siswa tentang isim fa’il dan soal/instrumen tersebut juga menguji tentang
isim fa’il.
Bentuk soal dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis dengan jawaban
tertulis jelas dapat menggambarkan kemampuan membaca. Karena itu, hasil pengukuran
tersebut memiliki validitas konstruk. Karena, dalam rangka mengukur kemampuan
membaca, siswa diminta untuk membaca sebuah soal yang berbentuk soal teks, maka
tugas atau soal tersebut relatif menggambarkan kemampuan membaca siswa. Hal itu
berarti bahwa hasil pengukuran tersebut memiliki validitas konstruk.

3. Contoh soal model diskret

Isim fa’il dari kata ‫ضرب‬adalah?

a. ‫ ضارب‬b. ‫ مضروب‬c. ‫ ضربا‬d. ‫يضرب‬

Contoh soal model integratif

Susunlah kumpulan kata berikut menjadi kalimat yang padu!

‫ مبكرا – إىل – صبحا – عبد العزيز – ذهب‬- ‫املدرسة‬

Anda mungkin juga menyukai