Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU F.

ICU
1. Sebutkan sistem distribusi obat yang digunakan di F. ICU dan berikan
penjelasan singkat !
Sistem distribusi obat yang digunakan di F.ICU adalah sistem distribusi One
Daily Dose (ODD) yang merupakan pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai yang dilakukan oleh satelit khusus ICU pada pasien
rawat inap berdasarkan resep perseorangan yang dikemas/disiapkan dalam dosis
tunggal untuk pemakaian sehari (24 jam). Tujuan dari penggunaan sistem ODD ini
adalah agar pasien mendapat kemudahan dalam menggunakan obat sehingga
kepatuhan pasien minum obat akan meningkat, meminimalkan beban biaya obat
yang tidak digunakan pasien, pemantauan medication errors (ME) dapat berjalan
lebih baik. Apoteker bekerja sama dengan tenaga teknis kefarmasian (TTK) yang
akan menyiapkan obat dari resep perorangan tersebut ke dalam dosis tunggal atau
dosis sekali minum dalam satu hari sesuai dengan waktu minum obat, yaitu pagi,
siang, sore dan malam hari.
Pada sistem ODD, ketepatan dan ketelitian Apoteker sangat dibutuhkan pada
saat menyiapkan obat yang akan diberikan kepada pasien dikarenakan kondisi
pasien yang dapat berubah setiap waktu sehingga perlu dilakukan penyesuaian
pengobatan meliputi dosis, aturan pakai, rute pemberian, waktu pemberian sesuai
kondisi pasien. Apoteker juga akan melakukan double check dengan perawat yang
akan memberikan obat kepada pasien dengan lembar monitoring yang dimiliki oleh
perawat untuk memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan kondisi
pasien. Selain sistem ODD, di ICU RS Bethesda juga menerapkan sistem distribusi
partial floor stock yang berupa penggunaan emergency trolley. Emergency trolley di
ICU digunakan untuk mempercepat penanganan apabila dibutuhkan segera obat dan
alat-alat kesehatan yang menunjang perawatan pasien di ICU.

2. Sebutkan obat dan alkes life saving yang tersedia di Emergency Troley F. ICU
(@ 5 jenis), sebutkan fungsi masing-masing alkes dan obat tersebut !
a) Obat life saving
No. Nama Obat Fungsi dan mekanisme
1. Kalmethasone 4mg/mL Fungsi obat: mengatasi edema serebral,
inj alergi, dan multiple sclerosis.
Mekanisme kerja obat: Mengurangi
peradangan dengan menekan migrasi
neutrofil, mengurangi produksi mediator
inflamasi, dan membalikkan peningkatan
permeabilitas kapiler; menekan respon imun
normal (Lacy, et al., 2012).
2. Epinefrin 1mg/mL inj Fungsi obat: untuk mengatasi syok
anafilaksis, hipotensi berat dan resusitasi
jantung paru
Mekanisme kerja obat: merangsang reseptor
alfa, beta-1, dan beta2-adrenergik yang
menghasilkan relaksasi otot polos bronkial,
stimulasi jantung, dan pelebaran pembuluh
darah otot rangka; dosis kecil dapat
menyebabkan vasodilatasi melalui reseptor
beta2-vaskular; dosis besar dapat
menghasilkan penyempitan otot polos rangka
dan vaskular (Lacy, et al., 2012).
3. Xylocaine 2% jelly Fungsi obat: mengatasi aritmia, anestesi.
Mekanisme kerja obat: menekan secara
otomatis jaringan konduksi, dengan
meningkatkan ambang stimulasi listrik
ventrikel, sistem His-Purkinje, dan
depolarisasi spontan ventrikel selama diastol
dengan tindakan langsung pada jaringan;
menghambat inisiasi dan konduksi impuls
saraf dengan mengurangi permeabilitas
membran neuron terhadap ion natrium, yang
menghasilkan penghambatan depolarisasi
dengan blokade konduksi yang dihasilkan
(Lacy, et al., 2012).
4. Sedaccum inj 1 mg/mL Fungsi obat: sedasi untuk tindakan
(midazolam) diagnostik dan anestesi lokal.
Mekanisme kerja obat: Mengikat reseptor
benzodiazepine stereospesifik pada neuron
GABA postsinaptik di beberapa lokasi dalam
sistem saraf pusat, termasuk sistem limbik,
pembentukan retikuler. Peningkatan efek
penghambatan GABA pada rangsangan saraf
hasil dengan peningkatan permeabilitas
membran neuron terhadap ion klorida.
Pergeseran ion klorida ini menghasilkan
hiperpolarisasi (keadaan yang tidak terlalu
bergairah) dan stabilisasi (Lacy, et al., 2012).
5. Magnesium sulfate 40% Fungsi obat: mengatasi hipomagnesemia,
asma, eklampsia, suplementasi nutrisi
parenteral.
Mekanisme kerja obat: magnesium
mengurangi asetilkolin di terminal saraf
motorik dan bekerja pada miokardium
dengan memperlambat laju pembentukan
impuls simpul S-A dan memperpanjang
waktu konduksi. Magnesium diperlukan
untuk pergerakan kalsium, natrium, dan
kalium masuk dan keluar sel, serta
menstabilkan membran yang mudah terbakar
(Lacy, et al., 2012).

b) Alkes life saving


No. Nama Alkes Fungsi dan mekanisme
1. Selang perfusor/infus Fungsi: merupakan alat sekali pakai
digunakan untuk jalan pemberian cairan i.v
(infus) atau memasukkan cairan obat
langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu.
Cara Pemakaian:
1. Mencuci tangan dengan 7 langkah

2. Memberitahu kepada pasien tindakan


yang akan dilakukan

3. Membuka plastik infus dan mengisi


selang infus sebelum mengisi harap
perhatikan steril ujung infus.

4. Menggantungkan cairan infus dan


mengisi tabung kecil dengan cara
menekan cairan infus tetapi setengah
bagian dari tabung.

5. Kemudian cek apakah ada udara yang


masuk dalam selang infus.

6. Pakai handscoon agar terhindar dari


darah pada saat pemasangan infus.

7. Memilih posisi vena yang tepat pada


pemasangan infus letakkan tangan di
atas perlak atau pengalas.

8. Pasang tourniquet supaya membantu


memperjelas vena tersebut.

9. Lakukan desifektan vena dengan kapas


alcohol dari atas kebawah dengan sekali
usap saja.

10. Buka abocath lalu periksa apakah ada


kerusakan pada abocath tersebut. Lalu
menusukkan abocath pada vena yang
telah dipilih sebelumnya.

11. Memperhatikan adanya darah dalam


abocath jika sudah ada darah maka
lakukan pencabutan pada pegangan
abocath tersebut.

12. Lakukan pelepasan tourniquet yang


telah di pasang dan menyambungkan
ujung selang infus ke selang abocath.

13. Memberikan plester dengan benar dan


mempertahankan keamanan abocath
agar tidak tercabut.

14. Mengatur cairan tetesan infus sesuai


kebutuhan pasien dan kemudian alat
tersebut di bereskan.

15. Cuci tangan dengan 7 langkah dan catat


tindakan yang telah dilakukan. Jangan
lupa untuk sering mengevaluasi
kelancaran infus.
2. Nasal O2 Mask Fungsi: mengalirkan oksigen konsentrasi 60-
rebreathing 80% dengan kecepatan aliran 8-12
liter/menit.
Mekanisme: pada saat inspirasi, oksigen
masuk dari sungkup melalui lubang antara
sungkup dan kantung reservoir, ditambah
oksigen yang masuk dalam lubang ekspirasi
pada kantong. Udara inspirasi sebagian
tercampur dengan udara ekspirasi sehingga
konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada simple
face mask.
Cara Pemakaian:
1. Terangkan prosedur pada klien.
2. Hubungkan selang oksigen dengan
humidifier dengan aliran rendah.
3. Isi oksigen ke dalam kantong dengan
cara menutup lubang antara kantung
dengan sungkup.
4. Atur tali pengikat sungkup sehingga
menutup rapat dan nyaman. Bila perlu,
pakai kasa pada daerah yang tertekan.
5. Sesuaikan aliran oksigen, sehingga
kantung akan terisi waktu ekspirasi dan
hampir kuncup waktu inspirasi.
3. IV catheter Kateter intravena adalah jarum untuk
menempatkan cairan steril langsung ke vena
pasien. Biasanya cairan steril mengandung
elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrien
(biasanya glukosa), vitamin atau obat.
Pemasangan kateter intravena digunakan
untuk memberikan cairan ketika pasien tidak
dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau
syok, untuk memberikan garam yang
diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang
diperlukan untuk metabolisme, atau untuk
memberikan medikasi.
4. Endotracheal tube Fungsi: pipa jalan nafas buatan ke dalam
trachea melalui mulut. Tindakan intubasi
baru dapat dilakukan bila : cara lain untuk
membebaskan jalan nafas (airway) gagal,
perlu memberikan nafas buatan dalam
jangka panjang, ada resiko besar terjadi
aspirasi baru.
Prosedur pelaksanaan intubasi endotrakheal
adalah sebagai berikut:
a. Persiapan Alat (STATICS):
1) Scope : Laringoscope, Stetoscope
2) Tubes : Endotrakheal Tube (ETT) sesuai
ukuran
3) Airway : Pipa orofaring / OPA atau
hidung-faring/NPA
4) Tape : Plester untuk fiksasi dan gunting
5) Introducer : Mandrin / Stylet, Magill
Forcep
6) Conector : Penyambung antara pipa dan
pipa dan peralatan anestesi. 7) Suction :
Penghisap lendir siap pakai.
7) Bag dan masker oksigen (biasanya satu
paket dengan mesin anestesi yang siap pakai,
lengkap dengan sirkuit dan sumber gas).
8) Sarung tangan steril 10) Xylocain jelly/
Spray 10%
9) Gunting plester
10) Spuit 20 cc untuk mengisi cuff
11) Bantal kecil setinggi 12 cm
12) Obat-obatan (premedikasi,
induksi/sedasi, relaksan, analgesi dan
emergency).
b. Pelaksanaan
1) Mesin siap pakai
2) Cuci tangan
3) Memakai sarung tangan steril
4) Periksa balon pipa/ cuff ETT
5) Pasang macintosh blade yang sesuai
6) Anjurkan klien berdoa, karena intubasi/
induksi akan dimulai 12
7) Beri oksigen 100% dengan masker/ ambu
bag 4 liter/ menit
8) Masukkan obat-obat sedasi dan relaksan
9) Lakukan bagging sesuai irama pernafasan
10) Buka mulut dengan teknik cross finger
dengan tangan kanan
11) Masukkan laringoskop dengan tangan
kiri sampai terlihat epiglotis, dorong blade
sampai pangkal epiglotis
12) Berikan anestesi daerah laring dengan
xylocain spray 10%
13) Masukkan ETT yang sebelumnya sudah
diberi jelly dengan tangan kanan
14) Sambungkan dengan bag/ sirkuit
anestesi, berikan oksigen dengan nafas
kontrol 8-10 kali/ menit dengan tidal volume
8-10 ml/kgBB
15) Kunci cuff ETT dengan udara ± 4-8 cc,
sampai kebocoran tidak terdengar
16) Cek suara nafas/ auskultasi pada seluruh
lapangan paru kiri kanan
17) Pasang OPA/NPA sesuai ukuran
18) Lakukan fiksasi ETT dengan plester
19) Lakukan pengisapan lendir bila terdapat
banyak lendir
20) Bereskan dan rapikan kembali peralatan
21) Lepaskan sarung tangan, cuci tangan
(Latief, 2007).
5. Stomach Tube Berbentuk selang yang digunakan dalam
membilas dan mencuci perut, memberikan
obat pada pasien dan juga digunakan dalam
mengambil getah lambung pasien.

Daftar Pustaka
Lacy, C. F., Amstrong, L. L., Goldman, N. P., and Lance, L. L., 2012. Drug
Information Handbook with International Trade Names Index, 20th edition.
United States of America: Lexicomp.
Latief, A.S., 2007. Petunjuk Praktis Anesthesiologi Edisi Kedua. Bagian Anesthesiologi
dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai