Makalah Imobilisasi
Makalah Imobilisasi
“IMOBILISASI”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata Kuliah Keperawatan Dasar
Disusun oleh:
Kelas : IA Keperawatan
JURUSAN KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Imobilitas ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Lisdiyanti Usman. S.ST, M.Kes selaku dosen pada mata kuliah
Keperawatan Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Imobilitas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok II
Page | i
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Imobilisasi........................................................................................3
2.2 Beberapa alasan dilakukan Imobilisasi..............................................................3
2.3 Dampak Imobilisasi...........................................................................................3
2.4 Tingkat Imobilisasi............................................................................................5
2.5 Manifestasi klinis...............................................................................................6
2.6 Bahaya Imobilisasi Pada Klien Lansia Yang Dirawat Di rumah Sakit..............7
Daftar Pustaka
Page | ii
Bab I
Pendahuluan
Kemampuan untuk bergerak juga mempengaruhi harga diri dan citra tubuh.
Bagi sebagian besar orang, harga diri bergantung pada rasa kemandirian atau
perasaan berguna atau merasa dibutuhkan. Orang yang mengalami gangguan
mobilitas dapat merasa tidak berdaya dan membebani orang lain. Citra tubuh
dapat terganggu akibat paralisis, amputasi, atau kerusakan motorik lain. Reaksi
orang lain terhadap gangguan mobilitas dapat juga mengubah atau mengganggu
harga diri dan citra tubuh secara bermakna. Ambulais adalah salah satu cara untuk
mencegah terjadinya gangguan mobilitas karena dengan ambulasi dapat
memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis (thrombosis vena
profunda/DVT), mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi,
mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi.
1.3 Tujuan
Page | 1
Bab II
Pembahasan
1. Pengobatan atau terapi, seperti pada klien setelah menjalani pembedahan atau
mengalami cedera pada kaki atau tangan. Tirah baring merupakan merupakan
suatu intervensi dimana klien dibatasi untuk tetap berada di tempat tidur untuk
tujuan terapi antara lain untuk memenuhi kebutuhan oksigen, mengurahi nyeri,
mengembalikan kekuatan dan cukup beristirahat,
Dampak imobilisasi pada klien secara fisik adalah (1) pada fisik seperti
kerusakan integumen/integritas kulit, system kardiovaskuler, sistem eliminasi,
musculoskeletal, system pencernaan, dan respirasi (2) psikologis seperti depresi
dan istirahat tidur, dan (3) tumbuh kembang.
1. Sistem Integumen
Page | 2
2. Sistem Kardiovaskuler
3. Sistem Eleminasi
4. Sistem Muskuloskeletal
Page | 3
c. Kontraktur dan nyeri sendi: Kondisi imobilisasi jaringan kolagen pada
sendi mengalami ankilosa dan tulang terjadi demineralisasi yang
menyebabkan akumulasi kalsium pada sendi yang berakibat kekakuan dan
nyeri pada sendi.
5. Sistem Pencernaan
6. Respirasi
Jika saudara sudah mengetahui proses mekanik tubuh dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta dampak yang terjadi, maka saudara pasti tidak kesulitan
untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan aktivitas
dengan tahap-tahap sebagai berikut: (1) pengkajian, (2) merumuskan diagnosa, (3)
Page | 4
menyusun rencana, (4) melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
(akan dipelajari pada Modul 12), menyusun kriteria evaluasi.
1) Perubahan Metabolisme
Imobilisasi mengganggu fungsi metabolisme normal, seperti: menurunkan
laju metabolisme, mengganggu metabolisme karbohidrat, lemak dan protein,
menyebabkan ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan kalsium dan
menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti nafsu makan peristaltic berkurang.
Perubahan metabolisme lainnya yang berhubungan dengan imobilisasi
adalah resorpsi kalsium dari tulang. Imobilisasi menyebabkan pelepasan kalsium
ke dalam sirkulasi. Secara normal, ginjal mengekskresikan kelebihan kalsium.
Namun, jika ginjal tidak mampu berespons dengan tepat, maka terjadilah
hiperkalasemia.
2) Perubahan Pernapasan
Latihan aerobic yang teratur dapat meningkatkan fungsi paru. Kurangnya
pergerakan dan latihan akan menyebabakan klien memiliki risiko tinggi
komplikasi pernapasan. Klien yang imobilisasi memiliki risiko berkembangnya
komplikasi pulmonari. Komplikasi pernapasan yang paling umum adalah
atelectasis dan pneumonia hipostatik.
3) Perubahan Kardiovaskuler
Imobilisasi juga mempengaruhi sistem kardiovaskuler. Tiga perubahan
utama adalah hipotensi ortostatik, meningkatkannya beban karja jantung, dan
pembentukan trombus.
Pada klien yang imobilisasi, menurunnya volume cairan yang bersirkulasi,
berkumpulnya darah pada ekstremitas bawah, dan menurunnya respon otonomik
akan terjadi. Faktor ini akan menurunkan aliran balik vena, disertai meningkatnya
curah jantung, yang di refleksikan dengan menurunnya tekanan darah. Hal ini
terutama terjadi pada klien lansia.
Karena imobilisasi meningkat, curah jantung menurun, dan efisisensi
jantung selanjutnya akan menurun hingga beban kerja jantung meningkat. Klien
yang imobilisasi memliki resiko pembentukan trombus. Trombus adalah
akumulasai platelet, fibrin, factor pembekuan, dan elemen seluler darah yang
melekat pada dinding interior vena dan arteri yang terkadang menghambat lumen
pembuluh darah.
Page | 5
Efek pada otot karena pemecah protein, klien kehilangan massa tubuh yang
berlemak. Massa otot berkurang tidak stabil untuk mempertahankan aktifitas
tanpa meningkatkan kelemahan. Jika imobilisasi terus terjadi dan lien tidak
melakukan latihan, kehilangan massa otot akan terus terjadi. Kelamahan otot juga
terjadi karena imobilisasi, dan imobilisasi lama sering menyebabkan atrofi
angguran.
Trifi anggguran (disuse atrophy) adalah respon yang dapat diobservasi
terhadap penyakit, menurunnya aktivitas kehidupan sehari hari, dan imobilisasi .
kehilangan daya tahan menurunya massa dan kekuatan otot dan instabilitas sendi
(lihat efek pada rangka) menyebabkan klien beresiko mengalami cedera.
7) Efek Fisiologis
Imobilisai yang menyebabkan respons emosional dan prilaku, perubahan
sensoris, dan perubahan koping. Perubahan prilaku yang umum meliputi
permusushan, perasaan pusing, takut dan ansiates.
2.6 Bahaya Imobilisasi Pada Klien Lansia Yang Dirawat Di rumah Sakit
Page | 6
kesehatan interdisiplin diperlukan untuk memepertahankan mobilisasi dan
kapasitas fungsional.
Pada akhirnya, interpusi yang banyak dan keributan pada lingkungan sering
mengganggu tidur, mentebabakan kelemahan, depresi dan kebingungan. Klien
perlu istirahat yang cukup untuk tetap bias bergerak. Perawat perlu melakukan
intrvensi untuk memastikan bahwa klien lansia mampu beristirahat tanpa ada
gangguan untuk mempertahankan atau meningkatkan mobilisasi lansia.
Page | 7
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Page | 8
Daftar Pustaka
Page | 9