(PDF) Laporan Pendahuluan Gagal Ginjal Kronik
(PDF) Laporan Pendahuluan Gagal Ginjal Kronik
1. Pengertian
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
dan sampah lain dalam darah (Brunner & Suddarth, 2002 : 1448).
gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami kerusakan
2. Anatomi Fisiologi
anterior, ginjal dipisahkan dari kavum abdomen dan isinya oleh lapisan
toraks bawah.
Ginjal pada orang dewasa panjangnya ginjal 11-13 cm, lebarnya 5-7
Ginjal kiri lebih panjang dan tinggi dari ginjal kanan dikarenakan hati
yang disebut kapsula renalis, kapsula renalis ini dikelilingi oleh lapisan
lemak ferirenal dan pacia gerota yang akan melindungi semua bagian
ginjal kecuali hilum, area dimana pembuluh darah keluar dan masuk
daerah ini.
Ginjal dibagi dua daerah yang berbeda yaitu korteks (bagian luar)
dan medula (bagian dalam). Medula dibagi menjadi baji segitiga yang
kurang 1,3 juta nefron, selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah,
konsentrasi.
plasma terikat oleh protein dan tidak bebas difiltrasi sehingga kalium
panjang ansa henle 2-14 mm. klorida secara aktif diserap kembali pada
cabang asedens gelung henle dan natrium yang bergerak secara pasif
kelok dan letaknya jauh dari kapsula bowman panjang 5 mm. tubulus
korteks dan medulla ginjal yang bersatu membentuk suatu duktus yang
adalah 45-65 mm. nefron yang berasal dari glomerulus korteks (nefron
korteks) mempunyai ansa henle yang memanjang ke dalam piramid
medula.
5) Duktus koligen medula ini saluran yang secara metabolik tidak aktif.
Gambar 2. Nefron
Duktus Kolektivus
c. Fungsi Ginjal
cairan tubuh
tubuh.
sebelah kiri garis tengah maka arteri renalis kanan lebih panjang dari arteri
renalis kiri. Setiap arteri renalis bercabang waktu masuk ke dalam hilus
ginjal.
terletak di sebalah kanan garis tengah. Sehingga vena renalis kiri kira-kira
dua kali lebih panjang dari vena renalis kanan. Arteri renalis masuk ke
glomerulus.
Aliran darah ginjal (renal blood flow) adalah sekitar 20-25% dari
curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Bila hematokrit normal (45%)
maka aliran plasma ginjal (RPF) sama dengan 660 ml/menit, sekitar
seperlima dari plasma atau 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke
kapsula bowman atau dikenal dengan istilah GFR (Glomerulus Filtration
Rate).
3. Etiologi
a. Glomerulonefritis
b. Nefropati analgesik
c. Nefropati refluk
d. Ginjal polikistik
e. Nefropati diabetik
f. Hipertensi
g. Obstruksi
h. Gout
i. Tidak diketahui
4. Manifestasi Klinis
ginjal kronik :
mendasarinya.
i. Reproduksi : penurunan libido, impotensi, amenore, infertilitas,
ginekomastia, galaktore.
n. Endokrin : multiple
5. Patofisiologi
Mekanisme adaptasi pertama adalah dengan cara hipertrofi dari nefron yang
masih utuh untuk meningkatkan kecepatan filtrasi, beban solut dan reabsorpsi
tubulus.
pemekatan urin.
Perjalanan gagal ginjal kronik dibagi menjadi 3 stadium, yaitu :
a. Stadium I
ginjal. Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal dan
pasien asimptomatik.
b. Satdium II
jaringan yang berfungsi telah rusak dan GFR (Glomerulus Filtration Rate)
besarnya hanya 25% dari normal. Kadar BUN mulai meningkat tergantung
dari kadar protein dalam diet. Kadar kreatinin serum juga mulai meningkat
pemekatan urin.
c. Stadium III
telah hacur atau hanya tinggal 200.000 nefron saja yang masih utuh. GFR
Klien akan mulai merasakan gejala yang lebih parah karena ginjal
tubuh. Urin menjadi isoosmotik dengan plasma dan pasien menjadi oligurik
Kerusakan jaringan
GFR turun
Sekresi eritropetin turun
Sisa metabolisme meningkat
Eritropoesis turun
Sekresi ureum melalui
Iritasi saluran cerna
kulit
Anemia
Terasa penuh pada lambung
Pruritus
Suplai O2 ke jaringan kurang
Mual dan muntah
Gangguan integritas kulit
Metabolisme anaerob
Gangguan intake nutrisi
Proteinuria
Kelemahan otot
Intoleransi aktivitas
Hipoalbumin
a. Sistem Gastrointestinal
2) Fuetor uremik yang disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air
berbau amonia.
b. Kulit
3) Urea frost, akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat (jarang
dijumpai)
c. Sistem Hematologi
c) Defisiensi besi, asam folat dan lain-lain akibat nafsu makan yang
berkurang
proksimal.
e. Sistem Kardiovaskuler
f. Sistem Endokrin
sekresi insulin.
metabolisme
c. Diit tinggi kalori dan rendah protein (20-40 g/hari) menghilangkan gejala
perbaikan gejala. Hindari masukan dan berlebihan dari kalium dan garam.
d. Kontrol Hipertensi.
menghambat ACE dan obat anti inflasi nonsteroid). Asidosis berat atau
kekurangan garam yang menyebabkan pelepasan kalium dari sel dan ikut
dalam kaniresis. Deteksi melalui kalium plasma EKG. Gejala-gejala
dialisis.
dilakukan dialisa biasanya adalah gagal ginjal dengan gejala klinis yang
1. Oksigenasi
aldosteron yang pada akhirnya menyebabkan retensi natrium dan air sehingga
3. Nutrisi
toksin dalam tubuh serta merubah komposisi biokimia cairan tubuh yang akan
akibat retensi natrium dan air juga menyebabkan perasaan penuh pada perut
4. Eliminasi
Ketidakmampuan ginjal memproduksi urine menyebabkan penurunan
5. Aktivitas/Istirahat
6. Konsep Diri
Udem anasarka, perubahan kulit dan dampak lainnya dari gagal ginjal
tugas sosialnya juga menyebabkan gangguan peran diri dan harga diri.
7. Rasa Aman
C. Asuhan Keperawatan
masyarakat sehat maupun sakit mencakup hidup manusia. (La Ode, 1999 : 69).
Proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah,
1. Pengkajian
keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual
a. Riwayat Kesehatan
1) Data Demografi :
tahun.
b) Jenis kelamin: wanita mempunyai insiden infeksi traktus urinarius
b) Klien serta telah berobat kemana dan jenis obat yang dikonsumsi :
seperti penyakit ginjal, batu ginjal dan uretra, batu kandung kemih,
4) Riwayat Diit
kalsium
klien.
a) Karakteristik urine
b) Pola BAK
d) Perubahan frekuensi
e) Merasa nyeri
BAK
skortum/labia.
8) Penampilan Umum
b) Edema
peningkatan suhu.
dengan koma.
kacau.
kronik.
1) Mata
preorbial.
2) Muka
3) Leher
jantung kanan.
4) Pemeriksaan Ginjal
simetris, tidak tampak masa dan tidak ada pulsasi, bila tampak ada
akut.
setelah membesar organ ini dapat terlihat distensi pada supra pubis,
lengkap dari bendung kemih, kandung kemih tidak teraba. Bila ada
obstuksi di bawah dan prodiksi urine normal maka urine tidak dapat
untuk warna dan apakah ada kelainan pada orifisium uretra pada laki-
1) Urine
mereabsorpsi sodium.
ditemukan juga.
2) Darah
menurun bila ada anemia Hb : biasanya kurang dari 7-8 g/dl. Sel-
g) Magnesium, meningkat
h) Fosfor, meningkat
dan ureter
yang abnormal.
2. Diagnosa Keperawatan
anorekasia, mual, muntah, kehilangan selera, bau, stomatitis dan diet tak
enak.
3. Perencanaan
1) Perencanaan
a) Pantau kreatinin dan BUN serum
b) Rujuk pasien ke ahli diet untuk penyuluhan diet dan bantu dalam
anti hipertensi.
2) Rasional
3) Kriteria hasil
tak ada edema, tekanan darah sistolik (TD) diantara 90-140 mmHg,
peningkatan berat badan saat ini dua pon dari berat badan tidak edema.
1) Perencanaan
a) Pantau berat badan setiap hari, kreatinin dan BUN serum, jumlah
kewaspadaan berikut :
(a) Periksa kadar besi serum dan feritin, tekanan darah dan
riwayat alergi.
(b) Konsul dokter bila kadar besi dan feritin rendah, tekanan
(e) Hiperkalemia
berkumur dengan air sedikitnya tiap jam atau berikan batu es atau
2) Rasional
untuk menghasilkan sel darah merah. Besi dan asam folat penting
alfa epoetin, kadar besi dan feritin harus mendekati normal. Reaksi
meningkatkan saliva.
1) Perencanaan
terapi
2) Rasional
maksimum.
3) Kriteria hasil
dan takut.
1) Perencanaan
hipoalergik.
b) Berikan agen ikatan fosfat atur untuk dialisa sesuai program.
2) Rasional
menormalkan biokimia.
3) Kriteria hasil
Tidak ada tanda garukan pada kulit, keluhan pruritus lebih sedikit.
1) Perencanaan
mengenai :
diri di rumah
terapi pemeliharaan.
2) Rasional
hidup pasien
3) Kriteria hasil
anorekasia, mual, muntah, kehilangan selera, bau, stomatitis dan diet tak
enak.
1) Perencanaan
pada klien.
verbal
diet.
d) Siapkan dan berikan dorongan oral hygiene yang baik sebelum dan
sesudah makan
2) Rasional
c) Klien dan keluarga akan menjadi tidak berselera bila diet terlalu
anoreksia.
menyenangkan