A. Latar belakang
Lazada diluncurkan pada bulan Maret 2012 dan berkembang pesat hingga saat ini. Lazada
Indonesia merupakan salah satu bagian dari jaringan retail online Lazada Group yang
beroperasi di enam negara di Asia Tenggara, yang terdiri dari Lazada Indonesia, Lazada
Malaysia, Lazada Thailand, Lazada Vietnam, lazada Singapore dan Lazada Filipina dengan
total pengguna 550 juta pengguna dari total keseluruhan enam negara tersebut.
Lazada merupakan perusahaan yang bergerak di bidang layanan jual beli online dan ritel e-
commerce, hasil pengembangan dari perusahaan inkubator teknologi internet asal Jerman yaitu
Rocket Internet. Roket internet juga telah sukses menciptakan berbagai perusahan-perusahaan
yang inovatif dan kreatif di berbagai belahan dunia, yang berkantor pusat di Berlin, Jerman.
Proyek yang dimiliki Rocket Internet lainya di Indonesia antara lain zalora, foodpanda,
traveloka. Pada tahap awal pengembangannya Rocket Internet banyak membantu mulai dari
merekrut tenaga ahli, meyuntikan dana, dan mengimplementasikan platfrom teknologinya.
Namun setelah lazada mampu berkembang secara mandiri, Rocket Internet tidak lagi banyak
terlibat dalam kegiatan operasionalnya. Pada saat ini Rocket Internet lebih berperan dari segi
investasi dan pendanaannya. Selain Rocket Internet, lazada juga mendapatkan suntikan dana
dari beberapa investor besar seperti; JP Morgan, Tesco, Temasek Holdings, Summit Partners,
Investment AB Kinnevik, Access Industries, dan Verlinvest dengan total pendanaan sekitar $
520 miliyar.
Semenjak tiga tahun beroperasi di Indonesia semenjak Maret 2012 lalu, lazada telah berhasil
mencatatkan beberapa pencapaian yang luar biasa. Pada bulan September 2014 lalu lazada
Indonesia berhasil melakukan penjualan secara ekslusif smartphone Xiaomi Redmi 1S yang
berhasil habis terjual dalam waktu tujuh menit. Di bulan tersebut juga, Lazada disebut sebagai
situs e-commerce paling populer di Indonesia berrdasarkan hasil riset oleh perusahaan riset
NusaResearch. Kemudian di bulan Desember 2014 lazada juga berhasil mengadakan event
Online Revolutin 12.12, yaitu event promo yang diprakarsai oleh Lazada yang juga diikuti oleh
beberapa perusahan raksasa-raksasa e-commerce tanah air, yang berhasil mencatatkan 10
juta kunjungan pada situs dan aplikasi lazada dalam kurun waktu 24 jam. Sampai akhir
Desember 2014 tahun lalu tercatat total nilai barang terjual (GMV-Gross Merchandising
Volume) di lazada adalah $384 juta dan mengalami peningkatan 300% dibanding tahun
sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian E-Commerce
Secara umum, pengertian E-commerce (perdagangan elektronik) adalah kegiatan jual
beli barang/jasa atau transmisi dana/data melalui jaringan elektronik, terutama internet.Dengan
perkembangan teknologi informasi dan software, hal ini membuat transaksi konvensional
menjadi mungkin untuk dilakukan secara elektronik.
Secara umum e-commerce artinya melakukan bisnis melalui jaringan yang saling terhubung
(interconnected networks/internet). Untuk semakin memahami mengenai e-commerce, saksikan
video berikut ini :
Dengan banyaknya pilihan pelanggan dapat membandingkan harga satu dengan lainnya
Dapat mengurangi biaya produk, sehingga harga seharusnya dapat lebih terjangkau
Kekurangan E-Commerce
Jika emplementasi buruk maka dapat terjadi kelemahan keamanan, keandalan dan standar
sistem yang ada
Sulitnya untuk memastikan keamana dan privasi dalam setiap transaksi secara online
Masih belum murah dan amannya akses Internet pada suatu negara tertentu
D. Contoh Nyata E-Commerce Lazada
Lazada merupakan bagian dari jaringan E-Commerce yang berpusat di Dubai, Uni Emirat Arab
yang juga masih merupakan bagian dari Rocket Internet yang berasal dari Jerman. Lazada
menggunakan nuansa biru dan oranye yang mirip dengan nuansa tema yang digunakan oleh
situs jual beli Amazon. Lazada fokus untuk penjualan produk consumen electronic dan
peralatan rumah tangga. Sejumlah merk terkenal telah terdaftar di Lazada Indonesia. Salah
satu keunggulan yang diberikan Lazada adalah layanan antar gratis di wilayah Jakarta
menggandeng Go-Jek. Hal ini dikarenakan CEO Rocket Internet Indonesia juga merupakan
founder Go-Jek.
Cara Menggunakan Aplikasi Lazada
Untuk menggunakan layanan berbelanja di Lazada, pengguna diwajibkan untuk memiliki akun
terlebih dahulu. Untuk mendaftar/membuat akun, bisa dilakukan dengan klik login pada
halaman muka Lazada, lalu akan muncul pop-up untuk login dan di situ ada menu untuk daftar.
Untuk pendaftaran akun cukup dengan mengisi kolom-kolom data yang tersedia di situ.
Dibutuhkan alamat e-mail untuk mendaftar akun di Lazada. Apabila user kesulitan dengan
pendaftaran akun dengan metode pengisian data, user tidak perlu khawatir karena ada menu
pendaftaran/login dengan alamat Facebook.
Langkah Membeli Barang di Lazada
Pertama yang harus anda lakukan adalah mengunjungi Lazada.co.id. Kemudian tentukan
barang yang akan anda beli. Jika sudah anda tentukan selanjutnya adalah mengklik “BELI
SEKARANG”. Lalu klik “KONFIRMASI PEMESANAN”
Selanjutnya anda akan dibawa ke halaman dimana disitu anda harus memasukkan alamat
lengkap anda untuk mengirim barang yang anda beli. Pastikan alamat yang anda masukkan
sudah benar, jika alamat sudah benar anda bisa lihat detil pesanan anda di sebelah kanan.
Setelah itu klik “LANJUTKAN”.
Sekarang pilih metode pembayaran anda, bisa memilih pembayaran dengan Kartu Kredit,
Bayar di Tempat, Bank transfer. Jika memilih metode Bayar di Tempat pastikan barang yang
anda beli tersedia untuk pembayaran di tempat, jika tidak tersedia anda bisa memilih metode
pembayaran lainnya. Disini saya memilih pembayaran melalui Bank Transfer.
Kemudian buka email anda dan periksa inbox dan cari email dari Lazada. Jika di inbox tidak
ada bisa cari di folder spam. Email tersebut berisi data pesanan anda seperti Nomor
Pemesanan, Total yang harus di bayar. Anda harus segera melakukan pembayaran sebelum
24 jam. Anda bisa melakukan pembayaran melalui ATM atau Internet Banking. Di dalam email
tersebut sudah terdapat langkah-langkah cara melakukan pembayaran melalui ATM maupun
Internet Banking. Jadi ikuti saja cara melakukan pembayaran yang terdapat di email.
Setelah anda melakukan pembayaran maka anda sudah selesai berbelanja di Lazada,
selanjutnya anda tinggal menunggu konfirmasi dari Lazada bahwa pembayaran anda sudah
diterima oleh pihak Lazada melalui email anda. Apabila sudah terdapat email konfirmasi dari
lazada selanjutnya anda tinggal menunggu barang anda sampai di tangan anda.
Studi Kasus Lazada
Kasus salah baca deskripsi produk di E-Commerce Lazada Indonesia kembali terjadi. Jika
sebelumnya produk antigores dikira sebagai smartphone Xiaomi, kali ini sebuah produk lemari
boneka Barbie (lemari mainan) disangka sebagai lemari pakaian.
Gara-gara hal tersebut, pembeli yang memesan dan barangnya sudah sampai pun mengeluh di
kolom komentar produk.
Informasi ini pertama kali diunggah oleh akun Facebook milik Mira Diend Ony pada 20 Januari
2017. Ia mengunggah tiga foto hasil screenshot yang memperlihatkan produk lemari mainan
yang dijual, deskripsi produk, serta komentar dari pembeli yang telah menerima produk.
"Kebiasaan belanja orang Indonesia adalah tidak melihat deskripsi keterangannya. Udah jelas-
jelas Lemari BARBIE. Barbie ya seukuran boneka. Kalau sebesar manusia itu boneka seks,
wkwkwkwk," tulis Mira Diend Ony dalam unggahannya.
Sekadar diketahui, memang dalam screenshot pertama, disebutkan produk yang dijual adalah
"Plastic Furniture Living Room Wardrobe for Barbie Dollhouse Accessories Toy" alias lemari
untuk boneka Barbie.
Produk tersebut dijual Rp.226.000,- tapi mendapat diskon sehingga harganya menjadi
Rp.98.000,- Pada laman deskripsi pun tertera jelas ukuran produk adalah 13,5cm x 7cm x
23cm.
Diduga karena tak membaca deskripsi produk dengan baik, pembeli pun merasa tertipu ketika
barang yang datang tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya, yakni lemari baju.
Dua di antara pembeli memberikan komentar berupa keluhan. "Ukurannya sangat kecil dan
tidak sesuai harga, barang mirip mainan anak kecil. Kecewa total dan punya saya ada sedikit
cacat," tutur salah satu konsumen.
Konsumen lainnya mengeluhkan hal serupa. "Saya cancel karena lemarinya hanya buat
maenan anak, saya kira bisa dipakai buat lemari pakaian anak," tulis konsumen lainnya yang
memberikan satu rating.
Hingga kini, unggahan di Facebook milik Mira Diend Ony telah dibagikan lebih dari 600 kali dan
mendapat puluhan komentar dari pengguna internet.
Kasus semacam ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, iklan berbunyi "Tempered
Glass for Xiaomi Redmi Note 5A Screen - 100 Pcs" dikeluhkan oleh pembeli. Padahal, memang
benar produk yang dijual si penjual adalah tempered glass alias antigores,
bukan smartphone Xiaomi.
Melalui akun Twitter pribadinya, @IrfanRinaldi, pada Senin, 22 Januari 2018 mengunggah
keluhan tersebut. "Mau cerita tentang kasus @LazadaID yang katanya #BelanjaItuGakRibet.
Dimana istri mendadak ada orderan fiktif senilai 22jt," tulisnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, tak pernah merasa melakukan transaksi dengan nilai tersebut.
Terlebih, ia juga tak mendapatkan one time password (OTP) di setiap transaksi yang dilakukan.
Menanggapi kasus tersebut, pakar keamanan siber dan kriptografi, Pratama Persadha
menuturkan sebenarnya ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan aksi
semacam itu.
"Cara pertama, akun pelanggan memang diretas dan melakukan pemesanan lewat akun
korban," tuturnya saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Rabu (24/1/2018).
Ia menuturkan, biasanya pelaku akan melakukan transaksi di bawah nilai yang mewajibkannya
melakukan otentikasi melalui OTP.
Namun, pelaku juga dapat memanfaatkan informasi kartu kredit dari situs atau forum tertutup di
internet. Jadi, pelaku dengan info kartu kredit korban dapat melakukan transaksi di situs E-
Commerce. Biasanya, korban dipilih secara acak.
"Kasus ini pernah terjadi pada 2015 saat seorang siswa SMP di Pemalang Jawa Tengah
berbelanja di Lazada senilai beberapa ratus ribu dengan kartu kredit orang lain," tuturnya
menjelaskan.
Karena itu, ia menyarankan Lazada melakukan investigasi mengapa pesanan dengan nilai Rp
22 juta tak ada campur tangan pemilik akun, pemilik kartu kredit, termasuk OTP. Di sisi lain, ia
juga menyebut pemilik kartu kredit harus menjaga informasi kartu kreditnya
"16 digit di depan kartu, nama lengkap dan masa berlaku sudah cukup dipakai untuk
belanja online ditambah 3 digit angka CVV di belakang kartu. Data inilah yang sering
diperjual belikan di internet. Jadi, harus dijaga kerahasiannya agar tak tersebar," ujarnya.
Pratama juga mengingatkan pemilik kartu kredit melihat dan memastikan data kartu kreditnya
tak digandakan. Agar kasus serupa tak terulang, ia pun menyarankan pemilik akun tak
menyimpan data kartu kreditnya untuk mencegah peretasan dan penyalahgunaan.
Lazada Indonesia sendiri memastikan sistem keamanannya berfungsi dengan baik. Hal
tersebut diungkapkan Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, Achmad Alkatiri,
kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (24/1/2018).
"Perlu kami sampaikan sistem keamanan kami berfungsi dengan baik dan konsumen tidak perlu
khawatir," kata Achmad.
Dia lebih lanjut mengatakan, terkait kasus order fiktif dengan nominal Rp 22 juta yang tidak
dilakukan oleh konsumen, Lazada Indonesia telah bekerja sama dengan pihak berwenang dan
konsumen yang bersangkutan, yakni Irfan Rinaldi.
"Diduga kasus ini merupakan kasus penipuan kartu kredit di mana ada oknum yang
menyalahgunakan informasi kartu kredit konsumen dan menggunakannya di Lazada," ujar
Achmad.
Lebih lanjut, Lazada Indonesia, kata Achmad, berkomitmen untuk memastikan sistem
keamanan di Lazada Indonesia dapat melindungi transaksi konsumen dengan baik.
Kendati demikian, Lazada juga mengimbau agar konsumen lebih berhati-hati dalam menjaga
informasi pribadi dan lebih sensitif saat bertransaksi di mana pun.
Sebelumnya, konsumen bernama Irfan Rinaldi mengunggah kicauan berisi keluhannya
terhadap Lazada, mewakili istrinya.
Bukan keluhan belanja di Lazada Indonesia, keduanya menjadi korban order fiktif senilai Rp 22
juta melalui akun Lazada sang istri. Padahal yang bersangkutan tidak melakukan transaksi apa
pun.
Irfan pun sempat mempertanyakan kenapa E-Commerce sebesar @LazadaID bisa kecolongan
ketika memproses pembayaran via kartu kredit tanpa melalui OTP dari konsumen.
Permasalahan order fiktif senilai Rp 22 juta yang dialami pelanggan bernama Irfan Rinaldi di
Lazada Indonesia ini kini juga sudah mencapai tahap penyelesaian.
Usai menceritakan kronologi permasalahannya lewat sejumlah twitter serta mendapat
tanggapan pribadi dari Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, Achmad Alkatiri, Irfan
dihubungi lewat email oleh perwakilan Lazada, yakni Juniati Riwu selaku Vice President
Customer Service Lazada Indonesia.
"Beliau sudah memberikan statement tertulis akan memproses refund sebesar Rp
22.475.000," kicau Irfan.
Dia juga mengunggah screenshot email lengkap dari pihak Lazada Indonesia. Kurang lebih
isinya adalah kesediaan Lazada Indonesia untuk mengembalikan dana senilai Rp 22.475.000
ke kartu kredit milik istri Irfan Rinaldi, yakni Indah Putri Ariani.
PENUTUP
A. Kesimpulan
E-commerce (electronic comers) adalah pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
system elektronik seperti internet, televisi, world wide web, atau jaringan – jaringan computer lainya.
yang cukup kompleks. Melibatkan beberapa organisasi atau situs dalam penanganan sekuriti dan
otorisasi. Popularitas E-Business di penghujung abad 20 dan di awal milenium baru ini sesungguhnya
(1) faktor pasar dan ekonomi, diantaranya kompetisi yang semakin intensif, perekonomian global,
kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen yang semakin bertambah besar,
(2) faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah,
kesadaran dan tuntutan akan praktis etis, kesadaran dan tuntutan akan praktis etis, kesadaran akan
(3) faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus hidup produk dan teknologi, inovasi yang muncul
hampir setiap waktu, information overload, dan berkurangnya rasio biaya teknologi terhadap kinerja.
Perangkat lunak aplikasi E-Commerce dalam dunia bisnis dapat mendukung pemotongan rantai
distribusi sehingga konsumen dapat memperoleh suatu produk dengan harga yang lebih murah.
yang dapat dilakukan di jaringan intranet maupun internet, kemudahan untuk development, serta
pembayaran diterima oleh pihak lazada cukup lama sehingga sedikit membuat pembeli khawatir.