Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANDI NURAVIA DWI LESTARI

NIM : L011181335

KELAS : BIOLOGI LAUT B

TUGAS!

BENTUK ADAPTASI ORGANISME LAUT

Organisme bentik di zona intertidal memerlukan adaptasi yang sangat berbeda dengan
organisme laut lainnya, karena keberadaan di lingkungan bentik pada zona intertidal akan
mengalami dampak secara lansung dari berbagai perubahan faktor lingkungan. Oleh karena itu
sangat penting organisme di lingkungan ini beradaptasi demi mempertahankan eksistensinya
dalam ekosistem laut. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku adaptasi
organisme laut khususnya organisme bentik di zona intertidal dalam menghadapi perubahan
lingkungan demi mempertahankan diri dan berkembangbiak, sehingga dapat bermanfaat bagi
konservasi organisme di zona intertidal

Organisme bentik yang dihidup di daerah intertidal lebih banyak dari jenis organisme
yang menetap pada dasar substrat seperti golongan kerang, limpet, kepiting, alga, kiton,
anemon, teritip, bintang laut, bulu babi, tumbuhan lumut hitam dan lain-lain. Keberadaan
organisme tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis substrat pada daerah bentik. Karena jenis
substrat mempengaruhi cara adaptasi, pola migrasi, berkembang biak, mencari makan dan
mekanisme pertahanan..

Pola adaptasi ini merupakan usaha organisme intertidal untuk mempertahankan diri di
habitatnya dari kehilangan air pada saat berada di udara terbuka. Untuk mempertahankan diri,
organisme harus mempunyai sistem tubuh yang dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai
pengaruh yang dapat membuat organisme kehilangan air. Keadaan ini dapat terjadi pada saat
pasang surut (low tide) dan migrasi untuk kawin, berlindung dan mencari makan

ENERGI SUATU ORGANISME LAUT

Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya Matahari. Energi cahaya Matahari
masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme fotoautotropik) yang diubah
menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia mengalir dari produsen
ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia tersebut
digunakan organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kemampuan organisme-
organisme dalam ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi dinamakan produktivitas
ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas
sekunder'serta konsumen.
REPRODUKSI ORGANISME LAUT

Reproduksi merupakan kemampuan individu menghasilkan keturunan sebagai upaya


untuk melestarikan jenis atau kelompoknya.Meskipun tidak semua individu mampu
menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar
individu yang hidup di permukaan bumi ini.

Invertebrata laut memperlihatkan suatu keragaman yang tinggi dalam cara reproduksi,
yang secara umum dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu secara aseksual dan seksual.
Salah satu kelompok organisme tersebut ialah karang skleraktinia yang merupakan pembangun
utama terumbu karang (Szmant 1986, Harrison & Wallace 1990, Richmond & Hunter 1990,
Richmond 1997). Biologi reproduksi dan proses yang terkait dengan penyebaran dan
peremajaan karang adalah prasyarat penting untuk studi ekologi populasi dan komunitas
karang (Harrison & Wallace 1990) dan menjadi dasar utama dalam memahami mekanisme
yang mengendalikan populasi dan menjembatani kehidupan bersama bagi suatu spesies
(Underwood & Fairweather 1989).

Pengetahuan dasar mengenai reproduksi karang penting dan dapat membantu dalam
usaha pengelolaan sumber daya terumbu karang. Cara dan waktu reproduksi karang sangat
besar pengaruhnya dalam proses pemulihan terhadap kerusakan terumbu karang (Glynn et al.
1991). Sebagai contoh, bagian daerah terumbu karang yang baru mengalami kerusakan dapat
terkolonisasi dengan cepat jika karang yang bertahan di sekitarnya sering bereproduksi dengan
menghasilkan larva yang melekat di sekitar koloni induk (Szmant 1986, Sammarco & Andrews
1988). Informasi ini tentu dapat digunakan dalam usaha rehabilitasi terumbu karang dengan
mempertahankan koloni induk dari spesies yang bereproduksi dengan cara planulasi
(mengeluarkan keturunan berupa anak, tidak dalam bentuk telur) di sekitar daerah yang
mengalami kerusakan atau dengan cara melakukan transplantasi koloni karang dewasa dari
spesies tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Djunaidi A. Wally ,2011. ADAPTASI ORGANISME BENTIK DI ZONA INTERTIDAL. Staff

Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Darussalam Ambon

Chair rani, 2002. Reproduksi Seksual Karang: Suatu Peluang dan Tantangan dalam Penelitian
Biologi Laut di Indonesia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai