KELAS N
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
1. Error apa saja yang menyebabkan laporan keuangan Garuda harus disajikan
kembali?
Pada 26 Juli 2019, PT. Garuda Indonesia (PERSERO), TBK. memposting berita pers
tentang laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun 2018 dan laporan keuangan Q1/2019
untuk disajikan kembali (restatement). Sesuai dengan pernyataan dari Direktur Keuangan dan
Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal, ia mengatakan bahwa penyajian kembali
(restatement) laporan laba rugi periode buku 2018 dan LK Q1 2019 merupakan bentuk tindak
lanjut perusahaan atas hasil putusan regulator (Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Pemeriksa
Keuangan) terkait laporan kinerja keuangan perseroan. Dalam proses penyajian laporan
restatement tersebut, PT. Garuda Indonesia telah melaksanakan korespondensi dengan OJK
dan stakeholder lainnya dalam memastikan penyesuaian aturan dan prinsip compliance dalam
penyajian laporan restatement tersebut.
Dalam kaitan penyajian ulang Laporan Keuangan 2018, Garuda Indonesia
mencatatkan laporan pendapatan usaha sebesar USD 4,37 Milyar, tidak mengalami
perubahan dari laporan pendapatan sebelumnya. Sementara itu, Pendapatan usaha lainnya
(pendapatan lain-lain) terkoreksi menjadi USD 38,8 Juta dari sebelumnya USD 278,8 juta.
Dalam laporan restatement ini Garuda Indonesia mencatatkan net loss sebesar USD 175,028
juta dari sebelumnya laba sebesar USD 5,018 juta.
Sementara itu, pada laporan restatement Garuda Indonesia pada periode Q1 -2019
(Kuartal 1-2019) tercatat mengalami sejumlah penyesuaian pada indikator Aset menjadi
sebesar USD 4,328 Juta dari sebelumnya USD 4,532 juta. Adapun perubahan total indikator
Aset tersebut diakibatkan oleh penyesuaian pada pencatatan Piutang Lain-Lain menjadi
sebesar USD 19,7 juta dari sebelumnya sebesar USD 283,8 juta. Aset pajak tangguhan juga
mengalami penyesuaian menjadi USD 105,5 juta dari sebelumnya USD 45,3 juta. Lebih
lanjut, liabilitas perseroan pada penyajian kembalian laporan keuangan Q1-2019 juga
mengalami penyesuaian menjadi USD 3,537 juta dari sebelumnya USD 3,561 juta.
2. Bagaimana perlakukan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan) apabila terdapat error dalam laporan keuangan. Ilustrasikan
(tidak harus kasusnya Garuda).
Kesalahan laporan laba rugi yang diakibatkan klasifikasi pendapatan dan beban yang
tidak sesuai tidak mempengaruhi laporan posisi keuangan dan laba bersih. Kesalahan
yang mempengaruhi laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
1. Counterbalancing errors: kesalahan yang akan tertutupi dengan sendirinya
selama 2 periode
a. Jika perusahaan telah melakukan tutup buku: Jika kesalahan sudah tertutupi,
tidak perlu jurnal sedangkan apabila Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal
penyesuaian atas neraca saldo laba ditahan.
b. Jika perusahaan belum tutup buku: Jika kesalahan telah tertutupi, buat jurnal
untuk membetulkan kesalahan periode berjalan dan untuk menyesuaikan saldo
awal laba ditahan Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal untuk menyesuaikan
saldo awal laba ditahan
c. Jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, maka kesalahan harus
disajikan ulang untuk tujuan perbandingan, termasuk jika jurnal perbaikan tidak
diperlukan.
2. Non-counterbalancing errors: kesalahan yang tidak akan tertutupi pada periode
akuntansi selanjutnya (memerlukan waktu lebih dari 2 periode untuk memperbaiki
diri sendiri)
Terkait dengan perlakuan akuntansi apabila terdapat error dalam Laporan
Keuangan, maka terdapat beberapa perlakuan akuntansi yang harus dilakukan:
1. Perlakuan Akuntansi terkait dengan Pengakuan, Ketika terjadi Error dalam
Laporan Keuangan menurut PSAK 25 (Revisi 2009), maka ada 2 pengakuan
yang dapat dilakukan yaitu penyajian secara Restropektif dan Prospektif.
Berdasarkan pada DE PSAK 25, pengakuan secara Restropektif dilakukan
dengan cara entitas menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang
terpengaruh untuk periode sajian paling awal dan jumlah komparatif lainnya
diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru
tersebut sudah diterapkan sebelumnya, sedangkan penerapan secara prospektif
Penerapan Prospektif adalah suatu penerapan dampak perubahan kebijakan
akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang terjadi setelah
tanggal perubahan kebijakan tersebut.
2. Perlakuan Akuntansi terkait dengan Pengukuran dan Penyajian, dalam PSAK
25 (Revisi 2009) terdapat perlakuan yang diterapkan pada Error atau
Kesalahan dalam Laporan keuangan, maka entitas diwajibkan menyajikan
kembali baik aset, liability, maupun equity untuk periode paling awal dimana
penyajian kembali restrofektif adalah efektif. Entitas mengoreksi kesalahan
material periode sebelumnya secara retrospektif pada laporan keuangan
lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya kesalahan dengan:
a. menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumnya
yang disajikan dimana kesalahan terjadi; atau
b. jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk
periode sebelumnya sajian paling awal
3. Perlakuan Akuntansi terkait dengan Pengungkapan, dalam PSAK 25
dinyatakan bahwa:
a. Sifat kesalahan periode lalu;
b. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis:
c. Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan
d. LPS dasar dan dilusian jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
e. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
f. Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode
lalu tertentu, keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan
penjelasan bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.
ILUSTRASI:
PT Indosat Tbk dan Entitas Anak
Sebelum 1 Januari 2012, Perusahaan mencatat perjanjian sewa menara sebagai sewa
operasi, yang mana hal ini dipandang sebagai satu kesatuan antara tanah dan bangunan, dan
keseluruhan perjanjian tersebut diperlakukan sebagai sewa tanah.