Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makkiyah-madaniyah merupakan istilah yang dipopulerkan para


ulama dalam membedakan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan tempat turun
ayat al-Qur’an. Pembahasan mengenai surah makkiyah-madaniyah, tidak ada
ayat al-Qur’an atau hadis yang khusus menjelaskan tentang makkiyah dan
madaniyah. Menurut Qadhi Abu Bakar dalam kitabnya al-Intishar, tidak ada
nash yang menjelaskan tentang makkiyah-madaniyah, disebabkan Allah tidak
memerintahkan nabi untuk menjelaskan tentang hal itu. Demikian juga, Allah
tidak menjadikan pengetahuan tentang makkiyah-madaniyah sebagai suatu
kewajiban.

Ilmu makkiyah-madaniyah dapat diketahui berdasarkan riwayat para


sahabat dan tabi’in. Pada saat al-Qur’an diturunkan para sahabat merasa tidak
membutuhkan penjelasan tentang persoalan mengenai ilmu-ilmu tentang
turunnya al-Qur’an tersebut termasuk makkiyah dan madaniyah. Disebabkan
para sahabat sudah menyaksikan sendiri waktu-waktu turunnya wahyu, cara-
cara turunnya dan materi serta kasus yang menyebabkan turunnya wahyu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian surat Makkiyah – Madaniyah ?


2. Apa ciri-ciri surat Makkiyah – Madaniyah?
3. Apa saja macam – macam surat Makkiyah – Madaniyah?
4. Apa perbedaan surat Makkiyah – Madaniyah?
C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui Pengertian Makkiyah dan Madaniyah.


2. Mengetahui cirri=ciri dari Makkiyah dan Madaniyah.
3. Mengetahui macam-macam Makkiyah dan Madaniyah.
4. Mengetahui perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Surat  Makkiyah – Madaniyah

1. Pengertian Surat Makkiyah - Madaniyah

Surat makkiyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan di Makkah


selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, terhitung sejak tanggal 17 Ramadhan
tahun ke-14 dari kelahiran Nabi ( 6 Agustus 610 M ) sampai tanggal 1
Rabi’ul Awwal tahun ke-54 dari kelahiran Nabi.

Sedangkan surat Madaniyyah adalah ayat-ayat yang di turunkan


sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9
hari, terhitung sejak Nabi hijrah ke Madinah sampai tanggal 9 Dzulhijjah
tahun 63 dari kelahiran Nabi.

2. Ciri-ciri Surat Makkiyah - Madaniyah

Surat Makkiyah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


a. Ayat Makkiyyah umumnya pendek-pendek.
b. Dalam surat Makkiyyah terdapat perkataan, “ya ayyuhan nas (hai
sekalian manusia)”.
c. Ayat-ayat Makkiyyah umumnya mengandung hal-hal yang
berhubungan dengan  akidah (keimanan).
d. Mengesakan Allah.
e. Mengajak ke khittah islam.
f. Tentang hari kiamat.
g. Memuat kisah-kisah tentang para nabi terdahulu.
h. Surat-surat Makkiyah mencapai 2/3 satu mushaf al-Quran.

2
Sedangkan ciri-ciri surat Madaniyyah adalah sebagai berikut:
a. Pada umumnya ayat-ayatnya panjang.
b. Menjelaskan hukum-hukum waris.
c. Pembatasan atau peraturan pada agama.
d. Hak-hak yang diperoleh kaum muslim.
e. Menjelaskan tentang Jihad fi sabilillah.
f. Dalam surat Madaniyyah menggunakan kalimat, “ya ayyuhal lazina
amanu ( hai orang-orang yang beriman ).”
g. Umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan dengan syari’ah.

KH. Quraish Syihab juga mencirikan secara detail tentang surah-


surah Makkiyah dan Madaniyahnya sebagai berikut :

Ciri-ciri khusus Makkiyah sebagai berikut :


a. Mengandung ayat Sajadah.
b. Terdapat lafaz Kalla.
c. Terdapat seruan “ya ayuhannas” dan tidak terdapat “ya ayyuhallazina
amannuu” terkecuali dalam surah al-Hajj yang diakhirnya terdapat “ya
Ayyuhalladzinina aamannu irka’u wasjudu” (ayat 77 s.22).
Kebanyakan ulama mengatakan bahwa surat itu Makkiyah. Surat-surat
yang dikecualikan ialah surat al-Baqarah (ayat 21 nya diawali dengan
ya ayyuhannas dan ayat 168) dan surah an-Nissa ayat 33.
d. Mengandung kisah nabi-nabi dan umat yang telah lalu, terkecuali surah
al-baqarah.
e. Terdapat kisah Adam dan Idris, terkecuali surah al-Baqarah.
f. Surat-suratnya dimulai dengan huruf at-Tahajji, terkecuali surah al-
Baqarah dan Ali imran.

Ciri-ciri khusus surat Madaniyah:


a. Di dalamnya terdapat izin berperang, atau ada penerangan tentang hal
perang dan penjelasan tentang hukum-hukumnya.

3
b. Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak
pidana, faraid hak-hak perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut
paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan, dan kenegaraan.
c. Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik, kecuali surat al-
Ankabut yang diturunkan di mekkah.
d. Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-
lebihan dalam beragama, seperti kita dapati dalam surah al-Baqarah,
An-Nissa, Ali Imran, Attaubah, dan lain-lain.

B. Teori – teori Makkiyah - Madaniyah

Ada beberapa teori dalam menetukan kriteria suatu ayat apakah ayat
terkait itu Makkiyah atau Madaniyah. Para ulama membaginya menjadi
empat teori, yaitu:

1. Teori Mulaahazhatu Makaanin Nuzuli (Teori Geografis).

Menurut teori ini ayat atau surat Makkiyah adalah ayat yang
diturunkan di Mekkah dan sekitarnya baik sebelum nabi Muhammad
Hijrah maupun sesudah beliau hijrah ke Madinah. Termasuk dalam
kategori ini adalah ayat yang turun di Mina, Arafah, Hudaibiyah dan
sebagainya.

Sedangkan ayat Madaniyah adalah ayat yang diturunkan di daerah


Madinah dan sekitarnya, sehingga dalam hal ini ayat yang diturunkan di
Badar, Qubq, Uhud dan lain sebagainya dapat dikategorikan sebagai
Madaniyah.

2. Teori Mulaahazhatu Mukhaathabiina Fin Nuzuuli (Teori Subjektif).

Yaitu teori yang berorientasi pada subyek siapa yang dikhitab atau
yang dipanggil dalam ayat. Jika subjeknya adalah orang-orang Mekkah
yang biasanya memakai kata “Ya Ayyuhan Naasu” (wahai Manusia), “Ya
Ayyuhal Kafiruun” (wahai orang-orang kafir) atau “Ya Bani Adama”
(wahai anak Adam) maka ayat tersebut dinamakan Makkiyah, begitu juga
apabila yang dipanggil adalah orang madinah yang biasanya menggunakan
kata “Ya Ayyuhal Ladzina Aamanuu” (Wahai Orang-orang yang beriman)
maka ayat tersebut dinamakan Madaniyah.

4
3. Teori Mulaahazhatu Zamaanin Nuzuuli (Teori Historis).

Yaitu teori yang berorientasi pada sejarah waktu turunnya al


Qur’an. Yang dijadikan tonggak sejarah oleh teori ini adalah hijrahnya
Nabi dari Mekkah ke Madinah. Artinya, ayat atau surat yang diturunkan
sebelum Nabi Hijrah ia disebut dengan ayat Makkiyah dan ayat yang
diturunkan sesudah Nabi Hijrah disebut dengan ayat Madaniyah.

4. Teori Mulaahazhatu Ma Tadhammanat as Suuratu (Teori Content


Analysis).

Yaitu teori yang mendasarkan kriterianya dalam membedakan


Makkiyah dan madaniyah kepada isi dari ayat atau surat tersebut.

Beberapa teori diatas memilki kekurangan dan kelebihan tersendiri


hanya saja yang paling masyhur dan dinilai banyak memiliki kelebihan
dibandingkan dengan kekurangannya adalah teori histories (Mulaahazhatu
Zamaanin Nuzuuli).

Dilihat dari fase turunnya al Qur’an, memang al Qur’an hanya dibagi


menjadi dua yaitu ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah dan ayat-ayat yang
diturunkan di Madinah. Oleh karena itu, merupakan suatu yang wajar apabila
ayat Makkiyah Madaniyah selalu dinisbahkan kepada tempat dimana ayat
tersebut diturunkan, di Mekkah atau di Madinah. Padahal jika dilihat dari
sejarahnya, ada beberapa ayat yang ternyata tidaklah diturunkan di dua
wilayah geografis tersebut seperti di Syam, bahkan ada sebuah sabda Rasul
yang di sampaikan Tabrani bahwa Al Qur’an itu di turunkan di tiga tempat
yaitu Mekkah, Madinah dan Syam.

C. Macam-macam Surat Makkiyah - Madaniyah

1. Surat-surat Makkiyah

Kebanyakan para Ulama’ berpendapat tentang bilangan surah


Makkiyah, yaitu berjumlah 82 surah :

(1)Al-An’aam. (2) Al-A’raaf. (3) Yunus. (4) Huud. (5) Yusuf. (6) Ibrahim.
(7) Al-Hijr. (8) An-Nahl. (9) Al-Isroo’. (10) Al-Kahfi. (11) Maryam. (12)
Thaha. (13) Al-Anbiya’. (14) Al-Mu’minuun. (15) Al-Furqaan. (16) Asy-
Syu’aro’. (17) An-Naml. (18) Al-Qashash. (19) Al-Ankabuut. (20) Ar-
Ruum. (21) Luqman. (22) As-Sajdah. (23) Sabaa’. (24) Al-Faathir. (25)
Yaasiin. (26) Ash-Shaffaat. (27) Shaad. (28) Az-Zumar. (29) Ghaafir. (30)
Fushshilat. (31) Asy-Syuuroo. (32) Az-Zukhruf. (33) Ad-Dukhoon. (34) Al-
Jaatsiyah. (35) Al-Ahqaaf. (36) Qaaf. (37) Adz-Dzaariyaat. (38) Ath-

5
Thuur. (39) An-Najm. (40) Al-Qamar (41) Al-Waaqi’ah. (42) Al-Mulk.
(43) Al-Qalam. (44) Al-Haaqqah. (45) Al-Ma’aarij. (46) Nuuh. (47) Al-
Jin. (48) Al-Muzzammil. (49) Al-Muddatstsir. (50) Al-Qiyaamah. (51) Al-
Muraasalaat. (52) An-Naba’. (53) An-Naazi’aat. (54) Abasa. (55) At-
Takwiir. (56) Al-Infithaar,(57) Al-Muthaffifiin,(58) Al-Insyiqaaq, (59) Al-
Buruuj,(60) Ath-Thaariq,(61) Al-A’laa, (62) Al-Ghaasyiyah,(63) Al-Fajr,
(64) Al-Balad,(65) Asy-Syams,(66) Al-Lail,(67) Adh-Dhuhaa,(68)
Al-’Ashr,(69) At-Tiyn, (70) Al-’Alaq,(71) Al-Qadr, (72) Al-’Aadiyaat,(73)
Al-Qaari’ah,(74) At-Takatsur,(75) Al-Ashr (76) ,Al-Humazah,(77) Al-Fiyl,
(78) Quraisy,(79) Al-Maa’uun,(80) Al-Kautsar,(81) Al-Kaafiruun,(82) Al
Lahab.

2. Surat-surat Madaniyah

(1)Al-Baqarah,(2) Ali Imran, (3) An-Nisaa’,(4) Al-Maa`idah, (5) Al-


Anfaal, (6) At-Taubah, (7) An-Nuur, (8) Al-Ahzaab,(9) Muhammad,(10)
Al-Fat-h ,(11) Al-Hujuroot, (12) Al-Hadiid,(13) Al-Mujaadalah,(14) Al-
Hasyr,(15) Al-Mumtahanah,(16) Al-Jumu’ah,(17) Al-Munaafiquun,(18)
Ath-Thalaaq,(19) At-Tahriim,(20) An-Nashr

Surat yang diperselisihkan :

1.      1. Al Fatihah 7. Al Qadr


2.       2. Ar Ra’d 8. Al Bayyinah
3.       3. Ar Rahman 9. Al Zilzalah
4.       4. Ash Shaf 10. Al Ikhlash
5.       5. At Taghabun 11. Al Falaq
6.       6. At Tathfif 12. An Naas

D. Perbedaan Surat Makkiyah - Madaniyah

Perbedaan surat Makkiyyah dan madaniyyah bukan hanya masalah


geografis dan historis. Ulama muyakini bahwa ayat Maakkiyah memiliki
sifat, pesan, dan ajaran dari ayat Madaniyyah. Ayat Makkiyyah yang
merupakan 3/4 dari isi Al-Qur’an umumnya mengandung keterangan dan
penjelasan tentang keimanan, perbuatan baik dan jahat, pahala bagi orang
beriman dan beramal shaleh, siksa bagi orang kafir dan durhaka, kisah para
rosul dan nabi, cerita umat terdahulu, dan berbagai perumpamaan untuk di
jadikan teladan dan ibarat. Madaniyyah pada umumnya menjelaskan hal yang
berhubungan erat dengan hidup kemasyarakatan atau masalah muamalah.

1. Dari segi waktu turunnya.

6
Makkiyah adalah surat yang diturunkan sebelum hijrah meskipun
bukan di mekkah. Madani adalah  yang turun sesudah hijrah meskipun
bukan di madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah  sekalipun di mekkah
atau Arafah adalah madani.

2. Dari segi tempat turunnya

Makkiyah adalah  yang turun di mekkah dan sekitarnya. Seperti


Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madani ialah yang turun di madinah
dan sekitarnya. Seperti Quba` dan Sil`.

3. Dari segi sasaran pembicaraan.

Makkiyah adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk


mekkah dan madani ditujukan kepada penduduk madinah. Berdasarkan
pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat Qur`an yang
mengandung seruan yaa ayyuhannas (wahai manusia) adalah makki,
sedang ayat yang mengandung seruan yaa ayyu halladziina aamanuu
(wahai orang-orang yang beriman) adalah madani.

E. Kegunaan Ilmu Makkiyah - Madaniyah

Kegunaan ilmu atau faedah ilmul Makkiyah wal Madaniyah adalah


banyak sekali. Dalam hal ini, al-Zarqani di dalam kitabnya manahilul ’irfan
menerangkan sebagian dari pada kegunaan ilmu-ilmu ini, ialah:

1. Dengan ilmu ini kita dapat membedakan dan mengetahui ayat yang mana
yang mansukh dan nasikh. Yakni apabila terdapat dua ayat atau lebih
mengenai suatu masalah, sedang hokum yang terkandung di dalam ayat-
ayat itu bertentangan. Kemudian dapat diketahui bahwa ayat yang satu
Makkiyah, sedang ayat lainnya Madaniyahyah; maka sudah tentu ayat
yang Makkiyah itulah yang di nasakh oleh ayat yang Madaniyahyah,
karena ayat yang Madaniyahyah adalah yang terakhir turunnya.
2. Dengan ilmu ini pula, kita dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan
perkembangannya yang bijaksana secara umum. Dan dengan demikian,

7
kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian kebijaksanaan
islam di dalam mendidik manusia baik secara perorangan maupun secara
masyarakat.
3. Ilmu ini dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian,
dan keaslian al-Qur’an, karena melihat besarnya perhatian umat islam
sejak turunnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan al-Qur’an,
sampai hal-hal yang sedetail-detailnya; sehingga mengetahui ayat-ayat
yang mana turun sebelum hijrah dan sesudahnya; ayat-ayat yang
diturunkan pada waktu Nabi berada di kota tempat tinggalnya
(domisilinya) dan ayat yang turun pada waktu Nabi sedang dalam
bepergian atau perjalanan; ayat-ayat yang turun pada malam hari dan siang
hari; dan ayat-ayat yang turun pada musim panas dan musim dingin dan
sebagainya.
4. Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu
turunnya Al Qur’an, khususnya masyarakat Makkah dan Madinah.

Dengan demikian, maka siapapun yang ingin berusaha merusak


kesucian dan keaslian al-Qur’an pastilah segera diketahui oleh umat islam.

Dr. Shubhi al-Shalih dalam bukunya Mabahits fi Ulumil Qur’an


menyatakan, bahwa dengan Ilmul Makkiyah wal Madaniyah kita dapat
mengetahui fase-fase (marhalah) dari da’wah islamiah yang di tempuh oleh
al-Qur’an secara berangsur-angsur dan yang sangat bijaksana itu, kondisi
masyarakat pada waktu turunnya ayat-ayat al-Qur’an, khususnya masyarakat
Mekkah dan Madinah. Demikian pula, dengan ilmu ini kita dapat mengetahui
uslub-uslub / style-style bahasanya yang berbeda-beda, karena ditunjukkan
pada golongan-golongan yang berbeda, yakni : orang-orang mu’min, orang-
orang musyrik, dan orang-orang ahlul kitab. Demikian pula orang-orang
munafiq.

BAB III

8
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Surat Makkiyah di turunkan di Makkah, sedangkan surat Maddaniyah di


turunkan sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
2. Ayat dalam surat Makiyyah umumnya pendek, sedangkan ayat dalam surat
Madaniyyah umumnya panjang-panjang.
3. Surat Makkiyyah mengandung keterangan dan penjelasan tentang
keimanan, perbuatan baik dan jahat, pahala bagi orang beriman dan
beramal shaleh, siksa bagi orang kafir dan durhaka, kisah para rosul dan
nabi, cerita umat terdahulu, dan berbagai perumpamaan untuk di jadikan
teladan dan ibarat. Madaniyyah pada umumnya menjelaskan hal yang
berhubungan erat dengan hidup kemasyarakatan atau masalah muamalah.

B. SARAN

Semoga makalah ini dapat menambah sedikit ilmu kita tentang surat-surat
Makkiyah dan Madaniyyah yang terdapat dalam Al-Qur’an.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ade. Armando dkk. Ensiklopedi Islam. Jilid 5. PT Ichtiar Baru Van Hoeven. Jakarta.

Drs. Ahsin W. Al- Hafidz, M.A. 2006. Kamus Ilmu Al-Qur’an. Amzah. Jakarta.

Ma’rifat M. Hadi. 2007. Sejarah Al-Quran. Al-Huda. Jakarta

Jalaluddin Imam. 2008. Studi Al’Quran Komprehensif. Indiva Pustaka. Jajar Surakarta.

As-Shalih Subhi. 1995. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran. Pustaka Firdaus. Jakarta.

http://amizhou.blogspot.com/2011/10/mengenal-surat-surat-makkiyah-dan.html

http://bambies.wordpress.com/2011/09/15/surat-surat-makkiyah-dan-madaniyah/

http://najiyah1400h.wordpress.com/2008/06/27/mengenal-ayat-makiyah-dan-madaniyah-
dalam-al-quran/

10

Anda mungkin juga menyukai