Tugas (Skrining Resep) Huda (19650295)
Tugas (Skrining Resep) Huda (19650295)
Skrining Resep
Persyaratan Administrasi
Deskripsi Penyakit
Salah satu penyakit kulit yang selalu nge-trend bagi remaja dan dewasa muda, masalah
kecil yang sempat mengganggu kepercayaan diri, itulah jerawat. Penyakit ini tidak fatal
namun merisaukan karena dapat mengurangi kepercayaan diri akibat berkurangnya
keindahan wajah si penderita. Hal ini juga dapat mengganggu kelancaran komunikasi sehari-
hari, baik dengan kawan-kawan, teman kerja, klien, apalagi dengan pacar atau suami.
Meskipun memang kebanyakan jerawat timbul pada masa remaja atau dewasa muda di
tempat predileksi seperti muka, leher, lengan atas, dada dan punggung. Namun dalam
kenyataannya jerawat dapat datang pada siapapun, kapan dan dimana saja. Tidak ada seorang
pun yg selama masa hidupnya tidak pernah mengalami jerawat
Acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya
terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Definisi lain akne vulgaris atau disebut
juga common acne adalah penyakit radang menahun dari apparatus pilosebasea, lesi paling
sering di jumpai pada wajah, dada dan punggung. Kelenjar yang meradang dapat membentuk
papul kecil berwarna merah muda, yang kadang kala mengelilingi komedo sehingga tampak
hitam pada bagian tengahnya, atau membentuk pustul atau kista; penyebab tak diketahui,
tetapi telah dikemukakan banyak faktor, termasuk stress, faktor herediter, hormon, obat dan
bakteri, khususnya Propionibacterium acnes, Staphylococcus albus, dan Malassezia furfur,
berperan dalam etiologi.
Klasifikasi Akne
Menurut plewig dan kligman (1975) dalam Djuanda (2003) akne diklasifikasikan atas
tiga bagian yaitu:
1. Akne vulgaris dan varietasnya yaitu akne tropikalis, akne fulminan, pioderma fasiale,
akne mekanika dan lainnya.
2. Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan varietasnya yaitu akne kosmetika, akne
pomade, akne klor, akne akibat kerja, dan akne diterjen.
3. Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya yaitu solar comedones dan akne
radiasi.
1. Komedo terbuka, dikenal sebagai kepala hitam. Memiliki orifisium pilosebasea patulosa
yang member gambaran sumbatan. Komedo terbuka lebih jarang mengalami radang.
2. Komedo tertutup atau kepala putih. Papula radang atau nodula tumbuh dari komedo yang
telah rupture dan mengeluarkan isi folikel ke dermis bawahnya, menginduksi radang
neutrofilik. Jika reaksi radang mendekati permukaan, timbul papula dan pustule, jika
infiltrat radang terjadi pada dermis lebih dalam, terbentuk nodula. Supurasi dan reaksi sel
raksasa yang kadang-kadang terjadi pada keratin dan rambut di sebabkan oleh lesi
nodulokistik. Nodulokistik bukan merupakan kista yang sesungguhnya tetapi massa
puing-puing radang yang mencair.
fotosensitif (peka terhadap sinar matahari, lebih mudah kusam jika terpapar)
telangiektasis (pelebaran pembuluh darah muka, biasa berupa guratan garis merah
pada pipi dan cuping hidung yang makin menebal) yang bersifat permanen)
hirsutisme (gejala munculnya rambut pada bagian yang biasanya tidak ditumbuhi
rambut seperti di bawah dagu atau di atas bibir bahkan pipi)
Bila digunakan dalam jangka waktu lama kemudian berhenti, sering terjadi efek
ketergantungan yang berupa “Rebound Phenomenon” atau perburukan daripada sebelum
pemakaian ditandai dengan merah, gatal, beruntusan, pertumbuhan komedo dan acne yang
semakin sering, banyak dan besar, muka semakin berminyak, pori-pori besar, dan
sebagainya.
Untuk menegakkan diagnosis, menentukan derajat keparahan acne dan mengobati dengan
benar diperlukan anamnesis lengkap, gejala klinis dan pemeriksaan khusus yang dilakukan
oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Pengobatan jerawat yang benar tidak ada yang
instan, karena memang proses perjalanan penyakitnya yang hilang timbul. Namun bila
diobati dengan benar menurut penelitian di AS, maka dalam 1 bulan pengobatan teratur,
hasilnya rata-rata baru 25%. Setelah 3 bulan berobat jerawat berkurang 50% dan setelah 6
bulan hasilnya 75-85%.
Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara memberikan obat-obatan topikal, obat
sistemik, bedah kulit atau kombinasi cara-cara tersebut.
- Pengobatan topikal.
Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan
peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topikal terdiri atas: bahan iritan
yang dapat mengelupas kulit; antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba
dalam folikel akne vulgaris; anti peradangan topikal; dan lainnya seperti atil laktat 10%
yang untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.
- Pengobatan sistemik.
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan pertumbuhan jasad renik di
samping juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan mempengaruhi
perkembangan hormonal. Golongan obat sistemik terdiri atas: anti bakteri sistemik; obat
hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor
organ target di kelenjar sebasea; vitamin A dan retinoid oral sebagai antikeratinisasi; dan
obat lainnya seperti anti inflamasi non steroid.
- Bedah kulit.
Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan
parut akibat akne vulgaris meradang yang berat yang sering menimbulkan jaringan parut.
Perhatian : menimbulkan gangguan saraf tepi, pada pasien diabetes, rentan terhadap
ulkus neuropati, hindari kontak dengan mata, mulut, area kelamin dan
anus, dan selaput lendir.
Interaksi obat : tidak ditemukan interaksi obat yang signifikan, namun hindari penggunaan
bersamaan obat topikal lainnya.
Efek samping : iritasi lokal, dermatitis, keracunan salisilat pada penggunaan yang lama dan
area yang luas.
Klindamisyn
Indikasi : acne vulgaris
Kontraindikasi : hipersensitif riwayat interitis regional atau kolitis ulseratif, kolitis karena
antibiotik
Perhatian : pertumbuhan berlebihan dari mikroorganisme yang tidak peka, riwayat
atopik
Interaksi obat : dengan Eritorimisin : terjadi efek antagonis, dengan Agen neuro muskular
bloker : terjadi peningkatan efek sebab klindamisin juga menunjukan aktifitas
bloker neuro muskular.
Efek samping : ruam, pruritus, pengelupasan kulit, vesiculobulluos dermatitis
Chloramfecort
Komposisi : tiap gram mengandung: Kloramfenikol basa 20 mg Prednisolon 2.5 mg
Indikasi : pengobatan topikal untuk penyakit infeksi kulit yang peka terhadap
kloramfenikol dan disertai radang.
Mekanisme kerja: Prednisolon adalah suatu senyawa anti radang dari golongan kartikosteroid.
Kloramfenikol merupakan suatu antibiotikum yang memiliki spektrum
antibakteri yang luas, berfungsi untuk mengobati infeksi pada kulit, termasuk
infeksi sekunder yang umumnya menyertai radang kulit.
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap obat ini. Penderita dengan penyakit tuberkulosa kulit,
herpes simplex, varricella vaccinia, penyakit kulit yang disebabkan virus atau
jamur.
Perhatian :
- Hindarkan penggunaan disekitar mata dan mulut.
- Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui, tidak dianjurkan penggunaan
jangka panjang dan pada area yang luas.
- Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan super infeksi. Jika hal ini terjadi maka
pengobatan harus dihentikan dan diganti dengan pengobatan lain yang tepat.
- Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang pada anak-anak.
Efek samping: rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering dan hipopegmentasi
Hidrokuinon
Indikasi : dermatitis , kekeringan , eritema , menyengat , reaksi inflamasi , sensitisasi
Mekanisme: menghambat proses pembentuk sel melanosit yang berlebihan
(hiperpigmentasi). Sel tersebut adalah sel yang menyebabkan kulit berwarna
gelap.
Kontraindikasi :
- Tidak boleh diberikan pada kulit yang rusak, luka, atau sedang mengalami infeksi
- Tidak boleh diberikan pada mereka yang sebelumnya mempunyai riwayat alergi terhadap
hidrokuinon
- Tidak boleh diberikan pada anak-anak usia di bawah 12 tahun
Perhatian : Selama menggunakan Hidroquinon, hindari paparan sinar matahari. Oleh
karena itu, sebaiknya diberikan pada malam hari. Penggunaan pada ibu
hamil atau ibu menyusui harus hati-hati dan terlebih dahulu berkonsultasi
dengan dokter.
Efek samping : Kulit gatal, kemerahan, kering, pecah-pecah, nyeri, dan lain-lain. Jika terjadi
reaksi alergi, biasanya timbul gejala berupa bentol merah dan gatal di seluruh
badan. Pada kasus alergi yang parah, dapat dijumpai gejala sulit bernapas dan
badan biru. Selain itu, alergi juga memicu gejala berupa benjolan berisi cairan
di kulit, warna kulit hitam kebiruan, dan iritasi kulit.
Mometason cream
Indikasi : Mengobati gatal, kemerahan, dan bengkak dari berbagai kondisi kulit. Krim
ini adalah kortikosteroid topikal yang bekerja dengan mengurangi reaksi
peradangan dan modifikasi reaksi imun dalam tubuh.
Kontraindikasi : Alergi terhadap kandungan dalam krim mometason.
Perhatian : Hindari kontak dengan mata, hamil, menyusui, anak dibawah 2 tahun
Efek samping : Rasa terbakar, gatal, atrofik kulit, rosasae, rasa tersengat, furunkulosis.
Asam Retinoat
Indikasi : Acne vulgaris, mencegah kerusakan kulit oleh cahaya (tabir surya), komedo,
papel, dan pustul
Kontraindikasi : Anak atau orang dewasa yang memiliki cutaneous epithelioma, juga pada
wanita hamil dan menyusui eksema, kulit pecah-pecah, terbakar matahari,
Perhatian : Penggunaan sediaan yang menyebabkan pengelupasan kulit dan retinoid
topikal secara berselang-seling dapat meningkatkan risiko dermatitis sehingga
perlu dikurangi frekuensi penggunaan retinoid. Hindari paparan sinar ultra
violet, jangan sampai mengenai mata, mulut, sudut hidung, membran mukosa.
Efek samping : Reaksi lokal termasuk rasa terbakar, kulit merah, edema, kulit mengelupas
(hentikan jika bertambah parah), sensitivitas meningkat terhadap sinar
ultraviolet atau sinar matahari, iritasi mata, kulit mengeras dan perubahan
pigmentasi kulit
Analisis Resep
Kesesuaian Indikasi/Penggunaan
Krim tersebut diindikasikan untuk mengobati penyakit akne vulgaris. Penggunaan sesuai
dengan diagnosa pasien, yaitu untuk mencerahkan kulit dan mengobati jerawat yang dipicu oleh
banyak faktor, meliputi stress, faktor herediter, hormon, obat dan bakteri, khususnya
Propionibacterium acnes, Staphylococcus albus, dan Malassezia furfur.Namun ada kekurangan
pada resep ini yaitu tidak ada batasan berapa kali bisa menebus resep, resep yang terlampir
merupakan copy resep kesatu. Dikarenakan krim yang diresepkan mengandung obat keras seperti
Hidroquinon, hendaknya dokter membatasi penebusan resep, misal hanya bisa ditebus sebanyak
4 kali (iter 3x).
Kesesuaian Farmasetik
a) R/1 Krim Pagi-Malam
Tanda R/ : Ada
Nama Obat : As. Salisilat 0,5%
LCD 1%
Klindamysin 2%
Chloramfecort 10 g
Potensi : Sebagai anti acne vulgaris
Cara pakai :Dioleskan tipis tiap pagi dan malam hari pada muka yang
berjerawat
Lama pemberian :-
Informasi lain :Krim chloramfecort dihindari penggunaanya di sekitar mata dan
mulut, jadi dioleskan di muka tapi tidak pada daerah sekitar mata
dan mulut.
Bentuk Sediaan : Krim
Stabilitas : Stabil
Penentuan Harga
Harga tiap produk/bahan yang dipakai