Anda di halaman 1dari 2

USAHA KERAJINAN TENUN IKAT DI SANGGAR BUDAYA BLIRAN SINA WATUBLAPI

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Watublapi adalah salah satu desa di Maumere, merupakan komunitas kecil di Kabupaten Sikka yang
terkenal dengan tenun ikat tradisionalnya. Sementara banyak komunitas tenun lokal lain yang beralih
ke bahan kimia dalam pembuatan benang dan bahan kimia untuk menghemat waktu dan uang,
penenun Watublapi masih menggunakan benang tangan tradisional yang terbuat dari kapas lokal, juga
pewarna alami setempat.

Tenun ikat merupakan karya seni yang paling menonjol di Sanggar Bliran Sina. Berbagai hasil tenun
ditampilkan dengan motif  yang mengapresiasikan adat istiadat dan kepercayaan di Kabupaten Sikka.
Sebagai contoh motif Naga Lalang yang menggambarkan bentuk pulau Frores atau Nusa Nipa (pulau
ular) yang dianggap mirip dengan ular naga. Ada juga motif Lian Lipa yang melambangkan
kesuburan, motif Tokek atau Cecak yang dipercaya sebagai binatang keramat. Hasil karya seni dari
penduduk desa yang dipamerkan di sanggar budaya ini merupakan hasil karya seni yang masih
menggunakan bahan dasar yang alami. Mulai dari benang dari kapas yang dipintal, sampai pewarnaan
yang masih menggunakan bahan alami seperti daun pepaya, daun manga .
JENIS KEGIATAN
A. Penataan Benang pada Alat
Benang untuk menenun terbagi menjadi dua kelompok, yakni benang pakan (benang dalam posisi
melintang) dan benang lungsi (benang dalam posisi membujur). Proses menenun dilakukan dengan
cara memasukkan benang pakan secara berulang-ulang dan berselang-seling pada benang-benang
lungsi yang telah disusun secara membujur. Benang lungsi pada dasarnya berwarna putih. Untuk
dapat diberi motif dan warna, benang tersebut harus dibentangkan terlebih dahulu pada alat
penataan benang sebelum diberi warna

Anda mungkin juga menyukai