Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Mata Pelajaran Ipa
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Mata Pelajaran Ipa
Karya Tulis ini Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Teknik Menulis
Karya Ilmiah
OLEH
POKJAR KOTAGAJAH
UPBJJ BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS TERBUKA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Mata Pelajaran
IPA Kelas V SDN 1 Sritejokencono Tahun Pelajaran 2011/2012
Mengetahui
Tutor Mata Kuliah Ketua Kelompok Belajar
Teknik Menulis Karya Ilmiah Kecamatan Kotagajah
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNyalah
maka penulis dapat menyusun karya ilmiah dengan judul : “Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1
Sritejokencono Tahun Pelajaran 2011/2012” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan karya ilmiah ini disusun sebagai tugas mandiri pada mata kuliah Teknik
Menulis Karya Ilmiah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyelesaian proposal ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penulisan
karya ilmiah yang lebih baik dan sempurna. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
RUDI IMAWAN
NIM 817101672
ABSTRAK
OLEH :
NAMA : RUDI IMAWAN
NIM : 817101672
Siswa SD pada umumnya menganggap mata pelajaran IPA merupakan salah satu bidang
ilmu pengetahuan yang tergolong sulit dimengerti dan dipahami. Akibatnya siswa kurang
berminat untuk mengikuti pelajaran IPA, akibatnya nilai IPA siswa yang diperolehnya tidak
mencapai optimal.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inguriy) untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterlibatan
dan aktifitas yang besar dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
IPA yang diproleh siswa.
Metode pembelajaran permainan dalam pendidikan IPA di SDN 1 Sritejokencono sangat
tepat untuk diterapkan untuk meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.
Pada penelitian menggunakan dua tabel pengambilan data, yaitu data kualitatif dan
kuantitatif yang kemudian dibandingkan total hasilnya sebelum dan sesudah menggunakan
metode permainan pada pembelajaran IPA di SD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil dan minat belajar siswa dengan
menggunkan metode permainan.
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
Siswa SD pada umumnya menganggap mata pelajaran IPA merupakan salah satu bidang
ilmu pengetahuan yang tergolong sulit dimengerti dan dipahami. Siswa kurang berminat
untuk mengikuti pelajaran IPA, akibatnya nilai IPA siswa yang diperolehnya tidak mencapai
optimal.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran yang menekankan pada pemberian
pengalaman langsung dan kegiatan praktik untuk mengembangkan kompetensi, sehingga IPA
pengetahuan alam melalui kegiatan belajar mengajar di SD dapat dijadikan landasan Ilmu
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inguriy) untuk
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterlibatan
dan aktifitas yang besar dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
Sritejokencono sangat tepat untuk diterapkan untuk meningkatkan hasil dan minat belajar
siswa.
2. Apakah ada peningkatan terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA jika
IPA.
D. HIPOTESIS
Bagi guru:
Bagi sekolah:
Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi guru, telah berhasil pula meningkatkan
A. Pengertian Belajar
Menurut Purwanto (1986:85) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Menurut Hamalik (1982:82) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perbuatan dalam
diri seseorang yang dinyatakan dalam cara dan bertingkah laku yang baru berkat pengalaman
dan latihan.
Menurut Margon (1978) belajar dapat diartikan sebagai hasil akhir dari latihan berupa
perubahan tingkah laku yang relatif mantap dan merupakan akhir dari suatu periode waktu
yang cukup lama. Dari pendapat Purwanto dan Margon di atas terlihat adanya suatu
Dalam rangkaian kegiatan belajar yang mempunyai ciri-ciri tertentu, Oemar Hamalik
2. Proses belajar itu melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat
berkesinambungan.
4. Proses belajar dan hasil belajar dipengaruhi pembawaan dan lingkungan.
5. Proses belajar dan hasil belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan
individual.
6. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil
7. Proses belajar yang terbaik adalah apabila mengetahui status dan kemajuannya.
9. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertali satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara
terpisah.
10. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi, abilitas dan
keterampilan.
Hasil belajar adalah bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan merupakan
nilai yang diperoleh siswa dari proses belajar. Ketercapaian suatu tujuan pembelajaran salah
satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diukur melalui tes.
Hasil belajar adalah suatu indeks yang dapat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar ( Surachman, 1989) dan menurut Sujana (1995) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil
belajar merupakan tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam kurun waktu
Hasil Belajar adalah kemampuan yang diproleh anak setelah melalui kegiatan belajar, belajar
itu sendiri merupakan suatu proses dari sseorang yang berusaha untuk memperoleh bentuk
yang dialami seseorang setelah mengikuti kegiatan belajar.Untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan siswa, diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai
tertentu. Selain pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil belajar siswa saja tetapi dapat
dilihat dari perubahan yang terjadi pada siswa. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh proses
C. Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Sardiman
(2001 : 93 ) mengemukakan bahwa : Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk
mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di
Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu
saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda : seperti
guru.
Diedrich yang dikutip oleh Sardiman ( 2001:95 ) membuat suatu daftar yang berisi macam –
macam kegiatan siswa, antara lain dapat digolongkan sebagai berikut : (1) Visual activities,
(2) Oral Activities, (3) Listening avtivities, (4) Writing activities, (5) Drawing activities, (6)
Motor activities. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka siswa akan memiliki
pemahaman yang lebih baik. Pada kegiatan pembelajaran, perhatian siswa merupakan
berfikir kritis, dan suasana pembelajaran di kelas mennjadi hidup dan dinamis.
Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan
tujuan belajarnya, memberikan tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terdiri, dan
mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya.untuk itu aktivitas siswa
dalam pembelajaran perlu diperhatikan. Beberapa aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan
kegiatan pembelajaran dimana siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan
pembelajaran (off task) seperti (1) berbicara yang tidak sesuai dengan pembelajaran, (2) tidak
mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, (3) mengerjakan tugas lain. (4) mengganggu
Menurut pendapat WS.Winkel (1983:48) menyatakan bahwa aktivitas belajar ata kegiatan
belajar adalah : Segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan
kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan
belajar.
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa, diharapkan siswa akan semakin
memahami dan menguasai pelajaran yang disampaikan guru. Salah satu pembelajaran
menggunakan alat peraga Seqip IPA adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian karya ilmiah. Subjek penelitian adalah siswa kelas V
dari 4 siswa sebagai anggotanya dengan jumlah siswa pada satu kelas terdiri dari 20 siswa.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal pada siswa kelas V di SDN 1
3. Langkah-Langkah Tindakan
A. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengelola proses belajar melalui metode
permainan.
a. Observasi lembar kerja teknologi produksi masa lalu dan masa sekarang.
b. Melakukan pemantauan RPP untuk melihat bagaimana aktivitas siswa ketika seluruh
c. Melakukan evaluasi atau tes hasil belajar setelah melakukan metode permainan.
C. Observasi
Dilaksanakan terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi dan hasil belajar.
4. Instrumen
1) Mengunakan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa, minat belajar siswa serta
2) Menggunakan lembar tes formatif untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
3) Tes yang berfungsi sebagai indikator untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik kualitatif deskriptif
3. Interpretasi
4. Tindakan lanjut
Data Kuantitatif
Nilai Peningkatan
No Nama Siswa
Tes Awal Tes Akhir
1
2
3
Keterangan:
Nilai = jumlah jawaban yang benar
Peningkatan = nilai tes akhir – nilai tes awal
Data Kualitatif
Aspek Jumlah
Keterangan
No Nama Siswa Penilaian Skor
1 2 3 4 5
1
2
3
Keterangan :
2. Mengeluarkan pendapat
3. Bekerja sama
4. Membuat catatan
5. Bertanya
BAB IV
A. HASIL
Dari hasil pelaksanaan penelitian ini penulis mendapatkan hasil sebagai berikut :
Data Kuantitatif
Nilai
No Nama Siswa Peningkatan
Tes 1 Tes 2
1 Adi Saputra 55 60 5
2 Ainun Markhamah 60 70 10
3 Anggik Hartian 65 70 5
4 Anggit Ardiyanto 65 70 5
5 Doni Anggara 55 60 5
6 Echya Munica 60 65 5
7 Kholifatul Musholla 60 70 10
8 Leni Nofita Sari 75 75 0
9 Leny Tiana 75 85 10
10 Mella Septiana 65 70 5
11 Mia Wahyu Pertiwi 60 65 5
12 Nanang Arbi P 60 65 5
13 Nanang Ardiansyah 75 80 5
14 Nur Usai P 65 75 10
15 Pixka Yuliyanti 60 70 10
16 Rahmat Adi 70 80 10
17 Riyan Yuda 70 80 10
18 Roni Prastiyo 65 70 5
19 Serly Masahul 60 65 5
20 Tin Yuniawati 60 65 5
Jumlah 1.280 1.410 130
Keterangan:
Nilai = jumlah jawaban yang benar
Peningkatan = nilai tes akhir – nilai tes awal
= nilai yang didapat sebelum tanpa menggunakan metode permainan
Nilai Tes 2 = nilai yang didapat menggunakan metode permainan
Data Kualitatif
Tabel 5a. Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebelum menggunakan metode permainan
Aspek Jumlah
Keterangan
No Nama Siswa Penilaian Skor
1 2 3 4 5
1 Adi Saputra 1
2 Ainun Markhamah 1
3 Anggik Hartian 1
4 Anggit Ardiyanto 1
5 Doni Anggara 1
6 Echya Munica 1
7 Kholifatul Musholla 1
8 Leni Nofita Sari 1
9 Leny Tiana 1
10 Mella Septiana 1
11 Mia Wahyu Pertiwi 1
12 Nanang Arbi P 2
13 Nanang Ardiansyah 2
14 Nur Usai P 1
15 Pixka Yuliyanti 1
16 Rahmat Adi 1
17 Riyan Yuda 1
18 Roni Prastiyo 1
19 Serly Masahul 1
20 Tin Yuniawati 1
Jumlah Skor 22
Tabel 5b. Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode permainan
Aspek Jumlah
Keterangan
No Nama Siswa Penilaian Skor
1 2 3 4 5
1 Adi Saputra 2
2 Ainun Markhamah 2
3 Anggik Hartian 2
4 Anggit Ardiyanto 2
5 Doni Anggara 2
6 Echya Munica 3
7 Kholifatul Musholla 3
8 Leni Nofita Sari 3
9 Leny Tiana 3
10 Mella Septiana 2
11 Mia Wahyu Pertiwi 2
Aspek Jumlah
No Nama Siswa Keterangan
Penilaian Skor
12 Nanang Arbi P 2
13 Nanang Ardiansyah 3
14 Nur Usai P 2
15 Pixka Yuliyanti 1
16 Rahmat Adi 2
17 Riyan Yuda 1
18 Roni Prastiyo 2
19 Serly Masahul 2
20 Tin Yuniawati 2
Jumlah Skor 43
Keterangan :
B. Pembahasan
Dari hasil yang didapat dari data kuantitatif pada tabel 4 terlihat bahwa total tes 1 (tes
sebelum mendapat metode permainan) adalah 1.280. Setelah mendapat metode permainan
kemudian diberikan tes kembali, yakni tes 2 mendapat total nilai 1.410 sehingga mengalami
peningkatan sebesar 130. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya metode permainan
dapat meningkatkan hasil prestasi anak didik.
Kemudian pada tabel 5a, yakni untuk mengetahui data kualitif anak, dapat dilihat bahwa
jumlah skor sebelum mendapat metode permainan sebesar 22. Setelah mendapat metode
permainan yang dapat dilihat pada tabel 5b didapat 43 skor nilai. Hal ini juga menunjukkan
bahwa metode permainan pada pelajaran IPA juga dapat meningkatkan kualitas belajar anak
didik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil yang didapat serta analisis dari penulis yang dilaksanakan pada SDN 1
Sritejokencono Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran
2011/2012 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode permainan pada mata
pelajaran IPA Kelas V dapat meningkatkan prestasi serta kualitas belajar anak didik.
B. SARAN
Berdasarkan analisa data di atas yang telah diperoleh maka penulis mempunyai saran :
1. Bagi Bapak/Ibu guru yang mengajar di SDN 1 Sritejokencono hendaknya juga menggunakan
metode bermain untuk dapat meningkatkan prestasi dan kualitas belajar anak didik pada mata
pelajaran IPA
2. Bagi orang tua wali murid supaya tidak melarang putra-putrinya untuk bermain, karena
memang masa mereka masih ada di situ sepanjang permainan tersebut tidak berbahaya, aman
bagi anak, dan selalu diawasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman dan Erlita. YP. 2006. Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Materi Pokok
Usaha dan Energi Menggunakan Analogi dan Demonstrasi Dengan Pendekatan
Konstruktivisme. BL. FKIP Unila.
Hopkins, D. 1983. A. Techers Guide tto Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.
Kingsley, Haward. 1990. Penuntun Belajar Yang Sukses. Jakarta: Nina Karya Jaya.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.