Anda di halaman 1dari 8

“KERUPUK JANGEK”

DOSEN PENGAMPUH : ADE RAHMADI, S.Pt, MP

DISUSUN OLEH :
SALSA BHILA AUDISTA
[1910611101]

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang

Kerupuk merupakan sajian yang hampir selalu hadir dalam hidangan masyarakat

Indonesia sehari-hari baik pada acara perayaan kecil maupun besar. Makanan ini

dibuat dan bahan dasar berbagai macam bahan mulai dari tepung terutama terigu

dan tapioka hingga kulit sapi, bumbu-bumbu, bahan tambahan penyedap dan bahan

pewarna. Bahan dasar dan bahan tambahan tersebut di atas diaduk rata dan dibuat

adonan, kemudian dimasak, selanjutnya adonan dibentuk menurut selera pembuat,

dikeringkan di bawah panas matahari atau lemari panas, dan siap untuk dipasarkan.

Komoditi yang sudah kering kemudian digoreng untuk dikonsumsi.

Kerupuk umumnya diproduksi industri rumahan (home industry), industri skala kecil

formal dan non-formal, dalam bentuk dan jenis yang beraneka ragam .
B.         Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di bahas

dalam makalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Apa itu kerupuk jangek?

2. Bagaimana kandungan zat yang terdapat pada kerupuk jangek?

C.         Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu kerupuk jangek.

2. Untuk mengetahui kandungan zat yang terdapat pada kerupuk jangek.

 
BAB II

PEMBAHASAN

A.           Pengertian Kerupuk Jangek

Kulit sapi merupakan salah satu bahan baku utama dalam industri pembuatan

sepatu, tas dan dompet serta jaket. Namun, ternyata selain sebagai bahan baku

utama pembuatan sepatu dan tas, kulit sapi juga mulai diolah menjadi makanan

ringan seperti kerupuk kulit atau biasa di sebut dengan kikil.

Makanan kerecek, atau kerupuk kulit, atau kikil, merupakan makanan yang tidak

asing lagi bagi masyarakat. Sejak dahulu kala, jenis makanan tersebut sudah dikenal

baik di kalangan orang tua maupun anak-anak. Di Sumatra Barat (Sumbar), kerupuk

ini dikenal dengan nama “Karupuk Jangek”. Di daerah ini paling tidak terdapat

belasan pengusaha kerupuk jangek, berskala kecil maupun besar. Biasanya, mereka

bergerak di rumah masing-masing, atau mengembangkan usahanya dengan home

industri, dengan mempekerjakan keluarga sendiri, sebagai tenaga kerjanya.

Hasilnya, tidak saja mereka pasok untuk wilayah Sumbar, namun juga merambah ke

pasaran luar provinsi, bahkan hingga ke Ibu Kota Jakarta.

Namun, karena semakin meningkatnya permintaan masyarakat, sedangkan keadaan

perekonomian serba sulit serta pengusaha yang tak mau rugi mendorong para

penjual memanfaatkan situasi dengan melakukan berbagai penyimpangan yang

salah satunya yaitu dengan  mengolah kembali kulit sapi yang awalnya di
pergunakan sebagai bahan baku pembuatan sepatu atau tas maupun jaket menjadi

bahan olahan makanan ringan, khususnya kerupuk. Hal ini tentunya akan memberi

dampak terhadap kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi kerupuk yang

berbahan baku limbah kulit pembuatan sepatu atau tas maupun jaket .

B.           Kandungan zat yang terdapat pada kerupuk kulit sapi

Pada dasarnya kulit sapi yang diolah untuk di jadikan kerupuk kulit mengandung zat

yang bermanfaat bagi tubuh. Namun ketika kerupuk kulit tersebut di buat dari

limbah kulit  bahan dasar pembuatan sepatu atau tas maupun jiket maka kandungan

zat tersebut akan berkurang bahkan habis pada saat pengolahan kulit berlangsung.

Adapun zat yang terkandung dalam kerupuk kulit sapi yang tidak berbahan baku

limbah kulit bekas pembuatan sepatu atau tas maupun jiket adalah sebagai berikut :

a.    Protein

Berdasarkan penelitian pada kerupuk kulit yang telah lama beredar dan di

perdangangkan oleh masyarakat di peroleh kandungan protein pada kerupuk kulit

sebesar 82,91%.

b.    Lemak

Kandungan lemak kerupuk mentah umumnya rendah, namun kerupuk mentah tidak

umum di makan langsung melainkan harus digoreng terlebih dahulu baru layak di

konsumsi . Setelah di goreng, kandungan lemak meningkat menjadi 20-30 kali lipat

tergantung pada bahan dasar pembuatan kerupuk tersebut dan cara menggoreng
kerupuk tersebut (ditiriskan atau tidak); dengan demikian kerupuk goreng dapat

merupakan sumber konsumsi minyak yang secara tidak sengaja menguntungkan

bagi individu yang memebutuhkan konsumsi lemak(minyak) tinggi, namun

merugikan bagi individu yang harus membatasi konsumsi lemak(minyak). Kadar

lemak yang terkandung pada kerupuk kulit mentah sebesar 3,84% per 100 g.  

c.    Mineral

Kadar mineral yang terkandung dalam kerupuk kulit hanya sebesar 0,04% . Mineral

ini umumnya terdiri dari kalsium, fosfor, besi dan mineral lainnya yang berasal dari

bahan dasar kerupuk tersebut .

d.    Natrium glutamat ( MSG atau NaG bebas)

Natrium glutamat (MSG atau NaG bebas) yang terkandung pada kerupuk kulit

sebesar 0,8 g – 5,3 g per 100 g kerupuk kulit dengan rata-rata 3,05 g per 100 g.

 
BAB III

KESIMPULAN

A.     Kesimpulan

 Kerupuk kulit sapi merupakan kerupuk yang di buat dari bagian terluar dari

tubuh sapi dengan cara kulit yang telah di pisahkan dengan bagian lainnya, di

masak lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering, setelah kering kulit

sapi tersebut dipotong-potong kecil dan siap di jadikan kerupuk kulit .

 Kandungan zat yang terdapat pada kerupuk kulit yang terbuat dari kulit sapi asli

yaitu protein, lemak, mineral, MSG atau NaG bebas . Namun pada kerupuk kulit

yang berbahan baku dari sisa pembuatan sepatu atau tas maupun jaket banyak

mengandung zat kimia berbahaya dan zat pewarna, seperti timbal, krom dan

arsenik.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_111_gizi_dan_makanan.pdf.

http://www.bplhdjabar.go.id/emplibrary/Pb,%20Emisi%20dan

%20Imisi.doc.

http://www.wartakota.co.id/index2.php?

option=com_content&do_pdf=1&id=8298 .

http://www.esdm.go.id/prokum/uu/1999/uu-8-1999.pdf.

http://www.bnn.go.id/file/uu/Perlindungan%20Konsumen%20ok.pdf.

Anda mungkin juga menyukai