Anda di halaman 1dari 18

MODUL STUDI

KASUS
NAMA : ARKENJELA GIRLANI NAISURI
NRP : 2443018189
TUGAS : FARMAKOTERAPI I B

FARMAKOTERAPI I
HIV - AIDS
IDA AYU ANDRI P
25/03/2020
INSTRUKSI

Cased based studyadalahsuatumetodepembelajaran ‘student center


learning’ yang
menuntutmahasiswauntukaktifberperandalampenggalianinformasi,
pengambilankeputusan, penyelesaianmasalahdarisuatustudikasusnyata.
Setiapmahasiswaakandiberikanstudikasussebelumperkuliahandimulaidenga
ntujuanuntukmembantumahasiswadalammempersiapkan dan
memahamimaterisebelumperkuliahandimulai. Dari setiapstudikasus yang
diberikanmahasiswaakanmendapatkan:
a) Skenariolengkap
b) Pertanyaanpemicu
d) Pedoman dan jurnalrekomendasidariDosenpengampumateri.

Mahasiswawajibuntukmempersiapka
njawabandarimasing-
masingpertanyaanpemicudenganmen
ggunakansumberinformasi yang
terpercaya dan terbaru. Proses diskusi
pada
hari‘H’perkuliahanakandilaksanakan
melalui chat discussion room di
bella.ukwms.ac.iddenganmasing-
masingDosenpengampumateri.

Setiapmahasiswa yang
mampumenjawab dan
menjadiinisiatorberjalannyaDiskusiak
anmendapatkantambahan point
untukUAS.

Selamatberproses!

Salam sejahtera,

PJMK Farmakoterapi-1
STUDI KASUS

Seorang pasien wanita (Tn. SW)berumur 28 Tahun,dengan diagnose awal


Thalasemia dibawa ke Rumah Sakit karena keluhan diare selama 1 bulan, lemas,
linu, seluruh badan, batukkering, sesak, dan mengeluh sariawan muncul terus
menerus. Berdasarkan dari hasil anamnesa didapatkan informasi bahwa berat
badan pasien turun sebanyak 10kg dan mengalami dermatitis seboroiksudah1
bulan terakhir. Hasil HIV-AIDS rapid test adalah reaktif sebanyak 3x.
Tambahaninformasi:
Riwayat social baik, tidak merokok, dan seorang guru TK santun.
CD4+180 sel/mm3

Pertanyaanpemicu part-1
a. Apakah yang dimaksuddengan HIV dan AIDS?
 HIV adalah retrovirus yang termasuk golongan virus RNA yang
menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik dan
merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang
mengakibatkan kondisi tubuh menjadi lemah.
( Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol.2 Tahun 2015)
 Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-
virus lain yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.( Prayuda,
R.M., 2015, Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS. J Agromed
Unila.2: 232-236 )
b. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Thalasemia?
 Thalasemia merupakan penyakit kelainan genetic yang disebabkan oleh
gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi di dalam atau di dekat gen
globin sehingga haemoglobin penderitanya mudah rusak dan mengalami
penurunan.
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.
01.07/MENKES/1/2018 tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Thalasemia )

c. Menurut Anda, faktor resiko apakah yang dimiliki oleh seorang pasien
Thalasemia hingga dapat terinfeksi HIV?

 Pasien thalassemia rentan terhadap infeksi akibat faktor penyakitnya


maupun akibat pengobatan. Kelebihan besi yang terjadi akibat transfusi
berulang mempengaruhi sistim imun, menekan aksi kemotaksis
fagositosis, mikrobiosidal leukosit mononuklear dan polimorfonuklear.
Penularan infeksi melalui transfusi seperti virus hepatitis, HIV dan
CMV merupakan komplikasi transfusi yang ditakuti.
d. Buat rangkuman secara singkat mengenai Famili retrovirus (struktur virus,
carareplikasi, caramenginfeksi, dan target seldari HIV)
Family : Retrovirus
Genus : Lentivirus
 Struktur Virus
( Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Orang Dengan HIV/AIDS
( ODHA, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Deperteme
Kesehatan RI. 2006))
 Cara replikasi
Virus hanya dapat bereplikasi dengan menggunakan atau
memanfaatkan sel hostnya. Siklus replikasi dari awal virus masuk ke sel
tubuh sampai menyebar ke organ tubuh yang lain melalui 7 tahapan,
yaitu:
1. Sel - sel target mengenali dan mengikat HIV - HIV berfusi (melebur)
dan memasuki sel target - gp 41 membran HIV merupakan mediator
proses fusi - RNA virus masuk kedalam sitoplasma - Proses dimulai
saat gp 120 HIV berinteraksi dengan CD4 dan ko-reseptor
2. RNA HIV mengalami transkripsi terbalik menjadi DNA dengan
bantuan enzim reverse transcriptase
3. Penetrasi HIV DNA ke dalam membran inti sel target
4. Integrasi DNA virus ke dalam genom sel target dengan bantuan
enzim integrase
5. Ekspresi gen-gen virus
6. Pembentukan partikel-partikel virus pada membran plasma dengan
bantuan enzim protease
7. Virus-virus yang infeksius dilepas dari sel, yang disebut virion
( Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Orang Dengan HIV/AIDS
( ODHA), Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Deperteme
Kesehatan RI. 2006)
 Cara menginfeksi, dimana HIV masuk kedalam sel Host / sel inang
kemudian menuju ke glikoprotein 160 yang terdiri dari glikoprotein 120
dan glikoprotein 41 yang berikatan dengan CD4 jika sudah berikatan
maka akan diikat oleh reseptor khusus yang disebut chemokine reseptor
yang terdiri dari CCR5/CXCR4
 Target sel dari HIV adalah sel CD4

e. Menurutanda, tanda klinis HIV-AIDS apa sajakah yang muncul pada pasien
tersebut?
 Keadaan Umum : kehilangan berat badan >10% berat badan dasar ,
Demam terus menerus ( temperature oral . 37,5 ℃ ) yang lebih dari 1
bulan, diare terus menerus lebih dari 1 bulan.
 Gangguan pernafasan : batuk lebih dari 1 bulan, tuberkolosis, sesak
nafas , pneumonia berkurang, sinusitis kronis atau berulang.
 Gejala Neurologis : nyeri kepala yang semakin parah (terjadi terus
menerus), kejang demam, dan menurunnya fungsi kognitif.
f. Menurut WHO, ada berapa stadium klinis dalam HIV dan apa pentingnya
mengetahui stadium klinis dalam penentuan Terapi Anti-retroviral?

 Stadium Klinis HIV/AIDS Untuk Dewasa Dan Remaja


d. Tuberkulosis (TB) paru dalam satu tahun
terakhir
e. Infeksi bakteri yang berat
(pneomoni,piomiositis,dll)
f. Stomatitis, gingivitis atau periodontitis ulseratif
nekrotikans yang akut
g. TB limfadenopati
h. Anemia (Hb < 8 g/dL), netropeni (< 500/mm3),
dan/atau trombositopeni kronis (< 50.000/mm3)
IV a. Sindroma wasting HIV
Sakit berat b. Pneumonia pneumocystis
c. Pneumonia bakteri berat yang berulang
d. Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.
e. Kandidiasis esofagus (atau di trakea, bronkus
atau paru)
f. Tuberkulosis ekstra paru
g. Sarkoma Kaposi
h. Infeksi Cytomegalovirus (retinistis atau infeksi
organ lain)
i. Toksoplasmosis susunan saraf pusat
j. Encefalopati HIV
k. Meningitis kriptokokus
l. Infeksi mikobakterium non-tuberkulosis yang
luas
i. Tuberkulosis (TB) paru dalam satu tahun
terakhir
j. Infeksi bakteri yang berat
(pneomoni,piomiositis,dll)
k. Stomatitis, gingivitis atau periodontitis ulseratif
nekrotikans yang akut
l. TB limfadenopati
m. Anemia (Hb < 8 g/dL), netropeni (< 500/mm3),
dan/atau trombositopeni kronis (< 50.000/mm3)

IV i. Sindroma wasting HIV


Sakit berat j. Pneumonia pneumocystis
k. Pneumonia bakteri berat yang berulang
l. Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.
m. Kandidiasis esofagus (atau di trakea, bronkus
atau paru)
n. Tuberkulosis ekstra paru
o. Sarkoma Kaposi
p. Infeksi Cytomegalovirus (retinistis atau infeksi
organ lain)
m. Toksoplasmosis susunan saraf pusat
n. Encefalopati HIV
o. Meningitis kriptokokus
p. Infeksi mikobakterium non-tuberkulosis yang
luas
g. Pasien tersebut kira-kira termasuk dalam stadium klinis berapa?
 Stadium 3

Skenariolanjutan:

Tn. WW kemudian menjalani beberapa pemeriksaan:

Viral load: HIV-1 viral RNA detected at 107216 copies/ ml.


CD4: 180 sel/mm3
Leukosit: 2045 sel/mm3
Foto thorax: Gambaran pneumonia.

Pertanyaanpemicu part-2
a. Berapanilai normal untuk viral load HIV-1, leukosit, dan CD4.
 Leukosit : 4.000-10.000
CD4 : 410-1590 sel / mm3
Viral load HIV-1: > 1000/mm3
( widiyanti, M., Sandy, S., 2016. Gambaran subtype HIV-1 dengan kadar CD4,
Stadium Klinis, dan Infeksi Oportunistik Penderita HIV/AIDS di Kota dan
Kabupaten Jayapura Papua. MKB,48: 1-6)
(Indonesian Journal Of Clinical Pathology and Medical Laboratory vol. 13. No. 2
maret 2007)

b. Menurut hasil foto thorax, pasien mengalami komplikasi infeksi pneumonia.


Jelaskan mengapa pasien HIV-AIDS rentan mengalami komplikasit
ersebut?
 Karena pneumonia disebabkan oleh infeksi jamur dimana merupakan
suatu infeksi oortunistik yang disebabkan oleh suatu organiesme yang
dapat menyerang pasien dengan CD4 rendah sehingga semakin rentan
orang tersebut mengalami komplikasi HIV.
( Kamarulzaman, A dan Menon, A., 2009. Inikah HIV? Buku Pegangan Petugas
Kesehatan. Australian Society for HIV Medicine )

c. Infeksi yang dialami pasien disebut dengan infeksi apa?


 Infeksi Oportunistik
d. Komplikasi apa sajakah yang rentan terjadi pada pasien HIV-AIDS?
 mycobacterium avium complex ( MAC), kriptosporidiosis, Tuberkolosis,
Hepatitis C, kriptokokosis, toksoplasmosis serebral, kandidiasis, , herpes
simpleks, herpes zoster,
( Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Anti-retroviral Pada
Orang Dewasa, Kemenkes 2011)

Skenariolanjutan:
Setelah hasilserologi dan virologi Tn. SW keluarhinggadinyatakanpositif HIV-
AIDS makarencanaDokterselanjutnyaadalahmemulaiterapi ARV dan mengobati
pneumonia dari Tn. SW.

Pertanyaanpemicu part 3:
a. Apakah yang dimaksud dengan Obat Anti-retroviral?
 Anti-retroviral (ARV) adalah obat yang digunakan untuk memperlambat
pertumbuhan virus HIV (Depkes, 2007).
b. Ada berapa golongan ARV dan buat rangkuman secara singkat perbedaan
dari tiap golongan ARV!

 Ada tiga golongan ARV yaitu


- Penghambat masuknya virus; enfuvirtid
- Penghambat reverse transcriptase enzyme.
 Analog nukleosida/nukleotida
(NRTI/NtRTI) Analog nukleosida
Analog thymin: zidovudin (ZDV/AZT) dan stavudin
(d4T) Analog cytosin: lamivudin (3TC) dan
zalcitabin (ddC) Analog adenin: didanosine (ddI)
Analog guanin: abacavir (ABC)
Analog nukleotida analog adenosin monofosfat: tenofovir
 Nonnukleosida (NNRTI)
yaitu Nevirapine (NVP)
favirenz (EFV).

Penghambat enzim protease (PI) ritonavir (RTV) ¾ saquinavir


(SQV) ¾ indinavir (IDV) dan nelfinavir (NFV) (Pedoman Pelayanan
Kefarmasian untuk orang dengan HIV/AIDS).
Sumber : (Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk orang dengan HIV/AIDS)

c. Setelah dikonfirmasi positif, kapan seseorang dapat memulai terapi ARV?


 Seseorang dapat memulai terapi ARV ketika melakukan beberapa
beberapa pemeriksaan laboratorium seperti jumlah CD4, jumlah virus/
viral Load RNA, gula darah, SGPT/SGOT dan beberapa pemeriksaan
lain tujuannya agar dapat dipilih obat ARV yang sesuai dan menjaga
kepatuhan pasien.
( Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Nasional
Klinis Infeksi HIV dan terapi Anti-retroviral Pada Orang Dewasa. Hal
10)

d. Bagaimana dengan waktu inisiasi ARV untuk pasien dengan kondisi khusus
seperti pasien dengan Tuberkolosis. Kapan ARV dimulai ?

 Pasien yang sudah memulai ARV dan terkena TB aktif harus


menyesuaikan rejimen ART agar cocok dengan pengobatan TB. Setelah
terapi TB selesai, rejimen ART dapat diteruskan seperti semula atau
diubah, tergantung pada status klinis dan imunologis pasien.
Sumber : (Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk orang dengan HIV/AIDS)
e. Antibiotik apakah yang akan Anda rekomendasikan untuk mengobati pneumonia
pada pasien HIV-AIDS?
 Jenis antibiotik yang digunakan adalah golongan sefalosporin generasi ketiga
(sefriakson dan seftazidim),fluorokuinolon(levofloksasin,moksifloksasin dan
siprofloksasin),kotrimoksazol,danamoxyclav(amoksisilin + Klavulanat). Jenis
antibiotik yang sering digunakan adalah kotrimosazol sebagai profilaksis karena
pada diagnosis awal pnemonia sukar dibedakan dengan pneumocystis.
Kotrimoksazol merupakan kombinasi dari lima bagian sulfametoksazol dan satu
bagian trimetoprim (Martindale, 2009)

f. Untuk mencegah komplikasi infeksi pada pasien ODHA, apakah perlu diberikan
antibiotic profilaksis?
 Perlu, profilaksis ko-trimoksazol ( trimoprim-sulfametoksazol)
memberikan perlindungan terhadap beberapa tetapi tidak semua infeksi
bakteri yang oarah, dan pedoman WHO merekomendasikan pemberian
pofilaksasis kotrimoksazol untuk semua orang yang terinfeksi dengan
HIV terlepas dari jumlah CD4 ( WHO,2017, guidelines for managing
advanced HIV desease and rapid initation of antiretroviral therapy)

g. Jika ada, apa obatnya, dosis berapa, dan diminum sampai kapan?
 Kortrimoksasol (1 x 960mg sebagai pencegahan IO) diminum 2 minggu
sebelum terapi ARV
h. Jika seorang anak terlahir dari seorang ibu ODHA, apakah perlu diberikan
profilaksis?

 Semua bayi yang telah dikonfirmasi terdapat infeksi HIV harus


memulai ART, tanpa mempedulikan tahap klinis atau imunologik. Jika
tidak terdapat tes virus, bayi < 12 bulan dengan diagnosis klinis, infeksi
HIV berat berdasarkan dugaan harus memulai ART secepat mungkin.
Konfirmasi infeksi HIV harus dilakukan secepatnya. Profilaksis
diberikan segera setelah lahir.
(Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012)

i. Jika ada, obatnya apa, berapa dosisnya, dan harus diminum sampai kapan?
 Bayi tersebut harus mendapat Nevirapin sesegera mungkin (<72 jam)
setelah lahir dan dilanjutkan hingga status HIV diketahui (minimal 6
minggu), dapat melalui rapid test maupun tes ELISA. NVP dilanjutkan
hingga usia 6 minggu dan diikuti dengan tes PCR pada minggu ke-6.
Jika status kesehatan ibu tidak diketahui maka bayi harus mendapatkan
Nevirapin dan tes HIV (ELISA atau rapid test) untuk menentukan
penanganan selanjutnya. Dosis yang diberikan bila berat badan lahir 
2,5kg adalah 15 mg dan bila berat badan lahir  2.5kg adalah 10 mg.
(Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012)
Skenariolanjutan:
Setelah berdiskusi dengan Dokter. Tn SW setuju untuk memulai terapi ARV. Dokter meresepkan
TDF + 3TC + EFV.

Pertanyaan pemicu part 4:


a. Buatlah rancangan monitoring efektivitas terapi ARV pada pasien tersebut (parameter hasil
laboratorium apa sajakah yang akan Anda monitoring)!

Fase penatalaksanaan Rekomendasi Yang diperlukan (bila ada
HIV indikasi atau atas indikasi)
Selama menggunakan Jumlah sel CD4 (tiap 6 Serum kreatinin tiap 6 bulan
ARV bulan) pada penggunaan TDF Hb
Gagal Terapi Jumlah sel CD4 HIV HBsAg
RNA

b. Selain efektivitas, buatlah rancangan monitoring efek samping yang potensial terjadi pada
Tn. SW!
14
FARTER 1 – HIV AIDS
15
FARTER 1 – HIV AIDS
c. Menurut riwayat penyakit pasien, ARV apakah yang dikontra indikasikan untuk Tn. SW?
 Rifampicin
d. Apabila setelah 3 bulan diterapi, ditemukan kegagalan pada terapi ARV Tn. WW maka
second line apakah yang dikontra indikasikan untuk dirinya dan mengapa?
 Rejimen ARV lini-kedua bagi ODHA dewasa/remaja diberikan pada kegagalan
terapi pada rejimen lini-pertama, sebagai berikut:
AZT + 3TC + ATV/r or LPV/r

16
FARTER 1 – HIV AIDS
MAHASISWA DIHARAPKAN UNTUK MENGUPLOAD
(INDIVIDUAL) MODUL INI BESERTA JAWABAN +
DAFTAR PUSTAKA YANG DIGUNAKAN SEBELUM H-1
PERKULIAHAN Pk. 21.00 WIB.

17
FARTER 1 – HIV AIDS
Selamatberproses!!!!!😊
Semogakendalaselama proses
pembelajaran yang disebabkan
oleh COVID-19
initidakakanmenurunkanseman
gatmaupunkompetensi kalian
dalammempelajariFarmakotera
pi.

Stay Safe, Fit, and Healthy!


#Stayathome

18
FARTER 1 – HIV AIDS

Anda mungkin juga menyukai