Anda di halaman 1dari 4

Tugas kasus halaman 638

Anggota Kelompok :
Oriana Desy
Putri Wahyu Anggreini
Rizal Fajar
Rusiha Minanda Pratiwi
1. Untuk keunikan dari ketiga kasus tersebut itu adalah pada Endi, Khairiansyah, dan
Probosutedjo yang merupakan pelaku kriminal yang membongkar suatu kejahatan
sehingga disebut dengan whistleblower. Dan mereka juga di dalam kasus tersebut
membongkar sebuah kejahatan, namun mereka juga terlibat dalam kejahatan tersebut.
Alasan mereka itu membongkar kejahatan tersebut adalah karena mereka merasa
dirugikan. Seperti kasus Endi, dimana ia melaporkan tiga hakim ke TGPTPK atas
penerimaan suap atas kasus yang ditanganinya.
2. motif dari para peniup peluit tersebut ini adalah untuk mengungkap kejahatan suap yang
terjadi dalam penangan sebuah kasus.
3. menurut kelompok kami, mereka bisa disebut sebagai whistleblower. Karena pengertian
whistleblower itu sendiri adalah seseorang yang melaporkan sebuah kejahatan yang
dinilai melanggar ketentuan kepada pihak yang berwenang. Di dalam kasus tersebut
dijelaskan bahwa mereka melaporkan kejahatan kepada pihak yang berwenang, jadi
mereka bisa disebut dengan whistleblower.
4. Iya disini kami mempertimbangkan motif mereka tersebut.
5. Tidak. Karena menurut kami seseorang yang disebut dengan whistleblower bukanlah
orang yang sudah mengalami kerugian, melainkan seseorang yang berani melaporkan
suatu tindak kejahatan kepada pihak yang berwenang. Jadi dalam menjawab pertanyaan 3
diatas kami fokus pada laporan mereka atas tindak kejahatan yang terjadi, bukan pada
kerugian yang mereka alami.
6. Pemberian Integrity Award kepada Khairansyah adalah sebagai bentuk apresiasi atas
integritas yang diberikan untuk memberantas korupsi dan TI menganggap dengan
pemberian penghargaan ini makin banyak orang yang berani melaporkan karena korupsi
merupakan kejahatan yang tergolong sulit untuk diberantas. Diprosesnya Khairansyah
dalam perkara Dana Abadi Umat disini tak perlu menyurutkan pemberian Integrity
Award karena jelas ukuran pemberian penghargaan ini adalah integritas, bukan hanya
sebagai peniup peluit. Jika Khairansyah dianggap sebagai peniup peluit yang baik, cukup
sampai disitu penghargaan yang diberikan dan tidak perlu sampai diberi Integrity Award.
7. Penjelasan mengenai Integrity Award adalah penghargaan yang diberikan kepada orang
yang memiliki integritas dan keberanian untuk mengungkap korupsi, bukan hanya
sebagai peniup peluit tetapi lebih menekankan kepada integritas. Kasus probosutedjo,
jelas ditetapkan sebagai tersangka karena juga mendapat kucuran dana dan wajib
mengembalikan uang negara yang hilang sebesar Rp 100,91 miliar dan mendekam di sel
Blok 3H Lembaga Pemasyarakatan Cipinang yang berarti beliau tidak memiliki integritas
yang mumpuni untuk menyandang Integrity Award.
8. Pemberian Integrity Award kepada Khairansyah sebagai peniup peluit yang berintegritas
menurut pendapat kami, dirasa terlalu terburu-buru karena tidak memeriksa latar
belakang dan sepak terjang terlebih dahulu. penerima Integrity Award haruslah orang
yang mampu menyandang gelar tersebut dengan tidak ikut serta menjadi tindak pelaku
korupsi.
9. Integrity Award diberikan bukan untuk sekedar karena menjadi peniup peluit, juga
mengenai integritas akan memberantas korupsi. Dalam hal ini, terungkapnya
Khairansyah sebagai tersangka dalam kasus Dana Umum Umat membuat dirinya tidak
lagi pantas menerima penghargaan tersebut. Dengan dikembalikannya penghargaan
tersebut karena Khairansyah seharusnya mungkin merasa tidak pantas menyandang gelar
tersebut karena telah mencoreng integritas yang dijunjung tinggi untuk memberantas
korupsi, sedangkan sang peniup peluit masuk dan terjerumus sebagai tindak pelaku
korupsi.
10. Maksud dari pernyataan Todung Mulya Lubis adalah pihak Transparency International
Indonesia memilih orang yang sepenuhnya bersih, tanpa kesalahan, namun memilih
orang yang ada di dalam sistem yang korup di mana pasti akan menerima resiko
berimbas. Tanggapan kami atas pernyataan Todung Mulya Lubis berdasarkan pada
ketentuan tentang whistleblowing dalam Sarbanes Oxley Act adalah:Pernyataan Todung
Mulya Lubis ini membuktikan bahwa whisleblower di Indonesia ini masih terdapat
diskriminasi, ditunjukkan oleh Khairiansyah yang mengembalikan penghargaan yang
didapatkannya karena ditetapkan menjadi tersangka kasus DAU. Padahal, menurut
ketentuan tentang whistleblowing dalam Sarbanes Oxley Act telah disebutkan bahwa
saksi pelapor dilarang untuk dipecat, diturunkan pangkatnya, dihentikan sementara,
diancam atau didiskriminasi.
11. Tulisan Frans H. Winarta menyatakan bahwa Integrity Award dari TI terkesan terburu-
buru, memiliki kriteria yang kurang ketat dan jelas, serta belum memeriksa apakah orang
yang bersangkutan memiliki integritas. Padahal dasar dari pemberian Integrity Award
dari TI ini diberikan untuk keberanian individu maupun organisasi memberantas korupsi,
pada tindakan yang memiliki pengaruh signifikan di negara atau wilayah regional patut
ditiru negara lain, serta inovatif dan dikenal secara internasional. Intinya penghargaan
diberikan kepada whistleblower yang berani mengungkapkan adanya korupsi. Jadi
sebenarnya penghargaan tersebut layak diberikan walaupun Khairiansyah melakukan
kesalahan sebelumnya, namun ia tetap seorang whistleblower yang berani untuk
mengungkapkan korupsi.
12. Perlindungan terhadap peniup peluit (whistleblower) yang telah dijelaskan di buku, di
Indonesia terdapat Ketentuan Pidana dalam UU Perlindungan Saksi dan Korban. Selain
itu terdapat UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK pasal 15 yang menyatakan bahwa
Komisi Pemberantas Korupsi berkewajiban memberikan perlindungan terhadap saksi
atau pelapor yang menyampaikan laporan atau memberikan keterangan mengenai
terjadinya tindak pidana korupsi. Namun menurut Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG), saksi dan pelapor merupakan hal yang berbeda. Kami merasa
bahwa peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia masih belum jelas
antara saksi dan pelapor.
13. Menurut kelompok kami, benar apa yang nyatakan atau dikatakan oleh Danang Widyoko
apa yang di alami Khairiansyah akan membuat orang berfikir ulang menjadi
whistleblower. karena bisa sajakah orang tersebut tidak mendapat perlindungan hukum
sebagai saksi malah mendapatkan hukum pidana seperti Khairiansyah
14. Kelompok kami setuju, tetapi hal seperti ini menurut kami Khairiansyah hanya
melanggar satu pilar profesi auditor saja yaitu pilih ketaatan. hal ini karena khairinsyah
tidak melaporkan kasus tersebut ke atasan malah melaporkan kepada KPK seharusnya
prosedurnya sudah jelas bahwa harus melaporkan kepada atasnya.
15. Persamaanya kita setuju dalam penyelidikan dan penyelidikan ternyata saksi terlibat
maka saksi tersebut bisa juga menjadi tersangka. kami kuga setuju dengan pernyataan
bahwa jika pelapor tidak terlibat dalam kasus yang di laporkan tetapi terlibat dengan
kasus yang lain seperti Khairiansyah, dan tidak terlibat dengan laporannya dalam kasus
KPU tetapi terlibat dalam korupsi Dana Abadi Umat, maka UU perlindungan saksi untuk
KPU dapat di terapkan, tetapi untuk kasus Dana Abadi Umat tidak berlaku UU
perlindungan kepada dirinya karena dia telah menjadi terdakwa dalam kasus DAU

Anda mungkin juga menyukai