Anda di halaman 1dari 10

Percobaan 5

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK II
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN CARA CINCIN DU NOUY

Dosen Pengampu Matakuliah :


Dr.Nazriati, M.Si
Dr. Fauziatul Fajaroh, M.Si

Oleh :
Kelompok 1

1. Aldi Nursyahbana (160332605900)


2. Amalia Yustika Sari (160332605842)**
3. Annisa Nur Azizah (160332605880)

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Oktober 2018
A. Judul Percobaan : Penentuan Tegangan Permukaan Cairan Cara Cincin Du Nouy
B. Tujuan Percobaan
Menentukan tegangan permukaan cairan tunggal dan atau larutan
C. Dasar Teori
Molekul pada permukaan mengalami tarikan ke dalam rongga cairan, karena
gaya tarik menarik di dalam rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik oleh uap
molekul yang ada di atas permukaan. Akibat tarikan ini maka permukaan cenderung
mengkerut untuk mencapai luas sekecil mungkin sehingga mempunyai tegangan
permukaan.
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang
bekerja pada permukaan, atau sebagai energi per satuan luas yang diperlukan untuk
memperluas permukaan tiap satu satuan luas pada suhu, komposisi, dan tekanan yang
tetap. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih
kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan
sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair
mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Tegangan permukaan
mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa
besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang nonadesiv
berlaku sebaliknya.

Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :

- Metode kenaikan kapiler


Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui
suatukapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk
mengukur tegangan antar muka.
- Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan ataupun
tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskansuatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.(Atfins. 1994)
Pengukuran tegangan permukaan dapat menggunakan metode cincin Du Nouy, cara ini
didasarkan atas penentuan gaya yang diperlukan untuk menarik cincin Pt dari
permukaan cairan. Cincin digantung pada neraca torsi, kemudian ditarik dari cairan
dengan memutar kawat torsi. Gaya yang diperlukan secara ideal adalah :

𝐹 = 4𝜋𝑅𝛾

Karena dalam kenyataan ada sebagain cincin yang terangkat sebelum


permukaan cairan terpecahkan, sehingga persamaan (1) memerlukan faktor koreksi β,
yang merupakan fungsi dari R3/V dan R/r. dimana V = Volume cairan yang terangkat,
r = jari jari kawar dan R = jari-jari cincin. Dengan mempertimbangkan faktor koreksi,
tegangan permukaan diberikan oleh persamaan :

𝐹
𝛾= 𝑥𝛽
4𝜋𝑅

4𝑏 1 𝐹
(𝛽 − 𝑎)2 = +𝐶
𝜋² 𝑅² 4𝜋𝑅(𝜌₁ − 𝜌₂)

- a =0.725
- b = 0.09075 m-1det2
- c = 0.04534 – 1.679 (r/R)
- r = jari-jari kawat yang digunakan untuk membuat cincin
- R = jari-jari rata-rata lingkaran cincin (keliling cincin
- 𝜌1 = massa jenis cairan yang ada di bawah
- 𝜌2 = massa jenis cairan yang ada di atas

Sedangkan persamaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

𝛾 𝜃
=
𝛾0 𝜃0

Keterangan :

𝛾 = tegangan permukaan cairan

𝛾0 = tegangan permukaan air

𝜃 = besar sudut putar cairan


𝜃0 = besar sudut putar air murni
D. Metodologi
Alat :
- Tensiometer Du Nouy - Gelas Ukur 50mL
- Cincin platina - Cawan petri
- Termometer 100OC - Gelas Kimia 50mL

Bahan :

- Aquades - Larutan NaCl 1M


- Larutan Alkohol - larutan MgCl2 1M

Langkah Kerja :

1. Diambil cincin Du Nouy dengan menggunakan pinset, serta diratakan bagian


melingkar cincin agar rata.
2. Dibersihkan cincin dengan mencelupkannya kedalam alkohol dan kemudian dibakar
sebentar menggunakan bunsen.
3. Diambil cincin Du Nouy dan digantungkan pada lengan torsi.
4. Dimasukkan cairan yang hendak ditentukan γ-nya dalam cawan petri (D +/- 4,5 cm)
dan diletakkan di atas penyangga cuplikan.
5. Dinaikkan penyangga cuplikan sampai cincin tercelup sedalam +/- 0,5 cm dari
permukaan, untuk penentuan γi
6. Diatur lengan torsi sehingga lengan menunjuk angka nol (0) pada piringan skala.
7. Diturunkan penyangga cuplikan perlahan-lahan sehingga cincin berada tepat pada
permukaan cairan
8. Diputar lengan torsi perlahan-lahan sampai cincin terlepas dari permukaan cairan
9. Dicatat besar sudut torsi (𝜃). Pengukuran besar sudut torsi untuk masing-masing
cairan dilakukan minimal tiga kali.
10. Jenis tugas yang diberikan :
a. dua cairan yang saling larut dan campurannya sebanyak 50 mL masing-
masing dengan komposisi 25% volume A, 50% volume A, dan 75% volume
A.
b. sistem padat-cair yang membentuk larutan homogeny dengan konsentrasi 1
M; 0,5 M; 0,25 M; 0,1 M.
E. Data Pengamatan

Sampel yang diuji Besar Sudut Torsi Rata-rata


1 2 3
Alkohol 25% 54,5 54,5 55 54,6

Alkohol 50% 40 40 40 40

Alkohol 75% 34,5 34,5 34,5 34,5

Larutan MgCl2 0,1M 63 64 64 63,6

Larutan MgCl2 0,25M 62 66,5 71 66,3

Larutan MgCl2 0,50M 65,5 69 72 68,8

Larutan MgCl2 1M 66 70 73 69,6

Larutan NaCl 0,1M 63 62 71 65,3

Larutan NaCl 0,25M 74 75 76 75

Larutan NaCl 0,50M 75 76 76 75,6

Larutan NaCl 1M 81 83 83 82,3

Aquades 77 77 78 77,3

F. Analisis Data dan Pembahasan


Percobaan kali ini dilakukan penentuan tegangan permukaan cairan dengan cara
cincin Du Nouy. Cairan yang diukur tegangan permukaannya masing-masing ialah air
(aquades), alkohol 25%, alkohol 50%, alkohol 75%, larutan NaCl 1 M, larutan NaCl
0,50 M, larutan NaCl, 0,25 M, larutan NaCl 0,10 M, larutan MgCl2 1M, larutan MgCl2
0,50M, larutan MgCl2 0,25M, larutan MgCl2 0,50M dan larutan MgCl2 0,1M . Setelah
dilakukan percobaan maka didapatkan data besar sudut torsi untuk masing-masing
cairan, berdasarkan data besar sudut torsi tersebut dapat dihitung besar tegangan
permukaan cairan menggunakan rumus :

𝛾 𝜃
=
𝛾0 𝜃0

Keterangan :

𝛾 = tegangan permukaan cairan


𝛾0 = tegangan permukaan air

𝜃 = besar sudut putar cairan

𝜃0 = besar sudut putar air murni


Jika diketahui tegangan permukaan air sebesar 72,8 dyne/cm dan besar sudut torsi
air murni sebesar 111,4 (berdasarkan percobaan) maka perhitungan tegangan
permukaan cairan dan larutan adalah sebagai berikut :
- Alkohol 25% (25% alkohol + 75% air) dengan sudut torsi 54,6°:
𝛾 𝜃 𝛾 54,6°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 35,68
cm
- Alkohol 50% (50% alkohol + 50% air), sudut torsi 40° :
𝛾 𝜃 𝛾 40°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 26,14
cm
- Alkohol 75% (75% alkohol + 25% air), sudut torsi 34,5° :
𝛾 𝜃 𝛾 34,5°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 22,54
cm
- Larutan MgCl2 1,00 M, sudut torsi 69,6o :
𝛾 𝜃 𝛾 69,6°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 45,48
cm
- Larutan MgCl2 0,50 M, sudut torsi 68,8o :
𝛾 𝜃 𝛾 68,8°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 44,96
cm
- Larutan MgCl2 0,25 M, sudut torsi 66,3o :
𝛾 𝜃 𝛾 66,3°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 43,32
cm
- Larutan MgCl2 0,1 M, sudut torsi 63,6o :
𝛾 𝜃 𝛾 63,6°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 41,56
cm
- Larutan NaCl 1,00 M, sudut torsi 82,3° :
𝛾 𝜃 𝛾 82,3°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 53,78
cm
- Larutan NaCl 0,50 M, sudut 75,6° :
𝛾 𝜃 𝛾 75,6°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 49,40
cm
- Larutan NaCl 0,25 M, sudut torsi 75° :
𝛾 𝜃 𝛾 75°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 49,01
cm
- Larutan NaCl 0,10 M, sudut torsi 65,3° :
𝛾 𝜃 𝛾 65,3°
= → =
𝛾0 𝜃0 72,8 111,4°
dyne
𝛾 = 42,67
cm

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan besar sudut torsi air telah sesuai
dengan sudut torsi teorinya, yaitu 77,3. Untuk dua cairan yang saling larut, dalam
percobaan ini menggunakan campuran antara alkohol-air, semakin besar presentase
alkohol dalam campuran tersebut maka semakin kecil tegangan permukaan cairan
tersebut. Hal ini dikarenakan gaya antar molekul yang terdapat pada alkohol lebih
lemah dibandingkan dengan gaya antar molekul yang terdapat pada air, alkohol hanya
memiliki 2 ikatan hidrogen antar molekulnya, sedangkan air memiliki 4 ikatan hidrogen
antar molekulnya, akibatnya ketika alkohol dicampur dengan air dan presentase alkohol
dalam campuran tersebut semakin besar, maka bertambah lemahlah gaya antar molekul
pada cairan tersebut. Semakin lemah gaya antar molekul maka semakin kecil pula
tegangan permukaan cairan, sehingga hal ini membuktikan bahwa alkohol efektif
menurunkan tegangan permukaan cairan karena alkohol dapat menurunkan densitas
larutan yang menandakan gaya antar molekul yang semakin lemah.
Hal itu berbanding terbalik dengan sistem padat-cair yang membentuk larutan
homogen yang dalam percobaan ini menggunakan larutan NaCl dan MgCl2 dengan
varian konsentrasi 1 M; 0,5 M; 0,25 M; 0,1 M, berdasarkan data yang diperoleh
semakin besar konsentrasi larutan NaCl dan MgCl2 maka semakin tinggi pula tegangan
permukaan larutan terserbut, hal ini dikarenakan adanya faktor penambahan zat terlarut
(solute). Berdasarkan teori, penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas
larutan yang mengakibatkan tegangan permukaan akan bertambah besar, sehingga hal
ini terbukti berdasarkan percobaan bahwa semakin besar konsentrasi larutan yang
menandakan bahwa semakin banyak zat terlarut yang ditambahkan, maka tegangan
permukaan larutan akan semakin besar pula karena densitas dari larutan yang
bertambah besar.

G. Kesimpulan
1. Tegangan permukaan air, alkohol 25%, alkohol 50%, alkohol 75% adalah 72,8
dyne/cm; 35,68 dyne/cm; 26,14 dyne/cm; 22,54 dyne/cm.
2. Tegangan permukaan MgCl2 1M, MgCl2 0,5M, MgCl2 0,25M, MgCl2 0,1M adalah
45,48 dyne/cm; 44,96 dyne/cm; 43,32 dyne/cm; 41,56 dyne/cm.
3. Tegangan permukaan NaCl 1M, NaCl 0,5M, NaCl 0,25M, NaCl 0,1M adalah 53,78
dyne/cm; 49,40 dyne/cm; 49,01 dyne/cm; 42,67 dyne/cm.
4. Campuran alkohol dan air, semakin tinggi persentase alkohol dalam campuran maka
semakin rendah tegangan permukaan campuran tersebut
5. Larutan NaCl dan larutan MgCl2 , semakin tinggi konsentrasi larutan NaCl dan
MgCl2 maka semakin besar tegangan permukaan dari larutan tersebut

H. Daftar Pustaka
o Efendy. 2017. Molekul, struktur, dan sifat-sifatnya. Malang : Indonesian Academic
Publishing
o Berlian Reza F. 2018. Laporan Praktikum Kimia Fisika II; Penentuan Tegangan
Permukaan Cairan dengan Cara Cincin Du Nouy. Malang : Universitas Negeri
Malang. Online. Diakses tanggal 22 September 2018
o Dr. Sumari, M. Si, Dr. Nazriati, M.Si, 2018. Laporan Praktikum Kimia Fisika II.
Malang : Universitas Negeri Malang

Jawaban Pertanyaan
1. Mengapa γi lebih kecil daripada γ cairan-cairan murninya?
Jawab : Karena γi yang dimaksud disini ialah tegangan antarmuka untuk dua cairan yang
tak saling campur. Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan
antarmuka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi dua fase
cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih besar daripada adhesi antara cairan
dan udara. Jadi, bila cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan antarmuka
yang terjadi.
2. Jelaskan cara lain untuk penentuan γ dengan prinsip yang sama seperti cara cincin Do
Nouy ?
Jawab : Dengan metode kenaikan pipa kapiler, yaitu cara untuk menentukan tegangan
permukaan dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatu kapiler
3. Bagaimana pengaruh suhu pada tegangan permukaan?
Jawab : Tegangan permukaan cairan akan turun seiring dengan naiknya suhu, hal ini
karena semakin tinggi suhu maka energi kinetik dari molekul dalam cairan akan semakin
besar, molekul-molekul dalam cairan bertumbukan kesana kemari, akibatnya gaya antar
molekul akan semakin lemah sehingga tegangan permukaan dari cairan tersebut akan
semakin rendah.
LAMPIRAN

Pengambilan alkohol Pengukuran pada


aquades

Pengukuran pada Pengukuran pada


alkohol MgCl2

Anda mungkin juga menyukai