Faktor penentu proses absorbsi untuk suatu obat yang relatif tidak
larut adalah proses disolusinya, sedangkan untuk obat yang larut
air proses absorbsi ditentukan oleh kecepatan menembus
membran biologi.
Kecepatan menembus membran biologi tergantung pada ukuran
partikel, kelarutan relatif dalam air dan lipid, dan muatan
ioniknya.
Kemampuan penembusan obat melewati membran biologi
berkaitan dengan lipofilisitas molekul, dan dapat diukur dari
koefisien partisi (P)atau Log P yaitu rasio distribusi dalam fase
minyak dan fase air.
Membran biologi lebih permeable terhadap bentuk tak terionkan
daripada bentuk terionkan, karena bentuk tak terionkan memiliki
kelarutan dalam lipid yang lebih besar. pH tempat absorbsi dan
kelarutan dalam lipid berpengaruh pada absorbsi suatu asam atau
basa lemah. Partisi minyak air merupakan karakteristik yang
penting dalam kemampuan penembusan kulit.
Koefisien partisi merupakan perbandingan kelarutan di
dalam lemak dibanding air pada saat kesetimbangan (Sri,et
al. 2011).
P = Co/Cw atau
Log P = log Co – log Cw
(Kim, 2004)
Ada dua macam koefisien partisi.
1. Koefisien partisi sejati atau TPC (True Partition
Coefficient)
Untuk koefisien partisi ini pada percobaan harus memenuhi
syarat kondisi sebagai berikut :
a. Antara kedua pelarut benar-benar tidak dapat campur satu
sama lain.
b. Bahan obatnya (solute) tidak mengalami asosiasi atau
disosiasi.
c. Kadar obatnya relatif kecil (<0,01 M).
d. Kelarutan solute pada masing-masing pelarut kecil.
Jika semua persyaratan tersebut dipenuhi, maka berlaku
persamaan :
TPC = C1/C2
Dengan : C1 = kadar obat dalam fase lipid.
C2 = kadar obat dalam ase air.
2. Koefisien partisi semu atau APC (Apparent Partition
Coefficient)
Apabila persyaratan TPC tidak dapat dipenuhi, maka hasilnya
adalah koefisien partisi semu. Biasanya yang sering digunakan
sebagai fase lipid adalah oktanol,
kloroform, sikloheksan, isopropil miristat. Fase air yang
biasanya digunakan adalah larutan dapar. Pada keadaan ini
berlaku persamaan :
Dengan : (C1⁰-C2ʹ) a / C2ʹ . b
C20 = Kadar obat salam fase air mula-mula.
C2’ = Kadar obat dalam fase air setelah mencapai
kesetimbangan.
a = Volume fase air.
b = Volume fase lipid.
Suhu yang digunakan : 30⁰C , 37⁰C.
(Anonim,2012)