FAISAL
H041 191020
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
bikarbonat, memberikan sifat-sifat fisika dan kimia yang khas pada senyawa-
Asam organik biasa juga kita kenal dengan asam karboksilat, contohnya
larutan berair. Selain itu, asam-asam karboksilat ini juga memiliki nilai tetapan
disosiasi (Ka) yang kecil, seperti asam formiat yang nilai Ka-nya hanya 1,28 x 10-4
atau asam asetat dengan nilai Ka yang hanya berkisar sekitar 1,8 x 10-5
banyak terdapat di alam dan memiliki aroma khas. Ester dapat dihasilkan melalui
percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat asam karboksilat dan memahami
proses pembuatan suatu ester dari reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol.
mengetahui beberapa sifat asam karboksilat dan garamnya serta mengetahui reaksi
1. mengetahui reaksi garam dari asam karboksilat dengan air dan CaCl2.
kemudian didinginkan atau dekantasi dan dideteksi CaCl2. Sifat asam karboksilat
dengan CaCl2. Turunan dari asam karboksilat dapat dibuat melalui reaksi
esterifikasi dengan meraksikannya dengan alkohol dan ditandai dengan bau yang
harum.
BAB II
PEMBAHASAN
gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan
kimia yang unik dan untuk asam karboksilat. Rumus karboksilat dengan
gugus karbonil dan hidroksil, akan tetapi sifat-sifat gugus karbonil dan gugus
hidroksil dari asam tidak sama dengan sifat-sifat OH dari alkohol dan karbonil
pada aldehid dan keton. Kedua gugus tersebut menjadi satu kesatuan yang sangat
erat dan memberikan ciri tersendiri pada asam karboksilat (Fessenden, 1997).
mengurai menjadi CO dan H2O. Asam (acid) dapat dihasilkan dari oksidasi
aldehid atau dalam anggur menjadi asam asetat. Larutan asam asetat yang
terbentuk melalui cara ini adalah cuka. Akhiran nama untuk organik adalah –oat
Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang
dan sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika: cairan, tak
berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna. Sifat
kimia: asam paling kuat dari asam-asam karboksilat, mempunyai gugus asam dan
disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila
didinginkan. Asam asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh
7ºC, titik didih 80ºC), dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air
sendirinya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Karena adanya ikatan
hidrogen, maka asam karboksilat yang mengandung atom karbon satu sampai
empat dapat bercampur dengan air. Asam karboksilat yang mempunyai atom
karbon lebih banyak kebanyakan larut sebagian dalam air. Asam karboksilat juga
membentuk ikatan hidrogen dengan asam karboksilat lainnya dimana terjadi dua
ikatan hidrogen antara dua gugusan karboksil. Dalam larutan yang tidak
Titik didih asam karboksilat relatif tinggi dibandingkan titik didih alkohol,
aldehida, dan keton dengan bobot molekul yang kira-kira sama. Misalnya, asam
formiat mendidih 23oC lebih tinggi dari pada etanol, meskipun bobot molekul
keduanya sama. Titik didih asam-asam karboksilat yang sama disebabkan oleh
alkohol menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, oleh
karenanya sering juga disebut asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui
(Wilbraham, 1992).
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam
anorganik padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada
temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah:
(Fessenden, 1997).
2. Reaksi Esterifikasi
dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung
(Fessenden, 1997).
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan
kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat
b. Reaksi oksidasi
c. Reaksi Grignat
Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol
menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering
juga disebut asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi alkohol
primer, sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi alkuna hidrolisa alkil
sianida (suatu nitril) dengan HCl encer, hidrolisa ester dengan asam, hidroilisa asil
karboksilat yang larut dalam air, sehingga perlu teknologi khusus untuk
karboksilat yang terdapat didalam limbah cair dari industri gula tebu, seperti
(Martono, 2005).
pipet tetes, gelas piala 50 mL, kaki tiga, kasa, penjepit tabung, dan lampu spiritus.
menit(hingga keluar gelembung gas yang hebat). Setelah itu didinginkan lalu
dan asam asetat sebanyak 3 mL. Selanjutnya, kedua tabung tersebut ditambah
glasial dan 1 mL larutan H2SO4 pekat. Kemudian dipanaskan diatas penangas air
kurang lebih 5 menit. Didinginkan kemudian tuang dalam gelas piala yang berisi
air dingin sekitar50 mL. Diaduk, diperhatikan dan dicium baunya serta dicatat
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. garam karboksilat dapat bereaksi dengan air dan CaCl2 yang ditandai
garam karboksilat. Asam formiat tidak dapat bereaksi dengan asam asetat
3.2 Saran
Fessenden, R.J, dan Fessenden, J.S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta:
Binarupa Aksara
Keenan, C.W. 1992. Ilmu Kimia untuk Universitas: Jilid 2. Jakarta: Erlangga
1. mengetahui reaksi garam dari asam karboksilat dengan air dan CaCl2.
dengan air kemudian dideteksi dengan CaCl2, dan juga sifat asam
Prosedur Percobaan
terjadi.
dan asam asetat sebanyak 3 mL. Selanjutnya, kedua tabung tersebut ditambah
Reaksi Esterifikasi
glasial dan 1 mL larutan H2SO4 pekat. Kemudian dipanaskan diatas penangas air
kurang lebih 5 menit. Didinginkan kemudian tuang dalam gelas piala yang berisi
air dingin sekitar50 mL. Diaduk, diperhatikan dan dicium baunya serta dicatat
a. Asam asetat
b. Etil asetat
c. Asam benzoate
Sifat asam karboksilat dapat dibedakan menjadi sifat fisik dan kimia.
agar tau gimana aja sifat kelarutannya.
dan akan semakin lemah untuk suku yang lebih tinggi (mengandung
Esterifikasi adalah proses pembentukan ester yang dapat dibentuk dengan reaksi
antara asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu ester asam karboksilat adalah
senyawa yang mengandung gugus fungsi –COOH dengan R dapat berupa alkil
atau aril. Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik
dalam alkohol dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Hasil reaksi Esterifikasi
adalah senyawa Ester yang diharapkan mempunyai stabilitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan senyawa Epoksi karena satu gugus fungsi reaktif telah
menjadi ikatan C=O-R (Ester). Senyawa Ester telah digunakan sebagai pelumas