Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Perbandingan Jenis Industri Indonesia dengan Negara-Negara Maju”

Dosen Pengampu : Dr. Novida

Mata Kuliah : Geografi Industri

DisusunOleh:

Kelompok 9

Irvi Sari Chairuna Pulungan

Novita AfrianiPandiangan

Samuel Novan Manik

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Struktur
Industri dan Sifat Industri” dengan baik dan selesai pada waktu yang ditentukan. Makalah ini
kami buat sebagai tugas kelompok mata kuliah “ Industri Geografi ”.

Makalah ini kami buat sesuai dengan kriteria yang telah diberikan dan diambil dari
berbagai sumber. Kami juga mengakui bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan baik kata, kalimat maupun isi dari setiap pembahasan yang ada. Maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah
ini. Semoga makalah kami ini dapat berguna dimasa yang akan datang.

Medan,06 September 2020

Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Makalah.......................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Struktur Industri..................................................................................................
B. Sifat Industri.......................................................................................................
BAB III : PENUTUP.........................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana jenis Industri Indonesia dan Negara maju?
2. Bagaimana perbandingan industri Indonesia dengan Negara maju?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis Industri Indonesia dan Negara maju?
2. Untuk mengetahui perbandingan industri Indonesia dengan Negara maju?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis industri Indonesia dan Negara Maju
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar.
Pembangunan industri di Indonesia dilakukan untuk membuka lapangan pekerjaan baru,
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan untuk kegiatan ekspor. Untuk memacu pertumbuhan
industri modern seperti industri di negara maju tidaklah mudah. Jika industri betgeser ke padat
modal, maka dalam proses produksinya digunakan mesin-mesin canggih sehingga banyak orang
akan kehilangan pekerjaan.
Jenis-jenis industri di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Industri Tekstil
Industri tekstil yang ada di Indonesia meliputi rangkaian industri dari struktur hulu ke
hilir. Rangkaian tersebut diawali dari industri serat dan benang (fiber), industri
pemintalan, pertenunan, perajutan, percetakan atau pengecapan hingga industri pakaian
jadi (garmen).Produk-produk dalam subsektor industri tektil biasa disebut sebagai
industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Industri TPT ini sudah lama digeluti oleh
masyarakat Indonesia, yang dulunya diawali dengan cara tradisional menggunakan alat-
alat sederhana.
Industri TPT di Indonesia mengalami momentum perubahan menuju ke arah industri
modern sekitar tahun 1922. Pemicunya adalah didirikannya Balai Penyelidikan Tekstil
di Bandung. Melalui Balai tersebut, dihasilkan beragam alat tenun dengan kemampuan
hasil tenun lebih cepat hingga delapan kali lipat dari hasil tenun rakyat. Berikutnya, alat
tenun ini terus mengalami perkembangan hingga industri tekstil semakin tumbuh dan
berkembang pesat. Hingga saat ini, terdapat banyak industri tekstil ukuran besar yang
tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan mampu menghasilkan aneka tekstil dan
produk tekstil dengan kualitas unggul serta jumlah besar.
2. Industri Semen
Di Indonesia, industri semen menjadi salah satu komoditas unggulan yang menunjang
tumbuh kembang industri dan ekonomi Indonesia. Semen memiliki peran yang aman
vital dan strategis karena menyangkut kekokohan dalam pembangunan fisik Indonesia.
Karenanya, pembangunan industri semen mendapat prioritas tersendiri dari pemerintah.
Pemerintah mengupayakan adanya perluasan pabrik semen seperti Pabrik Semen
Padang di Padang dan Tonas di Makassar hingga mencapai kapasitas satu juta ton.
Pemerintah juga mendorong berdirinya pabrik semen di Cibinong dengan target
produksi hingga enam juta ton setahun. Adanya beberapa industri semen besar di
Indonesia ini membuat kebutuhan industri semen dalam negeri dapat tercukupi dengan
produksi dalam negeri, tanpa harus mengimpor. Dengan tercukupinya kebutuhan
semen, pembangunan di Indonesia seperti perumahan dan infrrastruktur lain dapat
berkembang dengan pesat.
3. Industri Kertas
Kertas merupakan bahan yang memiliki banyak fungsi positif dan penting. Misalnya,
kertas dapat digunakan sebagai bahan untuk buku bacaan, buku tulis, surat kabar,
pembungkus, bahkan bahan bangunan. Karena fungsinya yang banyak, Indonesia
membutuhkan jumlah produksi kertas yang tidak sedikit. Konsumsi kertas di Indonesia
sebelum tahun 1965 saja sudah mencapai 129.800 ton atau 1,2 kg per kapita. Di tahun
1965, jumlah ini sudah meningkat hingga 1,5 kg per kapita aatu 150.000 ton
dikarenakan budaya membaca Indonesia yang mulai berkembang. Kebutuhan kertas
dalam negeri yang besar membuat pemerintah juga menaruh prioritas tersendiri
terhadap pertumbuhan industri kertas ini. Industri kertas di Indonesia juga pernah
mengalami surplus dan diimpor ke berbagai negara lain.Ada cukup banyak industri
kertas dengan berbagai macam jenis kertas yang dihasilkan di Indonesia. Indonesia
bahkan mampu menghasilkan hanpir seluruh jenis kertas yang dibutuhkan manusia.
Meski begitu, rupanya saat ini diketahui bahwa hasil kertas dari produksi dalam negeri
masih belum mencukup kebutuhan kertas dalam negeri, mengingat jumlah konsumsi
kertas juga ikut meningkat.
4. Industri Besi dan Baja
Industri besi dan baja termasuk dalam industri berat. Indonesia memiliki sejumlah
tambang besi yang cukup potensial sehingga dapat menghasilkan besi dan baja dalam
jumlah cukup banyak. Industri besi dan baja paling awal di Indonesia dikelola oleh PT
Krakatau Steel di Cilegon Banten. Awalnya, pabrik ini mulai menghasilkan besi
lempengan. Sekarang, pabrik ini telah menghasilkan berbagai jenis besi beton serta
pelat besi. Pabrik ini kemudian mampu melebbur bijih besi dari Ujung Kulon dan
Lampung. Kebutuhan besi Indonesia yang semakin meningkat sempat membuat
Indonesia harus mengimpor batangan besi. Namun, kini Indonesia kemudian terus
berupaya meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi besinya hingga tak lagi harus
mengimpor. PT Krakatau Steel pun berkembang dengan cukup pesat hingga mampu
memproduksi besi beton serta aneka jenis bahan baku untuk pembuatan baja yang
dibutuhkan pabrik besi dan baja lain.
5. Industri Kendaraan Bermotor (Industri Otomotif)
Secara keseluruhan, industri otomotif d Indonesia meliputi tiga jenis kendaraan
bermotor, yakni kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor), kendaraan bermotor roda
tiga (bemo, bajaj) serta kendaraan bermotor roda empat atau lebih (mobil, bus, truk).
Dari ketiga jenis kendaraan tersebut, industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih
menjadi yang paling berperan di Indonesia. Indonesia mengayahi masalah
perbengkelan yang bertujuan untuk memperbaiki serta perakitan yang bertujuan untuk
membuat barang dengan jalan memasang-masangkan bagian-bagian yang sudah ada.
Dalam industri otomotif, Indonesia memang masih bisa dibilang minim penguasaan.
Sejauh ini, industri otomotif di Indonesia masih banyak bergerak di bidang perakitan,
yakni dengan mengimpor bagian-bagian mobil, lalu tinggal dipasangkan saja di dalam
negeri.
6. Industri Pesawat Terbang
Indonesia memiliki industri perakitan pesawat terbang yakni PT Dirgantara Indonesia
(PT DI). Perusahaan ini adalah satu-satunya yang bergerak di industri perakitan
pesawat terbang di Indonesia. Perusahaan ini awalnya didirikan dengan nama PT
Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yang pernah berhasil memproduksi pesawat NC-
212 Aviocar dengan dasar lisensi CASA, Spanyol, dan NBO-105 dengan lisensi MBB,
Jerman. Tahun 1986, nama Nurtanio berubah menjadi Industri Pesawat Terbang
Nusantara (IPTN). Lalu diubah lagi di tahun 1999 menjadi PT Dirgantara Indonesia.
Sejarah produksi PT DI cukup lumayan. Di tahun 1978, PT DI membuka kerjasama
dengan Aerospatiale, Perancis dan mampu memproduksi helikopter PUMA. Lalu di
tahun 1979, PT DI dipercaya CASA memproduksi CN-235 yang dikenal dengan nama
Tetuko.
7. Industri Perkapalan
Sama halnya pada industri pesawat terbang, industri perkapalan di Indonesia masih
belum mampu berkembang dengan baik. Industri kapal di Indonesia masih pada
tingkat permulaan saja. Perusahaan kapal di Indonesia baru mampu memproduksi
kapal sesuai pesanan dan belum mampu melakukan produksi massal.Industri
perkapalan memiliki kaitan erat dengan perkembangan industri peleburan besi dan
baja. Sebab, besi dan baja menjadi bahan baku yang cukup dominan dalam industri
perkapalan ini. Ketika industri besi dan baja semakin maju, industri perkapalan akan
mengikutinya. Industri perkapalan di Indonesia masih banyak bergerak dalam
produksi dan perbaikan galangan bagi kapal-kapal untuk kapal besar dan kapal kecil.
Meski begitu, kapal-kapal di Indonesia terkadang masih harus diperbaiki di luar
negeri, terutama di Singapura.
8. Industri Elektronika
Industri elektronika di Indonesia dapat dikatakan berkembang dengan cukup pesat.
Telah banyak didirikan aneka produk elektronika di berbagai wilayah, baik dalam
skala menengah hingga besar. Industri elektronika yang paling menojol
perkembangannya adalah pada produksi televisi berwarna, radio, aplifier, mesi jahir,
komputer, lemari es, alat pendingin ruangan, dan sejenisnya. Dengan tumbuh kembang
industri elektronika yang cukup pesat dan luas, kesejahteraan masyarakat Indonesia
dapat ikut meningkat. Selain dapat menikmati produk elektronika dalam negeri,
masyarakat Indonesia dapat memiliki peluang kerja yang lebih luas serta mendapatkan
imbas dari tetesan ekonominya.
9. Industri Pupuk
Industri pupuk (fertilizer industry) termasuk salah satu industri strategis di Indonseia.
Pupuk menjadi salah satu pendorong utama dalam perkembangan produktivitas sektor
pertanian. Karenanya, jika pemerintah ingin memaksimalkan produksi hasil pertanian
seperti swasembada beras, pemerintah perlu meningkatkan pula kapasitas produksi
pupuk dalam negeri. Beberapa pabrik pupuk yang berperan cukup besar dalam sektor
pertanian karena menghasilkan jumlah produksi pupuk yang besar di antaranya adalah
Pabrik Pupuk Sriwijaya (Pusri), Pabrik Petrokimia Gresik, Pabrik Kujang Cikampek,
Pabrik Pupuk Iskandar Mudah Aceh, pabrik Pupuk Kalimantan Timur Bontang.
Berbagai pabrik pupuk ini mampu menghasilkan berbagai jenis pupuk dengan jumlah
kapasitas produksi yang besar. Pusri sendiri sudah mampu menghasilkan 1,6 juta ton
pupuk di tahun 1977. Kapasitas produksi ini terus ditingkatkan hingga sekarang.
10. Industri Obat – obatan (Industri Farmasi)
Pabrik farmasi Indonesia telah mengalami perjalanan cukup panjang. Tahun 1957,
Indonesia telah memiliki pabrik-pabrik obat sejumlah 24 pabrik yang tersebar di
Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang. Pabrik farmasi ini berperan penting dalam
menghasilkan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit juga vitamin untuk
mempertinggi daya tahan tubuh. Pabrik farmasi bekerja dengan mengolah bahan-
bahan obat yang ada di dalam negeri, termausuk jamu dan pabrik obat antibiotik.
Industri farmasi di Indonesia mengalami perkembangan cukup pesat dari tahun ke
tahun. Hingga tahun 1980, sudah didirikan hingga 268 pabrik farmasi. Kendala pabrik
farmasi Indonesia umumnya terletak pada daya beli masyarakat yang rendah karena
harga bahan baku obat-batan yang memang tinggi.

Persebaran industri di negara maju (development countries) atau disebut negara-negara G7


(Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Italia, dan Jepang) berbeda dengan negara
yang sedang berkembang (developing countries). Pada umumnya, negara-negara yang ini
industrinya juga dikenal dengan sebutan industri padat modal. Sebaliknya, bagi negara-neg
berkembang, sebagian industri yang dimilikinya merupakan industri dengan sebutan “berdiri di
atas dua kaki” (walk on two legs). Maksudnya, padat modal juga dikembangkan, sedangkan
padat karya tetap dipertahankan mengingat biasanya di negara berkembang berpenduduk padat.
. Industri-industri yang terdapat di Indonesia pada umunmya berupa industri rumah tangga.
Industri rumah tangga tidak banyak menggunakan teknologi maju dan jumlah hasil produksinya
dalam skala kecil.

Prinsip-prinsip yang ditetapkan pemerintah adalah membantu mengembangkan industrii ndustri


kecil yang telah ada. Prinsip bantuan itu terkadang awalnya bersifat pinjaman, akan tetapi,
karena yang menerima bantuan tidak mengembalikan akhirnya dibiarkan saja. Hal-hal tersebut
memberikan gambaran bahwa persetujuan bersama pada industri kecil dan rumah tangga kurang
dihargai.

Berikut adalah perbandingan industry Negara maju dengan industry Indonesia,antara lain:
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat merupakan negara industri besar di dunia. Beberapa hal yang mendukung
Amerika Serikat sehingga menjadi negara industri besar adalah kaya bahan mentah dan
bahan tambang, kekuatan modal cukup besar, kemajuan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi), dan organisasi yang sudah teratur.
Industri di Amerika memiliki sifat yang khas yaitu: mengunakan sistem standard yang
tetap, membentuk asosiasi dan persetujuan bersama (kartel) pada setiap perusahaan,
melakukan produksi secara besar-besaran, dan membagi kerja dengan sistem taylor
(spesialisasi). Persebaran daerah-daerah industri di Amerika untuk beberapa produk antara
lain adalah pabrik lokomotif dan gerbong kereta api di Chicago, galangan kapal di New
York dan Philad elphia; pabrik pesawat terbang di Washington; industri besi dan baja
yang menghasilkan mobil dan mesin-mesin Dodge, Ford, Chevrolet, di Pittsburg,
Cleveland, Detroit, Chicago, dan Duuth; pabrik mobil terbesar di dunia milik Ford di
Detroit; tempat penyembelihan ternak terbesar di dunia di Chicago; dan industri katun di
kota Boston.

2. Australia
Industri di Australia mengalami kemajuan pesat. Namun demikian, Australia juga
mempunyai hambatan-hambatan, antara lain: adanya politik putih, kecilnya jumlah
penduduk yang akan menggunakan barang-barang tersebut, dan upah buruh tinggi. Untuk
mengantisipasi hambatan-hambatan tersebut, Pemerintah Australia telah melakukan
beberapa usaha untuk melindungi industri, antara lain: memberikan subsidi bagi industri
dalam negeri, mengadakan cukai impor yang sangat tinggi, kecuali terhadap Inggris,
mendahulukan hasil dalam negeri (imperial preference), dan mçngadakan larangan impor
terhadap barang tertentu, misalnya cokelat dan gula. Persebaran industri di Australia untuk
beberapa produk antara lain sebagai berikut :
a. Hasil industri yaitu mesin pabrik, tekstil, sepatu, alat-alat elektronika, mobil, kapal
laut, dan barang-barang plastik. Pusat industri terletak di New Castle dan Sydney.
b. Industri pengolahan hasil pertanian dan peternakan terdapat di Perth, Adelaide,
Hobart, dan Brisbane.
c. Industri mobil, dihasilkan Australia antara lain di Hobart.
d. PLTA dikembangkan di daerah Tasmania dan Victoria Utara (Snowy Mountain
dan Kiewa).
3. Jepang
Jepang merupakan negara industri nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat bahkan
pada saat ini Jepang bisa dikatakan menjadi pusat perhatian untuk bidang industri. Hampir
seluruh negara industri di dunia banyak melirik ke Jepang untuk menghasilkan suatu
produk. Perindustrian Jepang maju pesat, penyebabnya antara lain :
a. Memiliki tenaga terlatih dan terampil.
b. Memiliki tenaga ahli yang cukup banyak.
c. Industri-industri di Jepang berlangsung setiap han 24 jam (tenaga kerja bergantian).
d. Dikerjakan dengan ilmu dan teknologi modern, dan dengan modal besar.
e. Kaya akan bath bara putih (sumber tenaga air).
f. Memiliki pelabuhan-pelabuhan alam yang baik sehingga memudahkan perdagangan
ekspor.
g. Pemerintah ikut berusaha memajukan industri, antara lain dengan mengadakan
proteksi dan politik dumping (menjual harga barang di luar negeri lebih murah
dibanding harga dalam negeri).
h. Perindustrian di negara-negara tetangganya (di Asia) belum maju.

Perusahaan-perusahaan industri Jepang yang terkenal adalah Toyota, Honda, Mitsubishi,


Mitsui, Mazda, Suzuki, Yamaha, Kawasaki, dan lain-lain. Kawasan-kawasan industri yang
penting adalah sebagai berikut:

a. Chukyo terletak di dataran Nobi, sekitar Teluk Ise. Dua kota industri terkenal di kawasan
ini ialah Nagoya, kota industri pesawat terbang dan lokomotif, dan Hamamatsu, kota
industri alat-alat musik. Kecuali itu, di kawasan Chukyo juga terdapat industri tekstil,
pupuk, kendaraan bermotor, besi baja, jam, dan keramik.
b. Keihin terletak di Dataran Kwanto, sekitar Teluk Tokyo. Industrinya berupa: besi baja,
mobil, galangan kapal, elekronika, tekstil, kimia, kamera, penyulingan minyak, kertas,
dan alat-alat percetakan. Kota-kota industrinya Yokohama, Tokyo, dan Kawasaki.
c. Hanshin terletak di daerah Kinki sekitar Teluk Osaka. Di wilayah ini terdapat tiga kota
industri yaitu: Osaka, kota industri terbesar di Jepang; Kyoto, tempat industri kerajinan,
mainan anak-anak, lak, pernis dan sutera; dan Kobe, tempat industri mobil, galangan
kapal, besi baja, mesin-mesin, penyulingan minyak, kimia, dan alat-alat listrik.
Kitakyushu terletak di Pulau Kyushu bagian utara. Di wilayah ini terdapat dua kota
industri terkenal yaitu: Yawata, kota industri besi-baja terbesar, dan Nagasaki, kota
industri galangan kapal.
4. Korea
Negara Korea dibagi menjadi dua, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Apabila
dibandingkan, ternyata kondisi perindustrian Korea Selatan lebih maju. Korea Selatan
telah berkembang menjadi negara industn dengan produknya antara lain kendaraan
bermotor, kapal, suku cadang pesawat terbang, komputer, alat-alat elektronika, bahan
kimia, pakaian jadi, dan tekstil. Perindustrian berpusat di kota-kota besar dan sekitarnya,
antara lain di Seoul dan Pusan. Sementara itu, di Korea Utara sebagian besar industrinya
merupakan industri rumah tangga. Baru pada saat ini, industri berat sedang digalakkan
termasuk industri pernuklirari yang menjadi bahan pembicaraan negara-negara maju,
khususnya Amerika Serikat.
5. Inggris
Perindustrian Inggris sangat maju karena kaya akan barang tambang dan sumber tenaga.
Selain itu, Inggris didukung oleh transportasi yang lancar. Daerah-daerah industri Inggris
antara lain adalah:
a. London dan Glasgow memproduksi mesin mobil dan pesawat terbang.
b. New Castle, London, Glasgow, dan Belfast (Irlandia Utara) memproduksi
galangan kapal.
c. Leeds dan Yorkshire memproduksi wol.
d. Birmingham merupakan pusat industri berat yang memproduksi mobil, kereta api,
mesin pertanian, pesawat terhang, dan lain-lain.
e. Lancashire dan Manchester sebagai pusat industri tekstil.

Hasil industri dan Inggris yang hanvak diekspor adalah mesin-mesin, barang kimia, wol,
tekstil sintetis, mobil, truk, lembaran baja, kereta api, pesawat terbang, mesin pertanian, dan
alat-alat elektronika termasuk radar dan alat navigasi.
6. Jerman
Meskipun Jerman miskin bahan haku, tetapi negara itu terhitung sebagai negara industri
terbesar di Eropa. Industri di Jerman sangat maju karena banyak sumber tenaga, barang
tambang batu bara, dan kondisi transportasi sangat maju. Upah buruh di Jerman lebih
murah dibandingkan negara-negara lain di sekitamya. Daerah-daerah industri Jerman
antara lain sebagai berikut.
a. Berlin Barat, Hamburg, Munich, dan Stuttgart mempunyai industri yang khas.
Munich, kota terbesar di Bavaria memproduksi minuman bir, barang gelas, industri
penerbitan, alat optik, dan tekstil. Stutgart kota terbesar di Sungai Neckalz yang
mempunyai kerajinan bernilai tinggi. Stutgart juga sebagai pusat pabrik mobil
Mercedes Benz. Berlin Barat membuat alat-alat listrik seperti perabot rumah
tangga, lemari es dan industri percetakan/ penerbitan. Hamburg yang terletak di
tepi Sungai Elbe dan berjarak 80 km dan laut mempunyai industri galangan kapal,
industri pengolahan hasil pertanian, dan minyak bumi.
b. Rhein-Rhur. Kota Solingen di Rhein-Rhur adalah penghasil genteng, pisau, tekstil,
dan bahan-bahan kimia. Daerah ini merupakan jantung industri dan pusat
perekonomian. Rhur memiliki industri baja terutama di kota Essen.
c. Rhein Tengah. Kota Mainz di Rhein Tengah mempunyai industri mobil, kereta,
dan mesin-mesin. Kota Manheim dan Ludwigshafen mempunyai industri listrik,
kimia, dan industri pertanian. Di Frankfurt terdapat industri kereta api, kimia,
komputer, mesin-mesin, dan barang-barang mewah. Kota Offenbach yang terletak
dekat Frankfurt mempunyai industri kulit terbesar di negara Jerman.
B. Perbandingan Industri Indonesia dengan Negara Maju
Adapun perbandingan industri di Indonesia dengan industri di negara maju dapat dilihat di
bawah ini :
1. Aspek mesin yang digunakan
Indonesia merupakan Sebagian besar sederhana dan memerlukan tenaga manusia yang
banyak sedangkan negara maju memiliki Teknologi modern, serta otomatis dan sedikit
memerlukan tenaga manusia. Sifat industri di negara maju yaitu
a. menyerap banyak tenaga kerja
b. modal patungan
c. teknologi yang digunakan canggih
d. organisasi menengah
2. Aspek Tenaga Kerja
Indonesia :
a. Sedikit tenaga ahli.
b. Sebagian besar tenaga ahli dari luar negeri.
c. Banyak memakai tenaga manusia kurang produktif.
d. Mudah mendapatkan tenaga kerja.
Negara Maju :
a. Banyak tenaga ahli.
b. Pada umumnya tenaga ahli berasal dari negaranya sendiri.
c. Sedikit memakai tenaga manusia namun produktivitasnya tinggi.
d. Sulit mendapatkan tenaga kerja.
3. Aspek Modal
Indonesia : Masih memerlukan bantuan modal dari luar negeri, misalnya dari Bank
Dunia, Bank Asia dan negara maju.
Sedangkan Negara Maju : Sebagian PMDN (penanaman modal dalam negeri)atau modal
sendiri.
4. Aspek Bahan baku
Indonesia :
a. Mudah didapat
b. Banyak tersedia baik bahan-bahan organik maupun anorganik.
Negara Maju : Sebagian besar harus diimpordari negara lain.
5. Aspek Pemasaran
Indonesia :
a. Diutamakan pemasaran untuk kebutuhan dalam negeri.
b. Pemasaran di luar negeri mendapat saingan ketat dari produksi negara maju.
Negara Maju :
Diutamakan untuk ekspor karena kebutuhan dalam negeri sudah cukup. (b) Karena mutu
dan kualitas baik mudah dipasarkan.
Sifat industri di negara maju yaitu :
a. menyerap banyak tenaga kerja
b. modal patungan
c. teknologi yang digunakan canggih
d. organisasi menengah
e. industri nya memiliki keunikan masing masing antar suatu perusahaan
f. industri nya juga memiliki teknologi yang canggih sehingga dapat menghasilkan
suatu karya yang bernilai
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka

https://sobatmateri-com.cdn.ampproject.org/v/s/sobatmateri.com/perbandingan-industri-
indonesia-dengan-industri-negara-maju

https://tugassekolah.co.id/2020/01/jenis-perindustrian-di-indonesia.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kategori:Klasifikasi_Industri

https://sobatmateri-com.cdn.ampproject.org/v/s/sobatmateri.com/jenis-jenis-industri-di-indonesia

https://portal-ilmu.com/macam-macam-industri-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai