Teori Pariwisata
Teori Pariwisata
10 Teori Pariwisata
2.10.1 Pengertian dan Batasan Pariwisata
Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti
banyak, berkali-kali atau berputar-putar. Wisata berarti perjalanan atau bepergian.
Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari
suatu tempat ke tempat yang lain.
Pengertian pariwisata secara luas dapat dilihat dari beberapa definisi sebagai
berikut :
Menurut A.J. Burkart dan S. Medlik, pariwisata berarti perpindahan orang
untuk sementara (dan) dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar
tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan
mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut.(Soekadijo,2000:3)
Menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf, pariwisata dapat didefinisikan
sebagai keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan
tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak
tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting yang
memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara.
(Soekadijo,2000:12)
Menurut World Tourism Organization (WTO), pariwisata adalah kegiatan
seseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatu tempat di luar
lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus
menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya. ( Kaseke,1999)
Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1990, kepariwisataan merupakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan pengusahaan objek
dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jasa pariwisata, serta usaha-
usaha lain yang terkait. ( Kaseke,1999)
Infrastruktur lain
Infrastruktur yang dimaksud adalah penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran
air kotor, telekomunikasi (seperti telepon, telegram, telex, faksimili, dan radio).
Elemen kelembagaan
Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan yang diperlukan untuk
membangun dan mengelola kegiatan wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja
dan program pendidikan dan pelatihan; menyusun strategi marketing dan program
promosi; menstrukturisasi organisasi wisata sektor umum dan swasta; peraturan
dan perundangan yang berhubungan dengan wisata; menentukan kebijakan
penanaman modal bagi sektor publik dan swasta; mengendalikan program
ekonomi, lingkungan, dan sosial kebudayaan.
L in g k u n g a n a la m i
d a n s o s ia l e k o n o m i
F a s ilita s d a n
In fra stru k tu r p e la y a n a n w is a ta
E le m e n
k e le m b a g a a n
ta Fa
a s ili
w is n dan
ta s
a tra k s i w i a ta d i k a w a s a
s