OLEH :
NAMA : YELLA PRASTIKA YUDA
NO. BP : 1710423031
KELOMPOK : 7A
ANGGOTA KELOMPOK : 1. PANJI CHRISTY (1710422007)
2. WILKA RAMADHIA (1710422031)
3. ANNISA ARYANI PITRI (1710423017)
3. INDAH FADHILA (1710423032)
ASISTEN : ARDEA MUSFAR
LABORATORIUM PENDIDIKAN II
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
BAB I. PENDAHULUAN
Makhluk hidup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat multiseluler memiliki
kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat
mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi. Proses mempertahankan jenis
itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi atau perkembangbiakan. Tiap jenis
hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda satu sama lain. Pada hewan avertebrata
proses reproduksi masih sederhana, sedangkan pada hewan vertebrata prosesnya
kompleks dan melibatkan banyak tahapan salah satu tahapan dalam proses reproduksi
adalah gametogenesis (Sherwood, 2001).
Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa (berasal dari Bahasa Yunani Kuno
yang berarti benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi jantan. Sel
sperma akan membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang
akan berkembang menjadi embrio. Peran aktif spermatozoon sebagai gamet jantan
sehingga penting pada keberhasilan munculnya individu baru oleh karena itu di dalam
reproduksi sering diperlukan adanya standar kualitas spermatozoa. Analisis sperma yang
dimaksud meliputi pemeriksaan jumlah milt yang dapat distriping dari seekor ikan jantan
masak kelamin, kekentalan sperma, warna, bau, jumlah spermatozoa mati, motilitas (bila
mungkin kemampuan gerak per menit) dan morfologi (ukuran dan bentuk kepala, ukuran
ekor, berbagai penyimpangan, ada tidaknya akrosoma (Sherwood, 2001).
Sperma adalah sel yang diproduksi oleh organ kelamin jantan dan bertugas membawa
informasi genetik jantan ke sel telur dalam tubuh betina. Spermatozoa berbeda dari telur
yang merupakan sel terbesar dalam tubuh organisme adalah gamet jantan yang sangat
kecil ukurannya dan mungkin terkecil. Spermatozoa secara struktur telah teradaptasi
untuk melaksanakan dua fungsi utamanya yaitu menghantarkan satu set gen haploidnya
ke telur dan mengaktifkan program perkembangan dalam sel telur (Guyton, 2006).
Secara struktur spermatozoa dicirikan sebagai sel yang “terperas”, sangat sedikit
sekali kandungan sitoplasmanya. Spermatozoa memiliki organel-organel yang sangat
sedikit dibandingkan sel lainnya. Spermatozoa tidak memiliki ribosom, retikulum
endoplasmik dan golgi. Sebaliknya spermatozoa memiliki banyak sekali mitokondria
yang letaknya sangat strategis untuk pengefisiensian energi yang diperlukan. Secara
struktur ada dua bagian yaitu kepala dan ekor (Wahyu, 1990). Kepala spermatozoa
bentuknya bervariasi. Isinya adalah inti (di dalamnya terkandung material genetik)
haploid yang berupa kantong berisi sekresi-sekresi enzim hidrolitik. Spermatozoa yang
kontak dengan telur, isi akrosomnya dikeluarkan secara eksositosis yang disebut dengan
reaksi akrosom (Tenzer, 2003). Ekor sperma terdiri atas tiga bagian yaitu middle piece,
principal piece dan end piece. Ekor ini berfungsi untuk pergerakan menuju sel telur. Ekor
yang motil itu pada pusatnya sama seperti flagellum memiliki struktur axoneme yang
terdiri atas mikrotubul pusat dikelilingi oleh Sembilan doblet mikrotubul yang berjarak
sama satu dengan yang lainnya (Bachtiar, 2003).
Spermatogenesis dimulai dengan pembuahan spermatogenium menjadi sel yang lebih
besar yang disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah (pertama secara mitosis)
menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, yang kemudian mengalami
pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar pula. Spermatid ini adalah
sebuah sel bundar dengan sejumlah sitoplasma, merupakan gamet dewasa dengan
sejumlah kromosom haploid. Suatu proses pembuahan dan diferensiasi yang rumit, tetapi
bukan merupakan pembelahan sel. Mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional.
Ovum atau telur berkembang dalam ovarium dalam sel kelamin yang belum dibuahi yaitu
oogenium. Dalam perkembangan awal, oogenium mengalami banyak pembelahan
meiosis yang berurutan untuk membentuk oogenium tambahan yang kesemuanya
mempunyai jumlah kromosom yang haploid. Beberapa atau semua oogonium
berkembang menjadi oosit primer dan memulai pembelahan meiosi pertama (Barnes,
2005). Berdasarkan latar belakang diatas tentunya diperlukannya praktikum mengenai
gametogenesis. Agar lebih memahami struktur serta proses pembentukan sperma dan
ovum serta komparasi dengan famili lain.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses yang terjadi pada
Spermatogenesis dan Oogenesis.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Alat yang digunakan untuk praktikum adalah gunting bedah, bak bedah, object glass,
mikroskop, killing bottle, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah satu ekor
Mus Musculus jantan, dua pasang Fejervarya sp., satu pasang Valanga sp., dan NACL
0,9%.
4.1 Spermatogenesis
4.1.2 Sperma Mus musculus
Berdasarkan gambar diatas dapat diamati bahwa pada sel sperma belalang memiliki
bentuk kepala bulat dan memanjang juga memiliki ekor yang panjang. Menurut Sherwood
(2001), Organ reproduksi pada belalang jantan merupakan sepasang testis yang terletak
diujung belanag abdomen yang bewarna kuning keputih-putihan. Setiap testis
mengandung unit- unit fungsional (folikel) dimana sperma dihasilkan. Sperma matang
yang keluar dari testis melewati saluran pendek (vas efferentia) dan mengumpul diruang
penyimpanan (vesikula seminalis) saluran yang sama (vas deferens) mengarah keluar dari
vesikula seminalis , bergabung satu sama lain di sekitar pertengahan tubuh , dan
membentuk saluran ejakulasi (ejaculatory duct) tunggal yang mengarah keluar dari tubuh
melalui organ kelamin jantan (aedeagus). Satu atau lebih pasangan kelenjar aksesori
(accessory glands) biasanya berhubungan dengan sistem reproduksi jantan, yaitu organ-
organ sekretori yang terhubung dengan sistem reproduksi melalui saluran pendek
beberapa mungkin menempel didekat testis atau vesikula seminalis, yang lainnya
mungkin berhubungan dengan saluran ejakulasi . Sistem reproduksi belalang jantan ini
juga memiliki kelenjar pelengkap yang terletak di dekat pertemuan komponen lateral.
Saluran ejakulasi ini bermuara pada gonopore.
4.1.3 Sperma Fejervarya sp.
Berdasarkan gambar diatas dapat diamati bahwa pada sel sperma katak memiliki bentuk
kepala lonjong dan memanjang juga memiliki ekor yang pendek dengan ujung ekor
menebal. Menurut Rohen (2001), Organ reproduksi pada katak jantan merupakan
sepasang testis yang berbentuk oval dan berwarna kuning keputih-putihan. Testis tersebut
terletak disebelah atas ginjal yang digantungkan oleh mesorsium. Sperma yang dihasilkan
testis berjumlah sepasang dan nantinya akan disalurkan ke dalam vas deferens, yang
selanjutnya akan bermuara di kloaka. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa
spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara).
4.2 Oogenesis
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat di komparasikan bentuk ovum pada
2 spesien yang berbeda. Menurut Adnan dan Mu’nisa (2013), oogenesis adalah proses
pembentukan gamet betina atau sel telur yang berlangsung di dalam gonad betina atau
ovarium. Mula-mula oogenia mengalami poliferasi secara mitosis, kemudian tumbuh
menjadi oosit primer lalu memasuki tahapan pematangan (miosis). Pembelahan miosis
pertama menghasilkan satu sel spermatosit sekunder, dan satu sel polosit atau badan polar
pertama. Pada pembelahan miosis kedua, oosit sekunder membelah menghasilkan satu sel
ootid dan satu badan polar pertama atau polosit. Badan polar sering kali mengalami
denegenrasi sebelum memasuki pembelahan miosis kedua. Pada oogenesis, sel germa
berkembang di dalam folikel telur. Berdasarkan teori dari Adnan dan Mu’nisa (2013),
Folikel telur dibedakan atas dua jenis:
a) Folikel primordial, merupakan folikel yang terdapat sebelum lahir yang diliputi oleh
satu lapisan se-sel berbentuk pipih.
b) Folikel tumbuh, memiliki folikel yang sedang tumbuh yang terdiri atas sel-sel folikel,
oosit primer dan stroma yag menelilingi folikel. Dimana folikel tumbuh ini terdiri dari:
· Folikel primer: terdiri dari sebuah oosit yang dilapisi oleh selapis sel folikel yang
dipisahkan oleh zona pellusida.
· Folikel sekunder: terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa sel granulose.
· Folikel tersier: volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar atau
banyak. Terdapat beberapa celah diantara sel-sel granulose. Jaringan ikat stroma yang
terdapat diluar stratum granulosum menyusun diri membentuk teka interna yang berperan
dalam jaringan penyambung bagian dalam dan teka eksterna berperan sebagai jaringan
penyambung bagian luar.
c) Folikel matang (folikel Graff): berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga
besar yang berisi cairan folikel. Oosit dikelilingi oleh sel granulose yang disebut corona
radiate yang berfungsi sebagai pelindung oosit pada saat ovulasi, saat-saat pembuahan,
dan pada saat bergerak di dalam tuba fallopi, selanjutnya dihubungkan oleh sel-sel
granulose tetapi oleh tangkai penghubung yang disebut Cumulus ooforus.
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa proses
pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut juga Gametogenesis. Proses
gametogenesis terdiri atas dua pembentukan yaitu Spermatogenesis dan Oogenesis, terdiri
atas beberapa tahap antara lain:
1. Spermatogenesis yang terjadi di testis jantan memiliki beberapa tahap yaitu
spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa.
Struktur spermatozoa pada setiap hewan uji memiliki perbedaan.yaitu: (a) Spermatozoa
pada Mus musculus memiliki bentuk kepala oval dan memiliki kait di ujung kepalanya
serta ekor yang panjang. (b) Spermatozoa pada Fejervarya sp. memiliki kepala lonjong
dan ekor yang pendek dengan ujung yang menebal. (c) Spermatozoa pada Valanga sp.
memiliki kepala bulat dan ekor yang panjang.
Bentuk sel sperma tersebut berhubungan dengan fungsinya.
2. Oogenesis yang terjadi pada ovarium betina memiliki beberapa tahap yang meliputi
oogonium, oosit primer, oosit sekunder, ootid an ovum. Dalam oogenesis sel germa
berkembang didalam folikel telur yakni folikel primordial, folikel primer, folikel
sekunder, folikel tersier, dan folikel matang (folikel Graff).
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum
praktikan memahami materi struktur spermatozoa yang akan diamati dan memeriksa
mikroskop yang digunakan agar sampel tidak diam terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA