Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM Nilai

PENENTUAN KADAR ..........

Oleh :

Nama : Raihan Gifari


NPM : 240310180063
Hari/Tanggal : Rabu, 18 September 2019
Waktu : 13.00 — 14.00 WIB
Nama Asisten : 1. Riza Syafira Azzahra (240310170002)
2. Melly Indriyani (240310170019)
3. Salma Wafiyyah (240310170028)
4. Atika Zakira (240310170029)
5. Dea Tesalinika Sitorus (240310170037)
3. Irsyad Fauzi (240310170043)

LABORATORIUM PEDCA 1
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat secara sederhana dapat diartikan suatu senyawa yang terdiri
dari molekul-molekul karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Terdapat
beberapa jenis menurut unsur penyusunnya yakni monosakarida, oligosakarida,
dan polisakarida.
Ada banyak fungsi karbohidrat dalam penerapannya dalam industri
pangan, farmasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi tersebut diantaranya
adalah sebagai sumber kalori atau energi, dan sebagai sumber serat bagi makhluk
hidup. Karbohidrat terutama pati menyumbang asupan energi lebih besar dalam
salah satu sumber pangan manusia.
Serat juga memberikan peranan utama dalam kehidupan manusia, yaitu
kemampuannya mengikatair, selulosa, dan pektin. Serat dapat membantu
mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan untuk disekresikan.
Istilah serat makanan (dietary fiber) harus dibedakan dengan istilah serat kasar
(crude fiber) yang biasa digunakan dalam analisa proksimat bahan pangan. Serat
kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis.
Karena karbohidrat adalah salah satu komponen penting dalam kehidupan
manusia, maka analisis karbohidrat diperlukan untuk memastikan bahwa
komponen yang terlabel menunjukkan informasi komposisi yang akurat dan dapat
memberikan kandungan tiap komponen yang terdapat dalam label bahan
makanan. Analisis yang dilakukan adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Salah
satu analisis kuantitatif yang dilakukan adalah metode Luff Schoorl. Penentuan
kadar serat juga diperlukan untuk menentukan kandungan tiap komponen yang
ada di dalam bahan makanan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Utama
1.2.2 Tujuan Intruksional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan salah satu gizi yang dibutuhkan oleh manusia
yang berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Jenis karbohidrat
terdiri dari karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat
sederhana terdiri dari monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa), disakarida
(sukrosa, maltosa, laktosa), dan oligosakarida. Sedangkan jenis yang lainnya
adalah karbohidrat kompleks yang terdiri dari polisakarida. Jenis polisakarida
yang penting adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida non pati. Pati
merupakan karbohidrat utama yang dikonsumsi manusia yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. (Siregar, 2014:38-44).
Karbohidrat memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Karbohidrat terutama pati merupakan salah satu sumber pangan manusia yang
murah, yang menyediakan sekitar 40-75% asupan energi, yang berfungsi sebagai
cadangan energi dalam tubuh manusia dalam bentuk glikogen, dan sebagai
sumber serat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. (Kusnandar,2011).
Analisis pangan adalah salah satu sub-bidang ilmu pangan yang
berubungan dengan cara-cara atau metode analitik dalam mendeteksi dan
menetapkan komponen-komponen yang terdapat dalam bahan pangan baik segar
maupun olahan. Dengan analisis pangan, produk yang dihasilkan dapat dipantau
segi keamanannya bagi konsumen selain segi mutu yang sangat mempengaruhi
perdagangannya. (Andarwulan, 2011).
Analisis karbohidrat merupakan sesuatu yang penting ditinjau dari
berbagai sudut. Analisis kualitatif akan menjamin bahwa komponen yang terlabel
menunjukkan informasi komposisi yang akurat, sementara analisis kuantitatif
dapat memberikan kandungan tiap komponen yang terdapat dalam label bahan
makanan. (Rohman, 2013).
Pada penetapan analisis kuantitatif karbohidrat digunakan metode Luff
Schoorl. Metode Luff Schoorl merupakan suatu metode atau cara penentuan
monosakarida dengan cara kimiawi. Pada penentuan metode ini, yang ditentukan
bukannya kuprooksida yang mengendap, tetapi dengan menentukan kuprooksida
dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi sampel). (Yuliana,
2015).
Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh
bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar yaitu asam
sulfat (H2SO4 1.25%) dan natrium hidroksida (NaOH 1.25%). Piliang dan
Djojosoebagjo (2002), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan serat kasar
ialah sisa bahan makanan yang mengalamiroses pemanasan dengan asam kuat dan
basa kuat selama 30 menit yang dilakukan di laboratorium. (Susilowati, 2010:31).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Penentuan Kadar Pati
Alat
1. Alat Pemanas
2. Alat Refluks
3. Buret 50 mL
4. Corong
5. Erlenmeyer
6. Gelas Kimia
7. Gelas Ukur
8. Kawat Kasa
9. Klem dan Statif
10. Kompor Gas
11. Labu Ukur 250 mL
12. Neraca Analitis
13. Pendingin Tegak / Kondensor
14. Spatula
15. Volume Pipet 25 mL
Bahan
1. HCl 2.5%
2. H2SO4 25% (4N)
3. Indikator amilum 1%
4. KI 30%
5. Larutan Na2SO4 0,1 N
6. Larutan Luff Schoorl
7. NaOH 4N
8. Pp 1%
9. Tepung dan Biskuit
Penentuan Kadar Serat Kasar
Alat
1. Alat Pemanas
2. Corong
3. Desikator
4. Erlenmeyer 750 mL
5. Gelas Kimia
6. Gelas Ukur 250 mL, 25 mL, dan 50 mL
7. Kaca Arloji
8. Kertas Lakmus
9. Kertas Saring yang dikeringksn dan diketahui beratnya.
10. Klem dan Statif
11. Kondensor
12. Labu Didih
13. Oven
14. Pompa Vakum
15. Timbangan Analitis
Bahan
1. Alkohol 95%
2. H2SO4 0,255 N
3. K2SO4 10%
4. NaOH 0,313 N
5. Tepung terigu, roti, susu bubuk, maizena
3.2 Prosedur
Penentuan Kadar Pati
Dengan Metode Luff Schoorl
1. Ditimbang 3 gram sampel halus
2. Ditambahkan 30 ml akuades, diamkan selama 1 jam sambil diaduk.
3. Disaring, dicuci endapan dengan 250 ml akuades.
4. Dipindahkan residu ke dalam Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 200 ml HCl
2,5% dan refluks selama 2,5 jam
5. Didinginkan lalu netralkan dengan NaOH dengan menggunakan indikator
PP1%
6. Dipindahkan ke dalam labu ukur 250 ml, tepatkan sampai tanda batas,
kocok dan saring
7. Dilakukan prosedur penetapan seperti pada gula total.
Penentuan Kadar Serat Kasar
1. Ditimbang 2,5 gram sampel halus masukkan ke dalam erlenmeyer 750 ml.
2. Ditambahkan 200 ml H2SO4 0,255 N refluks selama 30 menit.
3. Disaring panas-panas, cuci endapan dengan akuades panas sampai air
cucian tidak bersifat asam lagi (uji lakmus).
4. Dipindahkan residu ke dalam Erlenmeyer 750 ml, tambahkan 200 ml
NaOH 0,313 N.
5. Direfluks selama 30 menit.
6. Disaring dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya.
7. Dicuci dengan 15 ml K2SO4 10%, 50 ml akuades panas dan 15 ml alkohol
95% .
8. Dikeringkan kertas saring dalam oven 1050C (selama 1-2 jam).
9. Didinginkan dalam desikator selama 15 menit, timbang sampai diperoleh
berat konstan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, dkk.2011.Analisis Pangan. Jakarta : Dian Rakyat.


Kusnandar, Feri.2011.Kimia Pangan: Komponen Makro.Jakarta :Dian Rakyat.
Rohman, Abdul.2013.Analisis Komponen Makanan.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Siregar, Nurhamida Sari.2014.Karbohidrat.Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2).
Diakses dari : http://jurnal.unime.ac.id.
Susilowati, Eti.2010.Kajian Aktivitas Antioksida,Serat Pangan, dan Kadar
Amilosa pada Nasi yang Disubstitusi dengan Ubi Jalar sebagai Bahan
Makanan Pokok.(Skripsi).Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.[online].Diakses dari : https://digilib.uns.ac.id.
Yuliana, Ana.2015.Uji Potensi Berbagai Jenis Susu Cair terhadap Bakteri
Escherichia coli.(Jurnal).Prodi Farmasi.Sekolah Tinngi Ilmu Kesehatan
Bakti Tunas Husada.Tasikmalaya.[online].Diakses dari :
www.ejurnal.stikes-bth.ac.id.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai