Artikel Ilmiah
Artikel Ilmiah
OLEH :
Feby Yola
MEDAN
2020
PENGGUNAAN VIDEO TELECONFERENCE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
PRANCIS DI PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNIMED
Arta Ulina Lumban Raja, Feby Yola, Nurul Amalia Sitorus, Theresia Ayu Renata Banjarnahor
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Dengan majunya perkembangan zaman dengan cepat menuntut manusia untuk dapat
menguasai bahasa asing sebagai salah satu softskill yang paling menguntungkan dalam dunia
pekerjaan. Maka dari itu setiap sekolah selalu menyediakan mata pelajaran yang mempelajari
bahasa asing. Begitu pun dengan institut pendidikan di Indoesia. Ada banyak Bahasa Asing yang
dipelajari di Indonesia. Salah satunya Bahasa Perancis.Bahasa Perancis merupakan salah satu
bahasa yang memiliki banyak penutur di dunia.
Seiring dengan perkembangan teknologi, berbagai bidang juga ikut memperoleh dampak
positif salah satunya dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi segala hal yang bersangkutan
dengan pendidikan baik itu sistem, metode, serta media pembelajaran terprogres dengan baik
dari waktu ke waktu. Jika dilihat pada sistem pembelajaran terdahulu, umumnya hanya
menggunakan sistem pembelajaran konvensional atau lebih dikenal dengan kelas tatap muka, di
era selanjutnya muncul sistem pembelajaran e-learning yang memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) misalnya layanan internet untuk melakukan kegiatan belajar mengajar,
dan sistem yang terkini yaitu memadupadankan kedua sistem tersebut (kelas konvensional dan e-
learning) yang dikenal dengan sebutan blended learning.
Melihat situasi darurat yang sedang terjadi sekarang ini yakni mengenai pandemi
coronavirus (COVID 19), pemerintah mewajibkan seluruh instansi pendidikan untuk merubah
pola kegiatan dari yang bersifat langsung menjadi tidak langsung untuk sebagian posisi yang
masih bisa disubtitusikan seperti kegiatan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menekan angka
penyebaran korban positif coronavirus.
Merujuk pada Surat Edaran nomor 4 tahun 2020 yang diterbitkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), telah terjadi pertimbangan
kebijakan pendidikan baik itu mengenai Ujian Nasional (UN), Proses Belajar, Ujian Sekolah
untuk kelulusan, Kenaikan Kelas, dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang dimana
ntuk setiap urusannya telah dibekali dengan berbagai ketentuan yang harus dipatuhi.
Untuk perihal Proses belajar dari Rumah dapat dilaksanakan dengan syarat sebagai
berikut:
1. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;
2. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai
pandemi Covid-19;
3. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai
minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas
belajar di rumah;
4. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif
dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.
Berdasarkan isi surat edaran tersebut dan anjuran “dirumah saja” yang sedang
dikampanyekan besar-besaran oleh pemerintah, diharapkan e-learning ini dapat menjadi langkah
terbaik dan juga sebagai upaya preventif dalam penyebaran virus corona yang dapat dilakukan
bersama oleh seluruh rakyat Indonesia.
Teleconference adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
biasanya dilakukan dalam jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan dan dihubungkan oleh suatu
sistem telekomunikasi. Sistem telekomunikasi dapat mendukung teleconference karena
menyediakan satu atau lebih dari berikut ini: audio, video, dan / atau layanan data oleh satu atau
lebih berarti, seperti telepon, komputer , telegraf, teletip, radio, dan televisi.
KAJIAN TEORI
Jadi secara sederhana e-learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran jarak jauh
yang mengandalkan layanan internet sebagai media utama untuk memperoleh pengetahuan
ataupun bahan ajar yang disalurkan oleh tenaga pendidik.
Manfaat utama sistem pembelajaran e-learning yaitu sistem ini menjadi dikenal luas oleh
peserta didik, tidak hanya pada unit yang paling tinggi (Mahasiswa) namun persebarannya juga
merambah ke unit terendah dan menengah (SD, SMP, SMA), karena umumnnya unit-unit setara
SD, SMP, SMA masih mengandalkan sistem pembelajaran konvensional. Selain itu, Peserta
didik menjadi terbiasa dalam mengoperasikan berbagai media pembelajaran berbasis TIK dan
memberikan pengalaman tersendiri disetiap kegiatan e-learning yang dilakukan. Dengan begitu,
skala pengimplementasian pembelajaran e-learning meningkat pesat disebabkan penggunaannya
yang sangat intens selama masa pandemi corona ini.
Ditengah pesatnya kemajuan teknologi, tesedia banyak pilihan teknologi dan media yang
dapat diimplementasikan. Holden dalam Prawiradilaga (2016:42) menyebutkan ada beberapa
teknologi dan media berbasis E-learning, yaitu:
Dalam pendidikan jarak jauh, teknologi dan media pembelajaran seperti yang telah
disebutkan di atas dapat digunakan untuk pembelajaran secara berbarengan/bersamaan dari sisi
waktu walaupun dari sisi lokasi tidak sama (sinkronous). Ada beberapa media pembelajaran
yang digunakan untuk pembelajaran secara tidak berbarengan baik dari sisi waktu maupun lokasi
(asinkronous). Lebih lanjut, Holden (2005) meringkasnya ke dalam tabel di bawah ini:
Sinkronous Asinkronous
Visual Correspondance (surat)
Printed media (modul
cetak)
Recorded Video
Audio Saja Konferensi Audio Rekaman Audio
Banyak hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, menurut Nurdyansyah (2016:
126) yaitu sebagai berikut:
1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas
daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masing-masing.
4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.
5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan
pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) turut serta menyukseskan proses
pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.
Disamping kelebihan yang ada, tidak memutus kemungkinan bahwa terdapat juga berbagai
kekurangan yang ditemukan dalam pemanfaatan Internet. Berbagai kekurangan tersebut menurut
Bullen dan Beam dalam Yazdi (2012: 147) antara lain:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan
mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Video Teleconference
Munir (2017: 171) menjelaskan bahwa video conference adalah seperangkat teknologi
telekomunikasi interaktif yang memungkinkankan dua pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat
berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan. Video conferencing
atau konferensi video adalah teknologi komunikasi yang mengintegrasikan video dan audio
untuk menghubungkan pengguna di mana saja di dunia ini seolah-olah berada di ruang yang
sama. Istilah ini biasanya mengacu pada komunikasi antara tiga atau lebih pengguna yang berada
di paling tidak dua lokasi, dan sering kali berisi beberapa orang di setiap lokasi. Video
conference memungkinkan individu di mana pun yang mempunyai akses internet untuk dapat
mengadakan pertemuan secara bersama-sama tanpa harus secara fisik bertemu satu sama lain
dalam lokasi tertentu. Pertemuan atau diskusi dapat berlangsung secara realtime melalui internet.
Teknologi inti yang digunakan dalam konferensi video adalah sistem kompresi digital audio dan
video stream secara nyata. Perangkat keras atau perangkat lunak yang melakukan kompresi
disebut dengan codec. Angka kompresi dapat dicapai hingga 1:500. Digital yang dihasilkan
aliran kemudian dikirimkan melalui jaringan digital biasanya menggunakan Integrated Servive
Digital Network (ISDN) dan dengan Internet Protocol (IP).
(Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Graph_multi_party_video_
conferencing.png)
Berikut ini beberapa jenis aplikasi video teleconference yang dapat diimplementasikan
dalam pembelajaran jarak jauh:
1. Skype
2. Teams
3. Google Hangouts meet
4. Facetime
5. Google Duo
6. Cisco Webex
Kelebihan video teleconference
Sama seperti media pembelajaran berbasis TIK lainnya, video conference juga memiliki
banyak kelebihan. Adapun kelebihan video teleconference menurut Munir (2017: 172) yaitu:
Munir (2017:173) mendefinisikan video conferencing distance learning adalah salah satu
aplikasi dari teknologi informasi dan komunikasi yang memberikan salah satu solusi dalam
bidang pendidikan dengan menawarkan banyak manfaat dan kemudahan bagi pendidik dan
pembelajar sebagai penggunanya. Video conferencing distance learning memungkinkan interaksi
antara dua orang atau lebih, dua kelas atau lebih pada tempat yang berbeda dan waktu yang
bersamaan dengan menggunakan sistem multipoint. Interaksi terjadi antara pembelajar dengan
pendidik, pembelajar dengan pembelajar lain, pembelajar dengan materi pembelajaran dan
pembelajar dengan sumber-sumber informasi (information resources) pada lokasi yang berbeda
dan dilakukan secara langsung (real time) dengan komunikatif seperti pada kelas konvensional
yang menerapkan tatap muka langsung. Materi pembelajaran pada video conferencing distance
learning disajikan dalam bentuk suara (audio), gambar (visual), maupun teks, secara terpisah
atau bersamaan (simultan).
Sekurangnya ada empat manfaat dalam pembelajaran digital menggunakan sistem video
conferencing menurut Munir (2017:174) yaitu:
1. Dapat menjembatani kesenjangan pendidikan. Sistem seperti ini sangat membantu, terutama
jika dikaitkan dengan letak geografis negara Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau yang
tersebar. Dengan adanya teknologi video conference ini akan lebih mendekatkan sekaligus
memudahkan kendala geografis tersebut.
2. Memperkokoh demokratisasi. Sistem pembelajaran digital dengan video conference ini
diharapkan dapat diperluas jaringan dan aksesnya yang dapat dipercepat sehingga dapat
mempersatukan pembelajar yang tersebar di berbagai tempat.
3. Melahirkan inovasi yang menarik. Sistem pembelajaran digital dengan video conference ini,
menjadikan proses pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan mencerdaskan. Belajar
terasa menyenangkan dan tidak membosankan karena sambil melihat monitor, layar televisi,
atau layar video yang menarik dan interaktif. Dengan dilakukannya sistem pembelajaran
digital ini, diharapkan investasi dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM) akan
berhasil.
4. Secara materi dapat menghemat biaya pembelajaran, karena tidak perlu membayar banyak
pendidik, tidak mengeluarkan anggaran untuk membangun gedung/kampus atau kelas untuk
belajar. Terciptanya sistem pembelajaran digital ini, juga semakin memudahkan suatu
lembaga pendidikan berkembang lebih maju.
Guru juga dapat menghadirkan dan memanfaatkan TIK seperti laboratorium bahasa,
video, tape, komputer, dan bahkan telepon seluler pada pembelajaran bahasa, terutama saat
perancangan dan pengembangan perangkat pembelajaran. Beberapa peneliti melaporkan bahwa
sudah banyak penelitian tentang keterampilan berbahasa menggunakan TIK dan menjadi
perhatian guru bahasa dewasa ini yang menjadikan guru lebih inovatif dan kreatif Dudeney,
Chapelle, Young, Yunus, dkk. dalam dalam Manurung (2012: 3).
TIK yang dikenal secara luas dengan istilah Information and Communication
Technologies (ICT) mencakup seluruh peralatan teknis yang digunakan memproses dan
menyampaikan informasi. Komputer merupakan contoh pertama TIK yang dimanfaatkan dalam
pendidikan. Kehadiran TIK khusunya komputer salah satu faktor yang mengakibatkan
pergeseran metode pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher-centre)
kepada pembelajaran yang berpusat kepada pelajar (student-centre). Inovasi dalam TIK telah
membawa paradigma baru dalam pembelajaran bahasa dimana multimedia dipadukan dalam
proses pembelajaran. Salah satu Multimedia yang dimaksud adalah penggunaan banyak media
dalam pembelajaran bahasa yang tersedia di pusat bahasa dan pusat pembelajaran bahasa secara
mandiri self-access centre (Manurung, 2002).
Hingga yang terkini muncul ialah video teleconference yang dimana fitur-fitur yang
tersedia di dalamnya dapat diandalkan untuk menunjang kefektifan pembelajaran bahasa.
Misalnya jika pembelajaran bahasa diterapkan kedalam bahasa prancis, video teleconference ini
mendukung fitur audio yang dapat membantu dosen bahasa prancis untuk menjelaskan materi
dalam bahasa prancis yang otomatis materi tersebut akan disimak oleh mahasiswa dan juga
mampu merangsang kemampuan pendengaran (Réception Orale) mereka. Disaat proses
penjelasan materi, dosen juga menggunakan instrumen tambahan baik itu power point, atau pdf
yang dimana mahasiswa harus ikut menyimak materi yang mereka baca (Réception Écrite)
sambil mendengarkan penjelasan dosen. Terakhir, mahasiswa juga dituntut dalam memberikan
respon terhadap materi tersebut, baik itu secara lisan maupun tulisan (Production Orale dan
Production Écrite), untuk respon secara tulisan mahasiswa dapat menggunakan fitur share screen
atau menggunakan white board dalam video teleconference.
PEMBAHASAN
Rata-rata jenis aplikasi video teleconference yang direkomendasikan oleh dosen Pendidikan
Bahasa Prancis UNIMED kepada mahasiswanya ialah:
1. ZOOM Cloud
Zoom cloud merupakan salah satu aplikasi video teleconference yang banyak digunakan
di berbagai institusi pendidikan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, oleh karenanya
aplikasi ini direkomendasikan oleh para dosen Pendidikan Bahasa Prancis UNIMED dalam
melakukan kegiatan kuliah online, karena perangkat ini juga kaya akan berbagai fitur seperti:
2. Google Meet
Selain Zoom, aplikasi sejenis yang sering digunakan ialah Google Meet, aplikasi ini
dianggap cukup fleksibel dikarenakan mendukung fitur presentasi layar, sehingga mempermudah
mahasiswa dan dosen ketika ingin menyajikan materi baru ataupun untuk sekedar melakukan
presentasi oleh mahasiswa dengan menggunakan power point. Adapun fitur lainnya ialah:
Kelebihan (+)
Kekurangan (-)
- Kualitas gambar video mengikuti kondisi jaringan yang ada, hal ini berdampak pada
mahasiswa yang tinggal di area pedesaan yang lumayan sulit mendapatkan sinyal yang
bagus, sehingga kegiatan belajar mengajar cukup terganggu, dan lebih parahnya
dikarenakan sinyal yang lemah, informasi yang diterima itu tidak secara utuh dikarenakan
nada suara yang putus-putus dan kualitas gambar/materi yang ditampilkan itu menjadi
tidak jelas (kabur). Hal-hal itulah yang bisa mengakibatkan mahasiswa kesulitan untuk
memahami materi.
- Memakan banyak biaya pengeluaran untuk data internet, karena umumnya lamanya
durasi video call yang dilakukan mengikuti jam sks mata kuliah. Itu artinya, semakin
lama jumlah sks pada mata kuliah tersebut, maka semakin banyak juga data internet yang
harus digunakan.
- Ada beberapa aplikasi video call yang keamanannya masih diragukan misalnya pada
aplikasi Zoom Cloud yang diisukan dapat menyebabkan kebocoran privasi, dan
pencurian akun.
KESIMPULAN
Penggunaan video teleconference tidak bisa hanya semata-mata digunakan sebagai media
dalam pembelajaran, hal ini dikarenakan ketika pembelajaran berlangsung masih dibutuhkan
media lainnya baik itu power point, pdf, video pembelajaran, dan sebagainya untuk menunjang
keefektifan kuliah online. Untuk cabang pembelajaran bahasa, pengimplementasian video
teleconference sangat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan bahasa mereka
berkat fitur-fitur yang tersedia di dalam perangkat tersebut. Namun begitu, masih dibutuhkan
berbagai langkah untuk mengatasi kendala-kendala yang ada selama pembelajaran menggunakan
video teleconference seperti lemahnya jaringan di perdesaan, terbatasnya data internet yang
dimiliki mahasiswa, yang mungkin bisa menghambat proses belajar mengajar selama
berlangsungnya kebijakan belajar dari rumah yang digugus oleh Pemerintah. Untuk itu
diharapkan Pemerintah dapat ikut serta dalam penanganan masalah tersebut, karena
bagaimanpun juga kualitas SDM yang dihasilkan itu merupakan dampak langsung ataupun
gambaran dari kualitas pendidikan yang ada di negara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pribadi, Benny. 2014. Pengembangan Program Tutorial Via Media Teknologi Video
Conference Dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh (Spjj). Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak
Jauh, 15, 1-11.
Dudeney, G. 2000. The internet and the language classroom (Vol.X). Cambridge: Cambridge
University Press.
Faridi, Abdurrachman. 2009. Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Ict Dalam Rangka
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 38, 59-67.
Jaya Kumar C. Koran, Aplikasi ‘E-Learning’ Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Di Sekolah-
Sekolah Malaysia: Cadangan Perlaksanaan Pada Senario Masa Kini, Pasukan Projek Rintis
Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementerian Pendidikan Malaysia
Konder Manurung. 2012. Guru, Tik, Dan Pembelajaran Bahasa; Harapan Dan Tantangan.
Makalah.
Manurung, K. 2002. Maximizing the use of language learning strategies in selfaccess centres.
Unpublished Ph.D Dissertation. Latrobe University.
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2020. Surat Edaran Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Perihal Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).
www.kemdikbud.go.id. 24 Maret.
Nurdyansyah, dan Eni Fariyatul Fahyuni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran Sidoarjo: Nizamial
Learning Center.
Tafqihan, Zuhdy. 2011. Karakteristik Dan Pemilihan Media Pembelajaran Dalam E-Learning.
Jurnal Cendekia, 9, 142-154.