Gadar Keracunan Alkohol
Gadar Keracunan Alkohol
KERACUNAN ALKOHOL
KELAS 3A
Kelompok IX:
Eni Ernawati (2520142435)
Ni Kadek Fitria Sundari (2520142449)
Tatang Hendra Kurniawan (2520142462)
A. Latar Belakang
Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun
haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baikanya. Pertolongan yang keliru atau
secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru. Identifikasi racun
merupakan usaha untuk mengetahui bahan, zat, atau obat yang diduga sebagai
penyebab terjadi keracunan, sehingga tindakan penganggulangannya dapat
dilakukan dengan tepat, cepat dan akurat. Dalam menghadapi peristiwa
keracunan, kita berhadapan dengan keadaan darurat yang dapat terjadi dimana
dan kapan saja serta memerlukan kecepatan untuk bertindak dengan segera dan
juga mengamati efek dan gejala keracunan yang timbul.
Kasus keracunan telah merupakan masalah masyarakat modern dan
kejadiannya terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga sering disebut
sebagai epidemicmodern. Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi
gangguan fungsi organ tubuh karena kontak dengan bahan kimia. Berdasarkan
gejala klinis yang timbul, keracunan dibedakan atas keracunan akut, keracunan
subklinis dan keracunan samar, yang secara proporsional digambarkan sebagai
pyramid dengan keracunan akut (KA) sebagai puncaknya.
WHO menyebutkan, penyalahgunaan alkohol merupakan salah satu
pembunuh utama kaum muda India. Penelitian yang dilakukan oleh pemerintah
India pada tahun 2004 didapatkan bahwa 62,5 juta orang bergantung pada
minuman keras. Pada Juli 2009, 43 orang meninggal akibat miras lokal Gujarat
India Barat. Pada Mei 2008 lebih dari 168 orang meninggal di dua bagian India
Selatan, Karnataka dan Tamil Nadu, karena kasus serupa. Di Amerika Serikat
pada tahun 2012 terjadi 1612 kasus keracunan methanol. Kejadian keracunan
alkohol oplosan ini pun telah terjadi di kalangan masyarakat Indonesia,
diantaranya terdapat kejadian luar biasa miras oplosan hingga Desember 2014
di Sumedang Jawa Barat mencapai 127 orang. Sementara di Garut terdapat
korban meninggal mencapai 16 orang. Pada Agustus 2013 di Cicalengka,
Bandung terdapat 33 kasus keracunan miras yang 12 diantaranya meninggal.
Di Yogyakarta antara Januari 2013-2014 terdapat sedikitnya 19 korban jiwa
akibat minuman keras oplosan, di Mojokerto pada Desember 2013 terdapat 17
orang meninggal. Dari hasil uji laboraturium terungkap semua miras yang
diminum mengandung methanol dengan kadar 38-84% (Suaramerdeka, 2014).
Di Bali sendiri telah terjadi kasus keracunan di beberapa kabupaten yang
diantaranya Kabupaten Buleleng dan Bangli. Di Buleleng pada awal Januari
2014 telah terjadi kasus keracunan arak methanol sebanyak 55 orang yang 3
orang diantaranya meninggal dunia. Di Kabupaten Bangli sendiri, menurut
informasi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada bulan
September 2012 terdapat 41 kasus keracunan dan belum lagi kasus – kasus
yang belum terekspos (Pemerintah Provinsi Bali, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Keracunan Alkohol?
2. Apa saja gejala Keracunan Alkohol?
3. Apa saja pengaruh Alkohol dalam tubuh?
4. Apa efek yang dirimbulkan dari pengggunaan Alkohol?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, gejala, pengaruh Alkohol dalam tubuh,
efek yang Ditimbulkan dari Penggunaan Alkohol
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Alkohol merupakan istilah umum untuk etanol, dimana sebagian besar
alcohol diproduksi melalui fermentasi dari beberapa bahan makanan, yang
paling sering barley, hops dan anggur. Beberapa tipe alcohol lain yang sering
dijumpai seperti methanol (pembersih kaca), isopropyl alcohol (rubbing
alcohol) dan etilen glikol (automobile antifreeze solution), yang mempunyai
tingkat racun yang tinggi apabila tertelan walaupun dengan jumlah kecil.
Ada beberapa jenis alcohol yang dapat menyebabkan keracunan,
yaitu etanol yang sering menyebabkan asidosis alkoholik, intoksikasi
methanol, etilen glikol, dietilen glikol, propilen glikol dan ispropanol.
C. Gejala
Ciri-ciri gejala keracunan etanol sangat bervariasi dari yang sifatnya
ringan yaitu ataksia (sempoyongan) sampai berat yaitu koma (tidak sadarkan
diri). Pada intoksikasi yang berat, penderita menunjukkan gejala stuppor (tidak
bereaksi) atau menjadi koma (Damono, 2005).
Orang yang keracunan alkohol biasanya nafasnya akan berbau alkohol
dan mengalami muntah-muntah. Jika korban pingsan, denyut nadinya semkain
cepat, tetapi lemah. Matanya kemerah-merahan dengan biji mata tampak
melotot atau terbelalak, sedangkan muka penderita tampak bengkak dan
kering.
D. Patofisiologi
Metanol, isopropanol dan propilen glikol diabsorbsi melalui kulit normal,
sebaliknya etilen glikol dan dietilen glikol di absorbsi hanya sejumlah kecil
setelah menembus kulit. Inhalasi methanol atau absorbs topical dari etilen
glikol, propilen glikol, isopropanol dan etilen glikol dapat menyebabkan
intoksikasi, tetapi kebanyakan intoksikasi terjadi setelah meminum atau
menelan secara oral, atau pada kasus propilen glikol setelah pemberian
intravena.
G. Golongan Alkohol
1. Metanol
Metanol atau metal alcohol banyak digunakan sebagai pelarut, dan
digunakan juga dalam bahan antifreeze, de-icing, penghapus cat, dan dalam
sintesa senyawa kimia. Untuk bahan antifreeze, dapat digunakan etanol,
isopropanol atau etilen glikol. Sedangkan yang disebut spiritus adalah etanol
yang dicampur dengan methanol 5%.
Metabolit methanol berupa senyawa formaldehid dan formiat yang
menjadikan methanol bersifat toksik. Peningkatan kadar format disertai
akumulasi ion hydrogen yang menimbulkan asidosis metabolic. Keracunan
methanol dapat terjadi melalui mulut atau inhalasi dan dosis fatal methanol
60-250ml. Batas paparan methanol 200 ppm. Akibat keracunan methanol,
terutama gangguan penglihatan dan asidosis.
a. Gejala Klinis
1) Mual
2) Muntah
3) Sakit perut
4) Takipnea
5) Koma
b. Komplikasi: Komplikasi yang dapat terjadi : asidosis, depresi pernapasan
dan mata buta.
c. Tindakan Pencegahan:
Semua barang yang mengandung methanol, supaya diberi tanda racun.
Jika bekerja menggunakan methanol, sebaiknya dilakukan di tempat yang
mempunyai ventilasi cukup.
d. Tindakan Gawat Darurat:
Dalam waktu 2 jam setelah keracunan, dapat diberi sirup ipeca supaya
muntah. Lakukan pengurasan lambung dengan 2-4 liter air, ditambah
natrium bikarbonat 20 g/liter.
2. Etanol
Etanol atau etil alcohol digunakan sebagai pelarut, antiseptika, dalam
campuran obat batuk, anggur obat, dalam minuman keras dan minuman lain
yang mengandung alcohol.
Akibat keracunan etanol antara lain depresi pernapasan, pneumonitis
aspirasi, hipoglikemia yang menyebabkan kejang-kejang, asidosis laktat,
hipotermia, koma dan kematian karena gagal pernapasan. Pada penggunaan
yang terus-meneus dapat menyebabkan, antara lain ketergantungan (dengan
gejala hipertensi, takikardia halusinasi, tremor dan konvulsi), sirosis hati,
varises esophagus, pancreatitis, malnutrisi, koma hepatic, gangguan darah
dan hematoma subdural kronik karena trauma kepala berulang-ulang karena
mabuk.
a. Gejala Klinis:
1) Efek depresan dari etanol pada system saraf pusat tergantung pada
kadar etanol dalam darah.
2) Etanol merupakan vasodilator perifer yang menyebabkan terjadi
hypothermia dan hipotensi pada penderita yang koma.
3) Hipoglikemia merupakan komplikasi yang terjadi, terutama pada
anak-anak atau jika keracunan etanol terjadi setelah puasa, olah raga
atau malnutrisi kronik.
4) Asidosis laktat merupakan komplikasi yang tidak biasa terjadi pada
keracunan etanol akut, tapi dapat terjadi pada penderita penyakit hati
parah, pancreatitis atau sepsis, dan penderita diabetes yang
menggunakan obat golongan biguanida. Selain itu dapat terjadi
hipovolemia yang sering menyetai keracunan parah dan
mempermudah terjadinya asidosis laktat.
5) Dapat terjadi ketoasidosis alkoholik pada penderita kecanduan
alcohol, yang disebabkan oleh efek kombinasi dari dehidrasi,
glukopenia, peningkatan lipolisis dan ketogenesis.
b. Tindakan Pencegahan: perlu untuk diketahui bahaya penggunaan dan
keracuan etanol termasuk minuman keras.
c. Tindakan Penanggulangan:
1) Keracunan akut:
Tindakan gawat darurat: Usahakan muntah atau lakukan pengurasan
lambung dengan air.
Tindakan umum:
a) Usahakan penderita mendapat udara yang cukup dan jika perlu
berikan pernapasan buatan.
2) Keracunan kronik
Tindakan gawat darurat:
a) Pada etanol akut, mula-mula diberi 10 mg diazepam secara IV
perlahan-lahan, kemudian 5mg secara IV setiap 5-10 menit sampai
gejala maniak dapat dikendalikan. Selanjutnya jika perlu berikan 5-
10 mg/jam
b) Hindari pengekangan fisik dan usahakan agar suasana tenang
Tindakan Umum:
a) Jika penderita pernah mengalami serangan kejang-kejang, berikan
fenixin 500 mg dan diulangi 4-6 jam kemudian. Selanjutnya sehari
300 mg
3. Isopropanol
Isopropanol atau isopropyl alcohol digunakan sebagai desinfektan
dapat sampai 70%, terjadi dalam after shave lotion, cairan pembersih dan
juga anti freeze. Selain itu juga digunakan dalam sponge alcohol dan lain-
lain. Isopropanol 2 kali lebih toksik dibandingkan dengan etanol.
Keracunan isopropanol dapat terjadi melalui mulut, inhalasi dan
absorpsi melalui kulit. Akibat keracunan isopropanol, antara lain
trakesbronkitis, bronkopneumonia dan pendarahan edema paru. Kerusakan
paru terjadi karena pengeluaran isopropanol melalui paru.
a. Gejala Klinis:
Gejala keracunan yang timbul seperti pada keracunan etanol, terutama
mual, muntah, depresi pernapasan, oliguria diikuti dieresis. Komplikasi
yang dapat terjadi selain koma juga hipotensi, syok, hipothermi, napas
terhambat, pneumonia, aspirasi dan ketosis.
b. Tindakan penanggulangan.
Keracunan akut:
1) Jika terjadi depresi pernapasan, berikan pernapasan buatan dengan
oksigen. Jangan dirangsang untuk muntah