Paper Keterampilan Berbicara Presentasi Ilmiah
Paper Keterampilan Berbicara Presentasi Ilmiah
Disusun oleh:
Yulia Kusumaningrum
K1217080/ B
SURAKARTA
2019
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
2. Tujuan Berbicara
Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara informal. Berbicara formal
misalnya diskusi, ceramah, pidato, wawancara dan bercerita. Sedangkan berbicara
informal misalnya bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita, bertelepon dan
memberi petunjuk [ CITATION Mud09 \l 1057 ]. Berbicara dapat dibagi atas: (1) berbicara di
muka umum public speaking, yang meliputi berbicara pemberitahuan, kekeluargaan,
bujukan, dan perundingan, (2) berbicara pada konferensi conference speaking, yang
meliputi diskusi kelompok, prosedur parlementer, dan debat. (Haryadi dan Zamzami,
dalam St. Y. Slamet, 2008:38). Macam-macam berbicara berdasarkan pada: (1) situasi,
(2) tujuan, (3) metode penyampaian, (4) jumlah penyimak, dan (5) peristiwa khusus.
Berbicara tergantung dasar apa yang digunakan untuk membedakannya (Djago Tarigan,
dalam St. Y. Slamet, 2008:38). Agar dapat menarik simpati dari pendengar yang
menyimak, diperlukan sebuah keterampilan berbicara yang baik. Istilah untuk menarik
massa melalui keterampilan berbicara dimaknai sebagai retorika, retorika merupakan seni
dalam berbicara (Saddhono, 2011).
4. Pengertian dan Tujuan Presentasi Ilmiah
Salah satu contoh berbicara akademik adalah presentasi ilmiah, presentasi ilmiah
adalah kegiatan lazim dilakukan dalam dunia ilmiah, tujuan tersebut berfungsi sebagai
penyebaran informasi ilmiah baik informasi konseptual maupun prosedural. Presentasi
ilmiah adalah kegiatan keterampilan berbicara di depan umum untuk menyampaikan
gagasan atau pendapat dari hasil temuan penelitian, pemikiran kritis, atau informasi
dalam dunia akademik dan pendidikan. Di dalam suatu pembicaraan atau pembahasan,
pasti ada suatu kode pembicaraan. Kode atau code berarti (1) lambang atau sistem
ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan makna tertentu; bahasa manusia adalah
sejenis kode, (2) sistem bahasa dalam suatu masyarakat, dan (3) variasi tertentu dalam
suatu bahasa. Kode berdasarkan variasi dapat dibedakan menjadi bahasa baku dan bahasa
nonbaku (Kridalaksana dalam Saddhono, 2012). Tujuan dari sebuah presentasi adalah
untuk menginformasikan suatu informasi dari pembicara kepada pendengar, meyakinkan
pendengar terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara, membujuk pendengar agar
melakukan hal sesuai yang disampaikan pembicara, menginspirasi pendengar tentang apa
yang disampaikan pembicara dan menghibur pembicara (Utami dan Nuryatmojo, 2016).
Saat melakukan presentasi ilmiah seorang penyaji perlu menaati tata cara agar
presentasi dapat berhasil yaitu (1) penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara
memadai, maksudnya yaitu seorang penyaji perlu menyediakan bahan tertulis agar
peserta dapat memahami informasi yang disampaikan dengan baik, bisa berupa bahan
berupa makalah atau bahasan dalam power point, akan lebih baik jika bahan dilengkapi
dengan ilustrasi gambar yang sesuai. Jika bahan ditayangkan, maka penyaji harus dapat
memastikan bahwa semua peserta dapat melihat layar dan dapat melihat serta membaca
tulisan yang disajikan dengan jelas, maka tulisan harus dibuat dengan ukuran yang cukup
besar sehingga peserta yang duduk di belakang tidak kesulitan dalam membaca materi
penyajian; (2) penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia, sebelum
melaksanakan presentasi penyaji perlu merencanakan terlebih dahulu dalam penggunaan
waktu saat presentasi dan menaati panduan di dalam presentasi yang diberikan oleh
moderator; (3) penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah, dalam forum ilmiah
terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanakan presentasi yaitu: penyaji
bertugas menyajikan makalah yang berisi topik yang dibahas, moderator bertugas
memandu jalannya presentasi, notulen bertugas mencatat hal-hal dan informasi penting
berupa gagasan, konsep, saran atau usulan yang disampaikan, peserta bertugas menyimak
materi presentasi dan pemberi tanggapan serta teknisi bertugas membantu dalam urusan
teknologi yang digunakan dalam jalannya presentasi. Semua pihak harus melakukan
tugasnya dengan baik agar presentasi dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
peraturan yang disepakati (Setiawan, dkk., 2010). Sedangkan tata cara presentasi yang
baik harus memperhatikan beberapa hal yaitu berikan informasi kepada peserta dengan
bahasa yang mudah dipahami, manfaatkan waktu presentasi seefektif mungkin, mematuhi
etika yang berlaku di dalam presentasi, membuat salindia yang menarik, dan tidak
membaca teks penuh [ CITATION Hud18 \l 1057 ].
Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip tentang mana yang benar dan mana
yang salah serta mana yang patut dan mana yang tidak patut. Perlunya dalam menjaga
etika adalah menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain (Setiawan, dkk., 2010).
Hal-hal yang perlu dilakukan yaitu: (1) Setiap peserta harus jujur pada diri sendiri dan
peserta perlu mengecek apakah pemahamannya sudah benar atau belum; (2) Setiap
peserta wajib menghargai pendapat/ gagasan orang lain; (3) Ketika pertanyaan sudah
diajukan oleh peserta lain, maka dia tidak akan mengulangi pertanyaan itu lagi; (4) Ketika
bertanya untuk memperoleh informasi, satu kewajiban yang dilakukan penanya adalah
menyimak jawaban dari penyaji; (5) Jalannya forum ilmiah ditentukan oleh moderator,
maka etika yang harus dijaga adalah moderator harus adil; (6) Informasi yang didapat
selama forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan, maupun jawaban perlu dicatat secara
rapi oleh notulis; (7) Teknisi wajib memastikan bahwa peralatan teknologi yang
digunakan dapat bekerja dengan baik, teknisi harus melakukan pengecekan ulang
sebelum forum dimulai dan harus selalu siap untuk mengontrol segi teknologi yang
digunakan dalam forum. Etika tersebut harus dipatuhi oleh pembicara dan peserta dalam
kegiatan presentasi, presentasi merupakan mengemukakan pendapat pembicara, sehingga
peserta diskusi boleh bertanya, tetapi tidak menjatuhkan pendapat pembicara. Dan
kesempatan berbicara baru boleh dilakukan jika moderator sudah mengizinkan untuk
berbicara [ CITATION Hud18 \l 1057 ].
Langkah-langkah berbicara yaitu (1) memilih pokok pembicaraan yang menarik, (2)
membatasi pokok pembicaraan, (3) mengumpulkan bahan, dan (4) menyusun bahan
(Tarigan, 2008). Agar presentasi ilmiah dapat berjalan dengan efektif, kiat-kiat yang perlu
diterapkan yaitu (1) menarik minat dan perhatian peserta, (2) menjaga agar presentasi
tetap fokus pada masalah yang dibahas untuk dapat menarik minat dan perhatian pada
masalah yang dibahas, (3) menjaga etika ketika tampil di depan forum ilmiah. Untuk
dapat menarik minat dan perhatian, penyaji dapat menggunakan media yang menarik
yaitu media visual seperti gambar dengan warna menarik, suara yang cukup keras, dan
ilustrasi, anekdot dan demonstrasi (Setiawan, dkk., 2010). Cara menarik yang lainnya bisa
memanfaatkan informasi latar belakang peserta. Penyaji harus menjaga agar suara tidak
monoton dan dengan menggunakan variasi media. Penyaji harus menjaga alur presentasi
agar tetap fokus pada pembahasan, penyaji juga menaati bahan yang telah disiapkan dan
memberi penjelasan singkat, padat, terhadap butir-butir inti. Etika dijaga dengan cara
menghindari hal-hal yang dapat merugikan atau menyinggung perasaan orang lain.
(Rohmadi, dkk., 2008).
Presentasi ilmiah dengan multimedia salah satunya yaitu presentasi dengan power
point. Multimedia berarti penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan
teks, suara gambar, animasi dan video dengan alat bantu dan koneksi, sehingga pengguna
multimedia dapat melakukan navigasi, berinteraksi dengan orang lain, berkarya dan
berkomunikasi (Munir, 2013). Pelaksanaan presentasi ilmiah dengan multimedia sudah
merupakan kebutuhan karena presentasi akan menjadi menarik karena penyaji dapat
membuat manuver dalam memvariasi teknik penyajian bahan, melalui animasi, dapat
menghemat waktu karena dapat mengoreksi bahan sewaktu-waktu diperlukan, dapat
memberikan penekanan pada butir yang dikehendaki secara menarik, peserta dapat
langsung mengkopi file presentasi jika diperlukan, penyaji sangat dienakkan dengan
membawa bahan dalam flashdisk, dan bahan presentasi dapat sangat ringkas, yang
sekaligus membantu peserta menangkap esensi bahan yang dibahas. Presentasi dengan
power point harus memperhatikan: (1) mudah dibaca, menggunakan huruf standar
misalnya Arial atau Times New Roman, menggunakan huruf yang cukup besar, (2) judul
yang jelas pada setiap slide, menggunakan huruf tebal pada penulisan judul, karena agar
jelas dan mudah dibaca, (3) background yang sederhana, perhatikan background dengan
kalimat yang tertulis, apakah bisa terbaca atau tidak. Jangan menggunakan background
yang telalu kontras, (4) grafik dan diagram, dengan itu akan mempermudah pembicara
saat menjelaskan suatu topik kepada pendengar, (5) tetap fokus, tulis hal-hal pokok atau
yang penting saja sesuai dengan topik dalam presentasi, (6) jangan terlalu banyak slide,
harus membuat slide seefisien mungkin, jangan terlalu banyak, (7) berbicara yang jelas,
berbicara dengan jelas agar pendengar bisa mudah untuk memahami presentasi, (8) beri
kesempatan untuk bertanya, dengan meluangkan waktu untuk sesi tanya jawab dalam
presentasi, (9) future follow up yaitu memberi kesempatan kepada pendengar untuk
bertanya di lain waktu atau di luar waktu presentasi tersebut (Setiawan, dkk., 2010).
Suatu presentasi yang menarik dengan visualisasi yang jelas merupakan perpaduan antara
teks, gambar dan suara yang dapat membangkitkan perhatian dan daya ingat hadirin
terhadap materi yang disampaikan pembicara. Power point memiliki banyak keuntungan
yang mendukung suatu presentasi ilmiah yang menarik dengan fasilitas yang bervariasi
[ CITATION Mai081 \l 1057 ].
Di dalam sebuah presentasi pasti penyaji perlu memahami ciri-ciri pembicara yang
baik untuk menyampaikan informasi. Pembicara yang ideal adalah: (1) tepat memilih
topik, pembicara pasti memilih topik pembicaraan yang menarik aktual; (2) menguasai
materi, pembicara yang baik pasti akan menguasai dan mendalami materi yang akan
disampaikan dari berbagai sumber acuan; (3) memahami latar belakang pendengar,
pembicara yang baik perlu memahami dan mengumpulkan informasi tentang
pendengarnya terlebih dahulu; (4) mengetahui situasi, pembicara yang baik perlu
memahami situasi terlebih dahulu, misalnya pembicara akan mengidentifikasi ruang,
waktu, pendengar, dan suasana; (5) tujuan jelas, pembicara mampu merumuskan tujuan
secara jelas dan tegas; (6) kontak dengan pendengar, pembicara biasanya mengusahakan
kontak batin dengan pendengar lewat pendangan mata, perhatian, anggukan atau
senyuman; (7) berkemampuan linguistik dan nonlinguistik tinggi, pembicara yang
memiliki kemampuan ini maka akan mengefektifkan pembicaraan, misalnya gerak-gerik,
mimik, pantomimik, dsb; (8) menguasai pendengar, pembicara harus mampu menarik
perhatian dengan gaya yang menarik; (9) memanfaatkan alat bantu, pemanfaatan alat
seperti diagram, skema, statistik, gambar; (10) penampilan meyakinkan, pembicara yang
baik akan berpenampilan meyakinkan pendengar, baik tingkah laku, gaya bicara, bahasa,
cara berpakaian, dan kepribadian; (11) terencana, pembicara yang baik akan
merencanakan pembicaraan sejak awal (Saddhono dan Slamet, 2014). Pembicara yang
baik adalah pembicara yang memahami kemauan audiens, jadi presentasi harus selalu
berorientasi pada audiens. Pembicara yang baik yaitu mempunyai wawasan yang luas dan
mampu mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya, mengetahui dan mengenal audiens
serta menunjukkan kepedulian terhadap sesama, percaya bahwa audiens sedang
melakukan pekerjaan penting dan beralasan untuk mengikuti presentasi, selalu berlatih
agar mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan informasi pihak audiens,
menganggap penyajian presentasinya sebagai prestasi, dan menerima kritik tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan presentasi [ CITATION Awa17 \l 1057 ].
Daftar Pustaka
Utami, S. P., & Nuryatmojo, D. L. (2016). Pelatihan Presentasi Ilmiah untuk Meningkatkan
Daya Saing dalam Kompetensi Ilmiah Bagi Anggota Ekstrakurikuler Karya Ilmiah
Remaja di Kota Semarang. Jurnal SEMAR, Vol. 5(1): 83-91.