Anda di halaman 1dari 10

PAPER

Keterampilan Berbicara dalam Presentasi Ilmiah

Dosen Pengampu: Dr. Kundharu Saddhono, S.S, M.Hum

Disusun oleh:

Yulia Kusumaningrum

K1217080/ B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
1. Pengertian Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa


yaitu keterampilan mendengarkan atau menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut sangat erat kaitannya
dengan proses berpikir seseorang dalam mendasari suatu bahasa. Karena bahasa
seseorang mencerminkan pemikirannya, semakin terampil seseorang dalam berbahasa
maka semakin jelas jalan pikirannya (Ngalimun dan Alfulaila, 2014). Berbicara pada
dasarnya tidak hanya sekadar mengeluarkan kata-kata dari mulut saja tetapi kata-kata
tersebut harus baik, benar, logis, dan sistematis. Berbicara sebagai suatu keterampilan
berbahasa diperlukan untuk berbagai keperluan. Salah satu keterampilan berbahasa adalah
keterampilan berbicara. Berbicara menjadi sebuah keterampilan yang penting dan harus
diperoleh mahasiswa, karena melalui keterampilan berbicara, mereka dapat
menyampaikan keinginan, informasi, pikiran, dan ide-ide serta membujuk, meyakinkan,
bertanya, dan menghibur orang lain. Kegiatan berbicara dapat mencerminkan kamampuan
orang dalam berpikir (Darmuki, dkk., 2017). Berbicara adalah kemampuan untuk
mengatakan suara artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengekspresikan,
atau mengirimkan pikiran, gagasan, dan perasaan (Hidayati, 2018).

Jadi dapat disimpulkan, pengertian keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan


yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, ide, kemauan dan perasaan
kepada orang lain secara lisan.

2. Tujuan Berbicara

Berbicara dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan ide, perasaan, dan


kemauan, serta untuk lebih menambahkan pengetahuan dan cakrawala pengetahuan
(Saddhono dan Slamet, 2012). Dalam suatu pembicaraan, seorang pembicara dalam
menyampaikan pesan kepada orang lain pasti mempunyai tujuan, ingin mendapatkan
responsi dan reaksi. Tujuan pembicaraan tergantung dari keadaan maupun keinginan
pembicara. Secara umum tujuan pembicaraan sebagai berikut: (1) mendorong dan
menstimulasi, maksudnya yaitu pembicara berusaha memberikan semangat dan gairah
hidup kepada pendengar. Reaksi yang diharapkan yaitu dapat menimbulkan inspirasi dan
membangkitkan emosi pendengar; (2) meyakinkan, maksudnya yaitu jika pada saat
ceramah pembicara berusaha untuk memengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap
pendengar melalui argumentasi; (3) menggerakkan, maksudnya yaitu apabila pembicara
menghendaki adanya tindakan atau perbuatan dari para pendengar, misalnya berupa
seruan persetujuan maupun ketidaksetujuan, pengumpulan dana, penandatanganan suatu
resolusi, dan mengadakan aksi sosial; (4) menginformasikan, maksudnya pembicara ingin
memberi informasi tentang sesuatu agar para pendengar dapat mengerti dan
memahaminya; (5) menghibur, maksudnya pembicara mempunyai maksud
menggembirakan atau menyenangkan para pendengarnya [ CITATION Mud09 \l 1057 ].
Keterampilan berbicara dipengaruhi oleh dua faktor penunjang utama yaitu faktor internal
yang merupakan segala potensial yang ada dalam diri seseorang baik fisik maupun non
fisik; dan faktor eksternal yaitu tingkat pendidikan seseorang, kebiasaan dan lingkungan
pergaulan [ CITATION Tri10 \l 1057 ].

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara yaitu


untuk mengomunikasikan, menghibur, memberitahukan dan meyakinkan orang lain
dalam rangka berkomunikasi untuk menambah pengetahuan.

3. Jenis- Jenis Berbicara

Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara informal. Berbicara formal
misalnya diskusi, ceramah, pidato, wawancara dan bercerita. Sedangkan berbicara
informal misalnya bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita, bertelepon dan
memberi petunjuk [ CITATION Mud09 \l 1057 ]. Berbicara dapat dibagi atas: (1) berbicara di
muka umum public speaking, yang meliputi berbicara pemberitahuan, kekeluargaan,
bujukan, dan perundingan, (2) berbicara pada konferensi conference speaking, yang
meliputi diskusi kelompok, prosedur parlementer, dan debat. (Haryadi dan Zamzami,
dalam St. Y. Slamet, 2008:38). Macam-macam berbicara berdasarkan pada: (1) situasi,
(2) tujuan, (3) metode penyampaian, (4) jumlah penyimak, dan (5) peristiwa khusus.
Berbicara tergantung dasar apa yang digunakan untuk membedakannya (Djago Tarigan,
dalam St. Y. Slamet, 2008:38). Agar dapat menarik simpati dari pendengar yang
menyimak, diperlukan sebuah keterampilan berbicara yang baik. Istilah untuk menarik
massa melalui keterampilan berbicara dimaknai sebagai retorika, retorika merupakan seni
dalam berbicara (Saddhono, 2011).
4. Pengertian dan Tujuan Presentasi Ilmiah

Salah satu contoh berbicara akademik adalah presentasi ilmiah, presentasi ilmiah
adalah kegiatan lazim dilakukan dalam dunia ilmiah, tujuan tersebut berfungsi sebagai
penyebaran informasi ilmiah baik informasi konseptual maupun prosedural. Presentasi
ilmiah adalah kegiatan keterampilan berbicara di depan umum untuk menyampaikan
gagasan atau pendapat dari hasil temuan penelitian, pemikiran kritis, atau informasi
dalam dunia akademik dan pendidikan. Di dalam suatu pembicaraan atau pembahasan,
pasti ada suatu kode pembicaraan. Kode atau code berarti (1) lambang atau sistem
ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan makna tertentu; bahasa manusia adalah
sejenis kode, (2) sistem bahasa dalam suatu masyarakat, dan (3) variasi tertentu dalam
suatu bahasa. Kode berdasarkan variasi dapat dibedakan menjadi bahasa baku dan bahasa
nonbaku (Kridalaksana dalam Saddhono, 2012). Tujuan dari sebuah presentasi adalah
untuk menginformasikan suatu informasi dari pembicara kepada pendengar, meyakinkan
pendengar terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara, membujuk pendengar agar
melakukan hal sesuai yang disampaikan pembicara, menginspirasi pendengar tentang apa
yang disampaikan pembicara dan menghibur pembicara (Utami dan Nuryatmojo, 2016).

5. Tata Cara Presentasi Ilmiah

Saat melakukan presentasi ilmiah seorang penyaji perlu menaati tata cara agar
presentasi dapat berhasil yaitu (1) penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara
memadai, maksudnya yaitu seorang penyaji perlu menyediakan bahan tertulis agar
peserta dapat memahami informasi yang disampaikan dengan baik, bisa berupa bahan
berupa makalah atau bahasan dalam power point, akan lebih baik jika bahan dilengkapi
dengan ilustrasi gambar yang sesuai. Jika bahan ditayangkan, maka penyaji harus dapat
memastikan bahwa semua peserta dapat melihat layar dan dapat melihat serta membaca
tulisan yang disajikan dengan jelas, maka tulisan harus dibuat dengan ukuran yang cukup
besar sehingga peserta yang duduk di belakang tidak kesulitan dalam membaca materi
penyajian; (2) penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia, sebelum
melaksanakan presentasi penyaji perlu merencanakan terlebih dahulu dalam penggunaan
waktu saat presentasi dan menaati panduan di dalam presentasi yang diberikan oleh
moderator; (3) penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah, dalam forum ilmiah
terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanakan presentasi yaitu: penyaji
bertugas menyajikan makalah yang berisi topik yang dibahas, moderator bertugas
memandu jalannya presentasi, notulen bertugas mencatat hal-hal dan informasi penting
berupa gagasan, konsep, saran atau usulan yang disampaikan, peserta bertugas menyimak
materi presentasi dan pemberi tanggapan serta teknisi bertugas membantu dalam urusan
teknologi yang digunakan dalam jalannya presentasi. Semua pihak harus melakukan
tugasnya dengan baik agar presentasi dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
peraturan yang disepakati (Setiawan, dkk., 2010). Sedangkan tata cara presentasi yang
baik harus memperhatikan beberapa hal yaitu berikan informasi kepada peserta dengan
bahasa yang mudah dipahami, manfaatkan waktu presentasi seefektif mungkin, mematuhi
etika yang berlaku di dalam presentasi, membuat salindia yang menarik, dan tidak
membaca teks penuh [ CITATION Hud18 \l 1057 ].

6. Etika yang perlu dilakukan dalam presentasi ilmiah

Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip tentang mana yang benar dan mana
yang salah serta mana yang patut dan mana yang tidak patut. Perlunya dalam menjaga
etika adalah menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain (Setiawan, dkk., 2010).
Hal-hal yang perlu dilakukan yaitu: (1) Setiap peserta harus jujur pada diri sendiri dan
peserta perlu mengecek apakah pemahamannya sudah benar atau belum; (2) Setiap
peserta wajib menghargai pendapat/ gagasan orang lain; (3) Ketika pertanyaan sudah
diajukan oleh peserta lain, maka dia tidak akan mengulangi pertanyaan itu lagi; (4) Ketika
bertanya untuk memperoleh informasi, satu kewajiban yang dilakukan penanya adalah
menyimak jawaban dari penyaji; (5) Jalannya forum ilmiah ditentukan oleh moderator,
maka etika yang harus dijaga adalah moderator harus adil; (6) Informasi yang didapat
selama forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan, maupun jawaban perlu dicatat secara
rapi oleh notulis; (7) Teknisi wajib memastikan bahwa peralatan teknologi yang
digunakan dapat bekerja dengan baik, teknisi harus melakukan pengecekan ulang
sebelum forum dimulai dan harus selalu siap untuk mengontrol segi teknologi yang
digunakan dalam forum. Etika tersebut harus dipatuhi oleh pembicara dan peserta dalam
kegiatan presentasi, presentasi merupakan mengemukakan pendapat pembicara, sehingga
peserta diskusi boleh bertanya, tetapi tidak menjatuhkan pendapat pembicara. Dan
kesempatan berbicara baru boleh dilakukan jika moderator sudah mengizinkan untuk
berbicara [ CITATION Hud18 \l 1057 ].

7. Kiat-kiat yang diterapkan agar presentasi ilmiah berjalan dengan efektif

Langkah-langkah berbicara yaitu (1) memilih pokok pembicaraan yang menarik, (2)
membatasi pokok pembicaraan, (3) mengumpulkan bahan, dan (4) menyusun bahan
(Tarigan, 2008). Agar presentasi ilmiah dapat berjalan dengan efektif, kiat-kiat yang perlu
diterapkan yaitu (1) menarik minat dan perhatian peserta, (2) menjaga agar presentasi
tetap fokus pada masalah yang dibahas untuk dapat menarik minat dan perhatian pada
masalah yang dibahas, (3) menjaga etika ketika tampil di depan forum ilmiah. Untuk
dapat menarik minat dan perhatian, penyaji dapat menggunakan media yang menarik
yaitu media visual seperti gambar dengan warna menarik, suara yang cukup keras, dan
ilustrasi, anekdot dan demonstrasi (Setiawan, dkk., 2010). Cara menarik yang lainnya bisa
memanfaatkan informasi latar belakang peserta. Penyaji harus menjaga agar suara tidak
monoton dan dengan menggunakan variasi media. Penyaji harus menjaga alur presentasi
agar tetap fokus pada pembahasan, penyaji juga menaati bahan yang telah disiapkan dan
memberi penjelasan singkat, padat, terhadap butir-butir inti. Etika dijaga dengan cara
menghindari hal-hal yang dapat merugikan atau menyinggung perasaan orang lain.
(Rohmadi, dkk., 2008).

8. Presentasi ilmiah dengan multimedia

Presentasi ilmiah dengan multimedia salah satunya yaitu presentasi dengan power
point. Multimedia berarti penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan
teks, suara gambar, animasi dan video dengan alat bantu dan koneksi, sehingga pengguna
multimedia dapat melakukan navigasi, berinteraksi dengan orang lain, berkarya dan
berkomunikasi (Munir, 2013). Pelaksanaan presentasi ilmiah dengan multimedia sudah
merupakan kebutuhan karena presentasi akan menjadi menarik karena penyaji dapat
membuat manuver dalam memvariasi teknik penyajian bahan, melalui animasi, dapat
menghemat waktu karena dapat mengoreksi bahan sewaktu-waktu diperlukan, dapat
memberikan penekanan pada butir yang dikehendaki secara menarik, peserta dapat
langsung mengkopi file presentasi jika diperlukan, penyaji sangat dienakkan dengan
membawa bahan dalam flashdisk, dan bahan presentasi dapat sangat ringkas, yang
sekaligus membantu peserta menangkap esensi bahan yang dibahas. Presentasi dengan
power point harus memperhatikan: (1) mudah dibaca, menggunakan huruf standar
misalnya Arial atau Times New Roman, menggunakan huruf yang cukup besar, (2) judul
yang jelas pada setiap slide, menggunakan huruf tebal pada penulisan judul, karena agar
jelas dan mudah dibaca, (3) background yang sederhana, perhatikan background dengan
kalimat yang tertulis, apakah bisa terbaca atau tidak. Jangan menggunakan background
yang telalu kontras, (4) grafik dan diagram, dengan itu akan mempermudah pembicara
saat menjelaskan suatu topik kepada pendengar, (5) tetap fokus, tulis hal-hal pokok atau
yang penting saja sesuai dengan topik dalam presentasi, (6) jangan terlalu banyak slide,
harus membuat slide seefisien mungkin, jangan terlalu banyak, (7) berbicara yang jelas,
berbicara dengan jelas agar pendengar bisa mudah untuk memahami presentasi, (8) beri
kesempatan untuk bertanya, dengan meluangkan waktu untuk sesi tanya jawab dalam
presentasi, (9) future follow up yaitu memberi kesempatan kepada pendengar untuk
bertanya di lain waktu atau di luar waktu presentasi tersebut (Setiawan, dkk., 2010).
Suatu presentasi yang menarik dengan visualisasi yang jelas merupakan perpaduan antara
teks, gambar dan suara yang dapat membangkitkan perhatian dan daya ingat hadirin
terhadap materi yang disampaikan pembicara. Power point memiliki banyak keuntungan
yang mendukung suatu presentasi ilmiah yang menarik dengan fasilitas yang bervariasi
[ CITATION Mai081 \l 1057 ].

9. Langkah-langkah yang perlu disiapkan sebelum presentasi multimedia

Presentasi menggunakan power point merupakan presentasi yang digunakan secara


lurus, linear dari awal sampai akhir slide, paparan materi yang disajikan berurutan dari
slide satu, hingga slide akhir (Rais, 2015). Langkah-langkah yang perlu disiapkan
sebelum presentasi multimedia: (1) tentukan butir-butir penting bahan yang dibahas; (2)
atur butir-butir tersebut agar alur penyajian runtut dan runut; (3) kerangka pikir perlu
disajikan dalam diagram atau bagan; (4) tulis semuanya dalam power point dengan
ukuran huruf atau gambar yang memadai; (5) pilih rancangan slide yang cocok; (6) uji
coba tayangkan untuk memastikan bahwa semua bahan dalam slide dapat terbaca oleh
peserta; dan (7) cetak bahan dalam slide untuk digunakan sebagai pegangan dalam
penyajian. Sedangkan sasaran pokok dalam presentasi melibatkan tiga komponen yaitu
pemberi pesan (komunikator), media yang digunakan, dan penerima pesan (audience).
Komunikator harus mampu membuat audience melihat dan mendengar apa yang
disampaikan, memahami apa yang kita sampaikan, menyetujui atau tidak menyetujui apa
yang kita sampaikan dengan alasan yang logis, membuat audience mengambil tindakan
sesuai dengan maksud kita, dan memperoleh umpan balik yang membangun dari audience
(Setiawati, dkk., 2017).

10. Persiapan Pelaksanakan Presentasi

Sebelum melaksanakan presentasi perlu mempersiapan bahan presentasi terlebih


dahulu, bahan presentasi dikemas lebih menarik dan tidak membosankan, dapat
menggunakan bahan presentasi yang sederhana tetapi canggih menggunakan power point.
Kemudian untuk mempersiapan presentasi trik yang dapat dilakukan untuk menambah
percaya diri saat presentasi dengan cara biasakan berbicara secara ilmiah dengan teman
(dekat), biasakan mendekati teman yang belum dikenal untuk memperkenalkan diri, pakai
jurus SKSD (Sok Kenal Sok Dekat), dan berikan materi presentasi kepada teman untuk
mendapat masukan dan perbaikan materi presentasi yang akan ditampilkan. Presentasi
yang dilakukan untuk menyampaikan informasi dari pembicara kepada pendengar bentuk
komunikasi formal. Pembicara mungkin saja mengalami kekhawatiran sebelum
melaksanakan presentasi, misalnya keluar keringat dingin, saat berbicara suara bergetar
dan berbicara kurang lancar (Wahyuni, 2015). Presentasi harus dengan persiapan yang
matang, bisa berupa persiapan materi dengan cara kita harus menguasi topik, menjelaskan
bahan presentasi dengan akurat dan logis, berani, lancar, menunjukkan gesture yang
tepat, memperhatikan intonasi dan volume suara, tempo dan jeda tepat, serta
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan santun. Kemudian dengan persiapan
tayangan presentasi yang harus menarik dan menggunakan alat peraga jika dibutuhkan
(Setiawati, dkk., 2017).

11. Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelum presentasi

Yang perlu diperhatikan dalam presentasi menurut yaitu pertama, penguasaan


terhadap lingkungan diperlukan untuk menghindari tambahan tekanan mental ketika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Trik yang dilakukan yaitu datanglah sesaat sebelum
presentasi dimulai sehingga cukup waktu untuk mempersiapkan yang akan digunakan
saat presentasi, kedua perhatikan audience dengan tataplah audience secara merata dan
bergantian sehingga mengesankan bahwa anda sangat memperhatikan mereka, ketiga
bicara lugas yaitu dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas, dan keempat
jelaskan media karena media presentasi hanya sebagai tuntunan untuk menjaga alur
prestasi. Hindari membaca media presentasi kata-perkata (Setiawan, dkk., 2010).
Sedangkan bahwa sebelum melakukan presentasi ilmiah, penyaji harus terlebih dahulu
memastikan bahwa materi yang dibuat di dalam salindia sudah lengkap, penyaji juga
memastikan bahwa materi yang akan disampaikan sudah dikuasi dengan baik.
Penggunaan bahasa juga perlu diperhatikan, bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan
sebagai bahasa pengantar, karena dengan menguasai bahasa Indonesia akan lebih mudah
untuk berkomunikasi baik komunikasi secara lisan maupun tulis (Saddhono, 2012).

12. Ciri- Ciri Pembicara yang Baik

Di dalam sebuah presentasi pasti penyaji perlu memahami ciri-ciri pembicara yang
baik untuk menyampaikan informasi. Pembicara yang ideal adalah: (1) tepat memilih
topik, pembicara pasti memilih topik pembicaraan yang menarik aktual; (2) menguasai
materi, pembicara yang baik pasti akan menguasai dan mendalami materi yang akan
disampaikan dari berbagai sumber acuan; (3) memahami latar belakang pendengar,
pembicara yang baik perlu memahami dan mengumpulkan informasi tentang
pendengarnya terlebih dahulu; (4) mengetahui situasi, pembicara yang baik perlu
memahami situasi terlebih dahulu, misalnya pembicara akan mengidentifikasi ruang,
waktu, pendengar, dan suasana; (5) tujuan jelas, pembicara mampu merumuskan tujuan
secara jelas dan tegas; (6) kontak dengan pendengar, pembicara biasanya mengusahakan
kontak batin dengan pendengar lewat pendangan mata, perhatian, anggukan atau
senyuman; (7) berkemampuan linguistik dan nonlinguistik tinggi, pembicara yang
memiliki kemampuan ini maka akan mengefektifkan pembicaraan, misalnya gerak-gerik,
mimik, pantomimik, dsb; (8) menguasai pendengar, pembicara harus mampu menarik
perhatian dengan gaya yang menarik; (9) memanfaatkan alat bantu, pemanfaatan alat
seperti diagram, skema, statistik, gambar; (10) penampilan meyakinkan, pembicara yang
baik akan berpenampilan meyakinkan pendengar, baik tingkah laku, gaya bicara, bahasa,
cara berpakaian, dan kepribadian; (11) terencana, pembicara yang baik akan
merencanakan pembicaraan sejak awal (Saddhono dan Slamet, 2014). Pembicara yang
baik adalah pembicara yang memahami kemauan audiens, jadi presentasi harus selalu
berorientasi pada audiens. Pembicara yang baik yaitu mempunyai wawasan yang luas dan
mampu mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya, mengetahui dan mengenal audiens
serta menunjukkan kepedulian terhadap sesama, percaya bahwa audiens sedang
melakukan pekerjaan penting dan beralasan untuk mengikuti presentasi, selalu berlatih
agar mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan informasi pihak audiens,
menganggap penyajian presentasinya sebagai prestasi, dan menerima kritik tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan presentasi [ CITATION Awa17 \l 1057 ].

Daftar Pustaka

CITATION Mud09 \l 1057 : , (Mudini, 2009),

CITATION Tri10 \l 1057 : , (Triningsih, 2010),

CITATION Hud18 \l 1057 : , (Hudaa, 2018),

CITATION Mai081 \l 1057 : , (Mailoa, 2008),

CITATION Awa17 \l 1057 : , (Awalludin, 2017),

Triningsih, D. E. (2010). Teknik Berbicara. Klaten: PT Intan P.

Utami, S. P., & Nuryatmojo, D. L. (2016). Pelatihan Presentasi Ilmiah untuk Meningkatkan
Daya Saing dalam Kompetensi Ilmiah Bagi Anggota Ekstrakurikuler Karya Ilmiah
Remaja di Kota Semarang. Jurnal SEMAR, Vol. 5(1): 83-91.

Wahyuni, E. (2015). Hubungan Self-Effecacy dan Keterampilan Komunikasi dengan


Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Jurnal Komunikasi Islam, 5(1): 52-82.

Anda mungkin juga menyukai