Anda di halaman 1dari 5

PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENCEGAHAN

Liza Salawati

Abstrak. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari
adanya masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kejadian
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di Indonesia tahun
2011 tercatat 96.314 kasus dengan korban meninggal 2.144 orang dan cacat 42 orang. Pada
tahun 2012 kasus PAK dan KAK meningkat menjadi 103.000 kasus. Hal ini menunjukkan
bahwa penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di
Indonesia belum berjalan dengan baik. Masalah K3 tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah tetapi tanggung jawab dari semua pihak terutama pengusaha, tenaga kerja dan
masyarakat. Pelaksanaan SMK3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan
atau bebas dari PAK dan KAK, pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. (JKS 2015; 2: 91-95)

Kata kunci: Penyakit akibat kerja, pencegahan

Abstract. Human resources as labor in the company is not separated from the problems
associated with the Occupational Health and Safety (OHS). Occupational disease and
occupational accident in Indonesia on 2011 recorded 96 314 cases with 2,144 deaths and
disabled people 42 people. In 2012 the case of occupational disease and occupational
accident increased to 103,000 cases. This indicates that the application of the occupational
safety and health management system in Indonesia has not been going well. OHS problem
is not just the responsibility of the government but the responsibility of all parties,
especially employers, workers and the public. The occupational safety and health
management system implementation is one of the efforts to create a workplace that is safe,
healthy, free from environmental pollution so as to reduce and or free of the occupational
disease and occupational accident , can ultimately improve efficiency and productivity.
(JKS 2015; 2: 91-95)

Keywords : Occupational disease, prevention

Pendahuluan1 1. Golongan fisik


Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit a. Kebisingan dapat mengakibatkan
yang disebabkan oleh pekerjaan dan gangguan pada pendengaran sampai
lingkungan kerja. Faktor risiko PAK antara dengan Non-induced hearing loss
lain: Golongan fisik, kimiawi, biologis atau b. Radiasi (sinar radio aktif) dapat
psikososial di tempat kerja. Faktor tersebut mengakibatkan kelainan darah dan
di dalam lingkungan kerja merupakan kulit
penyebab yang pokok dan menentukan c. Suhu udara yang tinggi dapat
terjadinya penyakit akibat kerja. Faktor mengakibatkan heat stroke, heat
lain seperti kerentanan individual juga cramps, atau hyperpyrexia.
berperan dalam perkembangan penyakit di Sedangkan suhu udara yang rendah
antara pekerja yang terpajan.1,2 dapat mengakibatkan frostbite,
trenchfoot atau hypothermia.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan d. Tekanan udara yang tinggi dapat
terjadinya PAK adalah sebagai berikut:3 mengakibatkan caison disease
e. Pencahayaan yang tidak cukup
dapat mengakibatkan kelahan mata.
Pencahayaan yang tinggi dapat
Liza Salawati adalah Dosen Bagian Ilmu mengakibatkan timbulnya
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran kecelakaan.
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

91
Liza Salawati, Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan

4. Asma akibat kerja yang disebabkan


2. Golongan kimia oleh penyebab sensitisasi dan zat
a. Debu dapat mengakibatkan perangsang yang dikenal berada dalam
pneumokoniosis proses pekerjaan.
b. Uap dapat mengakibatkan metal 5. Alveolitis allergika yang disebabkan
fume fever, dermatitis dan oleh faktor dari luar sebagai akibat
keracunan penghirupan debu organik
c. Gas dapat mengakibatkan keracunan 6. Penyakit yang disebabkan oleh
CO dan H2S berillium atau persenyawaannya yang
d. Larutan dapat mengakibatkan beracun.
dermatitis 7. Penyakit yang disebabkan oleh
e. Insektisida dapat mengakibatkan kadmium atau persenyawaannya yang
keracunan beracun.
3. Golongan infeksi 8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor
a. Anthrax atau persenyawaannya yang beracun.
b. Brucell 9. Penyakit yang disebabkan oleh krom
c. HIV/AIDS atau persenyawaannya yang beracun.
4. Golongan fisiologis 10. Penyakit yang disebabkan oleh
Dapat disebabkan oleh kesalahan mangan atau persenyawaannya yang
kontruksi, mesin, sikap badan yang beracun.
kurang baik, salah cara melakukan suatu 11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen
pekerjaan yang dapat mengakibatkan atau persenyawaannya yang beracun.
kelelahan fisik bahkan lambat laun 12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa
dapat menyebabkan perubahan fisik atau persenyawaannya yang beracun.
pada tubuh pekerja. 13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal
4. Golongan mental atau persenyawaannya yang beracun.
Dapat disebabkan oleh hubungan kerja 14. Penyakit yang disebabkan oleh flour
yang tidak baik atau keadaan pekerjaan atau persenyawaannya yang beracun.
yang monoton yang menyebabkan 15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon
kebosanan. disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja halogen dari persenyawaan
dan Transmigrasi Nomor PER- hidrokarbon alifatik atau aromatik
01/MEN/1981 dan Keputusan Presiden RI yang beracun.
No 22/1993 terdapat 31 jenis penyakit 17. Penyakit yang disebabkan oleh
akibat kerja yaitu sebagai berikut:1 benzena atau homolognya yang
1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh beracun.
debu mineral pembentukan jaringan 18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat
parut (silikosis, antrakosilikosis, nitro dan amina dari benzena atau
asbestosis) dan silikotuberkulosis yang homolognya yang beracun.
silikosisnya merupakan faktor utama 19. Penyakit yang disebabkan oleh
penyebab cacat atau kematian. nitrogliserin atau ester asam nitrat
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan lainnya.
(bronkopulmoner) yang disebabkan 20. Penyakit yang disebabkan oleh
oleh debu logam keras. alkohol, glikol atau keton.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan 21. Penyakit yang disebabkan oleh gas
(bronkopulmoner) yang disebabkan atau uap penyebab asfiksia atau
oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal keracunan seperti karbon monoksida,
(bissinosis). hidrogen sianida, hidrogen sulfida atau

92
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015

derivatnya yang beracun, amoniak, yang ada, jumlah pajanan, kapan mulai
seng, braso dan nikel. timbul gejala, kejadian sama pada
22. Kelainan pendengaran yang pekerja lain, pemakaian alat pelindung
disebabkan oleh kebisingan. diri, cara melakukan pekerjan,
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran pekerjaan lain yang dilakukan,
mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, kegemaran (hobi) dan kebiasaan lain
tulang persendian, pembuluh darah (merokok, alkohol)
tepi atau syaraf tepi). 3. Membandingkan gejala penyakit
24. Penyakit yang disebabkan oleh sewaktu bekerja dan dalam keadaan
pekerjaan dalam udara yang tidak bekerja
bertekanan lebih. a. Pada saat bekerja maka gejala timbul
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi atau menjadi lebih berat, tetapi pada
elektromagnetik dan radiasi yang saat tidak bekerja atau istirahat maka
mengion. gejala berkurang atau hilang
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang b. Perhatikan juga kemungkinan
disebabkan oleh penyebab fisik, pemajanan di luar tempat kerja
kimiawi atau biologik. c. Informasi tentang ini dapat
27. Kanker kulit epitelioma primer yang ditanyakan dalam anamnesis atau
disebabkan oleh ter, pic, bitumen, dari data penyakit di perusahaan
minyak mineral, antrasena, atau 4. Pemeriksaan fisik yang dilakukan
persenyawaan, produk atau residu dari dengan catatan :
zat tersebut. a. Tanda dan gejala yang muncul
28. Kanker paru atau mesotelioma yang mungkin tidak spesifik
disebabkan oleh asbes. b. Pemeriksaan laboratorium penunjang
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh membantu diagnostik klinis
virus, bakteri, atau parasit yang c. Dugan adanya penyakit akibat kerja
didapat dalam suatu pekerjaan yang dilakukan juga melalui pemeriksaan
memiliki resiko kontaminasi khusus. laboratorium khusus atau
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu pemeriksaan biomedis
tinggi atau rendah atau panas radiasi 5. Pemeriksaan laboratorium khusus atau
atau kelembaban udara tinggi. pemeriksaan biomedis
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan a. Seperti pemeriksaan spirometri dan
kimia lainnya termasuk bahan obat. rontgen paru (pneumokoniosis-
pembacaan standar ILO)
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja b. Pemeriksaan audiometrik
Secara teknis penegakan diagnosis c. Pemeriksaan hasil metabolit dalam
dilakukan dengan cara berikut ini:2 darah atau urin
1. Tentukan diagnosis klinis dengan 6. Pemeriksaan atau pengujian lingkungan
anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik kerja atau data hygiene perusahaan yang
diagnostik dan pemeriksaan penunjang. memerlukan:
2. Tentukan pajanan terhadap faktor risiko a. Kerja sama dengan tenaga ahli
dengan melakukan anamnesis mengenai hygiene perusahaan
riwayat pekerjaan secara cermat dan b. Kemampuan mengevaluasi faktor
teliti yang mencakup: fisik dan kimia berdasarkan data
Kapan pertama kali bekerja, sudah yang ada
berapa lama bekerja, apa yang c. Pengenalan secara langsung sistem
dikerjakan, bahan yang digunakan, kerja, intensitas dan lama pemajanan
informasi bahan yang digunakan 7. Konsultasi keahlian medis dan keahlian
(Material Safety Data Sheet/MSDS), lain
bahan yang diproduksi, jenis bahaya

93
Liza Salawati, Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan

a. Seringkali penyakit akibat kerja keryawan-karyawan cacat di jabatan


ditentukan setelah ada diagnosis yang sesuai.
klinis, kemudian dicari faktor
penyebabnya di tempat kerja atau Upaya yang dapat dilakukan oleh
melalui pengamatan (penelitian) perusahaan untuk mencegah PAK adalah
yang relatif lebih lama sebagai berikut:4
b. Dokter spesialis lainnya, ahli 1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko
toksikologi dan dokter penasihat pada sumbernya, misalnya
(kaitan dengan kompensasi) menggantikan bahan kimia yang
berbahaya dengan bahan yang tidak
Pencegahan berbahaya.
Berikut ini adalah penerapan konsep lima 2. Mengurangi risiko dengan pengaturan
tingkatan pencegahan penyakit (five level mesin atau menggunakan APD.
of prevention disease) pada penyakit akibat 3. Menetapkan prosedur kerja secara aman
kerja, yakni:2,4 untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
a. Peningkatan kesehatan (health 4. Menyediakan, memakai dan merawat
promotion). Misalnya: penyuluhan APD
kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
pendidikan kesehatan, meningkatkan Penutup
gizi yang baik, pengembangan Kehidupan manusia tidak pernah terlepas
kepribadian, perusahaan yang sehat dan dari pekerjaan, apapun jenis pekerjaan
memadai, rekreasi, lingkungan kerja selalu dilakukan dalam rangka memenuhi
yang memadai, penyuluhan perkawinan kebutuhan sehari-hari, mulai dari pekerjaan
dan pendidikan seksual, konsultasi berisiko rendah hingga berisiko tinggi.5
tentang keturunan dan pemeriksaan Disamping itu pemahaman dan penerapan
kesehatan periodik. keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
b. Perlindungan khusus (specific masih kurang di perhatikan oleh pekerja
protection). Misalnya: imunisasi, formal maupun informal. Pada hal faktor
hygiene perorangan, sanitasi K3 sangat penting dan harus diperhatikan
lingkungan, serta proteksi terhadap oleh pekerja dan hal ini menjadi tanggung
bahaya dan kecelakaan kerja dengan jawab bersama, perlu adanya kerja sama
menggunakan alat pelindung diri (APD) antara pemerintah, perusahaan dan pekerja
seperti helm, kacamata kerja, masker, agar terhindar dari Kecelakaan Akibat
penutup telinga (ear muff dan ear plug) Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja
baju tahan panas, sarung tangan, dan (PAK).6
sebagainya.
c. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
segera serta pembatasan titik-titik lemah merupakan upaya perlindungan tenaga
untuk mencegah terjadinya komplikasi. kerja dari bahaya, penyakit dan kecelakaan
d. Membatasi kemungkinan cacat akibat kerja maupun lingkungan kerja.
(disability limitation). Misalnya: Penegakan diagnosis spesifik dan sistem
memeriksa dan mengobati tenaga kerja pelaporan penyakit akibat kerja penting
secara komprehensif, mengobati tenaga dilakukan agar dapat mengurangi dan atau
kerja secara sempurna dan pendidikan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
kesehatan. akibat kerja yang pada akhirnya dapat
e. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). meningkatkan efisiensi dan produktivitas
Misalnya: rehabilitasi dan kerja.7
mempekerjakan kemali para pekerja
yang menderita cacat. Sedapat mungkin
perusahaan mencoba menempatkan

94
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015

Daftar Pustaka 4. Organisasi Perburuhan Internasional. Hidup


1. Republik Indonesia. Keputusan Presiden Saya, Pekerjaan Saya, Pekerjaan Yang
No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Aman. Jakarta: 2008
Timbul Karena Hubungan Kerja. Presiden 5. Suaeb A. Keselamatan dan Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta; 1993 Kerja. Jakarta: Universitas Gunadarma;
2. Efendi, F. dan Makhfudli. Keperawatan 2013
Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik 6. Rudiyanto. Publik Berhak Tahu Kecelakaan
dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Kerja. Katiga. 54(8). 2014:14-17.
Salemba Medika; 2009. 7. Grahanintyas, D., Wignjosoebroto, S. dan
3. Jeyaratnam J. Buku Ajar Praktik Latiffanti, E. Analisa Keselamatan dan
Kedokteran Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan Kerja (K3) dalam Meningkatkan
Kedokteran EGC; 2009. Produktivitas Kerja (Studi Kasus: Pabrik
Teh Wonosari PTPN XII). Jurnal Teknik
Pomits. 2012; Volume 1(1): 1-6.

95

Anda mungkin juga menyukai