Anda di halaman 1dari 32

Makalah Small Group Discussion Keperawatan Komunitas III

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

Dosen Pembimbing:
Retno Indarwati, S.Kep.Ns., M.Kep.

Oleh:
Kelompok 6

Kelas A-3
Angkatan A2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat serta
hidayahNya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah Small Group
Discussion yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak
Pra Sekolah” ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini memuat penjelasan
mengenai bagaimana tindakan yang seharusnya dilakukan oleh seorang perawat
dalam menghadapi klien dengan gangguan pada sistem reproduksi, khususnya
mengenai impotensi.
Kontribusi makalah ini bagi keperawatan adalah untuk mengembangkan
ilmu keperawatan khususnya pada materi impotensi pada lansia. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Keperawatan Komunitas III.
Proses penyusunan makalah ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi didalamnya. Kritik dan saran sangat kami harapkan guna
mengembangkan sekaligus membenahi makalah ini agar lebih baik kedepannya.

Surabaya, 04 Mei 2018

Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI

COVER HALAMAN ...............................................................................................


i
KATA PENGANTAR ............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................


1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................
2.1 Definisi Keluarga...........................................................................................2
2.2 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan............................................................2
2.3 Definisi Anak Pra Sekolah.............................................................................7
2.4 Perkembangan Fisik Anak Usia Pra Sekolah.................................................7
2.5 Perkembangan Sosial dan Emosianal Anak Usia Pra Sekolah.......................8
2.6 Perkembangan Bahasa Anak Usia Pra
Sekolah................................................
2.7 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Pra Sekolah....................
2.8 Positif Parenting Tips...................................................................................
2.9 Permasalahan Keluarga dengan Anak Usia Pra Sekolah.................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS .......................................................
3.1 Pengkajian....................................................................................................10
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................11
3.3 Intervensi Keperawatan................................................................................11
3.4 Evaluasi........................................................................................................14
BAB IV KESIMPULAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak –
anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi
( 0-1 tahun ), usia bermain/ toddler ( 1-2, 5 tahun ), prasekolah ( 2,5 – 5
tahun ) usia sekolah ( 5-11 tahun), hingga remaja (11- 18 tahun )
Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan
sebagai potret atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun
tidaklah demikian, karena anak merupakan individu tersendiri yang
bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah
usianya bertambah.
Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan
perhatian yang khusus terhadap perkembangan fisik, social , emosional dan
kognitif anak. disamping itu keluarga mempunyai tugas yaitu memenuhi
kebutuhan anak rumah rasa aman, membantu unutk bersosialisasi
mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar, pembagian
tanggung jawab, dan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan anak.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu
rangkaian kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia
prasekolah. Dimana, pada anak usia inilah yang rentan dan memiliki masalah
tertentu dalam menghadapi proses tumbuh kembangnya. Peran keluarga
sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan kembang anak dapat
mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama dalam pola
hidup sehat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori dari anak pra sekolah?
2. Bagaimana penyusunan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak
pra sekolah ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan konsep teori dari anak pra sekolah
2. Untuk menjelaskan penyusunan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan anak pra sekolah

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keluarga


Keluarga Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam
peranannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Bailon, Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan,1986
dalam Setiadi,2008)
2.2 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Tugas Kesehatan Menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2007)
yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4. Mempertahankan/menciptakan suasana rumah sehat.
5. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat.
2.3 Definisi Anak Pra Sekolah
Usia prasekolah adalah tahap perkembangan pada usia 3-5 tahun. Pada
usia ini seorang individu memasuki masa kanak-kanak yang didalamnya
terjadi banyak pengembangan diri anak untuk mengeksplor dunia baru melalui
pembelajaran diri, bermain dan berinteraksi dengan orang lain (CDC, 2017).
Prasekolah merupakan salah satu bagian dari periode kanak-kanak
awal, dimulai setelah periode toodler (1-3 tahun) berakhir yaitu saat usia anak
3-6 tahun. Periode ini ditandai dengan perkembangan fisik lebih lambat
namun diimbangi dengan kemampuan interaksi sosial yang lebih luas,
kemampuan motorik yang lebih luwes, dan perkembangan konsep diri anak
(S. Yupi, 2002).
Rentang usia antara 4 sampai dengan 6 tahun merupakan tahapan yang
disebut dengan usia prasekolah (I.E. Rita, 2017).
Keluarga dengan anak usia prasekolah adalah keluarga yang berada di
tahap ke-3 dari 7 siklus kehidupan keluarga. Tahap ini dimulai keika anak
pertama berusia 2.5 tahun dan berakhir ketika usia 5 tahun. Saat ini keluarga
beranggotakan 3-5 orang anggota keluarga, miminal Ayah-Ibu-Anak (A.
Zaidin, 2010).
2
2.4 Perkemnbangan Fisik Anak Pra Sekolah
A. Usia 3 tahun
1. Semua gigi susu sudah tumbuh.
2. Anak mulai bisa memanjat tangga dengan satu kaki.
3. Menyukai aktivitas seperti mengagyuh sepeda dan berayun.
4. Memiliki kemampuan motorik kasar yang lebih baik dibanding
sebelumnya (menendang bola besar, bermain tangkap lempar bola,
berdiri satu kaki).
5. Terjadi peningkatan motorik halus. Anak mampu memegang pensil
warna dan mampu menyusun lebih dari 8 balok.
B. Usia 4 tahun
1. Anak sudah bisa melompat dan bertumpuh pada 1 kaki
2. Lebih mudah dalam berlari, mudah untuk mulai dan mudah utuk
berhenti berlari.
3. Menyukai memanjat alat-alat permainan yang ada di taman bermain.
4. Bisa makan sendiri menggunakan sendok dan garpu.
5. Terjadi peningkatan motorik halus. Anak mampu memegang pensil dan
menuliskan sesuatu, membentu-bentuk adonan kue dan menggerakan
pangkal gunting.
6. Sudah mulai dapat menggunakan toilet secara mandiri.
C. Usia 5 tahun
1. Anak bisa berjalan mundur dengan mudah.
2. Anak bisa naik atau turun tangga dengan kaki bergantian tanpa
bantuan.
3. Motorik kasar anak berkembang, seperti mampu bermain lompat tali
dengan mengganti kaki mereka dengan mudah dan mampu
mempertahankan keseimbanagn tubuh (minimal 10 detik) dalam posisi
berdiri 1 kaki.
4. Terjadi peningkatan motorik halus. Anak mampu menirukan suatu
bentuk tulisan atau gambar, mampu menggunting dengan baik, dan
mampu mewarnai buku bergambar dengan lebih baik.
5. Penggunaan tangan dominan anak sudah mulai terlihat dalam aktivitas
yang dilakukan.
2.5 Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Pra Sekolah
A. Usia 3 tahun
1. Anak terkadang merasa takut, terutama saat malam.
2. Anak terkadang berbicara sendiri.
3. Anak mengerti arti mengalah, namun seringkali tidak mau
melakukannya.
4. Anak suka bermain dengan anak lain, dan mulai menjalin rasa percaya
pada orang lain.
B. Usia 4 tahun
3
1. Emosi anak sering berubah, contohnya dari tertawa tiba-tiba menangis.
2. Anak menjadi lebih kooperatif dalam lingkungan bermainnya dan akrab
dengan temannya.
3. Anak masih egois dan tidak sabar.
4. Anak memiliki keinginan kuat untuk melakukan sesuatu secara
mandiri.
5. Suka bermain peran seolah mereka adalah orang lain
6. Sudah dapat menentukan siapa teman favoritnya.
C. Usia 5 tahun
1. Anak mampu berbagi dan mulai mengalah.
2. Anak mulai menunjukkan perhatian dan kasih sayang terhadap
temannya, terutama anak yang usianya lebih muda atau binatang.
3. Anak usia ini pandai mengontrol emosi.
4. Sudah dapat melakukan sesuatu yang diinstruksikan.
5. Suka bermain kostum dan peran, seperti berjualan atau mama-anak.
6. Anak suka membuat lelucon dan senang melihat orang lain tertawa
karenanya.
7. Anak merasa bangga dengan pencapaian yang telah ia lakukan dan suka
menceritakannya kepada orang lain.
2.6 Perkembangan Bahasa Anak Pra Sekolah
A. Usia 3 tahun
1. Anak memiliki kemampuan berkomunikasi yang lebih baik. Mereka
mampu menjawab pertanyaan dan mampu melanjutkan percakapan
dengan menanyakan alasan dari suatu pernyataan, seperti “kenapa
kakek itu mengambil sampah kotor?”.
2. Dapat bertahan memperhatikan sesuatu selama 3 menit
3. Mampu mengucapkan 300-1000 kata.
4. Dapat menyanyi dan bersenandung.

B. Usia 4 tahun
1. Dapat merespon percakapan dengan mengajukan pertanyaan
“kenapa?”, “milik siapa?”, atau “bolehkah?”.
2. Anak mulai menggunakan kalimat kompleks
3. Anak dapat menceritakan banyak hal, terkait orang, kejadian yang tidak
terjadi (khayalan), ataupun benda
4. Mampu menyampaikan kondisi mereka, seperti saat sedang haus,
mengantuk, lapar, ingin buang kecil atau besar.
5. Anak mampu menyebutkan nama, alamat dan jenis kelaminnya.
C. Usia 5 tahun
1. Anak usia ini sudah mengetahui kurang lebih 1500 kosa kata.
2. Dapat menceritakan kembali cerita yang sudah pernah ia dengar.
3. Mampu menunjukkan fungsi suatu benda, seperti sepeda untuk
bersepeda dan plastisin untuk bermain membuat bentuk.
4. Mengenali 4-8 warna.
5. Mampu menyebutkan tempat lahir dan nama orang tua mereka.
4
6. Mampu mengangkat dan menjawab telepon.
2.7 Tugas Perkembangan Keluarga pada Anak Usia Pra Sekolah
Tugas perkembangan yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh keluarga
dengan anak prasekolah menurut Duvall (1985), meliputi:
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti, rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan, dan lain-lain
2. Membantu anak untuk bersosialisasi, sebagai persiapan anak memasuki
sekolah.
3. Mempertahankan hubungan dalam keluarga (hubungan perkawinan,
hubungan orang tua dan anak); dan hubungan di luar keluarga (keluarga
besar dan komunitas).
4. Beradaptasi dengan kebutuhan anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lebih tua juga harus terpenuhi.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
6. Pembagian tanggung jawan anggota keluarga.
7. Merencanakan kegiatan dan untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2.8 Positif Parenting Tips
Orang tua memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Cara didik
atau parenting yang diterapkan orang tua harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan
seharusnya (normal). berikut adalah beberapa parenting tips yang dapat
diterapkan orang tua pada saat usia anak memasuki usia prasekolah:
1. Mengenalkan anak dengan dunia luar dan tempat-tempat baru untuk
memenuhi rasa keingintahuan anak yang sedang memuncak.
2. Membiarkan anak membantu dalam sebuah kegiatan atau pekerjaan
sederhana
3. Disipilinkan anak dengan jelas dan konsisten. Jelaskan dan beri contoh
perilaku yang anda harapkan dari si anak. Setiapkali orang tua
melarang atau say no pada anak, pertanggungjawabkan dengan
memberitahukan apa yang seharusnya dilakukan.
4. Biarkan anak bermain dengan anak lainnya yang seumuran (tetap
dengan pengawasan), untuk mengembangkan jiwa sosial dan belajar
bermasyarakat yang dimulai dari mengenal sebuah pertemanan.
5. Membantu perkembangan kemampuan berbahasa anak dengan
berbicara pada anak menggunakan kalimat lengkap dan membenarkan
kata-kata anak yang mungkin salah.
6. Bantu dan mengajari anak cara sederhana untuk menyelesaikan
masalah, termasuk saat anak sedang marah karena suatu hal.
7. Mengajari anak untuk mengambil keputusan dalam hal sederhana,
seperti memilih pakaian mana yang ingin ia kenakan, waktu untuk
bermain, dan camilan apa yang ingin dimakan.
8. Mengenalkan anak dengan peralatan penyelamatan atau emergency
tools

5
9. Mengenalkan anak dengan olahraga dan disertai dengan penyediaan
alat olahraga sekaligus alat bermain dirumah, seperti bola dan tongkat
plastik. Hal ini jugadapat mengembangkan fungsi motorik anak.
10. Nengajari anak untuk selalu berhati-hati saat bermain, berjalan di tepi
jalan sebelah kiri, menggunakan helm saat berlajar bersepeda, dan
kegiatan yang lain (namun harus tetap dalam pengawasan orang tua).
11. Mengajari anak untuk selalu berhati-hati pada orang
12. Mengajari anak untuk menghindari makanan ang tidak higienis, disertai
dengan penjelasan yang dapat diterima anak.
13. Membatasi waktu anak untuk menonton TV, cukup 1-2 jam saja untuk
menonton program berkualitas yang bermanfaat bagi anak.
2.9 Permasalahan Keluarga dengan Anak Usia Pra Sekolah
Masalah yang mungkin timbul dalam sebuah keluarga dengan anak usia
prasekolah, dapat berupa masalah fisik dan masalah secara psikologi seperti:
1. Ketidaktahuan orang tua tentang tahap tumbuh kembang anak usia
prasekolah yang normal.
2. Kekhawatiran orang tua pada kesehatan tumbuh kembang anak, seperti
kesehatan fisik seperti anak mudah terserang penyakit menular yang
lazim atau anak sering jatuh saat bermain, dan kesehatan psikososial
akibat adanya jarak antar anak dengan orangtua maupun dengan
lingkungan sekitar.
3. Keterlambatan atau gangguan dalam tumbuh kembang anak dalam
aspek fisik, kognitif, bahasa, sosial maupun emosi (psikologis).
4. Pengembangan koping yang tidak efektif pada anak, akibat kondisi
keluarga yang rumit atau kurang baik.
5. Kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua.
6. Masalah pengasuhan anak (kekerasan, penelantaran dan disiplin) yang
terjadi akibat kesalahan dalam parenting.
7. Menurut beberapa studi meneliti bahwa, terdapat penurunan kepuasan
pada pasangan suami-istri yang sedang dalam tahap dengan anak usia
prasekolah.
8. Persaingan antara kakak dan adik

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

3.1 Kasus
Tn. X (25 tahun) dan Ny. Y (25 tahun) memiliki 2 orang anak. Mereka
adalah anak kembar, masing-masing bernama An. A dan An. B, berusia 4
tahun dan berjenis kelamin perempuan. Tipe keluarga Tn. X adalah keluarga
inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak. Pada saat pengkajian, secara
umum kondisi anggota keluarga dalam keadaan sehat. Pada usia memasuki 7
6
bulan, An. A dan An. B pernah mengalami diare karena alergi susu sapi,
sehingga susu yang diberikan diganti dengan susu soya. Pada saat itu, An. A
dan An. B tidak dirawat dirumah sakit, hanya berobat di puskesmas. Ny. Y
menyusui An. A dan An. B dengan ASI eksklusif selama 6 bulan. Setelah itu
asupan nutrisi untuk An. A dan An. B diganti ke susu formula karena dengan
alasan Ny. Y sudah mulai kembali bekerja. Ketika Ny. Y bekerja, An. A dan
An. B pada saat itu diasuh di rumah neneknya yang letaknya tidak jauh dari
rumah Ny. Y. Pada usia 2 tahun, An. A mengalami demam typhoid yang
mengharuskan An. A dirawat di rumah sakit selama 4 hari. Sejak saat itu Ny.
Y berhenti bekerja dan lebih memilih untuk mengasuh anak-anaknya
dirumah. Hingga sekarang, An. A dan An. B tidak pernah mengalami
penyakit kambuhan. Namun orang tua masih takut anak-anaknya menderita
penyakit seperti dulu lagi. Riwayat imunisasi An. A dan An. B lengkap. Pada
saat ini An. A dan An. B bersekolah di PAUD Mentari Ceria. Orang tua
mengatakan bahwa An. A dan An. B sangat aktif layaknya anak seusianya,
suka berlari-lari meskipun sering dilarang oleh orang tuanya. Orang tua juga
mengatakan bahwa An. A dan An. B mulai sulit untuk makan nasi karena An.
A dan An.B sudah mulai mengenal jajanan dan lebih suka memakannya.
3.2 Pengkajian
A. Data umum
1. Nama KK         : Tn. X
2. Umur                : 25 tahun
3. Alamat              : Surabaya
4. Pekerjaan KK   : Supir Pribadi
5. Pendidikan       : SMA
6. Komposisi Keluarga
a. Istri
1) Nama           : Ny. Y
2) Umur            : 25 tahun
3) Pendidikan   : SMA
4) Pekerjaan    : Ibu Rumah Tangga
b. Anak

7
Jenis
Status imunisasi Ket.
N Kelami Hubungan Umu
Na  Nama Pendidikan BC Poli DP Hepat
o n dgn KK r Campak
G o T itis B
1. An. Pr Anak 5 thn Saat
A kandung pengkajian
anak dalam
PAUD
   keadaan
  sehat

Anak Saat
2. Pr kandung 5 thn pengkajian
An. anak dalam
PAUD
B keadaan
   sehat
 

7. Tipe keluarga :
Tradisional Nuclear, yaitu terdiri dari bapak, ibu, dan anak (2 orang),
keluarga termasuk dalam keluarga sejahtera tahap 2.
8. Suku/Bangsa  : 
Tn. X dan Ny. Y sama-sama berasal dari suku Jawa. Mereka bisa
menerima kebiaasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan
yang hampir sama jadi tidak ada kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan
terhadap perbedaan.
9. Agama :
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. X adalah agama Islam. Keluarga Tn.
X biasa melakkan shalat 5 waktu di rumah. Agama adalah sumber
kekuatan keluarga.
10. Status Sosial Ekonomi
a.   Penghasilan Keluarga   penghasilan keluarga ± Rp.1.500.000,-
perbulan yang didapat dari hasil kerja sebagai supir pribadi oleh Tn.X.
8
b. Pemanfaatan Dana Keluarga      
Penghasilan keluarga digunakan untuk membiayai hidup sehari-hari
dan kebutuhan An.A dan An. B.
c. Sosial keluarga                   
Dengan penghasilan yang didapat, kebutuhan  keluarga terpenuhi.
11. Aktifitas rekreasi keluarga       
Keluarga menjadikan hari minggu sebagai hari santai dirumah dan
digunakan untuk menemani anak-anak bermain. Sesekali keluarga
berekreasi di Kebun Binatang.
a. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga saat ini 
Tahap perkembangan keluarga yaitu keluarga dengan anak
prasekolah karena usia anak tertua pada keluarga Tn. X adalah 4
tahun.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi 
Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi adalah
Keluarga dengan anak sekolah, Keluarga dengan anak remaja,
Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan), Keluarga usia
pertengahan, Keluarga usia lanjut karena keluarga elum melewati
tahapan-tahapan tersebut.
3) Riwayat Keluarga inti   
Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan
menurun. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga
adalah sebagai berikut:
 Kepala keluarga
Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan untuk dirawat inap
di rumah sakit.
 Istri
Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan untuk dirawat inap
di rumah sakit.
 Anak A

9
Klien pernah mengalami diare akibat alergi susu sapi, namun
tidak dirawat dirumah sakit. Hanya berobat ke puskesmas saja.
Kemudia mengalami demam typhoid pada usia 2 tahun dan
dirawat di rumah sakit selama 4 hari. Hingga saat ini penyakit
yang pernah diderita An. A tidak pernah kambuh.
 Anak T (anak ke 2)
Klien pernah mengalami diare akibat alergi susu sapi, namun
tidak dirawat dirumah sakit. Hanya berobat ke puskesmas saja.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Tn. X mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Saat
dikaji Tn.R dalam keadaan  sehat. Begitupun dengan Ny. Y yang
pada saat dikaji dalam keadaan sehat.
An.A saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat, namun
pernah memiliki riwayat diare akibat alergi susu sapi dan pernah
dirawat di rumah sakit karena demam typhoid.
5) Kebiasaan diet
Pola makan keluarga Tn. X sehari-harinya 3 kali sehari dengan
komposisi makanan nasi, tahu/tempe/telur, kadang–kadang dengan
sayur. An. A dan An. B juga kadang-kadang makan ikan. Namun
akhir-akhir ini An A dan An. B agak sulit untuk makan nasi karena
mereka lebih suka makan jajan.   
6) Kebiasaan istirahat tidur

Waktu Tidur
Anggota Keluarga
Siang Malam
Tn. X - 22.00-05.00
Ny. Y - 22.00-05.00
An. A 13.00-15.00 20.00-06.00
An. B 13.00-15.00 20.00-06.00

b. Lingkungan
1. Karakteristik rumah

10
Luas rumah yang ditempati ±24 m2, terdiri dari ruang tamu, ruang
keluarga, 2 kamar tidur, dapur, kamar mandi dan WC. Tipe bangunan
adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari keramik,
penerangan/cahaya cukup, sinar matahari masuk melalui jendela dan
ventilasi. Sumber air minum yang digunakan dari sumur. Air yang
digunakan untuk air minum juga dari sumur. WC memiliki septik tank.
Status rumah adalah milik pribadi. Ventilasi rumah cukup, atap rumah
terbuat dari seng. Penerangan pada malam hari menggunakan listrik,
cara memasak makanan dan air minum menggunakan kompor. Tempat
pembuangan sampah dipekarangan rumah kemudian dibakar. Keadaan
halaman rumah banyak ditumbuhi rumput .
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Jarak rumah dengan tetangga berdekatan. Hubungan keluarga Tn. X
dengan tetangga sangat baik. Selain itu Ny. Y juga aktif dalam
kegiatan arisan dengan tetangga. Sebagian besar komunitas RW adalah
warga pendatang yang umumnya berprofesi sebagai pegawai negeri
atau swasta. Sedangkan sarana transportasi yang digunakan oleh warga
adalah angkot, ojek, motor dan mobil pribadi.
3. Mobilitas geografis Keluarga
Keluarga ini tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah.
Tn.X bekerja dari pukul 06.00 hingga pukul 16.00 sebagai supir
pribadi .Sedangkan Ny.A adalah ibu rumah tangga.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga ini rajin melakukan ibadah sholat, ibu sering mengikuti
pengajian. Anaknya juga rajin mengaji di TPQ sekitar rumah.
5. Sistem pendukung keluarga
Saudara dan khususnya orang tua merupakan pendukung dalam
pembentukan keluarga dan dalam pemecahan masalah.
c. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara diskusi untuk
menyelesaikan masalah anaknya. Namun terkadang Ny. Y menegur

11
dengan keras apabila anaknya lari-larian dijalan. Bahasa yang
digunakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak memakai
bahasa Indonesia.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn. X bertanggung jawab berperan sebagai kepala keluarga yang harus
bertanggung jawab terhadap keluarga. Ny. Y berperan sebagai ibu
rumah tangga yang juga mengurus anak-anaknya.
3. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai
agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya.
d. Harapan  Keluarga
1. Persepsi Terhadap Masalah
Keluarga memandang masalah sebagai sesuatu yang wajar dalam
sebuah rumah tangga, namun dalam kesehatan anak, keluarga sangat
memperhatikan hal tersebut. Keluarga mengerti perubahan kesehatan
anak misalnya tiba-tiba menjadi rewel karena anaknya pernah
menderita diare dan demam typhoid. Jadi keluarga selalu waspada.
2. Harapan Terhadap Masalah
Tn. X dan Ny. Y menginginkan agar kesehatan anaknya tetap terjaga
dan sehingga anaknya tidak kambuh dengan penyakit yang pernah
diderita, dan anaknya dapat tumbuh kembang dengan yang diharapkan.
e. Pengkajian Fokus
1. Stimulasi  yang diberikan oleh keluarga terhadap anak
Ny. Y memberikan stimulus pada An. A dan An. B dengan
memperingatkan waktu sesuai jam dan kegiatan yang telah diberikan
agar bisa dibiasakan dalam kebiasaan  sehari-hari. Orang tua
memberikan gambar-gambar, angka dan huruf – huruf yang ditempel di
dinding untuk belajar anaknya.
2. Sudahkan anak mengikuti Play Group
An. A dan An. B saat ini mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini di
PAUD Mentari Ceria.
3.   Waktu dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak

12
Ny. Y selalu memiliki waktu dengan anaknya/selalu bersama dengan
anaknya, kecuali Tn. X hanya memiliki waktu setelah pulang dari kerja
jam 16.00 hingga pagi sebelum Tn. X berangkat bekerja.
4     Orang yang setiap hari bersama anak
Yang setiap hari mendampingi anak saat ini yaitu orang tua.
5     Kemampuan  yang telah dimiliki anak saat ini
a)    Personal / sosial
1)   Anak sering meniru meniru gaya seperti ibunya seperti
berdandan,
2)    Sering ikut – ikut ibunya saat mencuci piring atau baju,
3)    Selalu mengikuti perintah yang diberikan oleh ayah dan ibunya,
4)    Mudah akrab dengan semua orang, baik yang sudah dikenal
maupun yang baru dikenalnya.
b)    Motorik
1)    Motorik kasar
(a)  Dapat melompati benda yang agak tinggi
(b)  Anak dapat melempar bola
2)    Motorik halus
(a)  Anak bisa menggambar bentuk orang,
(b)  Dapat memakai baju dan celana sendiri
(c)  Anak dapat menulis angka 1-10
(d)  Anak dapat mengenal dan menghafal abjad
c)    Bahasa dan Kognitif
1)    Ketrampilan bahasa sudah bagus
2)    Sering bertanya pada ibunya khususnya saat melihat ibu sedang
memasak,
3)    Anak lebih sering berteriak jika dia tidak bisa melakukan
sesuatu,
4)    Anak sudah bisa mengenal warna,
d)    Ketakutan
Anak takut jika melihat melihat seseorang terluka karena ia pernah
jatuh hingga kakinya terluka saat bermain.

13
6     Harapan keluarga saat ini
Orang tua menginginkan anaknya bisa masuk ke les bahasa inggris,
tetapi keluarga masih mengumpulkan biaya.
7. pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
Keluarga menginginkan jumlah anaknya cukup dua, dalam pembagian
tugas keluarga antara ayah dan ibu saling bekerja sama saat salah satu
membutuhkan untuk menjaga anaknya.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Vital sign
a. An. A
ND      : 94x/m
S         : 36,5 oc
RR      : 22x/m
2. An. A
1)    Kepala
 Rambut dan Kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih.
 Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera
tidak ikterik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.
 Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada
pembesaran polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
 Mulut dan Faring
Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada
gigi palsu, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
 Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
14
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
2)    Leher
 Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
 Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid.
3)    Dada
 Inspeksi : bentuk normochest, tidak ad nodul, tidak sikatrik.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
 Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung 
 Auskultasi : terdengar vesikuler.
4)    Abdomen
 Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.
 Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit
 Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan
ginjal.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan
ginjal.
5) Genetalia
Tidak ada keluhan.
6) Ekstremitas
 Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan,
tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
 Berat badan klien 15 kg dan tinggi badan 100 cm.

3.3 Analisa Data


Simptom
Masalah Penyebab

DS: Ansietas pada Ketidakmampuan


         Orang tua mengatakan orang tua keluarga memberi
mencemaskan kekambuhan perawatan pada
15
penyakit anaknya. perubahan yang
DO : akan terjadi pada
         Orang tua nampak status kesehatan
berantusias dalam anaknya
menanggapi keadaan
kesehatan  anaknya.

DS : Resiko Ketidakmampuan
         Ny. Y mengatakan bahwa terjadinya defisit keluarga mengenal
An. A nafsu makannya nutrisi pada An. masalah nutrisi
menjadi berkurang A yang dibutuhkan
         Ny. Y mengatakan An. A pada anak
suka jajan makanan ringan prasekolah
         Ny. Y mengatakan nutrisi
adalah makanan yang kita
makan sehari-hari
DO:
         An. A tampak
menghindar saat disuap nasi

DS: Resiko cedera Ketidakmampuan


         Ny. Y mengatakan fisik pada anak  keluarga
anaknya suka berlari-larian memodifikasi
16
         Ny. Y mengatakan anak lingkungan yang
susah dilarang jika ingin aman untuk anak
berlari-lari. prasekolah
Anak sering ikut-ikutan Ibu
dalam memasan dan
memotong sayuran
DO:
         An. A suka berlari-lari
dijalan saat bermain dengan
teman sebayanya
      Tidak terdapat pembatas
atau pagar di depan rumah

3.4 Diagnosa Keperawatan


1. Ansietas (D.0080)
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
3. Resiko Cedera (D.0136).
3.5 Skoring Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas (D.0080)
N Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
o

1. Sifat Masalah: Kelurga cemas dengan


kesehatan anak-
Aktual 3 3/3 x 2 =
2 anaknya
Resiko 2 2

Wellness 1

2. Kemungkinan Masalah dapat Diubah 2 1/2 x 2 = Masalah dapat diubah


1 dengan cara
Mudah 2
memberikan konseling
Sebagian 1 dan tekhnik

17
Tidak dapat 0 pendekatan yang baik

3. Potensi Masalah untuk Dicegah Potensi masalah dapat


dicegah dengan
Tinggi 3
2/3 x 2 = pemberian edukasi
2
Cukup 2 1,3 pada keluarga untuk
lebih rutin kontrol
Rendah 1
kesehatan

4. Menonjolnya Masalah Keluarga merasa


masalah perlu untuk
Segera 2 2/2 x 2 =
2 ditanganni agar
Tidak Perlu 1 2 keluarga tidak merasa
cemas
Tidak Dirasakan 0

Jumlah 6,3

2. Resiko Defisit Nutrisi (D.0019)

N Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran


o

1. Sifat Masalah: Keluarga mengatakan


An. A nafsu makannya
Aktual 3
kadang menjadi
2/3 x 2 =
Resiko 2 2 berkurang dan
1,3
keluarga tidak
Wellness 1
mengetahui kebutuhan
nutrisi anak

2. Kemungkinan Masalah dapat Diubah Masalah dapat mudah


diubah jika keluarga
Mudah 2
1 2/2 x 1 = 1 mengetahui kebutuhan
Sebagian 1 nutrisi anak

Tidak dapat 0

18
3. Potensi Masalah untuk Dicegah Potensi masalah cukup
dapat dicegah apabila
Tinggi 3 2/3 x 2 =
2 keluarga mampu untuk
Cukup 2 1.3 memenuhi kebutuhan
nutrisi anak
Rendah 1

4. Menonjolnya Masalah Keluarga menilai


masalah tidak terlalu
Segera 2
menonjol karena pada
Tidak Perlu 1 0 2/2 x 1 = 1 umunya anak sulit
untuk di berikan
Tidak Dirasakan 0
makan dan suka
makan jajan

Jumlah 4,6

3. Resiko Cedera (D.0036)

N Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran


o

1. Sifat Masalah: An.A sering


menggunakan alat
Aktual 3
dapur, bersepeda, dan
Resiko 2 2 3/3 x 2 = 2 sulit untuk diberitahu.
Sehinggga akan
Wellness 1
menimbulkan risiko
cidera

2. Kemungkinan Masalah dapat Diubah 1 1/2 x 1 = Masalah dapat diubah


0,5 dapat diubah sebagian
Mudah 2
karena
Sebagian 1 ketidakmampuan
keluarga untuk
Tidak dapat 0
memodifikasi

19
lingkungan agar aman
untuk tempat bermain

3. Potensi Masalah untuk Dicegah Potensi masalah cukup


dapat dicegah apabila
Tinggi 3 2/3 x 2 =
2 keluarga mampu untuk
Cukup 2 1.3 memodifikasi
lingkungan yang aman
Rendah 1

4. Menonjolnya Masalah Menonjolnya masalah


segera karena tidak
Segera 2
terdapat pembatas dan
Tidak Perlu 1 1 2/2 x 2 = 2 pagar di depan rumah
dan anak sering
Tidak Dirasakan 0
bermain peralatan
dapur ibunya

Jumlah 5,8

Berdasarkan rumusan prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas masalah


pada keluarga An.A adalah sebagai berikut;

No Dignosa Keperawatan Score


Ansietas
1. 6,3
Resiko Cedera
2. 5,8
Resiko Defisit Nutrisi
3. 4,6

3.6 Intervensi Keperawatan


Diagnosa Tujuan Evaluasi
Intervensi
Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar
Ansietas Selama 3x Selama Pasien dan Pasien dapat 1. Diskusikan dengan
20
(00146) kunjungan 1x60menit keluarga mengurangi keluarga tahap
Domain 9. Keluarga kunjungan, dapat cemasnya perkembangan anak dan
Koping/toeransi Tn. X tidak keluarga beradaptasi seperti: apa yang dibutuhkan
mampu :
stress mengalami dan mampu 1. Mengidentifi anak-anak saat ini
1. Keluarga
Kelas 2. Respon ansietas mengenal kasi 2. Diskusikan dengan
dapat
Koping dalam masalah informasi keluarga untuk mencari
mengenal
menghadapi kesehatan yang releven informasi tentang
masalah
masalah kesehatan
dirinya dan 2. Mencari kesehatan dan alternative
kesehatan 2. Keluarga keluarganya informasi pilihan yang sesuai
keluarganya dapat tentang 3. Jelaskan kepada keluarga
mengambil kesehatan bagaimana cara merawat
keputusan 3. Mengidentifi anggota keluarga yang
dengan tepat kasi sakit
3. Keluarga alternative 4. Diskusikan dengan
dapat
pilihan yang keluarga untuk
merawat
sesuai memodifikasi lingkungan
keluarga
4. Bisa memilih disekitar tempat tinggal
yang sakit
alternatif 5. Edukasi keluarga untuk
4. Keluarga
dapat pilihan selalu meminta bantuan

memodifikas 5. Membuat pelayanan kesehatan jika


i lingkungan rumah selalu ada keluarga yang sakit
agar tetap sehat dan
sehat bersih
5. Keluarga dengan cara
memanfaatk membersihka
an layanan
n rumah
kesehatan
setiap hari
6. Memodifikas
i lingkungan
agar aman
untuk anak-
anak seperti

21
membuat
pagar
pembatas
dan melapisi
ujung meja
dan kursi
dengan
bantalan,
menjauhkan
barang-
barang yang
berbahaya
disekitar
anak-anak
7. Dapat
mencari
informasi
kesehatan di
layanan
kesehatan
Diagnosa Tujuan Evaluasi
Interven
Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar
Ketidakseimban Selama 3x Selama Pasien dan 1. Nutrisi 1. Diskusikan d
gan nutrisi: kunjungan 1x60menit keluarga seimbang keluarga unt
kurang dari An.A dan kunjungan, bisa megidentifik
adalah
kebutuhan n
kebutuhan tubuh An. B , keluarga mengidentif susunan
mampu : 2. Diskusikan d
(00002) nutrisi ikasi makanan keluarga unt
1. Keluarga
Domain 2. memenuhi kebutuhan sehari-hari mengukur da
dapat
Nutrisi kebutuhan mengenali nutrisi yang mengetahui
yang
Kelas 1. Makan tubuh asupan gizi dibutuhkan anak dengan
mengandung
anak dan bisa menimbang
zat gizi mengukur tin
2. Keluarga melaksanak
dapat dalam jenis badan tiap bu
annya di
mengetahui dan jumlah 3. Edukasi kelu
kehidupan untuk mengg
berat badan yang sesuai
sehari-hari kebiasaan ya
normal dengan
anak usia 4 diinginkan d

22
tahun kebutuhan kebiasaan ya
3. Keluarga tubuh, diinginkan s
dapat membawaka
dengan
menggunak makanan ke
an buku memerhatika dan member
harian n prinsip camilan yang
untuk keanekaraga pada anak
memantau man atau 4. Ajarkan kelu
intake bagaimana
variasi
makanan menentukan
dan cairan makanan, pedoman / p
4. Keluarga aktivitas makanan yan
dapat fisik, untuk meme
mengikuti kebersihan, kebutuhan n
rekomendas keluarga dan
i untuk dan berat 5. Ajarkan kelu
makan tiap badan (BB) dapat menen
hari ideal. jumlah kalor
5. Keluarga 2. Keluarga nutrisi perha
dapat
dapat
menyiapka
n sajian mengetahui
sayuran status gizi
yang telah anak
direkomend 3. Kebutuhan
asikan anak adalah
susu, sayur,
buah, biji-
bijian,
protein,
vitamin dan
mineral.
4. Keluarga
dapat
mengganti
kebiasaan
jajan diluar
dengan
dibawakan
bekal dan
batasi uang
jajan anak
5. Keluarga
dapat
23
menentukan
pedoman /
piramida
makanan
yang cocok
untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi

3.7 Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Implementasi Evaluasi
Ansietas 1. Mendiskusikan dengan S: klien bisa
keluarga tahap
Pada kunjungan 1. mengambil keputusan
perkembangan anak
Hari Senin, tanggal 15
O: ekspresi wajah klien
Mei 2018 dan apa yang
Pukul 08.00 dibutuhkan anak-anak masih terlihat
saat ini, seperti :
menunjukkan cemas
mencari kelebihan dan
A: masalah belum
kekurangan anak,
teratasi pada no 1, 3, 4
merencanakan P: intervensi
kebutuhan nutrisi dan dilanjutkan no 1, 3, 4
kesehatan anak
2. Mendiskusikan dengan
keluarga untuk mencari
informasi tentang
kesehatan dan
alternative pilihan yang
sesuai
3. Menjelaskan kepada
keluarga bagaimana
cara merawat anggota
keluarga yang sakit
seperti : keluarga dapat
menggunakan teknik
24
relaksasi
4. mendiskusikan dengan
keluarga untuk
memodifikasi
lingkungan disekitar
tempat tinggal seperti
menggunakan bantalan
pada meja dan kursi,
menghindarkan anak-
anak dari barang
berbahaya
5. Mengedukasi keluarga
untuk selalu meminta
bantuan pelayanan
kesehatan jika ada
keluarga yang sakit
seperti : Keluarga dapat
menjadwalkan
kunjungan dengan
layanan kesehatan
apabila mengalami
kecemasan dan
kesulitan, memliki
nomor telepon untuk
meminta bantuan jika
diperlukan
Ketidakseimbangan 1. Mendiskusikan S: nafsu makan klien
nutrisi kurang dari dengan keluarga meningkat
kebutuhan tubuh untuk megidentifikasi O: berat badan klien
kebutuhan nutrisi belum meningkat
Pada kunjungan 1. anak A: masalah belum
Hari Senin, tanggal 15 2. Mendiskusikan teratasi no 3, 4, 5
dengan keluarga
Mei 2018 P: intervensi
untuk mengukur dan
Pukul 08.00 mengetahui status gizi dilanjutkan no 3. 4, 5
25
anak dengan
menimbang badan dan
mengukur tinggi
badan tiap bulan
3. Mengedukasi
keluarga untuk
mengganti kebiasaan
yang tidak diinginkan
dengan kebiasaan
yang diinginkan
seperti membawakan
bekal makanan ke
sekolah dan
memberikan camilan
yang sehat pada anak
4. Mengajarkan keluarga
bagaimana
menentukan
pedoman / piramida
makanan yang cocok
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
keluarga dan anak
5. Mengajarkan keluarga
agar dapat
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
perhari

BAB IV
KESIMPULAN

Sebagai seorang mahasiswa yang akan menjadi perawat, kita harus


mempelajari, memahami dan dapat menerapkan konsep teori dan asuhan
keperawatan pada lansia dengan impotensi.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu
rangkaian kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah.
Dimana, pada anak usia inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam
menghadapi proses tumbuh kembangnya.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak usia prasekolah lebih
mengkhususkan pengkajian pada anak usia prasekolah. Anak usia prasekolah
adalah usia yang rentan berbagai macam penyakit. Untuk itu pengawasan pada
26
anak usia prasekolah sangat penting agar anak tidak terkena penyakit atau masalah
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
A, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
H. Poutainen et al. 2015. Public Health Nurses Concerns in Preschool-aged
Children’s Health Check-ups. Journal of Researcher in Nursing VoL. 20(7)
536-549. SAGE publication.
I.E, Rita. 2017. Perilaku Anak Prasekolah: Masalah dan Cara Menghadapinya.
Jakarta: Gramedia
S. Yupi. 2002. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Parktik. Jakarta:
EGC

You and Your Foster Child. 2016. Office of Child Development, University of
Pittsburgh. Published in cooperation with UMC.
27
https://www.cdc.gov/ncbddd/childdevelopment/positiveparenting/preschoolers.ht
ml

28

Anda mungkin juga menyukai