Anda di halaman 1dari 6

Apa Itu Ujian ?

Menurut KBBI ujian adalah sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu sesuatu (kepandaian,
kemampuan, hasil belajar, dan sebagainya) atau cobaan. 1

Ujian itu positif atau negatif ??????


Ini yang harus kita tau agar kita bisa tahu bagaimana menyikapi ujian termasuk Ujian Kompetensi
Apoteker Indonesia (UKAI). Dan ternyata ujian itu positif, kok bisa sih ujian itu positif ? coba
sekarang kita cek, manusia yang paling banyak ujian itu siapa???? Ya para nabi dan rasul dan
sekarang orang yang paling bahagia siapa di dunia ini ? jawabannya ya para nabi dan rasul kan. Dan
ini yang Rasullullah Shallallahu'alaihi wasallam sebutkan pada hadis berikut 2 :

Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM,
"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?" Beliau SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASALLAM menjawab: "Para nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian yang sesudah mereka
secara berurutan berdasarkan tingkat kesalehannya. Seseorang akan diberikan ujian sesuai
dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam
agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai
ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikit pun." (HR Bukhari).

Dan yang harus kita pahami selanjutnya adalah “hidup itu = ujian”, artinya selama kita hidup
pasti selalu bertemu dengan ujian, selesai ujian satu akan ketemu ujian kedua, selesai ujian kedua
ketemu ujian ketiga terus seperti itu sampai kita bertemu dengan yang namanya MAUT. Seperti
hadis yang disampaikan Rasullullah Shallallahu'alaihi wasallam

Dari Abdullah (bin Mas’ud) radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi

Wasallam membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat

tadi dan keluar melewati batas persegi

itu. Kemudian beliau juga membuat

garis-garis kecil di dalam persegi tadi,

di sampingnya (persegi yang digambar

Nabi). Dan beliau bersabda, “Ini adalah

manusia, dan (persegi empat) ini

adalah ajal yang mengelilinginya, dan

garis (panjang) yang keluar ini, adalah

angan-angannya. Dan garis-garis kecil

ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka kena (garis)
yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai

semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketua rentaan.” (HR. Bukhari)
Jadi kalau ada temen kita ngomong “Gua doain ya semoga lu gak dapet ujian lagi..”, jangan
seneng dulu itu temen sama aja doain kita cepet mati, soalnya kan mati adalah batas akhir ujian kita
hahaha...........

Nah, gimana sekarang calon temen sejawat ? UKAI itu udah bikin bahagia atau masih bikin
deg-deggan. Harusnya sih bahagia karena kan para nabi dan rasul adalah orang yang paling banyak
ujian tapi sekaligus orang paling bahagia di dunia. Mulai sekarang buka pikiran kita terus ubah pola
pikir tentang UKAI, tanamkan pada otak kita kalau perlu tulis buku catatan, dinding kamar dan kalau
perlu jadiin wallpaper HP kita kalimat “UKAI itu = KEBAHAGIAN”.

Pertanyaan besar sekarang adalah bagaiamana ngejadiin UKAI itu jadi kebahagian serta
gimana cara ngilangin rasa deg-deggan, drop, bingung, galau, takut, hancur, strees bahkan sampe
pengen bunuh diri. Jawabannya adalah mengikuti sunnatullah para pendahulu kita (nabi, rasul,
orang saleh dan ulama terdahulu) karena pola kehidupan itu akan selalu berulang, oleh karena itu
kunci sukses menhadapi ujian adalah menyatukan hukum syariat dan pola kehidupan yg telah
dicontohkah pada kisah kisah didalam Qur’an dan sunnah Rasulullah dan para ulama terdahulu.
Allah berfirman QS. Al-Fath 48:23 :

“(Demikianlah) hukum Allah, yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan
menemukan perubahan pada hukum Allah itu”.

Dan yang harus kita tahu adalah ujian yang paling berat dan pelik itu adalah ujian yang
diberikan oleh Allah kepada para nabi, rasul lalu orang saleh dan mereka dapat menghadapi serta
menyelasaikannya lalu menjadi orang yang bahagia karena Allah berikan solusi kepada mereka,
maka apa susah nya Allah memberikan solusi/kebahagian di UKAI yg lingkup nya sangat kecil
dibandingkan ujian yang diberikan kepada mereka.

Betulin dulu NIAT nya!!!!


Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa
yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah
dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya,
maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim,
no. 1907]

Kenapa hal yang pertama kita bahas adalah masalah niat. Karena niat ini lah yang sering jadi
blind spot kita selama ini, kita lupa bahkan mengangap remeh masalah ini. Padahal niat ini lah yang
menentukan apa yang kita dapat nanti dan dalam agama kita semua akan bernilai ibadah bila
didahului dengan niat. Ibadah balasannya pahala dan pahala itu lah yang menjadi tiket kita ke
SURGA (tentunya setelah rahmat dan izin Allah) inilah yang membuat kita pada saat mendapatkan
hasil yang tidak sesuai dengan harapan kita, kita tidak akan ngerasa kecewa, baper, putus asa dan
galau karena kita sudah mendapatkan pahala dari Allah atas usaha kita yang pastinya lebih baik dari
apapun yang ada di dunia, hal ini lah yang bikin kita tenang dan gak deg-degan pada saat proses
belajar menuju UKAI, karena apapun hasilnya usaha kita enggak sia-sia soalnya Allah udah bales
dengan pahala.
Nah sekarang pertanyaan nya niat seperti apa yang mengatarkan kita pada pahala dan
menjadi salah satu sebab bikin kita tenang dalam proses belajar. Seperti hadis yang ada diatas hadis
tersebut menjelaskan bahwa setiap amalan benar-benar tergantung pada niat. Dan setiap orang
akan mendapatkan balasan dari apa yang ia niatkan. Balasannya sangat mulia ketika seseorang
berniat ikhlas karena Allah, berbeda dengan seseorang yang berniat beramal hanya karena mengejar
dunia seperti karena mengejar wanita. Dalam hadits disebutkan contoh amalannya yaitu hijrah, ada
yang berhijrah karena Allah dan ada yang berhijrah karena mengejar dunia 3. Jadi niat yang bener itu
tujuaan belajar gak cuman untuk lulus UKAI atau untuk jadi Apoteker semata, tapi tujuannya adalah
mencari ridho Allah dan beribadah kepada Allah dengan niat ini lah kita akan terhindar dari cara cara
curang/haram dalam mencapai tujuan kita karena di dalam otak kita adalah Allah ridho atau tidak
dengan cara kita, karena tidak ada kebaikan yang diperoleh jika seseorang ketika belajar malah ingin
mencari ridho selain Allah.
Para pejuang UKAI, nih untungnya benerin niat dalam belajar itu Allah buat hati kita tenang,
Allah mudahkan kita dalam menggapai tujuan kita dan yang paling kerennya lagi adalah UKAI
(urusan dunia) Allah tundukkan/mudahkan/gampangin soalnya pas kita ngejawab. Keuntungan yang
tadi udah disebutkan bukan kata penulis tapi kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalah
hadis berikut :

“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan
kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun
akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai
dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan
keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi
no. 2465. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if dan syawahidnya atau
penguatnya pun dho’if. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan
hadits ini di Tuhfatul Ahwadzi, 7: 139).4
Ayo sekarang ganti dan lurusin niatnya jangan TEKAB mulu niatnya....hehehehehe

Konsultasi dulu sama AHLINYA.....

Nah pembahasannya selanjutnya adalah konsultasi sama ahlinya, ini hal yang sering
dilakukan kita sebelum melakukan sesuatu hal yang besar sampe hal yang sepele, apalagi para cewe
mau pergi kondangan sampe minta masukan mau pake baju apa, warna apa, cocok atau enggak,
bener gak sis hehehehe.... Nah apalagi masalah UKAI pasti kalian sering minta masukan ke orang
orang yang menurut kalian ahli di bidangnya baik itu dosen, alumni, sampe ikut les UKAI yang
harganya gak murah untuk sekedar konsultasi agar lebih tenang dalam mengahadapi UKAI.
Semua usaha itu gak salah, tapi pertanyaannya kalian makin tenang atau makin deg-degan
plus galau dengan usaha yang kalian udah lakuin itu?????. Ini nih yang salah, yang bikin kita makin
galau pengennya abis konsultasi tenang ngadepin ujian eh malah kontradiksi hasilnya yaitu makin
gak karuan itu hati tiap ngitung hari menuju UKAI, karena kita lupa konsultasi sama zat yang nyiptain
semua pihak yang tadi udah kita datengin, itu yang bikin gak tenang tenang karena bergantungnya
sama makhluk. Karena manusia adalah makhluk yang lemah dan sangat butuh pada pertolongan
Allah dalam setiap urusan-Nya. Yang mesti diyakini bahwa manusia tidak mengetahui perkara yang
ghoib. Manusia tidak mengetahui manakah yang baik dan buruk pada kejadian pada masa akan
datang.
Oleh karena itu pihak pertama yang harus kita datangi untuk konsultasi adalah Allah,
bagaimana cara konsultasi dengan Allah?? Caranya adalah dengan Shalat Istikhoroh.

Al ‘Allamah Al Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Sebagian ulama menjelaskan: tidak


sepantasnya bagi orang yang ingin menjalankan di antara urusan dunianya sampai ia meminta
pada Allah pilihan dalam urusannya tersebut yaitu dengan melaksanakan shalat istikhoroh.” 5
Pada saat ini kita tidak bahas cara shalatnya seperti apa, disini penulis fokus ke doa
istikhoroh soalnya ini lah yang bikin kita tenang dalam mengahadapi ujian paham dan mengerti isi
dari doa tersebut. Dibawah ini arti dari doa tersebut :
“ ...Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon
kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu.
Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang
Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika
Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di
dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka
takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah,
jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir
urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku,
takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya.” 5
Dari redaksi doa istikhoroh ini lah kita berkonsultasi dengan Allah, ini lah yang bikin tenang
karena sebenarnya yang bikin kita galau, stres, deg-degan atau sampe pengen bunuh diri itu bukan
UKAI nya tapi hasil dari ujiannya, nilainya atau lulus gak lulusnya kan. Perhatikan lagi redaksi doanya
kita minta kalau baik untuk semua urusan kita baik dunia ataupun akhirat maka mudahkanlah dan
sebaliknya kalau buruk untuk semua urusan kita palingkanlah, ini artinya apapun hasil nya itu adalah
permintaan kita sama Allah dan diakhir doa kita minta agar bisa ridho menerima hasil apapun itu,
inilah yang membuat kita tenang karena Allah yang maha tahu yang terbaik buat kita, Allah yang
maha mengetahui hal yang ghaib (masa depan).
Masalahnya adalah kita udah doa istikhoroh tapi kita masih sotoy, masih sok tau, masih
ngerasa sok pinter daripada Allah, ngerasa tau yang terbaik buat dirinya sendiri masih “maksa” Allah
dengan cara doa minta nilai yang baik atau lulus UKAInya jadi selalu kebayang kalau nanti gak lulus
gimana, masa depan gua gimana, malunya gimana dan pikiran jelek lainnya. Ini yang bikin gak
tenang dan menghalalkan semua cara untuk kelulusan yang haram pun dihajar karena takut hasil
yang didapat itu gak sesuai yang diharapkan karena menurut kita hasil yang baik itu harus sesuai
yang kita harapkan padahal kita gak tau masa depan sama sekali. Jadi udah deh kalau mau tenang
mulai sekarang jangan sok tau udah, Allah yang lebih tau yang terbaik untuk kita seperti firman nya
di QS. Al-Baqarah : 216
“..............................Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.”
Jadi, udah deh ngurusin urusan Allah nya, orang lain aja kalau kita usil ngurusin urusan dia
yang ada dia bakal marah dan kita makin pusing, apalagi sekarang kita ngurusin urusan Allah
(lulus/gak lulus itu salah satu takdir Allah) yang ada makin pecah itu kepala, makin galau dan uring-
uringan dah tuh perasaan. Fokus sama urusan kita yaitu doa ditambah usaha yang halal masalah
hasil itu kita serahin aja ke Yang Maha Mengetahui yaitu Allah Subhanallah Ta’ala.

Ulama menagatakan :
Allah mengetahui yang telah terjadi, mengetahui apa yang sedang terjadi, apa yang tidak terjadi
seandainya terjadi dan bagaimana ia terjadi” (Syarh Nawawi ‘Ala Shahih Muslim)
Karena yang ditanya tentang apa yang kita lakukan/semua urusan kita adalah kita bukan kita
yang kepoin semua urusan Allah, seperti yang tersurta di QS. Al Anbiya’: 23

“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai”

Daftar Pustaka

1.https://jagokata.com/arti-kata/ujian.html
2.Pelajaran yang diambil dari Kajian Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Hafizhahullah ta'ala “Ketika
Masalahpun Terurai”
3.https://rumaysho.com/16311-hadits-arbain-01-setiap-amalan-tergantung-pada-niat.html
4.https://rumaysho.com/3335-jangan-lupakan-nasib-kalian-di-dunia.html
5.https://rumaysho.com/881-panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn1

Anda mungkin juga menyukai