Anda di halaman 1dari 5

Nama : Desi Safitri

NIM : 1712040009
Kelas :
RANAH PSIKOMOTORIK
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar
psikomotor ini merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil
belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar
psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai
dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.
Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan bahwa mata pelajaran yang
berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan
menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri
menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.

Teori – Teori Ranah Psikomotorik


1. Harrow, 1972 menekankan pada perilaku yang berhubungan dengan ketrampilan yang
menyangkut gerakan Dikembangkan dalam 5 tingkatan secara hierarkis :
1) Imitation (Meniru) P1 :
Perilaku yang dilakukan oleh siswa setelah ia meniru perilaku yang dilakukan orang lain.
(Mengikuti, mengulangi, menggambarkan, menguaokan, menggabungkan, mengatur,
menyesuaikan, dsb) Contohnya : Siswa dapat mengikuti gerakan tari yang diajarkan oleh
guru tari sehingga membentuk suatu tarian yang bagus. Siswa dapat mengulangi sila-sila
dalam PAncasila yang diajarkan ileh guru Kewarganegaraannya.
2) Manipulation (Manipulasi) P2 :
Perilaku yang dilakukan oleh siswa tanpa bantuna visual. Perilaku tersebut jika diberi
petunjuk berupa perilaku tertulis maupun intruksi verbal. (Mendapatkan, membuat,
memanipulasi, merancang, dsb). Contohnya : Dengan mendapatkan penjelasan verbal
siswa dapat menggambarkan bagian hierarki perundang-undangan di Indonesia.
3) Precision (Ketepatan) P3 :
Siswa dapat melakukan suatu perilaku dengan baik taa contoh visual, intruksi tertulis
maupun intruksi verbal. (Dengan tepat, dengan lancer tanpa kesalahan,dsb). Contohnya :
Siswa dengan tepat dapat menggambarkan bgan hierarki perundang-undangan RI.
4) Articulation (Artikulasi) P4 :
Perilaku siswa yang menunjukkan serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar
dan tepat. (Selaras, terkoordinasi, stabil, lancer, mensketsa, menimbang, menjeniskan,
dsb). Contohnya : Siswa dapat mendemonstrasikan gerakan bari berbaris dengan lancer
dalam waktu 12 menit.
5) Naturalization (Naturalisasi) P5 :
Perilaku atau gerakan tertentu yang dilakukan siswa secara spontan dan otomatis.
(Dengan otomatis, dengan sempurna, dengan benar, memutar, memindah, menarik,
mendorong, dsb). Contohnya : Siswa dapat mendemonstrasikan tata cara menggunakan
computer dengan benar.

2. Menurut Mardapi (2003) keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu:


1) Gerakan refleks, yaitu respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi
lahir.
2) Gerakan dasar, yaitu gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus.
3) Kemampuan perseptual, kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak.
4) Gerakan fisik, kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil.
5) Gerakan terampil, adalah gerakan yang memerlukan belajar.
6) Komunikasi non diskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
gerakan.

3. Taksonomi hasil belajar psikomotor dari Simpson dalam Purwanto (2011)


mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam :
1) Persepsi (perception) adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain,
2) Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan
3) Gerakan terbimbing (guided response) adalah kemampuan melakukan gerakan meniru
model yang dicontohkan,
4) Gerakan terbiasa (mechanism) adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model
contoh,
5) Gerakan kompleks (adaptation) adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan
dengan cara urutan dan irama yang tepat,
6) Kreativitas (origination) adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan yang baru
yang tidak ada sebelumnya atau mengombinasikan gerakan yang ada menjadi kombinasi
gerakan yang baru

4. Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor menjadi tiga, yaitu: 


1) Specific responding : peserta didik mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang
dapat didengar, dilihat,  atau diraba), atau melakukan keterampilan yang sifatnya tunggal,
misalnya memegang raket, memegang bed untuk tenis meja.
2) Motor chaining : peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari dua
keterampilan dasar menjadi satu keterampilan gabungan, misalnya memukul bola,
menggergaji, menggunakan jangka sorong, dll.
3) Rule using : peserta didik sudah dapat menggunakan pengalamannya untuk melakukan
keterampilan yang kompleks, misalnya bagaimana memukul bola secara tepat agar
dengan tenaga yang sama hasilnya lebih baik.

5. Dave (1967) mengatakan bahwa hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima
tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
1) Imitasi adalah kemapuan melakukan kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang
dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang peserta didik dapat memukul
bola dengan tepat karena pernah melihat atau memperhatikan hal yang sama sebelumnya.
2) Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat
tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh, seorang peserta
didik dapat memukul bola dengan tepat hanya berdasarkan pada petunjuk guru atau teori
yang dibacanya.
3) Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat
sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik dapat
mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang diinginkan.
4) Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang
komplek dan tepat sehingga hasil kinerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Sebagai
contoh, peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat
sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan. . Dalam hal ini, peserta didik
sudah dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat, yaitu lari dengan arah dan kecepatan
tepat serta memukul bola dengan arah yang tepat pula.
5) Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara
reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi.
Sebagai contoh tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian
memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.

6. Menurut Basrowi (2012) tingkatan/hasil belajar ranah psikomotor dapat dilihat sebagai
berikut ini :
1) Perception, dengan ciri-ciri :
 Mengenal objek melalui pengamatan indra
 Mengolah hasil pengamatan (dalam pikiran)
 Melakukan seleksi terhadap objek (pusat perhatian)
2) Set, dengan ciri-ciri :
 Kesiapan mental untuk bereaksi
 Kesiapan fisik untuk bereaksi
 Kesiapan emosi/perasaan untuk bereaksi
3) Guided Response, dengan ciri-ciri :
 Melakukan imitasi (peniruan)
 Melakukan trial and error (coba-coba salah)
 Pengembangan respon baru
4) Mechanism, dengan ciri-ciri :
 Mulai tumbuh perfomance skill dalam berbagai bentuk.
 Respon-respon baru muncul dengan sendirinya
5) Complex overt Response, dengan ciri-ciri :
 Sangat terampil (skillful perfomance) yang digerakkan oleh aktivitas motoriknya.
6) Adaption, dengan ciri-ciri :
 Pengembangan keterampilan individu untuk gerakan yang dimodifikasi.
 Pada tingkat yang tepat untuk menghadapi problem solving
7) Origination, dengan ciri-ciri :
 Mampu mengembangkan kreativitas gerakan-gerakan baru untuk menghadapi
bermacam-macam situasi, atau problema-problema yang spesifik.

Untuk jenjang Pendidikan SMA, mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan ranah
psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, seni budaya, fisika, kimia,
biologi, dan keterampilan. Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan
ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam
kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila
dibandingkan dengan ranah psikomotor.

Anda mungkin juga menyukai