Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PORTOFOLIO

Kejang Demam Kompleks

Disusun oleh :
dr. Amalia Rasydini Salam

DOKTER INTERNSIP RS ANNISA


KABUPATEN BEKASI
OKTOBER 2019 – OKTOBER 2020

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO


Pada hari ini tanggal…………………di Wahana RS Annisa telah dipresentasikan portofolio
oleh :
Nama : dr. Amalia Rasydini Salam
Kasus : Ilmu Kesehatan Anak
Topik : Kejang Demam Kompleks
Nama Pendamping : dr. Upik Asthyaningsih, dr. Cecep Awaludin
Nama Wahana : RS Annisa
No Nama Peserta Tanda tangan

1 1.

2 2.

3 3.

4 4.

5 5.

6 6.

7 7.

8 8.

9 9.

10 10.

11 11.

12 12.

13 13.

14 14.

15 15.

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Mengetahui,
Dokter Internship Dokter Pendamping Dokter Pendamping

dr. Amalia Rasydini Salam dr. Upik Asthyaningsih dr. Cecep Awaludin
Kasus Ilmu Kesehatan Anak
Nama Peserta : dr. Amalia Rasydini Salam

2
Wahana : RS ANNISA Cikarang
Topik : Kejang Demam Kompleks
Tanggal : Januari 2020
Objektif:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran TinjauanPustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Seorang anak laki-laki, usia 8 bulan, datang dengan kejang berulang, sebelumnya
demam 3 hari, tidak dijumpai defisit neurologis.
Tujuan: Mengatasi serangan kejang, mencegah terjadinya kejang ulangan, mengatasi demam
dan mencari penyebab serta menatalaksana.
BahanBahasan: TinjauanPustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
           
Data pasien: Nama: An MF, 8 bulan Nomor Registrasi: 518846
Data utama untuk bahan diskusi:
1. GambaranKlinis:
Pasien datang diantar oleh orang tua setelah mengalami kejang pagi ini, kejang terjadi
setelah anak mengalami panas tinggi selama 3 hari, menurut orang tua tangan anak gelojotan
tidak berhenti, anak sadar, kejang berhenti sebentar, lalu muncul serangan lagi dengan
karakteristik yang sama. Sejak ± 3 hari SMRS pasien demam, demam terus menerus, menurut
orang tua suhu saat diukur dirumah selalu 39 oC. keluhan batuk (-) pilek(-) mual (-), muntah (-).
BAB dan BAK seperti biasa.
2. Riwayat Penyakit Dahulu:
 Riwayat kejang sebelumnya : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat kencing manis : disangkal
3. Riwayat Keluarga:
 Riwayat kejang demam : disangkal
 Riwayat epilepsi : disangkal
 Riwayat diare di keluarga sekarang : disangkal
 Riwayat alergi / asma : disangkal
4. Riwayat Imunisasi:
Pasien memperoleh imunisasi dasar secara lengkap sesuai umur.
5. Kondisi lingkungan social dan fisik:
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Pasien berobat dengan BPJS.
6. Lain-lain
(-)

3
DaftarPustaka:
1. Ismail S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmaja I, Handryastuti S. Rekomendasi
Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2016.
2. Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2006. pp. 1-15.
3. Baumann RJ, Kao A. Pediatric Febrile Seizures. WebMD. 2012. http://emedicine.medscape.com/
article/1176205-overview. (Diakses tanggal 5 Juli 2013).
4. Sinnar S. Evaluation and Management of Simple and Complex Febrile Seizures. New York; 2009.
pp. 1-19.
5. Deliana M. Tatalaksana Kejang Demam Pada Anak. Sari Pediatri. 2002; 4(2): 59-62.
6. Millar JS. Evaluation and Treatment of the Child with Febrile Seizure. Am Fam Physician. 2006;
73(10): 1761-1764.
7. Friedman MJ, Sharieff GQ. Seizures in Children. Pediatr Clin N Am. 2006; 53: 257-277.
8. Guidelines & Protocols Advisory Committee. Febrile Seizures. Ann Emerg Med. 2003; 41:215-
222.
9. American Academy of Pediatrics. Clinical Practice Guideline - Febrile Seizures: Guideline for the
Neurodiagnostic Evaluation of the Child With a Simple Febrile Seizure. Pediatrics. 2011; 127:389.
Hasil Pembelajaran:
1. Mengetahui klasifikasi kejang demam
2. Mengetahui penegakan diagnosis kejang demam
3. Mengetahui diagnosis banding kejang
4. Mengetahui algoritma penatalaksanaan fase akut kejang
5. Mengetahui pengobatan dan indikasi obat rumatan pasien kejang demam

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

1. Subjektif:
Keluhan utama : kejang
Harus diwaspadai adanya kelainan yang menyebabkan keluhan tersebut termasuk
kejang demam, infeksi di otak (meningitis, ensefalitis, abses otak), gangguan elektrolit,
hipoglikemia, trauma kepala dan epilepsi.
2. Objektif:
Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Compos mentis, tampak lemas, menangis
 Keadaan gizi : BB : 7,9 kg, gizi kesan cukup
 Tanda-tanda vital:
o Nadi : 132 x/menit

4
o Respirasi : 30 x/menit
o Suhu : 38,5ºC per axilla
 Kepala : mesochepal, simetris
 Rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
pupil isokor (3 mm/3mm), refleks cahaya (+/+)
 Hidung : lapang, sekret -/-, darah (-/-)
 Bibir : Mukosa bibir lembab, sariawan (-)
 Lidah : lidah kotor (-), lidah tremor (-), papil lidah atrofi (-)
 Telinga : darah (-/-), sekret (-/-)
 Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
 Thorax : jejas (-), retraksi (-), simetris
 Paru-paru
o Inspeksi : pengembangan dinding dada simetris kanan dan kiri
o Palpasi : fremitus raba simetris kanan dan kiri
o Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
o Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi(-/-), wheezing (-/-)
 Jantung
o Inpeksi : iktus kordis tidak terlihat
o Palpasi : iktus kordis tidak teraba
o Perkusi : batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas meningkat, regular, bising (-)
 Abdomen
o Inspeksi : distensi (-), dinding perut sejajar dinding dada
o Auskultasi : bising usus (+) normal
o Perkusi : timpani, ascites (-)
o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
 Ekstrimitas :Akral hangat, sianosis (-), oedem tungkai (-)
Pemeriksaan Laboratorium Darah :
Hemoglobin : 10,8 g/dL
Leukosit : 9.100 /uL
Hematokrit : 32 %

5
Trombosit : 280.000 /uL
3. Assessment:
Pasien datang diantar oleh orang tua setelah mengalami kejang pagi ini, kejang
terjadi setelah anak mengalami panas tinggi selama 3 hari, menurut orang tua tangan anak
gelojotan tidak berhenti, anak sadar, kejang berhenti sebentar, lalu muncul serangan lagi
dengan karakteristik yang sama. Berdasarkan keterangan tersebut kemungkinan pasien
mengalami kejang demam. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu diatas
38oC, dengan metode pengukuran apa pun) yang tidak disebabkan oleh suatu proses
intrakranial.1
Pada pemeriksaan fisik pasien tidak dijumpai adanya kelainan neurologis, tidak
dijumpai kaku kuduk, tidak ada riwayat kejang sebelumnya dan tidak ada riwayat
keluarga yang menderita kejang demam. Pada pasien dijumpai demam selama 3 hari.
Kemungkinan penyebab demam pada pasien adalah infeksi bakteri atau virus.
Kejang demam diklasifikasikan menjadi dua yaitu kejang demam sederhana dan
kejang demam kompleks. Diklasifikasikan berdasarkan gejalanya yaitu :
1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure)
 Kejang berlangsung singkat < 15 menit.
 Kejang umum (tonik dan atau klonik).
 Umumnya berhenti sendiri.
 Tidak berulang dalam 24 jam.
2. Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)
 Kejang berlangsung lama >15 menit.
 Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial.
 Berulang atau lebih dari 1kali dalam 24 jam.2,3
Jadi pada pasien tersebut kejang demam yang dialami masuk dalam klasifikasi kejang
demam kompleks karena terjadi kejang fokal dan berulang lebih dari sekali dalam 24 jam.
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15% dan meningkatnya kebutuhan oksigen sebesar 20%. Pada
seorang anak usia 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh sirkulasi tubuh,
dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi kenaikan suhu tubuh pada
seorang anak dapat mengakibatkan adanya perubahan keseimbangan membran neuron
dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion K+ dan ion Na+ melalui membran tadi dan

6
mengakibatkan terjadinya lepas muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini demikian
besar sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangga dengan
perantaraan neurotransmiter sehingga terjadilah kejang. Tiap anak memiliki ambang
kejang yang berbeda, dan tergantung dari tinggi rendahnya nilai ambang kejang, seorang
anak menerita kejang pada kenaikan suhu tubuh tertentu.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak
meninggalkan gejala sisa. Tetapi pada kejang lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai
terjadinya apneu, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet
yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh
metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan
suhu tubuh makin meningkat disebabkan meningkatnya aktivitas otot dan selanjutnya
menyebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian tadi adalah faktor
penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama.
Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia
sehingga meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan
kerusakan neuron. Kerusakan anatomi dan fisiologi yang bersifat menetap bisa terjadi di
daerah medial lobus temporalis setelah ada serangan kejang yang berlangsung lama. Hal
ini diduga kuat sebagai faktor yang bertanggung jawab terhadap terjadinya epilepsi.
Pada pasien tidak ada indikasi untuk dilakukan pemeriksaan EEG, rontgen cranium,
CT-scan kepala maupun MRI karena tidak dijumpai adanya defisit neurologis
(hemiparesis, paresis nervus VI dan papiledema). Karena tidak didapatkan tanda-tanda
kaku kuduk (rangsangan meningeal) dan usia pasien lebih dari 18 bulan maka tidak
dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi.
Tujuan penatalaksanaan kasus kejang demam pada pasien tersebut meliputi beberapa
hal yaitu :
 pengobatan fase akut
 mencari dan mengobati penyebab
 pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam.
1. Penatalaksanaan Fase Akut
Sering kali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang, yang perlu diperhatikan
adalah ABC (Airway, Breathing,Circulation). Perhatikan juga keadaan vital seperti
kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh yang
tinggi diturunkan dengan kompres air hangat dan pemberian antipiretik. Obat yang

7
paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan Intravena (IV).
Dosis diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dalam
waktu 3-5 menit dengan dosis maks 20 mg. Obat yang praktis dan dapat diberikan
dirumah adalah diazepam rektal dosis 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk
anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg dengan berat diatas 10 kg. Bila
kejang tetap belum berhenti berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgbb IV
perlahan-lahan 1 mg/kgbb/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti
dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal. Bila
dengan fenitoin kejang tidak berhenti juga maka pasien harus dirawat diruang intensif.
Pemberian antipiretik tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan obat ini
mengurangi resiko terjadinya kejang demam, namun para ahli di Indonesia sepakat
bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-
15 mg/kg/kali diberikan dalam 4 kali pemberian per hari dan tidak lebih dari 5 kali.
Dosis ibuprofen adalah 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

8
Algoritma penatalaksanaan fase akut kejang1,5,9
2. Mengatasi penyebab demam
Pengelolaan diare cair akut menurut Depkes adalah dengan penggantian cairan dan
elektrolit tanpa memandang etiologi, tetap memberikan diet nutrisi makanan kepada
pasien agar tidak memberikan efek buruk pada gizi pasien, serta pemberian antibiotika
atau antiparasit secara tidak rutin untuk kasus-kasus tertentu. Ditambah dengan
rekomendasi dari WHO dengan pemberian suplementasi seng selama 10-14 hari
dengan dosis 10 mg (untuk usia < 6 bulan) dan 20 mg (untuk usia > 6 bulan) dan
edukasi orang tua. Pemberian obat antiemetik dan anti peristaltik tidak dianjukan pada
anak. Saat ini pemberian probiotik digunakan sebagai terapi suportif pada diare cair
akut. Hal ini berdasarkan peranannya dalam menjaga keseimbangan flora usus normal.

9
3. Pengobatan profilaksis untuk mencegah kejang demam berulang
Indikasi :
• Kejang lama > 15 menit
• Adanya kelainan neurologis sebelum/sesudah kejang
• Kejang fokal
• Perngobatan rumat dipertimbangkan bila:
 Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam
 Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
 Kejang demam > 4 kali per tahun
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif menurunkan risiko
kejang berulang.1Dosis Asam Valproat 15-40 mg/kg BB/hari (2-3 dosis) dan
Fenobarbital 3-4 mg/kg BB/hari (1-2 dosis).5Pengobatan diberikan selama 1 tahun
bebas kejang, kemudian tappering off selama 1-2 bulan.1,2
4. Plan:
a. Diagnosis kerja :
Kejang demam kompleks
b. Terapi :
 Oksigenasi 2 lpm
 Stesolid supp 5 mg
 Inf. RL 40 tpm mIkro
 Inj, Anbacim 3 x 250 mg IV
 Paracetamol syrup 3 x 1 ml
 Stesolid supp 5 mg (bila kejang kembali)
c. Pendidikan:
Dilakukan pada orang tua pasien mengenai penyakit pasien dan membantu mengurangi
kecemasan pada keluarga pasien dengan cara :
 Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyaiprognosis baik.
 Memberitahukan cara penanganan kejang.
 Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejangkembali, terutama bila ada
riwayat keluarga yang kejang.
 Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memangefektif tetapi harus diingat
adanya efek samping obat.
Memberi penjelasan agar kebersihan makanan anak lebih diperhatikan dan selalu

10
mencuci tangan sebelum mepersiapkan makanan sehingga anak tidak diare lagi.
d. Konsultasi dan Rujukan:
Pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis anak sehingga dapat berkonsultasi mengenai
perawatan apabila kejang kembali timbul dan perlunya pengobatan rumatan pada
pasien.

Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan


Kontrol pasca Seminggu - sebulan Penyembuhan optimal, mengawasi
opname sekali adanya kelainan pasca kejang, mencegah
timbulnya kejang demam kembali dan
pemberian obat rumatan.
Nasihat menjaga Setiap kali kunjungan Kualitas hidup pasien membaik.
kebersihan
makanan

11

Anda mungkin juga menyukai