Oleh:
Asifa Nurfadilah
01810039
Tingkat 2B
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berisi Anamnesa Tentang Kondisi Psikologis-
Sosial Dan Pemeriksaan Tanda Kecemasan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 (KMB 2) Universitak Bhakti Kencana Garut.
Menyadari banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam Ilmu Pengetahuan serta
kemampuan penulis, maka penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi
perkembangan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 (KMB 2) Universitak Bhakti Kencana
Garut.
Wassalamu’alaikum. wr. wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak dipenuhi untuk
memelihara keseimbangan biologis dan kelangsungan kehidupan bagi tiap manusia. kebutuha ini
merupakan syarat dasar, apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi
kebutuhan yang lain. Keadaan fisik dari klien wajib diketahui dan dikaji oleh perawat/bidan
maupun tenaga kesehatan lainnya yang memberikan asuhan. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
merupakan salah satu data penunjang dan mengetahui masalah apa yang dialami oleh klien agar
diagnose dapat ditegakkan.
Sebuah pemeriksaan yang legkap akan terdiri dari penilaian kondisi pasien secara umum dan
sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan
tekanan darah selalu dilakuka pertama kali.
1.2 Rumusan masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang digunakan untuk
menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinanpenyakit
yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.
3. Ras/etik
Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
ras/suku bangsa tertetu.
4. Alamat/telepon
Apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat sekarang
saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya. Data ini
kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau untuk data
epidemiologi penyakit.
5. Agama
Keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh (pantangan)
seorang pasien menurut agamanya.
6. Status pernikahan
Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien.
7. Pekerjaan
Bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan
pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-
pekerjaan sebelumnya.
8. Jenis kelamin
Sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya.
4
kecemasan dapat menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi secara berulang seperti rasa
kosong di perut, sesak nafas, jantung berdebar, keringat banyak, sakit kepala, rasa mau buang
air kecil dan buang air besar. Perasaan ini disertai perasaaan ingin bergerak untuk lari
menghindari hal yang dicemaskan (Stuart and Sundeen, 1998).
Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik dan aktivitas saraf otonom dalam
berespon terhadap ketidakjelasan, ancaman tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering
kali merupakan suatu emosi yang normal (Carpenito, 2000).
5
konflik emosional antara id dan super ego yang berfungsi untuk memperingatkan ego tentang
sesuatu bahaya yang perlu diatasi.
2) Teori interpersonal
Kecemasan terjadi dari ketakutan akan pola penolakan interpersonal. Hal ini juga
dihubungkan dengan trauma pada masa perkembangan atau pertumbuhan seperti kehilangan,
perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai
harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami kecemasan berat
(Stuart&Sundeen, 1998).
3) Teori perilaku
Kecemasan merupakan hasil frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli perilaku menganggap ansietas
merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk menghindarkan
rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada
rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan ansietas yang berat pada
kehidupan masa dewasanya (Smeltzer&Bare, 2001).
4) Teori keluarga
Intensitas cemas yang dialami oleh individu kemungkinan memiliki dasar genetik. Orang tua
yang memiliki gangguan cemas tampaknya memiliki resiko tinggi untuk memiliki anak
dengan gangguan cemas. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan kecemasan
merupakan hal yang bisa ditemui dalam suatu keluarga.
5) Kajian biologis
Kajian biologi menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepines.
Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan. Penghambat asam aminobutirik-
gamma neroregulator (GABA) dan endorfin juga memainkan peran utama dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan kecemasan.
2.Faktor presipitasi
Kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat dielakkan pada kehidupan manusia dalam
memelihara keseimbangan. Pengalaman ansietas seseorang tidak sama pada beberapa situasi
dan hubungan interpersonal. Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien pre
operasi :
1) Faktor eksternal
6
a. Ancaman integritas fisik, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap
terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma fisik, jenis pembedahan yang akan dilakukan).
b. Ancaman sistem diri antara lain : ancaman terhadap identitas diri, harga diri, dan
hubungan interpersonal, kehilangan serta perubahan status atau peran (Stuart and Sundeen,
1998).
2) Faktor internal :
Menurut Stuart and Sundeen (1998) kemampuan individu dalam merespon terhadap
penyebab kecemasan ditemukan oleh :
a. Potensi stressor
Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan
dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi
(Smeltzer&Bare, 2001).
b. Maturitas
Individu yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami gangguan akibat
kecemasan, karena individu yang matur mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap
kecemasan (Hambly, 1995).
c. Pendidikan dan status ekonomi
Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah akan menyebabkan orang tersebut
mudah mengalami kecemasan. Tingkat pendidikan seseorang atau individu akan berpengaruh
terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah
berfikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah yang
baru (Stuart&Sundeen, 1998).
d. Keadaan fisik
Seseorang yang akan mengalami gangguan fisik seperti cidera, operasi akan mudah
mengalami kelelahan fisik sehingga lebih mudah mengalami kecemasan, di samping itu
orang yang mengalami kelelahan fisik mudah mengalami kecemasan (Oswari, 1998).
e. Tipe kepribadian
Orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami gangguan akibat kecemasan daripada
orang dengan kepribadian B. Adapun ciri- ciri orang dengan kepribadian A adalah tidak
sabar, kompetitif, ambisius, ingin serba sempurna, merasa diburu waktu, mudah gelisah,
tidak dapat tenang, mudah tersinggung, otot- otot mudah tegang. Sedang orang dengan tipe
7
kepribadian B mempunyai ciri- ciri berlawanan dengan tipe kepribadian A. Karena tipe
keribadian B adalah orang yang penyabar, teliti, dan rutinitas (Stuart&Sundeen, 1998).
f. Lingkungan dan situasi
Seseorang yang berada di lingkungan asing ternyata lebih mudah mengalami kecemasan
dibanding bila dia berada di lingkungan yang biasa dia tempati (Hambly, 1995).
g. Umur
Seseorang yang mempunyai umur lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan
akibat kecemasan daripada seseorang yang lebih tua, tetapi ada juga yang berpendapat
sebaliknya (Varcoralis, 2000).
h. Jenis kelamin
Gangguan panik merupakan suatu gangguan cemas yang ditandai oleh kecemasan yang
spontan dan episodik. Gangguan ini lebih sering dialami oleh wanita daripada pria
(Varcoralis, 2000).
Menurut Frued dalam Stuart and Sundeen (1998), ada 2 tipe kecemasan yaitu:
Kecemasan primer
Kejadian traumatik yang diawali saat bayi akibat adanya stimuli tiba- tiba dan trauma pada
saat kelahiran, kemudian berlanjut dengan kemungkinan tidak tercapainya rasa puas akibat
kelaparan atau kehausan. Penyebab kecemasan primer adalah ketegangan atau dorongan
yang diakibatkan oleh faktor internal.
Kecemasan sub sekunder
Sejalan dengan peningkatan ego dan usia. Frued melihat ada jenis kecemasan lain akibat
konflik emosi diantara 2 elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Freud menjelaskan bila
terjadi kecemasan maka posisi ego sebagai pengembang id dan super ego berada pada
kondisi bahaya.
8
1) Respon fisiologis
Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek,
muka berkerut dan bibir bergetar.
2) Respon kognitif
Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang kompleks,
konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah.
3) Respon perilaku dan emosi
Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan, dan
suara kadang meninggi.
Ansietas sedang
Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dengan
mengesampingkan yang lain perhatian selektif dan mampu melakukan sesuatu yang lebih
terarah. Manifestasi yang muncul pada kecemasan sedang antara lain:
1) Respon fisiologis
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi, tidak
nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat.
2) Respon kognitif
Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang
menjadi perhatian dan bingung.
3) Respon perilaku dan emosi
Bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.
Ansietas berat
Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak
dapat berfikir tantang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada kecemasan berat antara
lain:
1) Respon fisiologis
Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur,
dan ketegangan.
2) Respon kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
9
3) Respon perilaku dan emosi
Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan
interpersonal.
Panik
Tingkat panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Panik melibatkan
disorganisasi kepribadian, terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran
yang rasional. Manifestasi yang muncul terdiri dari:
1) Respon fisiologis
Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi
motorik rendah.
2) Lapang kognitif
Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berfikir logis.
3) Respon perilaku dan emosi
Mengamuk- amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari
hubungan interpersonal, kehilangan kendali atau kontrol diri dan persepsi kacau.
10
Dukungan emosi dari keluarga dan orang terdekat akan memberi kita cinta dan perasaan
berbagai beban. Kemampuan berbicara kepada seseorang dan mengekspresikan perasaan
secara terbuka dapat membantu dalam menguasai keadaan (Smeltzer and Bare, 2000).
11
c) Tidak bisa istirahat dengan tenang
d) Mudah terkejut
e) Mudah menangis
f) Gemetar
g) Gelisah
3. Ketakutan
a) Pada gelap
b) Pada orang asing
c) Ditinggal sendiri
d) Pada binatang besar
e) Pada keramaian lalu lintas
f) Pada kerumunan banyak orang
4. Gangguan tidur
a) Sukar masuk tidur
b) Terbangun malam hari
c) Tidur tidak nyenyak
d) Bangun dengan lesu
e) Banyak mimpi- mimpi
f) Mimpi buruk
g) Mimpi menakutkan
Gangguan kecerdasan
a) Sukar konsentrasi
b) Daya ingat menurun
c) Daya ingat buruk
6. Perasaan depresi (murung)
a) Hilangnya minat
b) Berkurangnya kesenangan pada hobi
c) Sedih
d) Bangun dini hari
e) Perasaan berubah- ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik/ fisik (otot)
12
a) Sakit dan nyeri di otot- otot
b) Kaku
c) Kedutan otot
d) Gigi gemerutuk
e) Suara tidak stabil
8. Gejala somatik/ fisik (sensorik)
a) Tinitus (telinga berdengung)
b) Penglihatan kabur
c) Muka merah/ pucat
d) Merasa lemas
e) Perasaan di tusuk- tusuk
Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
a) Takikardia (denyut jantung cepat)
b) Berdebar- debar
c) Nyeri di dada
d) Denyut nadi mengeras
e) Rasa lesu/ lemas seperti mau pingsan
f) Detak jantung menghilang (berhenti sekejap)
10. Gejala respiratori (pernapasan)
a) Rasa tertekan / sempit di dada
b) Rasa tercekik
c) Sering menarik napas
d) Napas pendek / sesak
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan)
a) Sulit menelan
b) Perut melilit
c) Gangguan pencernaan
d) Nyeri sebelum dan sesudah makan
e) Perasaan terbakar di perut
f) Rasa penuh / kembung
g) Mual
13
h) Muntah
i) Buang air besar lembek
j) Sukar buang air besar (konstipasi)
k) Kehilangan berat badan
12. Gejala urogenetal (perkemihan dan kelamin)
a) Sering buang air kecil
b) Tidak dapat menahan air seni
c) Tidak datang bulan (tidak ada haid)
d) Darah haid berlebihan
e) Darah haid amat sedikit
f) Masa haid berkepanjangan
g) Masa haid amat pendek
h) Haid beberapa kali dalam sebulan
i) Menjadi dingin (frigid)
j) Ejakulasi dini
k) Ereksi melemah
l) Ereksi hilang
m) Impotensi
13. Gejala autonom
a) Mulut kering
b) Muka merah
c) Mudah berkeringat
d) Kepala pusing
e) Kepala terasa berat
f) Kepala terasa sakit
g) Bulu – bulu berdiri
Tingkah laku (sikap) pada wawancara
a) Gelisah
b) Tidak tenang
c) Jari gemetar
d) Kerut kening
14
e) Muka tegang
f) Otot tegang / mengeras
g) Napas pendek dan cepat
h) Muka merah
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara
seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui
tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medis.
Sebuah pemeriksaan yang legkap akan terdiri dari penilaian kondisi pasien secara umum dan
sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan
tekanan darah selalu dilakuka pertama kali.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, menambah ilmu
pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa keperawatan, namun
penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.
16
17