Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

NUTRISI SEBAGAI TERAPI PADA PENYAKIT KANKER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet


Dosen Mata Ajar : Eva Nurlina Aprilia.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom

Disusun oleh :

kelompok 10 kelas 1A

Bolan Kunthi Wijaya (2720162820)

Ardina Ade Pratama (2720162813)

Etik Fitarani (2720162831)

Pingky Bella Yolanda (2720162848)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2016

25
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan


rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Nutrisi Sebagai Terapi pada Penyakit Kanker” ini
dengan baik dan mampu diselesaikan dalam tepat waktu. Kami juga
berterima kasih kepada Ibu Eva Nurlina Aprilia, M.Kep.,Sp.Kom. selaku
dosen mata kuliah Gizi dan Diet yang telah membantu kami dalam revisi
makalah kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam tahap


pemulihan bagi pasien penderita kanker, dan menambah wawasan untuk
keluarga pasien, masyarakat, serta para medis. Semoga makalah ini dapat
dipahami, serta berguna bagi kami sendiri dan pembaca. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan makalah ini kedepannya. Terima kasih.

Yogyakarta, 12 Oktober 2016

Penulis

25
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia medis tubuh manusia memiliki 2 kategori penyakit, yakni


penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular adalah sebuah
penyakit yang disebabkan oleh suatu bakteri, virus maupun kuman yang
berkembang biak dan menyebabkan suatu penyakit. Salah satu contoh
penyakit menular adalah influenza. Sedangkan penyakit tidak menular adalah
penyakit yang disebabkan oleh adanya pelemahan organ manusia maupun
penyakit yang termasuk kedalam penyakit degenerarif (faktor usia). Contoh
penyakit tidak menular adalah kanker.

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel


jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya,
sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat
menyebabkan kematian. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab
kematian utama di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dalam empat tahun terakhir jumlah kematian akibat kanker meningkat
cukup tajam. Pada tahun 2008 sampai 2012, terdapat 14 juta kasus baru dan
8,2 juta orang meninggal karena kanker. Data tersebut diperoleh dari badan
internasional penelitian kanker khusus WHO. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) juga mengatakan setiap 11 menit ada satu penduduk dunia meninggal
karena kanker dan setiap tiga menit ada satu penderita kanker baru. Kanker
payudara, serviks, kolorektal, paru-paru, hati, prostat, dan kanker pankreas
adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. (Pusdatin
Kementrian Kesehatan RI,2013).

25
Sekitar 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima risiko
perilaku dan pola makan , yaitu : (1) Kelebihan berat badan, (2) Kurang
konsumsi buah dan sayur, (3) Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan rokok,
(5) Konsumsi alkohol yang berlebihan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada tahun
2012 menjadi 22 juta dalam dua dekade berikutnya.(Badan Litbangkes
Kementrian Kesehatan RI,2013).

Sebuah badan penelitian kanker internasional dibawah WHO


(GLOBOCAN) pada tahun 2008 menyebutkan tingkat kejadian kanker di
Asia Tenggara adalah yang tertinggi di negara-negara seluruh dunia dengan
Indonesia masuk di peringkat teratas bersama Malaysia dan Singapura.
Sedangkan di Indonesia, menurut Balitbang Kementrian Kesehatan pada tahun
2013 ada 347.792 orang atau sekitar 1,4‰ dari jumlah penduduk Indonesia
yang menderita kanker. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar pada tahun
2013, Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi dengan penderita kanker
terbanyak di Indonesia yaitu sekitar 68.638 orang. Berdasarkan prevalensinya
Provinsi D.I.Yogyakarta memiliki prevalensi terbesar di Indonesia yaitu 4.1‰
atau sekitar 14.596 orang. Jawa Tengah memiliki prevelensi terbesar kedua di
Indonesia yaitu 2,1‰ atau sekitar 68.638 orang. Bali memiliki prevelensi
terbesar ketiga di Indonesia yaitu 2,0‰ atau sekitar 8.729 orang. Bengkulu
dan DKI Jakarta memiliki prevelensi yaitu 1,9‰ atau sekitar 3.419 dan 19.004
orang. Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi
Tenggara memiliki prevelensi 1,7‰ atau sekitar 8.560, 6.745, 4.003, dan
14.119 orang. Kep. Riau, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan memiliki
prevelensi 1,6‰ atau sekitar 3.100, 61.230 dan 6.145 orang. Jambi memiliki
prevelensi 1,5‰ atau sekita 4.995. Aceh memiliki prevelensi 1,4‰ atau
sekitar 6.541 orang. Kep.Bangka Belitung memiliki prevelensi 1,3‰ atau
sekitar 1.742 orang. Maluku Utara memiliki prevelensi 1,2‰ atau sekitar
1.338 orang. Papua, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat memiliki

25
prevelensi 1,1‰ atau sekitar 3.642, 1.377 dan 2.608 orang. (Kementrian
Kesehatan RI, 2013)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prevalensi adalah


jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di
suatu wilayah (kbbi.web.id). Prevalensi dihasilkan dari total jumlah penderita
dibagi dengan total penduduk di wilayah tersebut. Satuan prevalensi
menggunakan satuan per seribu penduduk atau permil (‰). Menurut
Balitbang Kemenkes RI, Provinsi D.I.Yogyakarta menempati peringkat teratas
prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu 2.4‰. Sementara itu dari segi jumlah
penderita, Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur masih menjadi provinsi
teratas dengan jumlah kasus kanker serviks, payudara, dan prostat terbanyak
di Indonesia. Untuk memperingati hari kanker sedunia, International Union
Against Cancer yaitu konsorsium global yang beranggotakan lebih dari 280
organisasi anti-kanker di 90 negara mengkampanyekan tanggal 4 Februari
sebagai hari kanker sedunia.

Salah satu penaganan yang dapat dilakukan adalah dengan


memperhatikan nutrisi pasien penderita kanker tersebut. Dalam hal ini, peran
perawat sangat berpengaruh terhadap kebutuhan nutrisi pasien yang dalam hal
ini adalah membantu pelaksanaan diet nutrisi pada penderita kanker.
Berdasarkan hal tersebut, maka mahasiswa dalam hal ini menyusun mengenai
nutrisi sebagai terapi pada penyakit kanker.

B. Tujuan
a. Umum
1. Pasien dapat mengetahui pengertian dari penyakit kanker.
2. Pasien dapat mengetahui penyebab terjadinya kanker.
3. Pasien dapat mengetahui tentang diet yang harus dilakukan
guna untuk meningkatkan kesehatan.

25
4. Pasien dapat mengetahui tentang nutrisi guna untuk
memenuhi kebutuhan badan bagi pasien penderita kanker karena
malnutrisi.
5. Pasien dapat mengetahui terapi nutrisi.
6. Pasien dapat mengetahui tentang pencegahan penyakit
kanker menggunakan bahan herbal.

b. Khusus
1. Perawat dapat mengidentifikasi kebutuhan gizi bagi pasien
penderita kanker seperti mengakaji status nutrisi dan ketersediaan
energi.
2. Perawat mampu memeriksa fisik pada pasien penderita kanker
yang berhubungan dengan adanya mal nutrisi.
3. Perawat mampu mengkaji riwayat diet pada pasien penderita
kanker meliputi fead recall 24 jam : pola jenis dan frekuensi
makananyang dikonsumsi 24 jam.
4. Perawar mampu memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi
dan diet.
5. Perawat mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya guna
memenuhi kebutuhan kesehatan pasien.
6. Perawat dapat menjadi motivator diet dan pemberian nutrisi yang
cukup bagi pasien penderita kanker

25
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Kanker

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel


jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Normalnya, sel hanya akan
membelah kembali jika ada sel yang rusak atau mati. Namun pada sel kanker,
sel membelah dan tumbuh secara tidak terkontrol dan akhirnya membentuk
tumor yang ganas. Kanker dikenal juga dengan nama tumor ganas, neoplasma
ganas atau keganasan. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.
(Pusdatin Kementrian Kesehatan RI,2013). Pengertian kanker menurut WHO
(2009) ialah istilah umum bagi satu golongan atau kelompok besar penyakit
yang dapat mempegaruhi dan menghambat setiap organ tubuh manusia atau
bisa disebut dengan tumor dan neoplasma atau pertumbuhan sel baru secara
tidak normal dan tidak terkontrol yang dapat menyerang bagian organ tubuh
yang lainnya. Banyak sekali definisi-definisi mengenai penyakit kanker
menurut para ahli, diantaranya adalah :

Kanker adalah salah satu jenis penyakit degeneratif yang disebabkan


adanya pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi sel kanker. Selanjutnya sel kanker ini dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya sehingga bisa menyebabkan kematian. (Irawan, 2001).

Penyakit kanker adalah suatu sebutan untuk penyakit dimana sel-sel


membelah secara tidak normal dan tidak terkontrol sehingga dapat menyerang
jaringan disekitarnya. (National Cancer Institute, 2009)

25
Penyakit Kanker ialah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan
neoplasma dan tumor ganas dan jinak. (Price et al., 2006).

Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah
oleh mutase genetic dari DNA seluler dimana sel abnormal ini kemudian
membentuk klon dan mulai berpoliferasi secara abnormal, mengakibatkan
sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.(brunner
& Suddarth,2002) .

Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-


sel yang akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus
menerus membelah diri menyusup ke jaringan sekitarnya dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang saraf. (YKI,2006).

Kanker adalah suatu kondisi sel telah kehilangan pengendalian dan


mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali. (Diananda,2009).

Dari beberapa definisi menurut para ahli tersebut, maka penulis


(mahasiswa) menyimpulkan bahwa kanker adalah penyakit akibat tidak
normalnya sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam
perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian saraf dan
bagian tubuh lainnya. Penyebaran sel-sel yang tidak normal, cepat, dan tidak
terkendali ini akan menyebabkan kematian pada pederita kanker jika tidak
segera diobati.

Tidak hanya pengobatan, pasien penderita kanker juga memerlukan nutrisi


yang mencukupi. Nutrisi ini sangat penting untuk meningkatkan kekebalan
tubuh, terapi, dan mencegah kanker kambuh kembali. Menurunnya nafsu
makan dan tekanan psikologis membuat pasien kanker kehilangan nafsu
makan, pada akhirnya mereka pun mengalami malnutrisi. Sedangkan jika

25
dalam proses pemulihan, pasien penderita kanker membutuhkan asupan nutrisi
yang banyak, agar proses penyembuhan berjalan dengan cepat.

Pemberian nutrisi kepada pasien penderita kanker sangat penting karena


dapat meningkatkan berat badan dan protein tubuh, meskipun tidak dapat
mengembalikan status gizi secara sempurna. Meskipun demikian, keadaan ini
akan menurunkan kerentangan penderita terhadap infeksi dan mengurangi
gejala akibat efek samping pengobatan sehingga pengobatan dapat berlangsung
sampai tuntas. Jadi, Dukungan nutrisi merupakan bagian yang penting dalam
menunjang terapi pada penderita kanker.
Kebutuhan nutrisi penderita kanker sangat individual dan berubah-ubah
dari waktu ke waktu dan tergantung dangan terapi yang dijalankan. Kebutuhan
energy dan protein penderita kanker belum ada kesepakatan pasti. Secara
umum penderita kanker dianjurkan kebutuhan kalori sebanyak 25-35 kal/kg
BB/hari, protein 1-1,5 gr/kg BB. Sumpemen vitamin sesuai kebutuhan terutama
bagi penderita kanker yang tidak dapat mengonsumsi gizi seimbang.

B. Etiologi

Penyebab primer untuk terjadinya kanker pada manusia belum diketahui.


Tahun 1775 Persival Pott, seorang ahli bedah dari Inggris menemukan bahwa
kanker scrotum banyak dijumpai pada orang yang bekerja di pabrik yang
memakai cerobong asap. Setelah dipelajari, ternyata hydrocarbon yang berhasil
diisolasi dari batubara merupakan Carcinogenic agent. Sejak saat itu zat kimia
yang menyebabkan kanker pada hewan percobaan disebut karsinogen.
Berbagai faktor penyebabnya antara lain :

1. Zat-Zat Karsinogenik

 Karsinogenik Kimia

25
Aromatik amine dikenal sebagai penyebab kanker traktus urinarius.
Benzene dianggap berhubungan dengan terjadinya leukemia akut.
Jelaga batubara, anthracene, creosote dihubungkan dengan kanker
kulit, larynx dan bronkhus. Asbestos sering menyebabkan
mesothelioma pada pekerja tambang dan pekerja kapal.

 Karsinogenik Fisik
Karsinogenik fisik yang utama adalah radiasi ion. Pada pekerja
yang melakukan pengecatan radium pada lempeng arloji dijumpai
adanya perkembangan ke arah kanker tulang. Kanker tiroid banyak
dihubungkan dengan adanya radiasi leher pada masa anak-anak.
Selain itu, bagi korban yang berhasil hidup akibat meledaknya bom
atom memberi gejala ke arah leukemia. Sinar ultraviolet dianggap
sebagai penyebab meningginya insidensi kanker kulit pada pelaut
atau petani, yang biasanya berhubungan dengan sinar matahari
secara berlebihan. Pekerja di bagian radiologi yang sering terkena
X-ray mempunyai kecenderungan untuk mendapat kanker kulit.
Contoh lain dari karsinogen fisik adalah iritasi mekanik, misalnya
iritasi kronis yang dihubungkan dengan perkembangan kanker
seperti degenerasi ganas dari scar luka bakar yang lama yang
disebut Marjolin`s ulcer.

 Drug- Induced Cancer


Penggunaan alkilator seperti melphalan dan cyclophosphamide
diketahui menyebabkan leukemia dan kanker kandung kemih.
Estrogen dianggap sebagai penyebab adenokarsinoma vagina, kanker
endometrium. Imunosupresive seperti azathioprine dihubungkan
dengan limfoma, kanker kulit dan kanker ganas jaringan lunak.

2. Virus-Virus Onkogenik

25
Dikenal dua jenis virus yang dapat menyebabkan keganasan yaitu:
RNA virus dan DNA virus.

 RNA virus menyebabkan leukemia,sarkoma dan urinari papiloma


serta kanker payudara.
 DNA virus dianggap sebagai penyebab kanker: Eipstein Barr
virus, papilloma virus, Hepatitis B virus. Eipstein Barr virus
(EBV) dianggap sebagai penyebab dari kanker nasofaring.
Hepatitis B virus berhubungan dengan hepatocellular carcinoma
primer.

Imunodefisiensi kongenital dan terapi imunosupresif pada


keganasan dianggap sebagai induksi keganasan, khususnya limfoma dan
leukemia. Teori bagaimana terjadi perubahan dan differensiasi karena
pengaruh virus onkogenik, diterangkan sebagai berikut : Sel-sel onkogen
adalah gen normal yang mengatur pertumbuhan dan diferensial, perubahan
pada sel onkogenik itu sendiri atau perubahan terhadap pengaturan,
menghasilkan pertumbuhan yang normal. Diduga transformasi virus
disekitar sel onkogen menyebabkan perubahan molekul hingga terjadi
perubahan pertumbuhan. Misalnya, P21 protein, protein ini terlibat pada
pengaturan proliferasi sel. Beberapa karsinogen dapat merubah P21
protein ini hingga terjadi perubahan proliferasi sel tersebut.

3. Faktor Herediter
Pada penelitian hewan percobaan, factor genetik juga dianggap
penting sebagai penyebab keganasan setelah faktor kimia dan faktor fisik.
Misalnya, perkembangan kanker pada manusia ditunjukkan ketika tipe
kanker yang sama terdapat pada kembar identik, juga ketika kanker colon
berkembang pada anggota keluarga dengan riwayat poliposis pada
keluarga tersebut.

25
Kanker payudara ditemukan tiga kali lebih banyak pada seorang anak
perempuan dari seorang ibu yang menderita kanker payudara, dan ternyata
pada anak perempuan tersebut akan timbul kanker payudara pada usia yang
lebih muda daripada ibunya.
Beberapa kanker diturunkan secara autosomal dominant seperti
neuroblastoma rectum, multiple polyposis colon, kanker tiroid dan ada
yang diturunkan secara autosomal recessive seperti xeroderma pigmentosa.
Namun sulit ditentukan apakah kanker terjadi karena faktor hereditars
sendiri atau karena kombinasi faktor-faktor lain seperti lingkungan,
kebiasaan hidup dan makanan.

4. Lingkungan dan Karsinogen Industri


Beberapa jenis hasil industri serta sisa pembakaran dapat bersifat
karsinogenik. Selain itu kebiasaan tertentu dapat mengakibatkan suatu
keganasan, misalnya, pemakai tembakau cenderung mendapat kanker
paru sedangkan pemakai alkohol cenderung mendapat kanker traktus
digestivus. Pekerja industri perminyakan yang banyak berhubungan
dengan polisiklik hidrokarbon dijumpai banyak menderita kanker kulit.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap faktor lingkungan seperti polusi
udara, kontaminasi air, proses makanan termasuk pemakaian nitrat,
nitrosamine untuk pengawetan daging serta sacharine, diduga mempunyai
sifat karsinogen yang potensial.
Selain hal tersebut diatas, faktor migrasi penduduk sering
menyebabkan pergeseran atau perubahan pola kanker di suatu daerah.
Sebagai contoh di Jepang insidensi kanker gaster tinggi, sedangkan
insidensi kanker paru rendah. Namun karena ada migrasi dari generasi
kedua ke Amerika, maka terjadi penurunan kasus kanker lambung dan
peninggian kanker paru.

5. Faktor Sosio Ekonomi

25
Walaupun belum diketahui dengan pasti, faktor sosial ekonomi
ternyata tampak mempengaruhi insidensi kanker. Kanker gaster dan cervix
dijumpai lebih tinggi pada golongan sosio ekonomi rendah, sekitar tiga
sampai empat kali lebih banyak daripada golongan sosio ekonomi
menengah dan tinggi.Pada literatur ada juga yang disebut dengan keadaan
Pre kanker.
Beberapa keadaan klinis seperti leukoplakia, keratosisactin, polyp
colon, polyprectum, neurofibroma, dysplasia cervix, dysplasia mucosa
bronchus dan colitisulcerativa kronis dianggap sebagai keadaan pre
kanker, karena pada keadaan tersebut biasanya diikuti dengan timbulnya
kanker sehingga menjadi perhatian bagi para dokter untuk mengawasi
keadaan ini dengan melakukan pemantauan terhadap penderita tersebut.

C. Terapi nutrisi

Kebutuhan nutrisi penderita kanker sangat individual dan berubah-ubah

dari waktu ke waktu selama perjalanan penyakit serta tergantung dari terapi

yang dijalankan. Kebutuhan energi dan protein penderita kanker belum ada

kesepakatan. Secara umum dianjurkan kebutuhan kalori dianjurkan 25-35

kal/kg BB/hari, protein 1-1,5 gr/kg BB. Suplementasi vitamin sesuai kebutuhan

terutama bagi yang tidak dapat mengkonsumsi diit gizi seimbang.

i. Cara pemberian

1. Melalui mulut/peroral

Pemberian melalui mulut merupakan cara yang paling disukai.


Namun pada penderita kanker yang mengalami anoreksia dan perubahan

25
rasa kecap maka pemberian makanan peroral menjadi masalah dan perlu
mendapat perhatian khusus. Cara mengatasi beberapa masalah makan
secara peroral:

 Penyajian makanan wajib dapat membangkitkan nafsu


makan. Pada umumnya nafsu makan lebih baik pagi hari.

 Makanan diberikan sediki-sedikit tetapi sering. Cara ini


terbukti memberi hasil pada sebagian besar pasien karena
jumlah kalori dapat dipenuhi dengan cara yang tidak
memberatkan.

 Diet sebaiknya tinggi kalori dan protein.


pada penderita gangguan rasa kecap: pengolahan makanan
sebaiknya diberi bumbu lebih banyak, dan disajikan dengan
bentuk dan aroma yang baik.

 Penderita dengan ganguan menelan: makanan diberikan


dalam bentuk yang mudah ditelan misalnya ditambah kuah,
diberikan diit lunak, makanan dicincang/digiling/disaring.
Rasa jenis makanan dan penyajian wajib sesuai dengan selera
pasien.

 Penderita dengan sariawan: konsistensi makanan wajib


lembut agar mudah ditelan, hindari makanan terlalu panas,
berbumbu tajam, terlalu asam.

2. Nutrisi Parenteral

Pemberian nutrisi parenteral mempunyai risiko tetapi pada


keadaan tertentu cara ini perlu dipertimbangkan. Misalnya pada
penderita kanker dengan gangguan fungsi saluran cerna, operasi

25
pemotongan usus yang luas atau obstruksi. Pada penderita dengan
nutrisi parenteral ini perlu dipantau dengan ketat karena selain mahal
juga efek samping nutrisi ini cukup besar

1. Anoreksia

Anoreksia atau menurunnya napsu makan hampir selalu


ditemui pada penderita kanker. Kondisi ini disebabkan oleh
penyakitnya sendiri kemudian berakhir stress, atau akibat
pengobatan. Turunnya napsu makan dapat diakibatkan adanya
nyeri, mual, diare atau gangguan pencernaan yang lain. Jika
penyebabnya jelas maka wajib diatasi terlebih dahulu. Asupan
makanan dapat ditingkatkan dengan memberikan makanan dalam
porsi kecil,tetapi dalam frekuensi sesering mungkin. Jika
memumungkinkan, berikan makanan yang padat energy. Camilan
(snack) dapat dikonsumsi di antara waktu makan. Biarkan
penderita memilih makanan yang disukainya serta menghindari
makanan dengan aroma yang tidak disukai saat itu. Kemungkinan
dapat terjadi, sebelum sakit penderita sangat menyukai aroma
bawang goreng, tetapi setelah sakit menjadi sangat mual jika
menciumnya. Obat dapat diminum dengan cairan yang berenergi
tinggi. Sebaiknya, makan yang banyak saat napsu makan paling
baik. Sebaiknya, makan yang banyak saat napsu makan paling
baik. Biasanya terjadi pada pagi hari.

2. Perubahan Cita Rasa dan Aroma terhadap Makanan

Adanya perubahan terhadap rasa dan aroma makanan dapat


dikurangi dengan mengisap gula-gula (permen). Perubahan cita
rasa terhadap makanan sumber protein tinggi, seperti daging
mungkin diatasi dengan menggantinya dengan telur, yoghurt, atau

25
ikan. Selain itu kebersihan mulut juga wajib dijaga. Bersihkan
mulut sebelum dan sesudah makan. Makanan sebaiknya disajikan
pada suhu kamar, aritinya tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Meskipun demikian, suhu tetap dijaga agar bervariasi.

3. Kekeringan dan Sariawan pada Mulut

Sariawan dapat mengakibatkan rasa sakit, terutama jika


tersentuh dengan makanan yang merangsang. Oeh karena itu,
penderita wajib menghindari makanan yang bersifat asam, terlalu
asin, terlalu berbumbu dan bertekstur keras, suhu terlalu dingin, atu
terlalu panas. Kekeringan wajib diatasi dengan makanan yang
berkuah sehingga makanan yang tepat adalah makanan lunak dan
berbubur. Jika mungkin, makan atau minum dilakukan dengan
memakai sedotan, misalnya saat makan sub.

4. Disfagia

Disfagia atau kesulitan menelan makanan dapat dikurangi


dengan makanan lunak yang mudah dicerna, dipotong kecil-kecil,
atau dicincang. Sebaiknya porsi makanan kecil, tetapi diberikan
sesering mungkin disertai dengan cairan secukupnya. Suhu
makanan dipilih sesuai dengan keadaan atau selera penderita.
Makan dilakukan dengan duduk tegak. Hindari minuman
beralkohol dan merokok. Makanan yang sangat asin, keras, dan
menimbulkan ras serat pun wajib dihindari. Minuman berenergi
tinggi dapat berikan pada penderita . Demikian pula makanan
suplemen.

5. Mual dan Muntah

25
Rasa mual dan muntah pada pendrita kanker dapat
dikarenakan karena efek samping pengobatan. Biasanya, dikurangi
dengan meminum obat antimuntah beberapa saat sebelum makan.

6. Cepat Kenyang dan Rasa Capek

Pada penderita yang merasa cepat kenyang, pilih makaan


yang porsinya kecil, tetapi berenergi tinggi dan makan dalam
frekuensi sesering mungkin. Dalam hal ini cairan yang diberikan
terbatas. Untuk mengatasi perasaan cepat capek, pilih maknan yang
tidak perlu dikunyah terlebih dahulu. Makanan berenergi dan
bergizi tinggi diberikan saat pagi hari, saat semangat penederita
masih tinggi.

7. Kembung dan Diare

Dalam kondisi ini, makanan dan minuman yang wajib


dihindari adalah yang menimbulkan gas dan berserat tinggi,
misalnya minuman mengandung soda, sayuran golongan kol (kol,
brokoli, dan kembang kol), walupun sayuran ini dikenal dapat
mencegah timbulnya kanker. Buah-buahan, seperti nanas,
rambutan, durian, dan nangka juga wajib dihindari. Susu dan hasil
olahannya dihindari, demikian pula minuman beralkohol dan
rokok.

D. Pemantauan

Evaluasi wajib dilakukan secara rutin dan teratur melalui perubahan status
medis, status nutrisi dan pemeriksaan laboratorium. Bila terjadi perubahan pada
salah satu hasil tersebut maka perencanaan nutrisi disesuaikan, penyesuaian

25
dapat berupa perubahan pilihan makanan, waktu pemberian makanan,
komposisi nutrien dan cara pemberian makan.

E. Diet penyakit kanker

1. Gambaran Umum

Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang


tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini merusak
jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena.
Kanker disebut juga Neoplasma Maligna. Neoplasma adalah masa jaringan
yang dibentuk oleh sel-sel kanker, sedangkan Maligna berarti ganas.

Penyebab kanker belum diketahui dengan pasti,tapi sering dikaitkan


dengan faktor lingkungan (polusi,bahan kimia, dan virus) dan makanan
yang mengandung bahan karsinogen. Karsinogenesis atau perkembangan
kanker terjadi dalam dua tahap yaitu tahap inisiasi dan promosi, Inisiasi
adalah awal terjadinya perubahan sel yang dikarenakan oleh interakasi
bahan-bahan kimia, radiasi dan virus dengan DNA (Deoxyribo Nucleic
Acid) dalam sel. Perubahan ini terjadi dengan cepat, tapi sel yang telah
berubah ini tidak aktif selama waktu yang tidak dapat ditentukan, sehingga
pada tahap ini tidak dapat dirasakan oleh pasien. Tahap promosi adalah
tahap berikutnya, yaitu aktifnya sel-sel kanker yang menjadi
matang,berkembang, dan kemudian menyebar dengan cepat. Tahap inisiasi
hingga manifestasi klinis dapat terjadi dalam waktu 5-20 tahun.

25
Walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti , tetapi
gizi diduga dapat mengubah proses karisnogenesis, termasuk metabolisme
karsinogen, pertahanan sel,deferensiasi sel, dan pertumbuhan tumor.
Sebaiknya, keadaan gizi pasien dipengaruhi oleh pertumbuhan tumor dan
pengobatan medis yang diberikan seperti pembedahan,radiasi,kemoterapi,
dan transplatasi. Oleh sebab itu dperlukan pengertian tentang jalannya
penyakit dalam memberikan terapi diet.

F. Masalah Gizi pada Penyakit Kanker

Gangguan gizi yang dapat timbul pada pasien penyakit kanker dikarenakan
kurangnya asupan makanan, tindakan medic,efek psikologik dan pengaruh
keganasan sel kanker. Gejala kanker dalam keadaan barat dinamakan cachexia
yang menifestasinya secara klinis adalah anoreksia, penurunanan berat badan,
gangguan reflex, lemas,anemia, krang energy protein, dan keadaan deplesi
secara keseluruhan.

Beberapa faktor penyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada penyakit
kanker adalah :

1. Kurangnya napsu makan yang dikarenakan oleh faktor psikologi dan


last response terhadap kanker berupa cepat kenyangnya atau perubahan
pada indra pengecep (lidah).

2. Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena :

 Gangguan pada saluran cerna , dapat berupa kesulitan


mengunyah, menelan; dan penyumbatan

 Gangguan absorpsi zat gizi

 Kehilangan cairan dan elektrolit karena muntah-muntah dan diare

25
3. Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.

4. Peningkatan pengeluaran energi.

G. Tujuan Diet

Tujuan Diet Penyakit Kanker adalah untuk mencapai dan mempertahankan


status gizi optimal dengan cara :

1. Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit


serta daya terima pasien.

2. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlibahan.

3. Mengurangi rasa mual,muntah, dan diare.

4. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan


oleh pasien dan keluarga.

Berikut ini tujuan penatalaksanaan makanan bagi penderita kanker


(Prakoso, 1992) :

1. Mempertahankan atau mengembalikan keadaan gizi yang optimal


agar kualitas hidup dan penyembuhan dapat dicapai semaksimal
mungkin.

25
2. Mengurangi atau mencegah terjadinya komplikasi.

3. Mengurangi progresivitas kanker.

Tujuan ini dapat dicapai dengan ketersediaan makanan yang seimbang


sesuai dengan kebutuhan gizi, kebutuhan gizi, keadaan penyakit, kebiasaan
makan, serta kemampuan penderita untuk menerimanya. Disamping itu,
diperlukan juga perubahan sikap dan prilaku sehat terhadap makanan bagi
penderita dan keluarga.

H. Syarat Diet

Syarat –syarat diet Penyakit Kanker :

1. Energi tinggi, yaitu 36 kkal/kg BB untulaki-laki dan 32 kkal/kg BB


untuk perempuan. Apabila pasien berada dalam keadaan kurang gizi,
maka kebutuhan energi menjadi 40 kkal/kg BB untk laki-laki dan 36
kkal/kg BB untuk perempuan. Atau dapat diberikan Energi Tinggi
berdasarkan BBI, PB, Usia, aktivitas, dan Penyakit Penderita (Faktor
Stres Kanker: 1,5 menurut Titus, 2000), diberikan untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Penderita yang meningkat dan mempertahankan
status gizi Penderita pada kondisi normal.

2. Protein tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB untuk mencegah dan mengurangi


kerusakan jaringan tubuh serta untuk mempercepat penyembuhan.
Contoh makanan yang kaya akan protein, yaitu : Ikan (terkandung 20

25
sd 35 gr protein per 100 gr ), dada ayam ( 28 gr protein per 100 gr),
almon (21,22gr protein per 100 gram), brokoli (2,82 gr protein per 100
gram), dan lain-lain.

3. Lemak sedang, yaitu 15-20 % dari kebutuhan energy tubuh pasien


karena dapat merangsang rasa eneg/mual. Contoh : ikan (terkandung 1
sd 5 gr lemak/100 gr), daging sapi (7 sd 35 gr lemak/100 gr), daging
domba (14 gr lemak/100 gr), dada ayam (7 gr lemak/100 gr), dan lain-
lain.

4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total sebagai


sumber energi utama. Contoh : gandum, beras, dan lain-lain.

5. Vitamin cukup, sesuai kebutuhan normal untuk menunjang proses


metabolisme dalam tubuh serta sebagai antioksidan, terutama Vit. A,
C, E dan K.

6. Mineral cukup, sesuai kebutuhan normal untuk menunjang proses


metabolisme dalam tubuh serta untuk mempercepat penyembuhan luka
jaringan, terutama Fe, Zn dan Na.

7. Serat diberikan cukup, yaitu 25g/hr agar tidak terlalu memberatkan


kerja organ pencernaan. Comtoh makanan yang mengandung serat
tinggi adalah papaya (mengandung 1,3 gr serat/100 gr), kiwi (3,0 gr
serat/100 gr), pir hijau (2,3 gr serat/100gr), apel (4,4 gr serat/100 gr),
dan lain-lain.

8. Cairan diberikan cukup, yaitu 100 cc/KgBBI/hr untuk mencegah


dehidrasi akibat kehilangan cairan melalui perdarahan, dll.

9. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan frekuensi sering, yaitu 3 kali
makan utama dan 2 kali selingan.

25
10. Pemberian makanan secara bertahap, baik dari jumlah Energi dan Zat
gizi maupun konsistensinya mulai dari bentuk cair, lunak, dan biasa.
Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung macam
pembedahan dan keadaan Px.

11. Rendah iodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal.

12. Bila imunitas menurun (leokosit < 10 ul) atau pasien akan menjalani
kemoterapi agresif, pasien wajib mendapat makanan yang steril.

I. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Jenis diet pasien penyait kanker sangat tergantung pada keadaan pasien,
perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerima makanannya. Oleh
sebab itu, diet hendaknya disusun secara individual. Perubahan indera
kecap,rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan dan akibat pengbatan.
Sesuai dengan keadaan pasien, makanan dapat diberikan secara oral,enternal,
maupun parental.

Makanan dapat diberikan dalam bentuk Makanan Padat, Makanan Cair,


atau kombinasi.

Untuk Makanan Padat dapat berbentuk Makanan Biasa, Makanan Lunak,


atau Makanan Lumat. Penurunan napsu makan oleh berbagai sebab nampaknya
merupakan faktor utama terjadinya penurunan berat badan. Namun tidak
sedikit penderita kanker yang diberi nutrisi yang cukup kuat juga mengalami
penurunan berat badan.

Pengobatan sebagian penderita kanker yang melakukan kemoterapi, radiasi,


ataupun pembedahan dapat mempengaruhi nutrisi oleh beberapa faktor. Status

25
gizi yang baik dapat menurunkan komplikasi dari terapi anti kanker. Idealnya,
para penderita tetap butuh mengatur pola makan yang mengandung banyak
nutrisi penting, seperti karbohidrat,protein,lemak, vitamin, dan mineral.
Kebutuhan nutrisi pada penderita kanker sangat individual, dan tergantung
seberapa parah pasien penderita kanker. Ada penderita yang membutuhkan
banyak nutrisi dan ada pula yang hanya membutuhkan sedikit nutrisi.

J. Makanan yang Diberikan pada Penderita Kanker

Konsumsi cukup sayur dan buah ( 4-5 macam setiap hari ). Misalnya apel,
papaya, alpukat/kiwi/mangga, jambu merah/ strawberry/buah naga, jeruk dll.
Bayam merah, bayam hijau, ginseng, daun papaya+bunga pepaya, broccoli, bit,
wortel, dll.

Pilih sayur dan buah yang berwarna mencolok dan jangan mengkonsumsi
jenis-jenis sayur dan buah yang sama dalam jangka waktu lama. Lebih baik
secara kombinasi agar tubuh tidak kelebihan zat tertentu tapi kekurangan zat
yang lain. Variasikan warna-warna buah dan sayurnya.

 Jika menkonsumsi makanan sumber karbohidrat, pilih karbohidrat


kompleks, misal nasi merah, roti gandum.

 Perbanyaklah makan ikan laut ( usahakan tidak makan cumi, kepiting,


bandeng ), kalau ayam, belilah ayam kampung atau ayam organic.
Apabila terpaksa makan daging merah ( daging sapi ) pilih yang
rendah lemak.

 Bila mengkonsumsi susu dan olahannya pilih yang rendah lemak atau
susu kedelai. Yoghurt pilih yang plain. Kedelai olahan lain juga bagus,
seperti tahu, tempe.

25
 Sebaiknya mulai kurangi gula ( bisa diganti madu kalau terpaksa),
makanan yang mengandung nitrit, pengawet, pewarna, diasinkan,
diasap.

 Kurangi gorengan. Makanan yang mengandung karbohidrat seperti


kentang goreng / keripik kentang akan merangsang terbentuknya
senyawa pemicu kanker yang bernama akrilamida. Pada kentang/
keripik kentang goreng senyawa ini lebih banyak dibanding pada
makanan gorengan lain.

 Hindari memasak makanan dengan suhu tinggi.

 Hindari alcohol dan minuman soft drink. Lebih baik minum air putih 8
gelas sehari.

 Batasi cemilan enak tapi tak sehat, seperti cake, permen dan aneka
dessert. Ganti camilan dengan misalnya : jagung rebus, kacang rebus,
edamame rebus, chestnut, dan polong-polongan / kacang merah.

K. Penggunaan Herbal Untuk Kanker

1. Kunyit Putih

Dari hasil penelitian Chan Minyi dkk dalam bukunya Anti


Cancer Medical Herbs, ternyata Curcuma Zedoaria mempunyai

25
efektifitas yang lebih tinggi untuk mengatasi kanker & tumor.
Menurut hasil penelitian American Institute Cancer Report ( New York
Time ) 1 Juni 1999 dan juga oleh pakar Fakultas Farmasi ataupun PAU
Bioteknologi serta PPOT UGM Yogyakarta dalamkunir putih ini
mengandung :

 RIP ( Ribosome Inacting Protein )

 Zat Anti Oksidan

 Zat anti Curcumin

2. Mengkudu

Daging buah mengkudu atau pace (Morinda citrifolia L.) mengandung


dammacanthel, zat antikanker yang mampu melawan pertumbuhan sel
abnormal pada stadium prakanker dan dapat mencegah perkembangan sel
kanker.

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

25
Kanker terjadi akibat perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme
pengaturan normal. Kanker sendiri merupakan istilah yang menggambarkan
keadaan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali
secara normal yaitu multiplikasi dan menyebar.

Pengaturan makan pada pasien kanker bertujuan untuk mengurangi efek


samping terapi sehingga pasien dapat memenuhi kebutuhan zat gizi melalui
menu yang seimbang. Dengan adanya kemoterapi yang dapat menghambat
pemecahan sel kanker, maka pemberian makan dengan energi dan protein
tinggi dapat diterima.

Kebutuhan energi pada pasien kanker bergantung pada kondisi pasien,


dengan nilai berkisar 28-42 kcal/ kg berat badan/hari. Komposisi zat gizi
makro adalah protein 1.0-2.0 g/kg berat badan/hari, lemak 20-30 persen dari
kalori total dan karbohidrat 50-60 persen kalori total. Kebutuhan vitamin
meningkat sampai 10 kali diatas kebutuhan normal. Sedangkan kebutuhan
mineral terutama besi, cobalt, mangan, zink dan khromium dapat meningkat
2-5 kali dari angka kecukupan gizi.

Dari penjabaran di atas maka penulis (mahasiswa) menyimpulkan bahwa


diet bagi pasien penderita kanker sangat di butuhkan guna mempertahankan
atau mengembalikan keadaan gizi yang optimal untuk mencegah penurunan
berat badan secara berlebihan dan proses penyembuhan dapat dicapai
semaksimal mungkin. Di samping itu, peran perawat juga sangat dibutuhkan
untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi dan diet, mampu
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya guna memenuhi kebutuhan
pasien, serta mampu mengidentifikasi kebutuhan gizi bagi pasien penderita
kanker .

B. SARAN

25
Kanker dapat di cegah dengan pola hidup yang sehat dengan cara menjaga
lingkungan yang sehat, gaya hidup dan didampingi asupan nutrisi yang
cukup ,dengan cara memilih makanan yang kembali kepada alam “yang
sehat”.

1. Pasien Penderita Kanker

Penderita sebaiknya memperbaiki pola makan dengan mengkonsumsi


makanan yang mengandung vitamin A dan C, seperti sayur-sayuran yang
berwarna hijau tua (brokoli, bayam, sawi hijau, selada air, dll) dan juga
makanan yang berwarna kuning atau orange (labu, wortel, apricot, lemon,
papaya,dll).

Pola makan yang baik akan membantu mempertahankan sistem


kekebalan tubuh bagi penderita kanker dan merupakan barisan pertahanan
yang pertama. Mengikuti pola makan yang benar dapat menjadi tindakan
yang bijak selama proses pengobatan.

2. Perawat

Perawat sebaiknya memberikan bimbingan bagi pasien penderita


kanker guna untuk meningkatkan kesehatan pasien melalui pemberian
pengetahuan yang terkait dengan diet seperti mengatur pola makan. Selain
itu, perawat harus mampu berkolaborasi dengan dengan tim kesehatan lain
dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan
keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan pasien penderita
kanker. Perawat juga harus mengadakan invasi dalam cara berfikir,
bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga
agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerja sama,
perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan pasien dan cara
memberikan perawatan kepada pasien.

25
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia Health Care.2012.Tanaman Herbal untuk Mencegah Kanker.

25
Diakses pada tanggal 10 September 2016 dari (https://id-
id.facebook.com/notes/indonesia-health-care-club/tanaman-tanamann-
herbal-untuk-mencegah-dan-mengobati-kanker/360728993939672/)

Yusuf.2015.Data dan Fakta Kanker di Indonesia.

Diakses pada tanggal 10 September 2016 dari


(http://berandainovasi.com/inilah-data-dan-fakta-kanker-di-indonesia/)

Tim Cancer Helps. 2010. Panduan Deteksi Dini & Pengobatan Menyeluruh
Berbagai Jenis Kanker. Jakarta: AgroMedia.

Tribun Jogja.2014. Kasus Kanker di DIY Tertinggi Nasional.

Diakses pada tanggal 12 September 2016 dari


(http://jogja.tribunnews.com/2014/07/03/kasus-kanker-di-diy-tertinggi-
nasional)

Potter & Perry.2006.Fundamental Keperawatan.Jakarta:Buku Kedokteran

Bararah.2010.Macam-macam Pengobatan Kanker.

Diakses pada tanggal 17 September 2016 dari


(http://health.detik.com/read/2010/01/08/123345/1274235/775/macam-
macam-pengobatan-kanker)

Aryanto.2015.Nutrisi untuk Pengobatan Penyakit Kanker.

Diakses pada tanggal 17 September 2016 dari


(http://obatcancer.com/nutrisi-untuk-pengobatan-penyakit-kanker/)

Divisi Onkologi Departemen Ilmu Bedah.2006. Etiologi Kanker.

25
Di akses pada tanggal 1 November 2016 dari
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20676/1/mkn-sep2006-
%20sup%20%2813%29.pdf)

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Frahm, David.E. 2007. Melawan Kanker. Jakarta: PT.Mitra Media.

Mahmud, Indah. 2012. PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN


KESEHATAN GIZI SEIMBANG SESUAI DENGAN DIET PASIEN.

Di akses pada tanggal 30 Oktober 2016 dari


(https://id.scribd.com/doc/308495162/Peran-Perawat-Dalam-Memberikan-
Kesehatan-Gizi-Seimbang-Sesuai-Dengan-Diet)

Widyasari, Risma. 2010. Hubungan Antara Kanker dan Menu Makanan.

Di akses pada tanggal 30 Oktober 2016 dari


(https://www.deherba.com/hubungan-antara-kanker-dan-menu-makanan-
anda.html)

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Stop Kanker.

Di akses pada tanggal 11 November 2016 dari


(http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin
-kanker.pdf)

Reza, Muhammad. 2015. Makanan yang Mengandung Tinggi Serat.

Di akses pada tanggal 13 November 2016 dari


(http://cegahsakit.com/104/daftar-buah-buahan-yang-mengandung-serat-
tinggi)

25
Fillophy, Andre. 2013. Makanan yang Mengandung Protein Super Tinggi.

Di akses pada tanggal 13 November 2016 dari (http://halosehat.com/gizi-


nutrisi/panduan-gizi/35-makanan-yang-mengandung-protein-super-tinggi)

Daftar Isi

Kata Pengantar ...........................................................................................i

25
Daftar isi.......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................5

A. Definisi Kanker..................................................................................5
B. Etiologi...............................................................................................7
C. Terapi Nutrisi.....................................................................................11
D. Pemantauan........................................................................................15
E. Diet Penyakit Kanker.........................................................................16
F. Masalah Gizi pada Penyakit Kanker..................................................17
G. Tujuan Diet........................................................................................18
H. Syarat Diet.........................................................................................19
I. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian.....................................................20
J. Makanan yang Diberikan pada Penderita Kanker.............................21
K. Penggunaan Herbal Untuk Kanker....................................................23

BAB 3 KESIMPULAN dan SARAN..........................................................24

A. Kesimpulan........................................................................................24
B. Saran..................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA

25

Anda mungkin juga menyukai