Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI PADA ANAK

Dosen: Ayu Puspita,Ners.,M.kep.

Di Susun Oleh:
Mahasiswa
Tingkat II B/Semester IV

Jekicen 2018.C.10a.0970

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Anak I. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang KOMUNIKASI PADA ANAK bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ayu Puspita,Ners.,M.kep.


selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah memberikan tugas ini
sehingg dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.

 Saya  menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu masukan berupa kritikan dan saran sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata,kiranya makalah ini dapat berguna
dan bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa untuk dapat mempelajari serta
memahami tentang KOMUNIKASI PADA ANAK. Sekian dan terima kasih.

                                                                       PALANGKARAYA, 17 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................3

2.1 Pengertian Hospitalisasi.........................................................................3


2.2 Penyebab kecemasan Anak....................................................................3
2.3 Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi.....................................................4
2.4 Faktor Kecemasan akibat Hospitalisasi.................................................4
2.5 Tahap Respon Perilaku Kecemasan Anak.............................................5
2.6 Kategori Kecemasan..............................................................................6
2.7 Upaya Menurunkan Kecemasan Anak..................................................7
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................8

3.1 Kesimpulan............................................................................................8

3.2 Saran.......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
BAB I
PENDUHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana dapat dilihat,kelangsungan hidup anak membutuhkan kerja sama
antar individu dalam berbagai tingkat struktur sosial, kelurga, komunitas ban system
kesehatan untuk mengubah praktik – praktik mereka yang berkaitan dengan
kesehatan anak. agar memiliki dampak,maka praktik – praktik ini perlu dilakukan
dengan benar dan mengikuti perkembangan zaman. Hal ini karena, setiap anak
dilahirkan dengan membawa potensi kelebihan dan kekurangan. Ia adalah sosok
pribadi mandiri dengan warna potensi khas dari mereka sendiri.

Oleh sebab itu, dalam proses berkomunikasi dengan anak harus memperhatikan
prinsip, strategi dan hambatan dalam berkomunikasi.

Dari uraian tersebut diatas penulis membuat makalah dengan judul


“Komunikasi pada anak “.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi pada anak?


2. Apakah prinsip komunikasi pada anak?
3. Bagaimanakah strategi atau tehnik dalam berkomunikasi pada anak?
4. Apa saja hambatan yang terjadi pada saat berkomunikasi pada anak?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian tentang komunikasi pada anak.
2. Untuk Mengetahui prinsip-prinsip komunikasi dengan anak.
3. Untuk Mengetahui strategi dalam berkomunikasi pada anak.
4. Untuk Mendapatkan informasi tentang hambatan yang terjadi pada saat
berkomunikasi pada anak.

9
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunikasi Pada Anak

Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita atau


penerimaan berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan
pesan atau berita itu bias diterima atau dipahami. (Kamus penerbit Gita Media Press.
Kenangan dari TIM PRIMA PENA). Komunikasi terapeutik adalah hubungan
interpersonal perawat-klien (anak) merupakan proses belajar bersama dalam rangka
memperbaiki pengalaman emosional klien. ( Stuart G. W. 1998). Secara umum
komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif mempengarui
praktek-praktek kesehatan populasi besar. Sasaran utama komunikasi kesehatan
adalah melakukan perbaikan kesehatan yang berkaitan dengan praktek dan pada
gilirannya status kesehatan. Komunikasi kesehatan yang efektif merupakan suatu
kombinasi antara seni dan ilmu.
Pendekatan komunikasi kesehatan diturunkan dari disiplin ilmu meliputi
pemasaran sosial, antropologi, analisis perilaku, periklanan, komunikasi pendidikan,
serta ilmu-ilmu sosial yang lain. Hal ini saling melengkapi, saling tukar menukar
prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga masing-masing memberikan
sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi kesehatan.

2.2 Prinsip-Prinsip Komunikasi Pada Anak

Dalam komunikasi pada anak membutuhkan pertimbangan khusus sehingga


perawat dapat mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan anak maupun
dengan keluarga. Perawat banyak menerima informasi dari orang tua, karena kontak
antara orang tua dengan antar umum akrab, informasi yang diberikan orang tua dapat
diasumsikan dan diandalkan dengan baik.

9
Perawat memberikan perhatian periodik kepada bayi dan anak ketika mereka
bermain untuk membuat mereka berpartisipasi. Anak yang lebih besar dapat secara
aktif terlibat dalam komunikasi. Anak-anak umumnya responsive terhadap pesan non
verbal,gerakan yang tiba-tiba atau mengancam akan membuat mereka takut. Perawat
memasuki ruang dengan senyum yang lebar dan gerakan tangane tertentu akan
menghalangi terbentuknya hubungan. Perawat harus tetap anggun dan tenang,
membirkan anak terlebih dahulu bertindak dalam hubungan interpersonal. Nada suara
yang tenang, bersahabat dan yakin adalah yang terbaik.

Anak tidak suka dipandangi. Ketika berkomunikasi, perawat harus melakukan


kontak mata. Anak kecil sering kali merasa tidak dapat berbuat apa-apa terutama
dalam situasi yang meliputi interaksi dengan personal perawatan kesehatan(W haley
dan Wong, 1995)

Ketika diperlukan penjelasan atau petunjuk, perwat menggunakan bahasa yang


langsung dan sederhana, harus jujur, membohongi anak dengan mengatakan bahwa
prosedut yang menyakitkan tidak menyakitkan hanya akan membuat mereka marah.
Untuk meminimalkan ketakutan dan kecemasan perawat harus selalu dengan segera
mengatakan pada mereka apa yang akan terjadi. Menggambar dan bemain adalah cara
yang efektif untuk berkomunikasi dengan anak. Hal ini memberikan kesempatan bagi
anak untuk berkomunikasi secara non-verbal [membuat gambar] dan secara verbal
[menjelaskan gambar]. Perawat dapat menggunakan gambar tersebut sebagai dasar
untuk memulai komunikasi.

2.3 Strategi / Tehnik Komunikasi Pada Anak.

Tehnik berkomunikasi dengan anak kecil sangat bervariasi,


bergantung pada umur dari anak tersebut.

1. bayi [0-1 tahun].


 Bayi umumnya berkomunikasi hanya secara non verbal [mis.
Menangis] karena bayi tidak dapat menggunakan kata-kata.

9
 Bayi merespon tingkahlaku non verbal pemberian perawatan. Mereka
akan tenang dengan kontak fisik yang dekat.
 Bayi akan mendapatkan kenyamanan dari suara yang lembut meskipun
kata-katanya tidak dimengerti
 Suara yng keras dan kasar akan membuat bayi ketakutan .
 Bayi yang agak besar [6 bulan] menahgalami kecemasan karena
berpisah; karena itu orang tua harus mengawasi ketika bayi di gendong
oleh orang asing.
2. toddler [1-3 tahun] /anak-anaki pra sekolah [3-5 tahun].
 Anak berkomunikasi secara verbal maupun non verbal.
 Anak bersifat egosentris dan hanya memahami hal-hal yanug
berhubungan dengan dirinnya. Anak tidak dapat membedakan fantasi
dan kenyataan.
 Anak memahami anologi secara literal [mis. Anak harus di izinkan
untuk melakukan eksplorasi pada lingkungan].
 Anak harus di izinkan menjelajahi lingkungan.
 Anak memahami kalimat yang pemdek dan sederhana, kata-kata yang
dipahami dan penjelasan yang konkrit.
3.anak usia sekolah [5-12 tahun]
 Anak mencapai alas an dan penjelasan atas segala sesuatu namun
tidak membutuhkan pengesahan.
 anak tertarik dalam aspek fungsional objek dan kegiatan (apa yang
akan terjadi, kenapa hal ini terjadi.
 anak memperhatikan intergritas tubuh.
 anak harus diijinkan untuk memanipulasi
perlengkapan(missal;memegang palu perkusi)
 Anak memahami penjelasan sederhana dan mendemonstrasikannya.
 Anak harus diijinkan untuk mengekspresikan rasa takut dan
keheranan.

9
Tehnik dan alat untuk meningkatkan komunikasi.
1.papan komunikasi dengan kata - kata, huruf/gambar yang menunjukan
kebutuhan dasar (toilet, air)
2.kertas dan pensil untuk menunjukan ekspresi dari kebutuhan / pikiran.
3.melibatkan keluarga dan teman dalam pengiriman perawatan jiwa.
4.penggunaan sikap non verbal seperti kedipan mata /gerakan jari untuk
merespon.
5.menggunakan kata yang dapat dipahami anak, menghindari terminology
medis.

2.4 Hambatan Komunikasi Pada Anak.

Dalam berkomunikasi dengan anak perawat akan menemui beberapa hambatan


dalam proses komunikasi tersebut hal ini meliputi:

1.keterbatasan dalam perkembangan bahasa, konsep dan pengalaman.

2.keterbatasan dalam memahami konsep abstrak.

3.kadangkala kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.

4.ucapan kata tidak jelas.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif


mempengaruhi praktek-praktek kesehatan. Pendekatan komunikasi kesehatan di
turunkan dari berbagai disiplin ilmu yang saling melengkapi, tukar menukar
prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga masing-masing memberikan
sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi kesehatan.
Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan
prinsip-prinsip, strategi / tehnik, dan hambatan – hambatan yang mungkin akan
timbul / ada dalam komunikasi. Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah
bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut. Pembagian rentang umur
dapat dibedakan atas: 1) Bayi, (0-1)
2) toddler (1-3)
3) anak-anak pra sekolah (3-5)
4) anak usia sekolah (5-12)
3.2 Saran

Dengan penulisan maklah ini penulis mengharapkan agar pembaca dalam


berkomunikasi dengan anak lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana prinsip
dan strategi berkomunikasi dengan anak, serta mengetahui hambatan yang akan
ditemui [ada saat akan berkomunikasi dengan anak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Saifulloh . (tidak ada tahun). Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media.

Bibliography
D, S. G. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan . Jakarta: Gunung Mulia.
Ermawati, D. (2009). Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.
RI, K. (2013). Komunikasi Dalam Keperawatan Modul 2. Jakarta: Badan PPSDM
Kesehatan.
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
http://bnetpwj.blogspot.co.id/2016/09/makalah-komunikasi-terapeutik-pada-bayi.html

10

Anda mungkin juga menyukai