Lapsus SNH
Lapsus SNH
Oleh
dr. Nur Syaima Dhiya Savitry
Pendamping
dr. Laily Noviani
Program Internship
RSUD Ratu Zalecha
Martapura
Juni, 2020
STATUS PENDERITA
I. DATA PRIBADI
Nama : Tn. E
Status : Kawin
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Ruang :Saraf/Ar-Raudah
II. ANAMNESIS
Perjalanan Penyakit :
tubuh sebelah kiri sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Kelemahan dirasakan
saat pasien sedang beraktivitas (mandi di kamar mandi). Sebelumnya selama kurang
dirasakan hilang timbul. Mual (-) muntah (-), nyeri ulu hati (-) BAK (+), BAB (+).
Pasien sempat merasakan bicara pelo namun kemudian keluhan dirasakan berkurang
keesokan harinya. Tersedak makanan (-). Pasien masih bisa memahami percakapan
Demam (-) batuk (-) pilek (-) pusing berputar (-) kejang (-) penurunan kesadaran (-)
R/ Perjalanan (-) R/ Kontak keramaian (+) pasien masih ikut sholat berjamaah di
masjid.
1
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat HT (+) dari 10 tahun yang lalu. HT tidak terkontrol selama 5 tahun.
Riwayat DM (-)
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Kepala/Leher :
Thoraks
2
Bunyi gallop, Bising (-), Murmur (-)
Abdomen :
- Auskultasi : BU (+) N
Ekstremitas :
A. Kesan Umum:
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Monoton (-)
Scanning (-)
Sensorik (-)
Anomik (-)
Asimetris : (-)
Torticolis : (-)
3
Miophatik : (-)
Fullmoon : (-)
B. Pemeriksaan Khusus :
Kernig : (-)/(-)
Laseque : (-)/(-)
Brudzinsky I : (-)/(-)
Brudzinsky II : (-)/(-)
2. Saraf Otak
Kanan Kiri
4
Bawah : (+) (+)
Pupil
Lebar 3 mm 3 mm
Cabang Motorik
Cabang Sensorik
Waktu Diam
5
Kerutan dahi sama tinggi
Waktu Gerak
Bersiul : sde
Hyperakusis : (-)
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : (-)
Nystagmus : (-)
Cochlearis : tdl
Menelan : sde
6
Pergerakan arcus pharynx : sde
N. Hypoglossus
Atrofi : (-)
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
Motorik Gerak
D S D S
5 1 B T
5 1 B T
7
4. Sistem Sensorik
Tubuh
Rasa propioceptik
Rasa enteroceptik
Keterangan :
- N : normal
8. Pemeriksaan Tambahan
Hasil Laboratorium :
1. Pemeriksaan Laboratorium
8
05 Juni 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13,7 12,00-16,00 g/dl
Lekosit 7,3 4,0-10,5/ul
Eritrosit 4,67 3,50-5,50 juta/ul
Hematokrit 41,9 37,00-47,00 vol%
Trombosit 241 150-450 ribu/ul
RDW-CV 13,4 11,5-14,7 %
MCV,MCH, MCHC
MCV 89,8 80,00-97,00
MCH 27,6 27,0-32,0
MCHC 33,7 32,0-38,0
HITUNG JENIS
Gran% 58.1 50,0-70,0%
Limfosit% 35.8 25,0-40,0%
MID% 6,7 4,0-11,0%
Gran% 6,00 2,50-7,00ribu/ul
Limfosit% 0,8* 1,25-4,0ribu/ul
MID% 0,4
KIMIA
GULA DARAH
Gula Darah Sewaktu 88.2 <200
ELEKTROLIT
Natrium 137 135 – 146 mmol/l
Kalium 3,5 3,4 – 5,4 mmol/l
Chlorida 100 95 – 100 mmol/l
HATI
SGOT 20.6 0-46 U/I
SGPT 14.6 0-45 U/I
GINJAL
Ureum 19.69 10-50 mg/dl
Kreatinin 1,2 0,6-1,2 mg/dl
2. Ct-Scan kepala
9
10
3. EKG
Kesimpulan :
- Sinus rhytm
- HR 62 x/m
- Tidak ada ST elevasi
- EKG normal
4. Foto Thoraks
Kesimpulan:
11
Tidak ada cardiomegali
Ditemukan corakan bronkovaskular
3. DIAGNOSIS
4. PENATALAKSANAAN
Terapi medikamentosa:
1. O2 2 lpm
4. Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
7. PO Forneuro 1x1
8. PO Ashtin F 1x1
12
HP/Tanggal S O A P
Follow Up
HP 1 Kelemahan GCS : E4V5M6 Hemiparese O2 2 lpm
05-06-2020 anggota T : 36,4ºC Sinistra ec susp. IVFD NS + drips
badan kiri TD : 167/95 SNH dd SH Neurobat 14 tpm
mmHg Inj. Citicolin 2x500 mg
RR : 20 x/m Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
N : 69 x/m Inj. Mecobalamin 3x500
Motorik mg
5/1 Inj. Antrain 3x1
5/1
PO Forneuro 1x1
PO Ashtin F 1x1
PO Amlodipine 1x10mg
HP 2 Kelemahan GCS : E4V5M6 Hemiparese O2 2 lpm
06-06-2020 anggota T : 36,7ºC Sinistra ec susp. IVFD NS + drips
badan TD : SNH dd SH Neurobat 14 tpm
sebelah 162/110mmHg Inj. Citicolin 2x500 mg
kiri RR : 20 x/m Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
N : 69 x/m Inj. Lapibal 3x500 mg
Motorik
Inj. Antrain 3x1
5/3
PO Forneuro 1x1
5/3
PO Ashtin F 1x1
PO Amlodipine 1x10mg
PO Neuroaid 3x1
PO. Simvastatin 1x20mg
PO Aspilet 1x1
PO. CPG 1X1
R/ CT Scan kepala hari ini
HP 3 Kelemahan GCS : E4V5M6 Hemiparese O2 2 lpm
07-06-2020 anggota T : 36,5ºC Sinistra ec . SNH IVFD NS + drips
badan TD : Neurobat 14 tpm
sebelah 160//100mmHg Inj. Citicolin 2x1000 mg
kiri RR : 22 x/m Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
N : 72 x/m Inj. Lapibal 3x500 mg
Motorik
Inj. Antrain 3x1
5/3
PO Forneuro 1x1
5/3
PO Ashtin F 1x1
PO Amlodipine 1x10mg
PO Neuroaid 3x1
PO. Simvastatin 1x20mg
PO Aspilet 1x1
PO. CPG 1X1
13
HP 4 Kelemahan GCS : E4V5M6 Hemiparese O2 2 lpm
08-06-2020 anggota T : 36,5ºC Sinistra ec . SNH IVFD NS + drips
gerak TD : 157/100 Neurobat 14 tpm
sebelah mmHg Inj. Citicolin 2x1000 mg
kiri << RR : 20 x/m Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
N : 77 x/m Inj. Lapibal 3x500 mg
Motorik
Inj. Antrain 3x1
5/3
PO Forneuro 1x1
5/3
PO Ashtin F 1x1
PO Amlodipine 1x10mg
PO Neuroaid 3x1
PO. Simvastatin 1x20mg
PO Aspilet 1x1
PO. CPG 1X1
HP 5 Kelemahan GCS : E4V5M6 Hemiparese O2 2 lpm
09-06-2020 anggota T : 36,5ºC Sinistra ec . SNH IVFD NS + drips
gerak TD : Neurobat 14 tpm
kiri<< 154/97mmHg Inj. Citicolin 2x1000 mg
RR : 21 x/m Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
N : 76 x/m Inj. Lapibal 3x500 mg
Motorik
Inj. Antrain 3x1
5/4
PO Forneuro 1x1
5/4
PO Ashtin F 1x1
PO Amlodipine 1x10mg
PO Neuroaid 3x1
PO. Simvastatin 1x20mg
PO Aspilet 1x1
PO. CPG 1X1
HP 6 Kelemahan GCS : E4V5M6 Hemiparese O2 2 lpm
10-06-2020 anggota T : 36,8ºC Sinistra ec . SNH IVFD NS + drips
gerak TD : 155/90 Neurobat 14 tpm
kiri<< mmHg Inj. Citicolin 2x1000 mg
RR : 20 x/m Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
N : 84 x/m Inj. Lapibal 3x500 mg
Motorik
Inj. Antrain 3x1
5/4
PO Forneuro 1x1
5/4
PO Ashtin F 1x1
PO Amlodipine 1x10mg
PO Neuroaid 3x1
PO. Simvastatin 1x20mg
PO Aspilet 1x1
PO. CPG 1X1
R/ BLPL besok
14
HP 7 Kelemahan GCS : E4V5M6 Hemiparese BLPL
11-06-2020 anggota T : 37ºC Sinistra ec . SNH Kontrol poli saraf
gerak kiri<< TD : 150/90 Obat pulang :
mmHg PO Citicolin 2x500mg
RR : 20 x/m PO Amlodipine 1x10mg
N : 79 x/m PO. Simvastatin 1x20mg
Motorik
PO Miniaspi 1x80 mg
5/4
PO. CPG 1X1
5/4
PO. Lapibal 3x500mg
PO. Ranitidin 2x150mg
PEMBAHASAN
anamnesis diketahui pasien mengalami keluhan lemah pada bagian tubuh sebelah
kiri yang timbul secara mendadak setelah sebelumnya mengeluhkan nyeri kepala,
kiri. Pada pemeriksaan motorik kekuatan otot ekstremitas sebelah kiri bernilai 1 dan
sebelah kanan bernilai 5, untuk sensorik dalam batas normal. Berdasarkan hasil ini,
maka pada penderita ini tidak didapatkan defisit neurologik yang mendadak, tanpa
adanya trauma kepala sebelumnya dan terjadi saat pasien beraktivitas. Hal ini
dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global) yang
berlangsung dengan cepat, lebih dari 24 jam serta dapat berakhir dengan kematian,
serebral, spinal maupun retina. Definisi infark pada susunan saraf pusat berdasarkan
15
temuan neurologis, imajing atau bukti obyektif lain atau adanya bukti klinis yang
Secara garis besar stroke dibagi menjadi 2 golongan yaitu stroke yang terjadi
karena pembuluh darah di otak pecah yang diakibatkan tidak kuat menahan tekanan
yang terlalu tinggi yang disebut stroke perdarahan dan stroke yang paling banyak
dijumpai yaitu stroke non hemoragik disebut stroke non hemoragik karena tidak
trombosis, dan emboli serebral yang berasal dari jantung (kardioemboli), aorta dan
Tanda dan gejala yang timbul dapat berbagai macam tergantung dari berat ringannya
lesi dan juga topisnya. Namun ada beberapa tanda dan gejala yang umum dijumpai
a. Gangguan Motorik
- Gangguan keseimbangan
- Gangguan koordinasi
- Gangguan ketahanan
b. Gangguan Sensorik
16
- Gangguan propioseptik
- Gangguan kinestetik
- Gangguan diskriminatif
c. Gangguan Kognitif, Memori dan Atensi Pada gangguan kognitif akan muncul
berbagai gangguan yaitu atensi, memori, inisiatif, daya perencanaan dan cara
Tabel 1. Perbedaan antara Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik, yaitu :5
keluhan nyeri kepala (+), tidak ada kejang, terjadi setelah beraktifitas,bradikardi (-).
Penentuan diagnosis secara cepat dari stroke infark sangat penting karena perjalanan
penyakitnya yang biasanya cepat saat beberapa jam pertama. Walaupun nyeri kepala
17
lebih sering pada perdarahan intracerebral (PIS) dibandingkan dengan stroke
yang memenuhi salah satu faktor resiko stroke pada tabel di atas. Semakin banyak
Ketika arteri tersumbat secara akut oleh trombus atau embolus dan tidak ada
perdarahan kolateral yang adekuat, maka area sistem saraf pusat yang diperdarahi
Fibrilasi atrium (FA) merupakan bentuk aritmia yang sering terjadi. 8 Fibrilasi
atrium akibat kerusakan mekanik atrium. 9 Etiologi fibrilasi atrium menurut Nasution
18
2. Penyakit di luar jantung yang berhubungan dengan FA yaitu hipertensi sistemik,
atrium persisten, fibrilasi atrium kronik atau permanen.10 Rosenthal et al. (2012)
menambahkan Lone fibrilasi atrium. Istilah ini digunakan untuk pasien FA dibawah
60 tahun yang tidak ada riwayat kelainan jantung dan pada ekokardiografinya
normal.11
fokal dan multiple wavelet reentry. Beberapa faktor pada pasien dengan fibrilasi
atrium menjadi lebih berisiko tinggi menderita stroke antara lain umur lebih dari 65
dinding rongga jantung, trombus ini terbentuk bila terjadi gangguan irama jantung
sehingga terjadi keadaan yang relatif statis pada atrium seperti pada fibrilasi
atrium.13 Sumber trombus pada fibrilasi atrium adalah pada atrium kiri, dan
neurologis akut (baik fokal maupun global) atau penurunan tingkat kesadaran. Tidak
terdapat tanda dan gejala yang dapat membedakan stroke hemoragik dan non
19
hemoragik meskipun gejala seperti mual muntah, sakit kepala dan perubahan tingkat
kesadaran lebih sering terjadi pada stroke hemoragik. Beberapa gejala umum yang
terapi trombolitik.5
ventrikel.
prognosis.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
1. Aliah A., Kuswara F.F., Arifin R.L., Wusyang G., 2007. Gambaran Umum
tentang Gangguan Peredaran Darah Otak. Dalam Harsono (ed). Kapita
Selekta Neurologi. Yogyakarta : Gajah Mada Press pp. 81-101.
4. Van der Worp B. H., Van Gijn J., 2007. Acute Ischemic Stroke. N Engl J
Med. 357:572-9.
5. Anonimus. Gejala, diagnosa & terapi stroke non hemoragik (serial online)
2009 [cited 2012 Agustust 14]. Available from:
http://www.jevuska.com/2007/04/11/gejala-diagnosa-terapi-stroke-non-
hemoragik.
22
10. Nasution S. A., Ismail, D., 2007. Fibrilasi Atrial. Dalam Sudoyo, Aru W.
Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Cetakan 2. Jakarta: FKUI pp 1522-26.
11. Rosenthal L., Borczuk P., Chandrakantan A., Greenberg M. L., 2012. Atrial
Fibrillation. Available from :http://emedicine.medscape.com. [Accessed 25
Mar 2012]
13. Japardi I., 2002. Patogenesa Stroke Kardioemboli. Bagian Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available from:
http://library.usu.ac.id. [Accessed 19 Maret 2012]
14. Gutierrez C., Blanchard D. G., 2011. Atrial Fibrillation: Diagnosis and
Treatment. Am Fam Phisician. 83:61-8
15. Anonim. Stroke. Dalam: ed. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Standar pelayanan medik. Makassar: Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo;
2010. h.2-4.
23