BAB 1. PENDAHULUAN
Tentu saja mobil – mobil importir tersebut membutuhkan wadah sebagai sarana
pemasaran kepada end user. Maka dibutuhkan dealer yang merupakan wadah
sekaligus jembatan antara produsen dan konsumen end user. Begitu pula dengan
1
2
Dengan keadaan tersebut, tentu saja BMW Astra International tidak bisa hanya
bersandar pada penjualan brand BMW semata saja, managemet Astra menyadari
bahwa kunci keberhasilan dari penjualan BMW Astra adalah kepuasan pelanggan
yang menghasilkan loyalitas pelanggan kepada dealer BMW Astra, di mana
pelanggan hanya percaya dan mau menggunakan jasa BMW Astra dibandingkan
dealer lain. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2012) yang dikutip dari
buku Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa Kepuasan Konsumen adalah
4
BMW Astra harus memiliki Strategi Pemasaran lain yang tidak dimiliki oleh
Tunas Mobilindo agar konsumen mencapai kepuasan pelanggan dan beralih membeli
produk tersebut di BMW Astra International. Berdasarkan data sekunder Perusahaan,
hasil interview dengan beberapa klien BMW berikut :
Pada Strong point tersebut dapat dilihat bahwa customer tertarik untuk memilih Astra
BMW dibandingkan pesaing dikarenakan adanya variable Loyalty Program, seperti
diskon kartu permata, layanan AstraWorld yang merupakan Loyalty Program yang
sudah berjalan sampai sekarang ini.
5
Tabel 1.4 Suggest Loyalty Program yang akan diajalankan di BMW Astra
(Sumber: Data sekunder Perusahaan hasil interview klien)
Pada tabel sekunder kedua di atas dapat disimpulkan bahwa ada variable lain
yang berkaitan selain Loyalty Program dan After Sales. Variabel tersebut adalah
Brand Image. Brand Image yang dimaksud dalam hal ini adalah Brand Image Astra
dan bukan Brand Image pada produk, Astra sendiri sudah memiliki nama sebagai
corporate brand di Indonesia. Maka BMW Astra dapat memanfaatkan keadaan
tersebut untuk memasarkan BMW dengan membawa nama corporate brand image,
menurut Phillip Kotller, Keller (2012) “Brand Image is how describes the extrinsic
properties of the product or service, including the ways in which the brand attempts
to meet customers „psychological or social needs”. Brand Image adalah bagaimana
menggambarkan sifat ekstrinsik dari produk atau layanan, termasuk cara-cara di
mana merek mencoba untuk memenuhi kebutuhan customers „psychological atau
social.
1.2.Identifikasi Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Manfaat Penelitian
Dalam tahap ini, penulis menetapkan batasan - batasan yang akan dibahas dan
dikaji lebih jauh dalam penelitian ini. Batasan- batasan yang dimaksud yaitu
menetapkan pembeli BMW sebagai responden penelitian, mengolah dan
mencari informasi mengenai atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai variabel independen. Dan menghubungkannya dengan variabel dependen
dalam penelitian ini.