Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN
Untuk mencapai pertumbuhan optimal, seorang bayi memerlukan semua zat gizi
makro dan zat gizi mikro yang sesuai antara jumlah dengan kebutuhannya. Tak dapat
dipungkiri, kebutuhan nutrisi terbaik untuk bayi berusia 0 – 6 bulan adalah ASI.Tapi
begitu menginjak usia 6 bulan ke atas, asupan bayi harus ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI (MPASI). Nah, berikut panduan soal MPASI yang perlu DI ketahu, :
Jangan memberikan MPASI terlalu cepat (sebelum usia 6 bulan). Di samping
pencernaannya belum sempurna, tindakan itu hanya akan memperbesar potensi bayi
terkena alergi makanan. Juga, pemberian MPASI terlalu cepat akan menyebabkan insting
bayi untuk mengisap akan menurun sehingga jumlah ASI yang dikonsumsi juga
menurun. Kekurangan gizi banyak terjadi karena pemberian MPASI yang terlalu dini.
Jangan pula berikan MPASI terlambat (hanya ASI saja setelah 6 bulan ke atas). Tak baik
bagi pertumbuhannya. Bayi bisa menderita kekurangan gizi, berat dan panjangnya tidak
sesuai dengan yang seharusnya dicapai. Karena ASI sesudah usia 6 bulan tidak bisa
mencukupi kebutuhan bayi lagi. Mulai Usia 6 BulanBerikan MPASI saat bayi berusia 6
bulan ke atas. Mengapa? Biasanya saat itu, bayi sudah bisa menopang kepalanya sendiri
secara tegak dan menegakkan dadanya. Dengan demikian bisa dikatakan proses
menelannya sudah lebih baik. Sedangkan jika kepalanya masih goyang-goyang,
ditakutkan proses menelannya belum sempurna, maka dikhawatirkan akan tersedak. Juga,
fungsi pencernaan bayi pada usia tersebut sudah lebih baik

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah konsep makanan pendamping asi?

2. Apakah makanan pendamping ASI tersebut?

3. Apa saja makanan pendamping ASI tersebut?

1.3 TUJUAN MASALAH

Tujuan pemberian makanan pendamping ASI. Pemberian makan pendamping ASI akan
memberikan manfaat yang baik untuk bayi, karena pemberian makanan pendamping ASI
memiliki tujuan sebagai berikut : ( Djitowiyono, 2010:43-44 ).

1) Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.

2) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam- macam makanan dengan


berbagai rasa dan bentuk.

3) Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.


4) Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi .

1.4 Syarat-syarat makanan pendamping ASI

Makanan tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik yaitu rupa dan aroma yang
layak. Selain itu, dilihat dari segi kepraktisan, makanan bayi sebaiknya mudah disiapkan dengan
waktu pengelohan yang singkat. Makanan pendamping ASI harus memenuhi persyaratan khusus
tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral
dan zat-zat tambahan lainnya (Krisnatuti, 2008:18). Dengan kerteria sebagai berikut:

1) Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi.

2) Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral yang cocok.

3) Dapat diterima oleh alat pencernaan yang baik.

4) Harga relatif murah.

5) Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal.

6) Bersifat pada gizi.

7) Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah yang sedikit
kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru akan mengganggu pencernaan bayi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi
setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain makanan
pendamping ASI, ASI-pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai
usia 24 bulan, peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk
menggantikan ASI melainkan hanya untuk melengkapi ASI jadi dalam hal ini
makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan diberikan ketika
bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI (Krisnatuti, 2008:14

Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi
setelah usia 6 bulan. Jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini
(sebelum usia 6 bulan) akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami
gangguan pencernaan. Namun sebaliknya jika makanan pendamping ASI
diberikan terlambat akan mengakibatkan bayi kurang gizi, bila terjadi dalam
waktu panjang (Hendras, 2010). Standar makanan pendamping ASI harus
memperhatikan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan kelompok umur
dan tekstur makanan sesuai perkembangan usia bayi (Azrul, 2003).

MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada
bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 4
bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat
gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan
kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari
ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan
secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi/anak. Pemberian MPASI yang cukup dalam hal kualitas dan
kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak
yang bertambah pesat pada periode ini.

Secara umum ada dua jenis MP-ASI (Aminah, 2010) yaitu :

1) MP ASI pabrik yaitu MP ASI hasil pengolahan pabrik yang biasanya sudah
dikemas /instan, sehingga ibu tinggal menyajikan atau mengolah sedikit untuk
diberikan kepada bayi.

2) MP ASI lokal yaitu MP ASI buatan rumah tangga atau hasil olahan posyandu,
dibuat dari bahan-bahan yang sering ditemukan disekitar rumah sehingga
harganya terjangkau. Sering juga disebut MP ASI dapur ibu, karena bahan-bahan
yang akan dibuat makanan pendamping ASI di olah sendiri.

2.2 GANGGUAN PEMBERIAN MP-ASI TERLALU DINI

1) Bayi lebih sering menderita diare. Hal ini disebabkan cara menyiapkan
makanan yang kurang bersih juga karena pembentukkan zat anti oleh usus bayi
yang belum sempurna.

2) Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu. Keadaan ini terjadi akibat
usus bayi yang masih permeabel, sehingga mudah dilalui oleh protein asing.

3) Terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak. Bila makanan yang


diberikan kurang bergizi dapat mengakibatkan anak menderita KEP (Kurang
Energi Protein) dan dapat terjadi sugar baby atau obesitas bila makanan yang
diberikan mengandung kalori yang terlalu tinggi.

4) Produksi ASI menurun, karena bayi yang sudah kenyang dengan MP-ASI tadi,
maka frekuensi menyusu menjadi lebih jarang, akibatnya dapat menurunkan
produksi ASI.

5) Tingginya solute load dari MP-ASI yang diberikan, sehingga dapat


menimbulkan hiperosmolaritas yang meningkatkan beban ginjal.

2.2.1 Risiko jangka pendek

a) Pengenalan makanan selain ASI kepada diet bayi akan menurunkan frekuensi
dan intensitas pengisapan bayi, yang akan merupakan risiko untuk terjadinya
penurunan produksi ASI.

b) Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi


penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan defisiensi zat besi dan
anemia.

c) Resiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.

d) Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer, buburnya


berkuah atau berupa sup karena mudah dimakan oleh bayi. Makanan ini memang
membuat lambung penuh, tetapi memberi nutrient lebih sedikit daripada ASI
sehingga kebutuhan gigi/nutrisi anak tidak terpenuhi.
e) Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga resiko infeksi
meningkat.

f) Anak akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi anak

g) Defluk atau kolik usus yaitu istilah yang digunakan bagi kerewelan atau
tangisan yang terus menerus bagi bayi yang dipercaya karena adanya kram di
dalam usus.

2.2.2 Risiko jangka panjang

a) Obesitas Kelebihan dalam memberikan makanan adalah risiko utama dari


pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia
selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang
tidak sehat.

b) Hipertensi Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100


ml). Namun, masukan dari diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan telah
dikenalkan. Konsekuensi dikemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan
yang memudahkan terjadinya gangguan/hipertensi.

c) Arteriosklerosis Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang


mengandung tinggi energi dan kaya akan kolesterol serta lemak jenuh, sebaliknya
kandungan lemak tak jenuh yang rendah dapat menyebabkan terjadinya
arteriosklerosis dan penyakit jantung iskemik.

d) Alergi Makanan Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang
dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan. Manifestasi alergi secara klinis
meliputi gangguan gastrointestinal, dermatologis, gangguan pernapasan sampai
terjadi syok anafilaktik (Cox, 2006).

g. Yang harus diperhatikan dalam menentukan makanan pendamping ASI


sebagai berikut :

1) Umur bayi

Metabolisme anak sebenarnya tidak sama dengan metabolisme orang dewasa,


hanya anak-anak lebih aktif perkembangannya, sehingga untuk itu diperlukan
bahan ekstra. Lebuh muda usia seorang anak maka lebih banyak zat makanan
yang diperlukan untuk tiap kilogram berat badannya (Azrul, 2003)

2) Berat badan bayi


Berat badan yang lebih maupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk
umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang
harus diberikan supaya pertumbuhan berjalan sebaik-baiknya (Azrul, 2003).

3) Suhu lingkungan

Suhu tubuh dipertahankan pada 36,50c– 300c untuk metabolisme yang optimum.
Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh
melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme
(Azrul, 2003).

4) Aktifitas

Tiap aktifitas memerlukan energi. Makin banyak aktifitas yang dilakukan maka
makin banyak energi yang dibutuhkan (Azrul, 2003).

5) Keadaan sakit

Pada keadaan sakit, seperti adanya infeksi terhadap metabolisme yang berlebihan
dari pada asam amino dan lagi pula suhu tubuh meninggi, kedua-duanya
memerlukan makanan yang tidak boleh dilupakan (Azrul, 2003).

h. Tanda-tanda Bayi Sudah Siap Diberikan MP-ASI

1) Mempunyai kontrol yang baik terhadap kepala dan leher.

2) Sudah bisa duduk sendiri

3) Menunjukkan ketertarikan terhadap makanan.

4) Lidah tetap di dalam saat sendok dimasukkan ke dalam mulutnya.

5) Terbiasa pada tekstur dan makanan baru

6) Menggapai makanan atau benda lain, meraih dan memasukkannya ke


dalam mulut.

7) Memindahkan sendok dari satu tangan ke tangan yang lainnya

8) Bila sudah kenyang, bisa menunjukkannya dengan cara memalingkan


kepala atau dengan menutup mulut rapat-rapat. (Almatseir, 2001)

2.3 Waktu Pemberian MP-ASI

Makanan pendamping ASI harus mulai diberikan ketika bayi tidak lagi mendapat
cukup energi dan nutrient dari ASI saja. Untuk kebanyakan bayi, makanan
tambahan mulai di berikan pada usia 6 bulan. Pada usia ini otot dan saraf di dalam
mulut bayi cukup berkembang untuk memamah. Sebelum usia 4 bulan, bayi akan
mendorong makanan keluar dari mulutnya karena mereka belum bisa
mengendalikan gerakan lidahnya dengan baik (WHO, 2003)

2.3.1 Alasan MP-ASI Diberikan Pada Usia ≥ 6 Bulan

1) ASI adalah salah satu makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi
sampai berumur 6 bulan

2) Menunda makanan padat sampai bayi berumur 6 bulan dapat menghindarkan


dari berbagai risiko penyakit

3) Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem


pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang

4) Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar


sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang
dengan baik

5) Menunda pemberian makanan padat mengurangi risiko alergi makanan

6) Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia


karena kekurangan zat besi

7) Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari risiko


terjadinya obesitas di masa datang

8) Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk menjaga


kesedian ASI

9) Menunda pemberian makanan padat membantu jarak pada kelahiran bayi

10) Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih


mudah (Dian, 2006).

2.4 Jadi Kapan Mulai Memberi Makanan Pendamping Asi?

Praktek memberikan pisang pada bayi-bayi muda (dianggap bayi tidak puas
dengan pemberian ASI) seringkali kita jumpai di Indonesia. Banyak pula yang
berakhir tragis karena pisang tersebut menyumbat saluran cernanya, yang istilah
kedokterannya disebut phytobezoar sehingga harus diatasi dengan tindakan
bedah.

Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini menyimpulkan, sebaiknya Makanan


Pendamping (MP) ASI diberikan paling cepat pada usia 4-6 bulan. Hal ini sesuai
dengan anjuran WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
Alasan pemberian MP ASI mulai 4-6 bulan, adalah :

 Kematangan saluran cerna bayi umumnya terjadi pada usia 4-6 bulan.
 Hilangnya refleks menjulurkan lidah pada usia 4-6 bulan.
 Kematangan mekanisme menelan.
 Kemampuan bayi untuk duduk.
 Pertumbuhan gigi geligi.
 Kemampuan bayi untuk meniru pengasuhnya.

2.5 Kapan Waktu Memperkenalkan Makanan Pendamping Asi Setelah Bayi Berusia 6
Bulan?

Pakar ASI dan pakar kesehatan menyatakan bahwa Anda harus menunggu sampai
bayi Anda berusia 6 bulan untuk memperkenalkan makanan padat, dengan kata
lain, pemberian makanan padat harus dimulai pada usia 6 bulan, bukan pada usia
4 bulan

Telah banyak penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahun belakangan ini,
dan sebagian besar organisasi kesehatan telah memperbaharui rekomendasi
mereka dan mendukung hasil riset tersebut. Sayangnya, banyak penyedia jasa
kesehatan belum memperbaharui rekomendasi mereka pada para orang tua, dan
banyak sekali buku-buku yang masih ketinggalan jaman, sehingga masih banyak
yang merekomendasikan pengenalan makanan padat di usia 4 bulan.

Organisasi-organisasi di bawah ini merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif


(tanpa ada tambahan cereal, jus atau makanan lainnya) pada semua bayi selama 6
bulan pertama dalam hidup mereka (bukan pada usia 4 – 6 bulan):

1. World Health Organization – Organisasi Kesehatan Dunia

2. UNICEF – Organisasi PBB yang mengurus masalah anak-anak

3. US Department of Health & Human Services – Departemen Kesehatan


AS

4. American Academy of Pediatrics – Organisasi Dokter Anak di AS

5. American Academy of Family Physicians – Organisasi Dokter Keluarga


di AS

6. American Dietetic Association – Asosiasi Diet AS

7. Australian National Health and Medical Research Council – Badan


Kesehatan Nasional Australia
8. Royal Australian College of General Practitioners – Organisasi Dokter
Umum Australia

9. Health Canada – Organisasi Kesehatan Kanada

2.6 Mengapa Perkenalan Makanan Pendamping Asi Harus Dimulai Usia 6 Bulan?

Penundaan pemberian makanan padat sampai bayi berusia 6 bulan berlaku bagi
bagi yang mendapatkan ASI, ASI eksklusif dan juga susu formula.

1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh


bayi hingga ia berusia enam bulan

ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk
dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan
nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling
rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare,
sudden infant death syndrome/SIDS - sindrom kematian tiba-tiba pada
bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi.

Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi


berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih
dari 6 bulan. Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI
adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam
menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan
seorang bayi… Evaluasi pada buktibukti yang telah ada menunjukkan
bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada
bayi. ”

Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan
seng daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi
tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi
tertentu bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi
anda terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti
ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.

2.7 Mengenalkan Jenis Makanan Pendamping Asi

Mulailah dengan 1 jenis rasa setiap mengenalkan jenis makanan baru. Jangan
mencampurkan beberapa jenis makanan sebelum diketahui pasti bahwa bayi dapat
mentoleransi masing-masing jenis makanan tersebut.
Umumnya bayi cenderung menyukai rasa manis, sebab itu jika ingin memberikan
sayuran, mulailah dengan rasa yang manis misalnya wortel atau ubi manis. Jika
bayi tidak menyukai sayuran, sebaiknya tetap konsisten diberikan karena dalam
beberapa kali pemberian, bayi akan mulai menyukainya.

Mulailah dengan tekstur yang halus kemudian lebih kasar. Perpindahan refleks
tergantung pada ketrampilan bayi. Refleks muntah (gag reflex) terjadi jika bagian
pertengahan lidah dirangsang mundur ke bagian belakang lidah setelah usia 6
bulan, sehingga memungkinkan bayi mengkonsumsi tekstur makanan yang lebih
kasar.

2.8 Bagaimana Cara Memulainya ?

Makanan diberikan pertama kali dengan menggunakan ibu jari sebagai


sendoknya. Perhatikan reaksi bayi, ada yang langsung membuka mulut, dan ada
pula yang mengeluarkan makanan yang diberikan. Hal ini berarti refleks
menjulurkan lidahnya belum hilang atau bayi belum beradaptasi dengan rasa baru.
Cobalah berulang kali sampai bayi terampil mengkonsumsi tekstur makanan baru
tersebut.

Ketrampilan bayi untuk menelan makanan, sangat ditunjang dengan memberikan


rangsangan yang tepat untuk saraf pengecapan. ika mengenalkan makanan yang
manis, sebaiknya diletakkan di ujung lidah, sedangkan untuk sayur mayur di
bagian tengah lidah.

2.9 Berapa Banyak Makanan Pendamping Asi Harus Diberikan ?

Coba terlebih dulu sesendok teh MP ASI, untuk mengetahui reaksi bayi. Jika
tampaknya menyukai makanan tersebut, boleh ditambahkan lagi bertahap sampai
jumlah yang dianjurkan untuk usianya (± 2-3 sendok makan).

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur


serta rasa baru.

Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia menyukai pisang tetapi esok
hari lebih menyukai apel.
Jangan memaksa bayi untuk makan, karena menyebabkan waktu makan akan
menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan untuknya.
Tanda-tanda bayi tidak ingin makan lagi, bayi menutup mulutnya dan
menghindari sendok yang diberikan.

2.10 Jadwal Pemberian Makanan Pendamping Asi

Jadwal makan bayi sebaiknya disesuaikan dengan jadwal makan keluarga yaitu,
3x makanan pokok (sarapan pagi, makan siang, makan malam), 2x makanan
selingan (jam 10.00 dan 16.00), serta 3x ASI (saat bagun pagi, sebelum tidur
siang dan malam).

Pengenalan MP ASI tentu saja ada resikonya, antara lain intoleransi atau alergi
terhadap jenis makanan baru.

Gejalanya dapat berupa, rasa tidak nyaman di perut yang membuat bayi rewel.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, sebaiknya mencoba jenis makanan baru
dilakukan pada pagi hari.

2.11 Kiat Pemberian Makan

Makanan bayi dan anak haruslah memenuhi syarat sebagai berikut :

Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai umur. Kebutuhan energi
bayi dan anak relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa, karena
pertumbuhannya yang pesat. Kebutuhan energi sehari anak pada tahun pertama ±
80-120 kkal/kg berat badan.

Setiap 3 tahun, pertambahan umur kebutuhan energi turun ± 10 kkal/kg berat


badan (Barnes & Curran, 1996). Selain air, zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
kita dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu makronutrien (karbohidrat, protein,
lemak) dan mikronutrien (vitamin dan mineral).

Penyajian disesuaikan dengan pola menu seimbang

Pola makanan orang Indonesia umumnya memasok 60-70% energi total dari
karbohidrat, 15- 20% dari lemak, selebihnya 10-25% dari protein. Secara umum
makanan dikelompokkan menjadi :

Kelompok susu yang mengandung protein dengan nilai biologis tinggi, kalsium,
fosfor, riboflavin, vitamin A dan D (jika difortifikasi).
Kelompok daging dan telur yang mengandung protein bernilai biologis tinggi, zat
besi, vitamin B dan A (dari hati dan telur).

Kelompok sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin C, provitamin A


dari sayur dan buah yang berwarna hijau dan kuning, trace element, serat.

Kelompok serealia (sumber karbohidrat) mengandung protein nabati, mineral,


serat dan vitamin B.

Menu seimbang harus mencakup keempat kelompok makanan tersebut, tentu saja
disesuaikan dengan bahan makanan, kebiasaan makan, dan selera makan. Bentuk
& porsi makan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan kemampuan makan
bayi/anak

Biasanya anak sudah dapat mengkonsumsi makanan padat, jika refleks


menjulurkan lidahnya sudah hilang, sudah dapat menegakkan kepalanya, dan
enzim pencernaannyapun sudah cukup matang untuk dapat mengkonsumsi
makanan padat.
Anak sudah dapat mengkonsumsi makanan berserat, jika ketrampilan mengunyah
dan menelannya sudah berkembang. Demikian pula jumlah makanan harus
ditingkatkan porsinya secara bertahap sesuai dengan isi lambung bayi atau anak.

2.12 PEMBERIAN MAKANAN ANAK UMUR 0-24 BULAN YANG BAIK DAN
BENAR

Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan


bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi
menjadi 5 tahap :

a. Makanan bayi umur 0 – 4 bulan


b. Makanan bayi umur 4 – 6 bulan
c. Makanan bayi umur 6 – 9 bulan
d. Makanan anak umur 9 – 12 bulan
e. Makanan anak umur 12 – 24 bulan

Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan
bayi/anak perlu penanganan secara khusus.

2.13 Makanan Bayi Umur 0 – 4 Bulan


1. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif )
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada
30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan
menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
2. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat
kekebalan yang tingg
3. Berikan ASI dari kedua payudara
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara
lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali setiap hari.

INGAT !

 Berikan kolostrum
 Berikan ASI Eklusif

2.14 Makanan Bayi Umur 4 – 6 Bulan

1. Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara bergantian

2. Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi
sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara lain :
bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang
dilumatkan. Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang
lumat. Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2
kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap, kemudian baru dapat
diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.

3. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI
dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan
sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot. Penggunaan botol dan dot
berisiko selain dapat pula menyebabkan bayi/anak mencret itu dapat
mengakibatkan infeksi telinga.

4. Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran
dapat menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang
tengah.
5. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit
menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit
dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.

• Teruskan pemberian ASI

• Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI

• Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari

2.15 Makanan Bayi Umur 6 – 9 Bulan

1. Pemberian ASI diteruskan

2. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu, bayi
mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari. (cara membuat terlampir).

3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi
sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin.
Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping
memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang
larut dalam lemak.

4. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb :

· Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan

· Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan

· Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan

· Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok

“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”

2.16 Makanan Bayi Umur 9 - 12 Bulan

1. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk
dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati
bentuk dan kepadatan makanan keluarga.

2. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang


bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar makanan
selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara
berganti-ganti (terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini
akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.

INGAT !

 Teruskan pemberian ASI


 Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
 Berikan makanan selingan 1 kali sehari
 Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan

2.17 Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan

1. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang,
tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.

2. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari


dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu
tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.

3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan.


Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti
dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun
kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur
sumsum, biskuit, dll.

4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi


frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

INGAT !

 Teruskan pemberian ASI


 Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
 Berikan makanan selingan 2 kali sehari
 Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.

Memperhatikan kebersihan individu dan lingkungan Kebiasaan memberi makan anak


sambil berjalan di luar rumah dan kebiasaan mengudap tentu saja tidak dianjurkan karena
alasan kebersihan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian MP-ASI yang baik dan benar kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan
terutama dari keluarga miskin merupakan salah satu upaya memulihkan status gizi
bayi dan anak. Pemberian MP-ASI dengan menggunakan bahan makanan lokal
diharapkan memiliki dampak positif terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu
dalam menyediakan MP-ASI secara mandiri yang pada gilirannya akan
meningkatkan keadaan gizi sasaran.
Untuk keberhasilan pelaksanaan pemberian MP-ASI diperlukan pemahaman dari
seluruh pihak yang terlibat, kerjasama yang erat di antara pelaksana dan pengelola
serta kesungguhan masyarakat dan keluarga untuk memberikan MP-ASI lokal
kepada anaknya secara baik dan benar.
Oleh karena itu apabila seluruh komponen yang terlibat dalam pemberian MP-
ASI melaksanakan tugas dan fungsi secara baik, maka kegiatan pemberian MP-ASI
akan memberikan andil yang sangat besar bagi upaya memulihkan status gizi bayi
dan anak dari keluarga miskin.
Dengan dilaksanakannya pedoman pemberian MP-ASI lokal ini secara baik dan
benar, maka akan diperoleh hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan,R.2005. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu


Kesehatan Anak Fakultas Universitas Indonesia.
Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba Medika.
Ranuh, I.G.N,Dkk. 2001. Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Why Delay Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.
html http://www.kellymom.com/nutrition/solids/solids-when.html
http://www.scribd.com/doc/4906473/PEDOMAN-UMUM-PEMBERIAN-makanan-
pendampingASI
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071205191334AAT5W6T

Anda mungkin juga menyukai