Laporan Pendahuluan Pneumoni
Laporan Pendahuluan Pneumoni
Disusun Oleh :
NIM : 1702068
PRODI D3 KEPERAWATAN
TA 2019/2020
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya
konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli (Axton & Fugate, 1993).
Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi,
disebut pneumonia (Sylvia).
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian cairan di dalam alveoli.Hal ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau
infeksius. Infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran.Trakea
bronkialis, adalah beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan
sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi,
pipa endotrakheal, dan lain-lain.Dengan demikian flora endogen yang menjadi
patogen ketika memasuki saluran pernapasan ( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit,
1997).
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIK
Menggigil, demam
Nyeri dada
Takipnea
Sesak nafas
Batuk
Kelelahan
D. PATOFISIOLOGI
E. PATHWAY
Micoplasma
virus Bakteri (mirip bakteri) jamur
Masuk sasaluran
pernafasan
Paru-paru
Mengganggu krj
makrofag hipothalamus
Hipertermi
Resiko penyebaran infeksi infeksi
Kringat
berlebih
Pe tekanan Intra
abdomen
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. KOMPLIKASI
Efusi pleura
Hipoksemia
Pneumonia kronik
Bronkaltasis
H. PENATALAKSANAAN
I. PENGKAJIAN KEEPERAWATAN
1. Data dasar pengkajian pasien
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara
subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa
dan data objektif (data hasil pengukuran atau observasi). Menurut Nurarif (2015),
pengkajian yang harus dilakukan adalah :
a. Indentitas: Nama, usia, jenis kelamin,
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
2) Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk tidak
produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan
mukus purulen kekuning-kuningan, kehijau- hiajuan, kecokelatan atau
kemerahan, dan serring kali berbau busuk. Klien biasanya mengeluh
mengalami demam tinggi dan menggigil (onset mungkin tiba-tiba dan
berbahaya). Adanya keluhan nyeri dada pleuritits, sesak napas, peningkatan
frekuensi pernapasan, dan nyeri kepala.
3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita
penyakit seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumoni
seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain sebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap
beberapa obat, makanan, udara, debu.
Pemeriksaan ABCDE
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk.
b. Breathing
Kelemahan menelan/batuk/melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan
yang sulit dan tidak teratur, ronchi,whezing, sonor, ekspansi dinding dada
c. Circulation
TD meningkat, hipotensi, takikardi, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, sianosis
d. Disability
Menilai kesadaran dengan cepat, apakah sadar, hanya respon terhadap nyeri
atau sama sekali tidak sadar. Awake, respon bicara, respon nyeri,
e. Exposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cidera yang
mungkin ada, jika ada lecurigaan cedera leher atau tulang belakang, maka
imobilitas in line harus di lakukan.
J. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen
3) Tanda-tand vital:
- TD: biasanya normal
- Nadi: takikardi
- RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal
- Suhu: hipertermi
4) Kepala: tidak ada kelainan Mata: konjungtiva nisa anemis
5) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung
6) Paru:
- Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada penggunaan otot
bantu napas
- Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang
terkena.
- Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
- Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
7) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
8) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
L. RENCANA KEPERAWATAN
N TUJUAN & INTERVENSI RASIONALITAS
O
KRITERIA
D
X HASIL
3. Kemampuan untuk
mengeluarkan secret
(pasien dapat
melakukan batuk efektif
jika memungkinkan)
5. Tidak ada
penggunaan otot bantu
napas (tidak adanya
retraksi dinding dada)
M. DAFTAR PUSTAKA
http://askep-topbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-efusi-pleura.html
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/07/askep-efusi-pleura.html
Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC , Jakarta
Carpenito, Lynda Juall (1995), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,
EGC, Jakarta
Doengoes, Marilyn (1989), Nursing Care Plans Second Edition, FA Davis Company,
Philadelphia
Long, Barbara C (1989), Perawatan Medikal Bedah, Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjadjaran, Bandung
Luckmann’s Sorensen (1996), Medical Surgical Nursing, WB Saunders, Philadelphia
Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi, EGC, Jakarta
Baughman C Diane.2000, Keperawatan medical bedah, EGC, Jakrta
Doenges E Mailyn.1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
perencanaandan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. EGC, Jakarta
Hudak,Carolyn M.1997,Keperawatan kritis : pendekatan holistic. Vol.1, EGC,Jakarta
Purnawan J. Dkk.1982,Kapita Selekta Kedokteran, Ed2. Media Aesculapius. FKUI